Siang ini mentari begitu terik namun tak membuat langkah kaki beberapa orang pria berpakaian serba hitam untuk terus berjalan menghampiri kerumunan beberapa orang yang melihat kecelakaan masal. Sebuah truk dengan bus yang membuat semua penumpang mati dan memporak porandakan jalanan, membuah lumpuh jalanan penting di jantung kota Seol ini. Banyak pasang mata terlihat sedih, ngeri dan takut saat menjadi saksi kecelakaan tragis ini. Mobil serine polisi dan ambulan memenuhi jalanan yang membuat semua semakin tegang dan kacau. Namun, berbeda halnya dengan beberapa pria berpakaian hitam tak kasat mata ini, mereka dengan tenang memeriksa tiap jasad yang bergeletakan, bahkan berkomunikasi dengan banyak roh yang keluar dari dalam jasad tersebut.
"Kita harus segera menyelesaikan ini karena sebentar lagi jam istirahat akan berakhir." Keluh Taehyung yang terlihat tak berkonsentrasi. Ia sedang membicarakan tentang jam istirahat di sekolahannya. Membicarakan tentang penyamaran mereka ketika mereka sedang menjalankan tugasnya adalah bukan lah sesuatu yang bijak.
"Yak! Fokuslah, ini tugas utama kita. Jangan bertingkah seperti manusia!" Bisik Suga.
"Ingat hyung, jangan sampai ada yang tau tentang penyamaran ini!" Jungkook berusaha memperingatkan Taehyung membuatnya harus menghela nafas. Jungkook merasa kesal tentunya karena Taehyung lah yang menyarankan mereka untuk menyamar tapi dari ketiganya, sepertinya ia lah yang terkesan paling ceroboh. Mulut Taehyung benar-benar seperti pompa air yang tak mudah untuk di kendalikan.
"Selesaikan dengan benar secepatnya!" Sosok pria yang lebih tua dari mereka semuanya berdiri memperhatikan beberapa malaikat kematian mengevakuasi parah roh yang muncul dari mayat-mayat para manusia korban kecelakaan yang terjadi.
"Kapten, kami sudah mengevakuasi mereka." Taehyung berdiri dihadapan malaikat yang mendapat julukan 'RapMonster' dia adalah salah satu sosok malaikat kematian keturunan murni karena ia memang dilahirkan menjadi sosok malaikat berbeda dari mereka yang berada di bawah pengawasannya.
Sesungguhnya Malaikat kematian terdiri dari dua golongan yang pertama adalah keturunan murni seperti Rapmon dan yang kedua adalah para manusia yang berenkarnasi menjadi malaikat. Tugas seorang Malaikat murni adalah sebagai kapten yang mengawasi para malaikat renkarnasi ini, karena mereka masih memiliki pemikiran seperti manusia. Mereka berengkarnasi menjadi malaikat kematian dengan banyak alasan yang hanya langit lah yang tahu. Selain mengawasi, para malaikat keturunan murni ini juga berhak untuk menghukum para malaikat kematian yang membangkang. Mereka terkenal disiplin dan tak mentolerir kesalahan bentuk apapun!
"Baiklah, kau lanjutkan tugasmu yang lain." Taehyung terlihat senang dan menghilang begitu saja, kemudian Suga dan Jungkook. Rapmon hanya melambaikan tangannya dan membiarkan kedua malaikat itu menghilang tanpa mengucapkan apapun.
---***---
Siang yang terik benar-benar mengundang hawa panas membuat beberapa siswa mengeluh kepanasan tak terkecuali Sinb yang kini terus menggerutu dengan tumpukan kertas hukumannya. Jika ia dibolehkan untuk membakarnya, Sinb akan benar-benar membakar tumpukan kertas ini dengan asap merahnya.
"Konyol! Memalukan!" Gumamnya sambil beberapa kali menyedot segelas jus segar. Ia sedang duduk di kantin sekolahnya. Umji yang baru saja datang menertawainya.
"Haha...Kau baik-baik saja?" Tanyanya dan Sinb menatapnya sebal.
