Kemana saja dia seharian ini’ tapi apa peduli ku toh dia memang jarang pulang "dinginnya" Ku sibak tirai masuk ke dalam selimut
ku pejamkan mata susah bolak-balik badan di tempat tidur belum antuk tidak bisa tidur aku pun bangkit dari kasur melihat keluar jendela "sedang apa dia di sana" bukannya masuk "malah hujanan di luar "Biarkan saja lah suka-suka dia’ buat apa aku peduli" ku rebahkan tubuh di kasur dari tadi bolak-balik halaman buku yang tak ku baca tetap bikin aku gelisa sendiri jadi ke pikiran Ari di luar "ya...ampun’ cari penyakit saja’ ku lihat masih saja di situ.
Saat melihat siapa yang memayunginya dengan pandangan sendu dengan sorot mata nanar penuh kebencian Ari menyambar payung yang di pegang Renata lalu melempar payung tersebut tanpa sepatah kata beranjak dari tempat itu membuat Renata jengkel padanya "Hey... "
"Kenapa kau begitu!"
"mengapa kau bersikap seperti itu pada ku!"
teriak Renata di tengah hujan deras yang tak di hiraukan Ari
"u...maunya apa sih dia"
"marah tidak jelas"
"gara-gara dia aku jadi basah kena hujan"
"tapi sudah lama juga tidak hujanan begini"
"a...kepalangan basah"
gumam Renata merentangkan tangan merasakan tetesan air hujan yang deras.
Ari mengeringkan rambutnya dengan anduk kecil yang telah mengganti pakaiannya dengan piyama saat melihat keluar jendela kamar ia malah tertegun melihat Renata riang bermain hujan sinar kilat bergemuruh Renata kaget mendengar suara petir dengan wajah takut ngicir berlari ke dalam rumah membuat Ari tak sadar tertawa sendiri melihat tingkah renata apa lagi melihat ekspresi Renata saat kaget langsung lari tersandung lantai teras yang jadi licin di buatnya meringis kesakitan jatuh yunsep.
Silaunya sinar matahari membuat renata membuka matanya dengan malas ia bangun merentangkan kedua tangan sambil menguap
"kenapa badan ku serasa pegal semua" aduh...Kapala ku jadi puyeng begini"
ucar Renata memijit keningnya ia kembali berbaring menarik selimut mendekur menggigil kedinginan.