Pagi ini adalah hari dimana surga bagi Krystal akan segera dimulai. Surga dimana ia akan dengan puas dan leluasa berpacaran dan bercumbu dengan kesayangannya. Meskipun itu ditempat yang berbeda, Krystal akan tetap mewujutkan surganya itu.
Kalau memang itu diijinkan. Setelah semua pakaian yang dibutuhkannya masuk kedalam koper, Krystal harus keluar dari kamar tercintanya itu selama sebulan kedepan. Dia berjalan begitu santai menuruni tangga, padahal jarum jam sudah menujuk ke angka delapan lebih lima menit. Yang artinya ia harus sampai disekolahan dua puluh lima menit lagi.
"dek... cepetan turunnya, emangnya kamu mau telat lagi apa?!" teriak Kharis yang sudah sangat lama menunggu adik kesayangannya berberes.
"iya... Kak" jawab Krystal santai.
Tak sampai lima menit akhirnya Krystal sedah berada tepat di depan Kharis.
"dimana koper kamu?"
"masih dikamar, nanti tinggal suruh salah satu bodyguard buat angkatin ke mobil kakak. Apa kakak mau ngangkatin koper aku? Kalau mau juga boleh" kata Krystal dengan nada girangnya.
"kurang kerjaan banget aku ngangkatin koper kamu. Udah cepet ah, kita udah telat ini"
Tak lama setelah itu Krystal segera berpamitan dengan mommy dan dadynya. Kali ini Krystal akan sangat merindukan mereka juga kakaknya yang biasa membuat hidupnya acak adul tak karuan. Ia pasti akan merindukan saat saat dimana Kharis selalu mengganggu aktivitasnya. Yaaah... meskipun rasa itu tak pernah ditampilkan Krystal.
"nggak mau peluk kakak nih? Awas kangen berat loh.." goda Kharis saat melihat Krystal baru selesai memeluk kedua orang tuanya. Krystal yang mendengar perkataan Kharis yang konyol itu langsung menubrukkan tubuhnya ke tubuh Kharis, yang otomatis Kharis mundur akibat perlauan Krystal itu.
"kakak.... yang ada itu kakak yang kangen pengen ngejahilin Krys. Secara kan kakak belum ada yang punya." Kata Krystal yang masih dalam pelukan Kharis.
"ye... ngehina aja kamu, harusnya itu kamu support kakak, bukannya mojokin" jawab Kharis dengan melayangkan jitakan ringan ke kepala Krystal yang disambut oleh tawa dari kedua orang tuanya.
"sudah... sudah... Krys, cepat berangkat. Kamu masuknya jam Sembilan kurang tigapuluh menit kan?" kata Dela mengintrupsi aksi Kharis dan Krystal itu.
"Krys... handphone kamu aktifin terus. Jangan sampai sedetikpun handphone kamu mati. Oke sayang" kata Romy menambahi sebelum Krystal mengangguk lalu berpamitan untuk berangkat.
Kali ini tak utuh waktu lama bagi Kharis dan Krystal sampai di SMA ELLATIS. SMA swasta dan juga SMA terbaik sekota metropolitan itu. Sekolah penghasil juara disemua akademik dan juga non akademik. Juga sekolah terbaik dan teretis sampai sekarang.
"Baiklah, Krys turun dulu kak" pamit Krystal sebelum beranjak turun.
"jangan pernah lupa hubungin kakak kapanpun itu. Dan juga jangan pernah sungkan untuk cerita ke kakak jika Krys ada masalah. Oke" kata Kharis dengan membelai rambut Krystal lembut, dengan senyum lembut nan ramahnya yang jarang sekali dikeluarkannya.
"iya kakak.... Kalau gitu Krys turun ya" kata Krystal.
Dengan langkah pelan dan pasti Krystal menelusuri sekolah itu menuju kelasnya. Tak banyak orang yang berlalu lalang mendahuluinya atau bersebelahan dengannya. Dan jangan lupakan Krystal dengan headsetnya disaat saat seperti ini. Tentu saja Krystal sudah membeli headdset baru. Bahkan dikamarnya ada lebih sepuluh macam headset.
Disilah ia berada sekarang. Di kelas unggulan yang sudah seperti bis yang akan menuju ke tempat camping ataupun bertamasya ria. Banyak koper berserakan di dalam kelas itu. Berbeda dengan Krystal yang hanya duduk manis dengan headset yang menyumpal sempurna ditelinganya. Ia begitu tenang dengan dunia yang ada di handphonenya itu. Bahkan suara Kelvinpun tak mampu mengalihakan dunia Krystal.
"Krys... Krys... Krystal!!!" kata Kelvin sedikit berteriak karena sedari tadi ia memanggil Krystal tak ada respond sama sekali.
"apa?" jawab Krystal singkat dan itupun tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya.
"Krys... kemarin gimana acara keluarganya?" kata Kelvin tanpa menghilangkan senyum dibibirnya. Krystal yang mendengar pertanyaan konyol Kelvin segera menatap tajam kearah Kelvin.