"Jangan menggodaku atau aku akan melakukan sesuatu dengan bonekamu itu!" Sinb melirik sebuah boneka pororo yang selalu Umji bawa.
"Andwae!" Umji segera meraih bonekanya, menutupinya dengan panik. Sepertinya Sinb sering kali bermain-main dengan bonekanya ini.
"Ka! Sebelum aku merampasnya darimu!" Usir Sinb sambil terbahak yang seketika membuat Umji terpaksa pergi.
Segera Sinb pun melanjutkan menulis hukumannya sampai ketika seseorang duduk dihadapannya. Sinb terkejut, sesaat ekspresinya terlihat datar dan mendesis.
"Oi, apa kau butuh bantuan?" Jungkook mulai melancarkan aksinya, di ikuti Taehyung yang kini duduk disampingnya.
"Hai, nona Hwang! Dia memaksa ku untuk duduk disini." Taehyung membuat alasan karena melihat ekspresi Sinb yang tak bersahabat dan yang terakhir Suga kebagian tempat duduk disebalah Sinb. Ia ragu akan duduk disebelahnya, sebab ia merasa hawa dingin yang menusuk pada tatapan gadis itu.
"Hyung! Apa kau tidak akan duduk?" Pertanyaan Taehyung membuat Suga segera duduk disebelah Sinb.
Sinb yang sudah lelah dan emosional kemudian menggebrak meja.
BRAK
Ketiga namja ini terkejut, tidak hanya mereka tapi seisi kantin kini sedang menyorotinya, bagaimana tidak? Semenjak tadi sudah banyak pasang mata yang memperhatikan ketiga pria itu dan Sinb membuat semua semakin jelas.
"Wae? Mereka memperhatikan kita!" Ucap Jungkook kepada Sinb dengan suara rendahnya. Ia sesungguhnya sangat risih menjadi pusat perhatian dan ekspresi Sinb terlihat biasa saja.
"Aku tidak peduli! Kalian sudah mengganggu konsentrasiku, ini masih sangat banyak. Bahkan aku tidak bisa meminum jus ku dengan tenang. Katakan! Dari semua tempat kenapa kalian datang kemari? Lihatlah disana masih banyak yang kosong!" Emosi Sinb sepertinya tidak dapat terkontrol lagi, ia juga tidak sadar bahwa meninggikan suaranya.
Taehyung tertawa melihat reaksi Sinb sementara Suga terlihat tersenyum. Kalau seandainya mereka berada di alam akhirat tentu hal semacam ini tidak akan terjadi. Jungkook mungkin akan langsung memotong lidah malaikat mana pun yang berani menentangnya tapi di sini, di dunia manusia? Ia tidak bisa bertindak semaunya.
"Yak, lihatlah! Dia sangat imbang dengamu." Bisik Taehyung kepada Jungkook.
"Apa kau tidak bisa diam hyung!" Jungkook terlihat sebal.
"Apa kalian tuli? Aku sudah mengatakan untuk meninggalkan tempat ini bukan?" Sinb semakin tersungut tapi perhatiannya teralih saat sosok gadis berambut panjang dengan paras cantiknya berjalan mendekati tempat mereka.
Sinb terlihat tegang, ketiga malaikat itu pun juga mengikuti arah pandang Sinb.
"Annyeong, Hwang Sinb!" Sapa gadis itu dengan ramah dan senyum yang mereka. Sinb membatu dan mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali seolah masih berusaha untuk mengerti situasi ini.
"Annyeong...Aku Kim Taehyung." Taehyung menyela dan dengan cepat meraih tangan gadis itu membuat gadis cantik itu sedikit bingung dan malu. Wah, tidak pernah ia menjumpai gadis secantik ini sebelumnya menurut Taehyung.
"Ah, aku Kang Seulgi." Kata Seulgi dengan canggung. Sinb memejamkan mata beberapa kali, terlihat berusaha keras memikirkan sesuatu.
