Loading...
Logo TinLit
Read Story - Untuk Reina
MENU
About Us  

Cukup menikmati hari liburnya kini Reina kembali ke sekolah. Cewek itu sempat kaget saat melihat Riga datang menjemputnya ke rumah untuk berangkat bersama. Reina mulai bertanya-tanya tentang bagaimana perasaan Riga padanya. Mungkinkah seperti apa yang  Djorgi katakan bahwa Riga jatuh cinta padanya?

Namun, bukan itu yang sekarang Reina pikirkan. Itu hanya satu pertanyaan yang sempat terlintas dalam benaknya. Sekarang cewek itu sudah tidak memikirkannya lagi, kembali seperti biasanya. Duduk manis di bangkunya melihat perdebatan Mia dan Deenan, teman sekelasnya.

“Lo yang harusnya mikir Deen! Lo yang salah karena udah main-main sama adek gue!” bentak Mia pada Deenan.

“Dari awal gue udah bilang kalau gue gak punya hati sama adek lo itu, dianya aja yang baperan. Gue cuma ngajarin dia main gitar.”

“Ya tapi ngajarin gitarnya gak pake curhat-curhatan segala!”

“Gue gak curhat, tapi adek lo. Gue cuma kasihan, makanya gue dengerin. Lo tahu kenapa adek lo sampai curhat ke gue? Karena lo gak becus jadi kakak!”

“Tahu apa lo soal gue!”

“Ck! Lo terlalu sibuk sama dunia lo sendiri. Lo terlalu mikirin cowok-cowok ganteng dan gak mikirin adek lo yang sendirian di rumah!”

Keduanya tak ada yang mau mengalah. Keduanya sama-sama merasa benar. Reina mendesah melihat pertengkaran mereka berdua. Layaknya sebuah sinetron, Mia berteriak-teriak pada Deenan mendramatisir keadaan.

“Aku tuh gak bisa di giniin! Aku jijik!” seru Yasha menirukan gaya artis sinetron terkenal itu. Apa yang dilakukan olehnya sontak saja membuat yang lainnya tertawa. Sedangkan Mia dan Deenan diam memandang Yasha dengan kesal.

“Terus kamu maunya aku apain?” tanya Andre ketua kelas IPS dua. Cowok berambut cepak itu merangkul Yasha dari belakang dan menyandarkan kepalanya pada punggung Yasha membuat cewek-cewek di kelas itu merasa jijik seketika.

“Kamu jahat! Kamu tega! Lepas,” Yasha berusaha melepaskan pelukan Andre dengan gemulai seperti seorang perempuan dalam adegan sinetron. “Ceraikan aku, mas! Ceraikan!”

Geram melihat tingkah kedua temannya, Mia kembali bersuara. “Lo berdua diem! Gak usah ikut-ikutan!”

“Sssssttt,” Yasha menempelkan jari telunjuknya pada bibir Mia. “Ini urusanku dengannya,” Yasha menunjuk Andre yang berdiri tak jauh darinya. “Diam kau wanita perebut suami orang alis pelakor!”

“Setan lo!” bentak Mia pada Yasha. Cewek berambut pendek sebahu itu sudah hilang kesabaran. Dengan cepet Mia meninggalkan kelasnya menghindari teman-teman sekelasnya yang kurang waras itu.

“Yah, kok udahan sinetronnya.” protes Reina pura-pura kesal.

“Sinetron! Sinetron! Temen lo tuh yang lebay kek pemain sinetron.” cibir Deenan masih dengan rasa kesalnya yang menumpuk pada Mia.

“Mia emang gitu, tapi lo suka kan?”

“Najis!” kali ini Deenan yang keluar dari kelasnya.

Kelas itu kembali tenang tanpa keributan dan drama lagi. Yasha dan Andre sudah duduk manis dibangkunya masing-masing. “Rein, lo kemaren liburan di puncak ya?” tanya Andre yang duduk di depan Reina.

“Iya.”

“Sama keluarganya Riga?”

“Kok lo tahu?”

“Bego! Ya tahulah orang lo upload di Instagram.”

“Oh iya, lupa gue.”

“Emang lo pelupa. Eh, betewe Abdi kapan masuk sekolah. Sedih daku ditinggal sendirian di sini. Meradang rasanya hatiku.”

“Lebay!”