"emang harus banget ya lo tau tentang acara gue?" kata Krystal dengan melepas headsetnya lalu menyenderkan punggungnya di kursinya dengan tangan yang disilangkan ke dadanya.
"ya bukan gitu, aku Cuma mau tau aja acara keluarganya pacar aku" kata Kelvin seenak jidatnya.
"siapa yang pacar lo?" itu bukan dari Krystal melainkan dari Gilang. Krystal yang mencium bau perdebatan diantara mereka akan mulai hanya memutar bola matanya jengah.
"ya-" jawab Kelvin terpotong oleh bunyi pintu terbuka.
"pagi anak anak! Semua sudah lengkap bukan?" Tanya kepala sekolah dengan meletakkan lembaran kertas di tangannya.
"yes sir" jawab satu kelas dengan serempak.
"bapak akan bagikan bagian yang akan kalian lombakan nanti. Kalian taukan, tahap pertama adalah lomba grup bukan individu?"
"yes sir"
"karena kelas kita ketambahan murit baru, dan bapak lihat dari nilai kalian selama ini, maka susunan dan juga grup semuanya dirubah. Entah itu akademik maupun non akademik. Dan untuk pembagian kamarnya, akan dikelompokkan sesuai dengan kelompok atau grup itu sendiri. Dan tenang saja, satu kamar akan di huni oleh satu orang untuk satu bulan kedepan. Jadi meskipun dikelompokkan tidak akan jadi masalah"
"pak, apakah waktu sekolah, kita akan belajar disini selama kami di asrama?" Tanya Lascrea.
"untuk itu, kali ini tidak Lascrea karena kalian akan sebulan full diasrama. Mulai dari belajar, latihan ataupun makan. Dan untuk yang masuk dalam non akademik, kalian akan dibebaskan dari pelajaran selama satu bulan itu"
"yeeeey... bapak terbaiklah" sorak sebagian murit, termasuk juga Lascrea.
"dan untuk yang masuk dalam akademik kalian akan mempelajari satu mapel itu untuk satu bulan. Tapi... untuk yang akademik, kalian akan mendapatkan perlakuan special dari non akademik"
"yah... kok gitu pak, nggak adil lah..." seru Lascrea.
"kalian para non akademik juga bakal divasilitasi ruang latihan yang bakal kalian sukai nanti. Itu adalah perlakuan istimewa untuk kalian. Oke, bapak akan bagikan hasil rundingan para guru sekarang. Mulai dari absen satu dan seterusnya"
Setelah membagikan lembaran yang dirasa penting itu kepala sekolah segera melanjutkan pengumumannya.
"oke, karna kalian sudah mendapatkan lembaran semua. Bapak akan terangkan, di sisi pojok kanan atas adalah nama blok kalian, dan untuk nomor asramanya terdapat di sisi pojok kanan bawah. Sedangkan untuk apa yang akan kalian lombakan nanti tertera di suratnya yang bercetak tebal. Disana tidak menunjukkan kelompok kalian, dan apapun atau bagaimanapun bentuk kelompok kalian nanti, bapak dan para guru pembimbing tidak menerima penolakan maupun protes. Mengerti?"
"yes sir!" jawab satu kelas dengan kompaknya.
"kalau begitu sekarang kalian boleh pergi menuju gedung asrama kalian. Bapak akan menyusul saat bapak sudah memberitahu guru pembimbing"
Tanpa ada aba aba lagi, semua murid di kelas itu langsung membubarkan dirinya masing masing dan segera menuju gedung asrama dengan senyum cerah di wajah mereka masing masing.
Sedangkan Kelvin sedang sibuk untuk berusaha mengalihkan perhatian Krystal dari handphone sialnya itu. Mungkin seperti itulah yang Kevin pikirkan tentang handphone Krystal. Krystal sendiri lebih memilih menghiraukan Kelvin yang sedari tadi mengocehkan candaan candaannya yang menurut Krystal lebih tepat disebut kicauan yang tak ada bagus bagusnya. Karena Kelvin yang tak mau berhenti untuk menarik perhatiannya Krystal menambahkan volume dalam headsetnya. Biarlah dia tuli karena lagu lagu bagusnya daripada tuli karena mendengar ocehan tak berguna Kelvin.
Saat Krystal tengah sibuk dengan akun instagramnya, tiba tiba ada seseorang yang menarik headsetnya secara paksa. Yang otomatis membuat Krystal mendelik kesal juga bergumam menyumpahkan orang yang dengan sengaja atau tidak menarik headsetnya tadi.
Sedangkan orang yang menarik headsetnya itu berlalu begitu saja mendahului Krystal dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun kepada Krystal. Ia malah tersenyum kemenangan karena telah berhasil mengalihkan focus Krystal dengan sangat mudah dan cepat dari pada si ketua kelas yang sok ganteng padahal juga ganteng sih, tapi tetap saja lebih gantengan dia. Begitulah sekiranya menurutnya. Ya... siapa lagi yang bisa menarik headset Krystal seenak jidatnya kecuali Gilang.