"Apakah dia temanmu?" Jungkook yang semenjak tadi memperhatikan Sinb, berusaha untuk meminta penjelasan kepada gadis itu karena menurutnya untuk ukuran seorang teman, itu bukanlah ekspresi yang seharusnya Sinb perlihatkan tapi samar-samar ia tersenyum.
"Ah, nde." Jawab Sinb dengan kikuk.
"Aneh! Kau sepertinya menyembunyikan sesuatu?" Selidik Jungkook yang seketika membuat Sinb mendesah.
"Wae? Itu bukan urusanmu, kalian harus pergi dari sini sekarang juga atau aku akan..."
"Akan apa?" Jungkook memotong perkataan Sinb membuat Sinb bertambah kesal dibuatnya. Ia melototi Jungkook dan terlihat bahwa Jungkook tidak merasa terintimidasi oleh tatapan Sinb.
"Bahkan kau juga tak mendengarkan sapaan temanmu." Taeyung juga memojokkannya sementara Suga masih saja diam terlihat terpana menatap Seulgi sampai ketika Jungkook memanggilnya.
"Hyung, bisakah kau berpindah kemari, biarkan aku duduk disebelahnya." Mwo? Tentunya pertanyaan itu yang muncul dari ekspresi Suga maupun Sinb tapi berbeda dengan Taehyung sepertinya ia tahu apa rencana Jungkook saat ini. Dugaan yang cukup keliru dari seorang Taehyung.
"Baiklah!" Suga segera beralih duduk disamping Taehyung dan Jungkook disebelah Sinb.
"Yak!" Sinb hendak protes tapi tatapan Jungkook membuatnya bungkam.
"Nona Kang kau boleh duduk disana." Pinta Taehyung.
Akhirnya Seulgi duduk disamping Suga yang masih saja terus memandangnya dengan tatapan kagum. Selama ini Suga tidak pernah melihat seorang anak manusia secantik dan seceria Seulgi, ini sesuatu yang langka ketika ia mulai tertarik pada seorang anak manusia.
Sekarang meja itu menjadi terlihat mencolok dengan tiga pria yang berparas tampan, satu gadis cantik dan Sinb yang juga cukup di kenal sebagai siswa yang cukup aneh karena ia tidak memperdulikan apapun kecuali dirinya sendiri.
"Mulai sekarang, kita akan duduk di sini setiap jam makan siang." Ucap Jungkook yang seolah seperti perintah itu.
"Dengan senang hati tuan muda!" Canda Taehyung sambil tertawa.
"Shireo!" Pekik Sinb kesal.
"Hm...Kau tidak bisa menolaknya." Jungkook tersenyum penuh arti.
"Kenapa tidak? Seulgi-ya, kajja! Kita pergi dari sini!" Sinb berdiri tapi Jungkook menarik tangannya dengan kuat, membuatnya terduduk lagi dan Jungkook berbisik kepadanya.
"Kau bisa menipu siapapun! Tapi tidak dengan ku roh yang hilang!"
Deg
Jantung Sinb berdetak cukup keras. Ia menatap Jungkook dengan tegang sementara Jungkook hanya tersenyum santai.
"Apa yang kau katakan?" Ucap Sinb yang berusaha keras menutupi kegugupannya.
Kembali, Jungkook berbisik lagi kepadanya dengan seringaiannya.
"Tenang saja, tidak ada yang tau tentang ini. Bahkan itu mereka." Sinb menoleh pada arah jari telunjuk Jungkook yang mengarah pada dua malaikat yang tak lain adalah Taehyung dan Suga.
Sinb masih bungkam, terlihat terkejut. Ia tak menyangka bahwa mimpinya menjadi kenyataan. Bagaimana bisa Jungkook berhasil membongkar penyamarannya yang sudah ia lakukan selama ribuan tahun. Siapa sebenarnya bedebah ini! Selama ini, ia bisa saja mengelabuhi begitu banyak malaikat bodoh itu tapi Jungkook? Kenapa tidak bisa? Apa ke istimewaan malaikat yang satu ini sebenarnya? Dia bukanlah keturunan murni, dia adalah malaikat renkarnasi tapi bagaimana mungkin bisa? Banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benak Sinb yang membuat kepalanya ingin meledak!