Seorang guru bahasa Inggris masuk ke kelas mereka meredam suara-suara yang sebelumnya riuh di dalam kelas. Mia dan Deenan ikut masuk bersama bu Amara lalu duduk ditempat masing-masing. Kini perhatian mereka tertuju pada guru cantik itu. Satu sekolah mengakaui kalau bu Amara adalah primadona di sekolah mereka.

Mengalahkan kecantikan murid-murid perempuan yang paling cantik. Bagi beberapa murid laki-laki bu Amara adalah sosok perempuan matang yang sempurna. Sepertinya mereka sangat rela menjadi simpanan bu Amara.

Okay class, open your book page ninty one,” guru cantik itu memperhatikan murid-muridnya. “Andre, Read it please.”

Yes miss,” Andre mengangguk patuh lalu membaca satu paragraf dari cerita yang tertulis dalam buku paketnya.

Setelah Andre beberapa murid lainnya pun kebagian hal yang sama. Tujuannya agar memperlancar mereka dalam membaca dan dengan begitu Amara bisa tahu kata apa saja yang sering salah ketika diucapkan. Setelah selesai Amara akan menulis kata-kata yang salah pengucapan lalu membenarkannya. Barulah setelahnya masuk ke dalam meteri pembelajaran utama. Amara termasuk guru yang perfectionis, pelit dalam nilai dan tak main-main dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

***

Reina menyadari sesuatu sejak dirinya dekat dengan Riga. Kini dia sering mendapatkan tatapan-tapan aneh dari beberapa siswa yang Reina duga adalah penggemar Riga. Dia tak menyangka kalau Riga cukup popule di sekolah, mengingat cowok satu itu sedikit anti sosial dan tak pernah terlihat bersama teman-teman sekelasnya.

Sebelumnya Reina juga pernah mendapatkan tatapan seperti itu ketika dia bersama Abdi. Semua orang mengira kalau Abdi adalah kekasihnya, sampai ada yang memarahinya tanpa tahu kebenarannya. Setelah Reina mengatakan kalau Abdi adalah sepupunya barulah mereka diam tak mengusiknya lagi.

Tapi, sekarang seperti mengulang kejadian di masa lalu. Reina berdiri terpojok karena harus berhadapan dengan beberapa siswi. “Kalian mau ngapain? Mau pukul gue, atau nyiram gue pakai air selokan? Atau mungkin kalian mau jambak rambut cantik gue? Mau apa? Hm?” tanya Reina tak gentar sedikitpun.

“Kita mau lo jauh-jauh dari Riga!” ucap salah satu dari mereka dengan tegas.

“Gue bisa aja jauhin Riga, tapi masalahnya emang Riga bisa jauh dari gue?”

“Riga itu punya kita! Siapapun gak berhak deketin Riga.” kini cewek berkacamata yang bicara menegaskan hak kepimilikan Riga.

“Ngomongin soal hak atas Riga, emang kalian punya bukti apa?” Pertanyaan Reina itu membuat lima orang cewek itu saling menatap bingung. Memanfaatkan keadaan Reina mendesak keluar dari kurungan mereka.

“Mau kemana lo?” tanya cewek berkacamata berusaha mengehentikan langkah Reina.

“Apa lagi?” Reina balik bertanya dengan malasnya.

“Dasar cewek bego! Gue heran aja kenapa Riga pilih cewek bego kayak lo! Anak IPS itu kan gak ada pinter-pinternya.”

Menarik nafas dalam-dalam sebelum dihembuskan perlahan, Reina kembali berkata dengan jenaka. “Oke gue akui kalau kapasitas otak gue ngepres, alias pas-pasan. Gak kayak otak kalian yang cemerlang banget, tapi sayangnya gue lebih manis dan cantik dari kalian.”

“Sok cantik banget lo!” ucap siswi bermata sipit.

“Gue emang cantik, kenapa iri?”

Merasa Reina tidak bisa diintimidasi akhirnya mereka memilih untuk melenglang pergi dengan sejuta kekesalan. Reina tersenyum senang bisa mengalahkan mereka, cewek itu langsung memutar padannya namun dia terkejut ketika mendapati Riga yang sudah berdiri tegap di hadapannya. Hidung mancungnya bahkan menyentuh dada bidang cowok itu.

“Sejak kapan lo di sini?” tanya Reina.

“Lo gak apa-apa?”

“Ditanya malah balik nanya.”

“Lo gak apa-apa?” Riga kembali mengulangi pertanyaannya.

“Lo tenang aja, gue gak akan kalah sama mereka. Gue bukan penakut.”