"Krys... kamu nggak pa pa?" Tanya Kelvin yang memecahkan gumaman Krystal terhadap Gilang.
"yeah..."
"emang dasar tu si gedang, seenak jidatnya kalau jalan. Jalannnya nggak pakai kaki mungkin, makanya bisa narik headset kamu segitu kasarnya" kata Kelvin dengan tampang gedeknya pada Gilang yang sudah mendahuluinya dengan Krystal tanpa permisi.
"kalau nggak pakai kaki terus pakai apa?" kata Krystal jengah.
"ya kali dia jalannya pakai mata hahaha..."
Garing.
Satu kata itulah yang terlintas di otak Krystal saat mendengar jawaban Kelvin tadi.
"kenapa lo jadi oon sih? Mata itu untuk melihat kali"
"ya tau Krys... tadi itu kan cuma candaan biar kitanya nggak boring"
"kita?" Tanya Krystal tak percaya. Yang langsung diangguki oleh Kelvin cepat.
"lo aja kali, gue nggak" jawab Krystal kembali santai. Kelvin yang mendengar jawaban tak mengenakkan itu hanya memanyunkan mulutnya kesal.
Disisi lain, Gilang tengah menikmati lagunya dengan headset yang ia dapatkan dari Krystal dulu. Ia terus menyunggingkan senyumnya saat mengingat perilakunya pada Krystal belakangan ini. Terlebih lagi ia dan Krystal akan tunangan setelah lulus SMA nanti, ya... meskipun ia sekarang masih di kelas sebelas, membutuhkan waktu satu tahun lagi untuknya dan Krystal terikat dalam suatu hubungan. Tapi itu tak masalah untuk Gilang, ia akan menikmati satu tahun itu dengan menggoda dan mengganggu gadis yang akhir akhir ini memenuhi pikirannya itu.
Hingga ada sebuah suara melengking beserta tangan yang bergelayut manja di lengan Gilang yang mengganggu sekaligus menyadarkannya dari khayalannya itu.
"hai honey! Kita barengan ke asrama ya" kata Lascrea dengan manjanya dan juga tangannya yang bergelayut manja di lengan kiri Gilang.
"eh... kita ketemu lagi, siapa nama lo?" kata Gilang dengan tampang gantengnya tanpa menghilangkan senyum di wajahnya.
"iiiissshhh... kok lupa sih, seharusnya nama aku itu harus yang pertama kali kamu inget dan juga kamu tanam di otak kamu"
"kenapa gitu?"
"karena mulai sekarang kamu bakal terus berada di samping aku" kata Lascrea dengan nada super PD-nya dan juga senyum lebarnya menghadap kearah Gilang.
"kenapa bisa seyakin itu?"
"ya yakin lah... secara ya, kamu itu masuk kelas unggulan dari jalur non akademik, begitu pula denganku. Bedanya kamu dibasket dan aku di senam lantai. Jadi sebulan kedepan kita akan terus bersama, latihan bareng, makan bareng, ngobrol bareng-" kata Lascrea terpotong oleh perkataan Gilang.
"kenapa bisa gitu. Kan tempat latihannya berbeda"
"iya berbeda tapi... tempat latihannya itu bersebelahan tau, dan tempat latihanku itu kaca semua jadi aku bisa pandang pandangan juga bisa lihat kamu main basket dengan permainan sexymu itu"
"oke tempat bersebelahan, tapi kan waktu latihannya berbeda"
"iiih... kata siapa beda. Nih... aku kasih tau ya, biar kamu nggak dikataain si kampret Kelvin kudet lagi. Di setiap perlombaan besar seperti ini, jadwal latihan antar non akademik itu sama. Begitu pula dengan jadwal latihan akademik, dan satu hal yang sangat sulit dan juga sangat jarang terjadi itu kalau jadwal latihan non akademik sama akademik itu sama" jelas Lascrea panjang lebar dengan raut muka yang lumayan serius.
Gilang yang baru mengetahui itu hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Gilang tak sadar jika sedari Lascrea datang lengannya masih digelayuti tangan Lascrea manja.
"hon-"
"stop call me hon, oke!" sergah Gilang sebelum Lascrea melanjutkan ucapannya.
"why?? Sah sah aja dong kalau aku manggil hon, lagiankan belum ada yang mengklaim kamu sebagai pacar atau apalah itu" jawab Lascrea enteng.
"dan tolong lepaskan tangan lo dari lengan gue. Oke?" kata Gilang yang masih dalam batas sabarnya.
"nanti aku lepas saat sudah sampai di asrama" jawab Lascrea dengan menampakkan deretan gigi putihya.
Tepat empat langkah dibelakang Gilang ada sepasang mata yang menatap kedua makhluk itu dengan tatapan datar dan juga dengan cibiran meremehkan dari mulutnya.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1