"Yak, kalian kenapa? Apa kalian berusaha menunjukkan keakraban kalian di depan kami?" Posisi Jungkook masih terlihat seolah berbisik kepada Sinb yang membuat Taehyung geli sementara Suga dan Seulgi memandangnya tak mengerti.
Jungkook tak malu seperti biasanya tetapi ia malah merangkul bahu Sinb membuat semua orang terkejut dan para siswi yang semenjak tadi memperhatikannya berteriak histeris.
"Andwae!"
"Dari semua yeoja kenapa harus dia???"
"Aku tidak rela price ice ku!!!"
Dan masih banyak lagi lontaran-lontaran yang mereka ucapkan. Sinb masih diam dengan menghembuskan nafas kesalnya, bukannya ia suka dengan sikap Jungkook hanya saja ia harus berhati-hati saat ini.
"Wow, kau benar-benar akan melakukannya?" Tanya Suga terbata-bata. Ia sangat terkejut dengan tingkah Jungkook, sampai ia tidak tau harus mengatakan apa?
"Hahaha...Sudah ku duga. Kau menyukainya dari awal." Taehyung tak berhenti untuk tertawa.
"Hoh, bagaimana kalau mulai dari sekarang kita berkencan." Usul Jungkook yang seketika membuat Sinb memandangnya tak percaya.
"Kau sudah gila?" Seru Sinb.
"Wae? Ku pikir kau akan berteriak seperti tadi kepadaku? Kemana sikap kasar mu itu?" Tanya Jungkook dengan seringaiannya.
"Aku akan ke toilet!" Sinb berdiri dan secepat mungkin melangkah.
"Kau selalu cepat berterus terang! Lihatlah, ia terlihat begitu malu." Tegur Taehyung sambil tertawa geli.
"Kau cukup tau, aku tidak suka berbasa-basi kan hyung? Aku pergi dulu!" Ucap Jungkook yang juga melangkah pergi meninggalkan mereka.
"Taehyung-ah..." Panggil Suga dengan ekspresi ketidak percayaannya.
"Wae?" Tanya Taehyung.
"Aku tidak salah dengar kan?" Suga masih termangu.
"Hoh, ini nyata hyung. Jeon Jungkook kita mengajak seorang anak manusia untuk berkencan haha..." Selalu Taehyung berbicara tanpa memikirnya terlebih dahulu. Ia lupa pembicaraan ambigunya itu di dengar oleh Seulgi yang terlihat berfikir keras memandangi dua pria tampan itu bergantian. Suga berusaha memperingatkan Taehyung lewat tatapan matanya.
"Ah, maksud ku adalah dia tidak pernah menyukai seorang gadis sekali pun, ini yang pertama kalinya jadi kami cukup terkejut." Taehyung berusaha menjelaskan kepada Seulgi membuat gadis itu mengangguk mengerti.
"Semoga dia tidak berulah." Guman Suga.
"Tenanglah, aku tau itu adalah cinta haha..." Taehyung masih saja geli tak berhenti tertawa.
"Sebenarnya aku kemari ingin menemui Sinb tapi sepertinya dia sibuk. Kalau begitu, aku akan pergi." Seulgi membungkuk dan segera pergi meninggalkan mereka berdua.
"Aku tidak tau si gadis kasar itu memiliki teman secantik itu." Guman Taehyung yang tak dihiraukan oleh Suga. Pria malaikat itu masih saja fokus memandangi punggung Seulgi yang semakin lama semakin mengecil kemudian menghilang dibalik tembok.
"Hyung! Ah, kau tertarik kepadanya bukan?" Suga terkesiap, ia terlihat seperti seorang pencuri tertangkap basah.
"Hahaha...Benar dugaan ku. Ya Tuhan kalian berdua memang punya kriteria tersendiri untuk sosok gadis yang kalian suka kan?" Taehyung mulai menggoda Suga membuatnya terlihat malu.