“Nih,” Riga menyodorkan godie bag berwarna merah di depan Reina. “Dari mama.”

“Asyik!” Reina mencari tempat duduk di sekitarnya namun tidak ada kursi di sana. Reina melihat anak tangga yang menuju ke atap. Cewek itu duduk di sana. Ya... setelah keluar dari kelas Reina tadi langsung diseret ke lantai tiga menuju ujung lorong dekat tangga oleh sekumpulan cewek-cewek barusan.

“Mereka tadi ngapain lo?” tanya Riga yang ikut duduk di anak tangga, di samping Reina.

“Akhir-akhir ini lo jadi kepo tentang gue,” Reina membuka kotak bekal dari Alexa. “Kata om Djorgi lo jatuh cinta sama gue, itu beneran?” cewek itu mendongak menatap Riga yang hanya diam.

“Kalau diam artinya iya,” ucap Reina menyimpulkan sendiri. Matanya berbinar ketika melihat isi dalam kotak bekal itu. Shusi, telur gulung, tempura dan potongan buah-buahan dalam wadah yang terpisah.

“Mau enggak? Enak lho.” Reina mengambil shusi dengan sumpit yang sudah disediakan oleh Alexa dan mengarahkannya ke mulut Riga, tapi cowok itu tetap bungkam memandanginya terlihat tak berminat dengan makanan itu. “Ya udah kalau gak mau, buat gue aja. Lagian kalau lo ikutan makan nanti gue gak kenyang, inikan porsinya cuma cukup buat gue doang.”

Membiarkan Reina menikmati makanannya, Riga tak melepaskan tatapan matanya dari Reina. Cewek satu itu tidak merasa terganggu sedikitpun dengan keberadaanya. Tetap tenang mengunyah satu persatu makanan itu. Riga merasa kalau Reina belum mempunyai perasaan yang sama dengan dirinya.

Tak masalah, dia tidak ingin terburu-buru soal perasaan. Biar waktu yang akan menjawabnya kelak, yang terpenting sekarang adalah tetap bersama Reina. Keinginannya untuk menjaga Reina begitu tinggi. Dia ingin Reina tersenyum tanpa ada luka yang tersirat dari matanya.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 1 5 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • yurriansan

    Ceritamu menarik dari awal, apalgi pggmbran tokohmu. manusiawi bget, (ada kelamahnnya) suka. tapi aku baca masih bnyak yg typo. bnyk hruf yng kurang juga.
    dan ini kan chapternya sudah ada judul, jdi di body text kya'nya gk perlu ditulis lgi judul chpternya. kalau mau di tulis enternya kurang kebawah. semangat yaaa

    Comment on chapter Pertemuan Yang Buruk
  • yellowfliesonly

    @lanacobalt tidak ada Adit di sini, adanya abdi. haha....

    Comment on chapter Takut Yang Enggan Pergi
  • lanacobalt

    Saya menebak pria berjaket merah itu bukan Aresh, tapi Adit. hahaha
    Saya suka tokoh Reina, terkadang orang yang ceria belum tentu tidak punya masalah.
    Ditunggu kelanjutannya, semangat nulisnya.
    Jangan lupa mampir ke ceritaku, ya.

    Comment on chapter Takut Yang Enggan Pergi
  • Ahnafz

    Duh Reina bikin gemes aja :)

    Comment on chapter Pertemuan Yang Buruk
  • Awaliya_rama

    Duh, Riga dipacarin doang tp, gak dicintai

    Comment on chapter Permintaan Maaf
  • Kitkat

    Next kak hehe

    Comment on chapter Riga Si Anak Rumahan
Similar Tags
Mana of love
234      166     1     
Fantasy
Sinopsis Didalam sebuah dimensi ilusi yang tersembunyi dan tidak diketahui, seorang gadis tanpa sengaja terjebak didalam sebuah permainan yang sudah diatur sejak lama. Dia harus menggantikan peran seorang anak bangsawan muda yang dikenal bodoh yang tidak bisa menguasai teknik adu pedang yang dianggap bidang unggul oleh keluarganya. Namun, alur hidup ternyata jauh lebih kompleks dari ya...
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Bukan Bidadari Impian
132      105     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
THE HISTORY OF PIPERALES
2083      812     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
Orange Haze
503      352     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
Laci Meja
495      333     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
Bukan kepribadian ganda
9459      1834     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
MANTRA KACA SENIN PAGI
3686      1343     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Truth Or Dare
9056      1715     3     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
Lantas?
35      35     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...