"Ania..." Suga berusaha untuk menyangkalnya.
"Sudahlah jangan mengelak lagi! Ingat hyung, bertingkahlah seperti seorang malaikat haha..." Bisik Taehyung berusaha membalas perkataan Suga beberqpa waktu lalu kemudian meninggalkan Suga.
---***---
Sinb bergerak cepat melewati lorong sekolah yang sepi, kalau memungkinkan ingin sekali ia menghilang juga tapi kalau sampai seseorang melihatnya maka semuanya akan berantakan.
"Kau mau kemana?" Sinb tersentak ketika mendapati sosok Jungkook yang kini sudah berada dihadapannya. Bahkan malaikat tampan itu tak segan-segan untuk menggunakan kekuatannya.
"Wae? Kau terkejut? Sudahlah, akui saja siapa dirimu dan aku akan melepaskanmu." Ucap Jungkook dengan santai.
"Apa yang kau katakan sebenarnya? Kau ini makluk seperti apa? Apa kau bukan manusia?" Sinb berpura-pura terkejut membuat Jungkook menatapnya serius.
"Malam itu, kau membantu gadis yang duduk bersama kita untuk masuk kedalam tubuh manusia bukan? Semua roh bisa melakukan itu tapi untuk membuatnya tak terdeteksi oleh malaikat seperti kami sangatlah tidak mudah, kau membuat semua itu menjadi mungkin." Jungkook mengelilingi tubuh Sinb membuat gadis itu semakin tegang.
"Di dalam gua ribuan lilin jiwa itu kau membuatnya nampak seperti manusia. Kau bisa saja menipu ratusan malaikat yang lewat dihadapanmu tapi tidak dengan ku, aku berbeda dari mereka! Katakan siapa kau sebenarnya?" Wajah Jungkook hanya berjarak beberapa senti dari wajah Sinb membuat Sinb harus mundur tetapi Jungkook mempersempit pergerakannya dengan menahan tubuh Sinb.
"Apa kau tidak tau situasinya? Aku bisa saja membuka pintu akhirat dan memaksamu untuk masuk sekarang!" Ancam Jungkook membuat Sinb bertambah kesal.
"Lakukan saja! Apa kau cukup percaya diri untuk menangkap ku?" Masih dalam posisi seperti berpelukan, Sinb berbisik kepada Jungkook. Mengetahui ini tidak akan cepat berakhir, Jungkook membuat mereka menghilang dan kini berada ditengah-tengah gua yaitu gua miliki Sinb dengan ribuan lilin jiwa. Sinb membantu dan merasa terdesak.
"Apa sekarang kau akan mengelak? Aku bisa menghancurkan tempat ini hanya dengan kedipan mataku."
BLEDAAARRRR
DRAAATTT
Seketika petir menyambar-nyambar dan suara guntur seolah-olah hendak memecah gua tersebut.
"Hanya dengan satu serangan asap hitam ku lilin jiwa yang kau kumpulkan selama ribuan tahun akan lenyap. Sekarang kau pilih, apa yang akan kau lakukan sekarang?" Ancam Jungkook.
Sinb mendesah, ia benar-benar merasa terjepit sekarang. Tidak memiliki pilihan lain selain mengakuinya. Haruskah ia mengakuinya? Apa ia harus menyerah tanpa perlawanan? Tidak! Setidaknya ia harus memiliki kehormatan sedikit dihadapan bedebah ini! Harusnya seperti itu.
"Mari kita bertarung!" Sinb segera menghilang dari gua lilin jiwa tersebut kemudian muncul di sebuah padang safana dan Jungkook muncul kemudian.
"Kau cukup cerdik, kau mencari tempat dimana para malaikat tidak akan sering mengunjungi tempat ini. Sebenarnya sudah berapa lama kau hidup di dunia manusia?" Tanya Jungkook tapi tak di hiraukan oleh Sinb.
Sebuah kilat menyambar-nyambar di langit dan asap merah berkerumun di sekeliling tubuh Sinb. Membentuk seperti gumpalan awan panas yang berasal dari gunung dan siap melelehkan tubuh siapapun.
"Itu bukan urusanmu, terima ini!" Asap merah yang beberapa waktu lalu berhasil membakar roh kini mulai berkerumun mendekati Jungkook.
"Jadi ini kekuatanmu? Asap merah yang mampu membakar roh, kau pikir aku seorang roh?" Jungkook dengan mudah menghindar dari gumpalan asap tersebut. Ia melayang-layangkan tubuhnya di udara dengan wujud penuhnya sebagai seorang malaikat kematian.
"Kekuatanmu lumayang juga untuk malaikat baru." Ejek Sinb yang kali ini juga ikut melayang kemudian mulai menyerang Jungkook dengan memanfaatkan kumpulan roh yang ia panggil dengan mudah.
"Lalu bagaimana dengan team level 10 ku. Aku punya banyak team untuk membantuku. Semoga kau bisa menghadapinya." Sinb tertawa dan mulai mengarahkan tangannya.
Para roh bermunculan dan mulai menyerangi Jungkook, Sinb hanya menatapnya sembari melipat kedua tangannya dan masih melayang di udara.
Jungkook terlihat berkonsentrasi, ia mulai menggerakkan tangannya agar para roh itu tak mendekatinya dengan serangan asap hitamnya. Dengan mudah Jungkook dapat melumpuhkan kumpulan roh-roh itu.
"Wah, itu adalah koleksiku yang langka. Dengan sudah payah aku mengumpulkannya." Guman Sinb yang terlihat sungguh menyayangkan jika pasukan rohnya itu dilenyepkan dengan mudah oleh Jungkook.
"Sampai kapan kau akan bermain-main?" Jungkook menatap tajam Sinb.
"Aku? Bermain-main? Kau yang terlalu meremehkan ku anak kecil." Sinb menghilang dan muncul dihadapan Jungkook kali ini dengan wajah dinginnya, tangan kanannya dengan cepat meraih leher Jungkook dan mengangkatnya tinggi-tinggi seperti yang ia lakukan kepada Seulgi tapi Jungkook hanya menanggapinya santai.
"Kau pikir siapa dirimu? Malaikat rengkarnasi!" Mata Sinb berubah memerah dan gumpalan asap hitam mulai memenuhi tubuhnya.
"Aku tau, kau juga dulu seorang malaikat bukan?" Tebak Jungkook yang seketika membuat Sinb menghentikan aksinya. Ia mendorong tubuh Jungkook membuatnya terpental tapi Jungkook bisa menyembangkan tubuhnya dengan mudah sehingga ia tidak terjatuh.
"Wae? Kau terkejut? Aku dapat mengenalinya? Malaikat kematian murni yang melarikan diri, ckckck" Jungkook menyeringai memandangi Sinb yang terlihat semakin marah.
"Geure, kau memang berbeda dari kebanyakan bedebah itu! Tapi, kau tidak cukup pantas untuk menilai diriku." Sinb melesat dengan gesit dan berakhir dihadapan Jungkook. Wajahnya terlihat datar dan mulai menyerang Jungkook dengan beberapa pukulan yang berhasil Jungkook elak.
"Apa ini keahlianmu? Serangan jarak dekat? Oi, kau bukanlah seorang petarung di alam manusia, kau hanya seorang malaikat yang melarikan diri lebih buruk lagi kau hampir mendekati wujud iblis dan tempatmu adalah di neraka haha..." Jungkook tak berhenti untuk memprovokasi Sinb membuat gadis itu semakin geram. Seketika wujud Sinb berubah menjadi lebih seram dan pucat.
"Berhenti berbicara omong kosong bedebah!" Kali ini kekuatan Sinb bertambah besar, bahkan ia dengan mudah meraih tubuh Jungkook dan menghempaskannya. Jungkook tidak berusaha mengeluarkan serangannya, ia hanya terus tertawa.
"Kenapa kau tidak melawan ku? Jangan sekali kau meremehkanku!" Sinb semakin murka, ia mengeluarkan asap merah itu lagi dan menghujani Jungkook dengan asap yang berubah menjadi api.
Jungkook melesat cepat, dengan lihai ia menghindari serangan Sinb. Melihat Jungkook dengan mudahnya menghindari serangannya, Sinb semakin banyak mengelurkan asap merah dan dengan gencar tangannya terus mengarah kearah Jungkook sampai beberapa serangan berhasil menyentuh kulit Jungkook membuatnya sedikit merasakan sakit dan itu dapat terlihat dari perubahan ekspresi wajahnya.
"Jangan terus menghindar! Lawan aku dengan benar! Aku tidak akan berpikir dua kali untuk membunuhmu!" Ancam Sinb.
BLEDUUUMM
Jungkook semakin terdesak ketika Sinb kali ini tidak segan-segan untuk mengeluarkan seluruh kekuatan serangannya dan mau tidak mau membuatnya harus menangkis serangan gadis itu.
"Kau terlalu percaya diri roh hilang!" Jungkook pun menghilang dan muncul dihadapan Sinb. Ia mulai melesatkan pukulannya dan Sinb berusaha untuk menghindarinya sampai ketika Jungkook berhasil memukul bagian perut Sinb.
"Dengan tubuh manusia ini kau tidak akan mampu untuk melawan ku!" Bentak Jungkook
BRUG
Sinb terjatuh pada semak belukar dan merintih memegangi perutnya yang sakit saat Jungkook berhasil memukulnya.
"Bagaimana? Apa kau masih tidak mau menyerah?" Tanya Jungkook.
"Bedebah kau!" Tubuh Sinb mulai melesat di udara dan ia mulai mengumpulkan asap merah yang lebih banyak dan mengarahkannya kepada Jungkook, Jungkook pun mengeluarkan asap hitamnya dan mengarahkannya ke Sinb. Mereka terus saling menekan dengan kekuatan milik mereka sampai salah satu di antara mereka kalah.
Hal itu terjadi beberapa menit sampai Sinb terlihat kelelahan dengan keringat terus mengucur di sekitar wajahnya dengan asap miliknya yang masih besar dan asap hitam Jungkook yang sepertinya tidak pernah habis tapi ini belum berakhir sampai ketika...
BLEEEDDDDDAAAAAAAAAARRRRRRR
BRUUUUKKKK
DAAAKKKKK
PLAAASSSSHHH
Terjadi ledakan besar, sangat sulit untuk mengetahui siapa pemenangnya sampai ketika cahaya itu menghilang bersama kumpulan asap. Jungkook membungkuk dengan nafas tersengal-sengal sementara Sinb? Tubuhnya terkapar di atas rerumputan. Gadis itu nampaknya tak sadarkan diri. Jungkook seperti menyadari sesuatu, ia melesat cepat mendekat tubuh Sinb dan tangannya berusaha menyentuh wajah Sinb.
"Menyerahlah! Aku akan melepaskanmu." Jungkook memberikan tawaran tapi tidak ada reaksi apapun dari tubuh Sinb. Melihat Sinb tak menunjukkan reaksi apapun, Jungkook semakin gencar memukul pelan kedua pipi Sinb tapi itu pun tak membuahkan hasil.
"Apa aku salah menduga besar kekauatanmu? Aku belum mengeluarkan semua kekuatan ku dan kau langsung tak sadarkan diri?" Jungkook mendesah dan mulai menggendong tubuh Sinb dan menghilang begitu saja.
---***---
Malam menjelma dengan kepekatan yang cukup khas, di sana di atap sebuah gedung Jungkook berdiri dengan pikiran kalutnya. Ia memandangi ratusan bangunan yang menjulang tinggi dengan pernak-pernik lampu malam yang menjadi hiasan sepanjang waktu.
"Setelah sekian lama dan sedikit lagi aku akan menemukannya. Hanya dengan bantuanmu, aku akan tahu seperti apa masa laluku." Guman Jungkook masih menatap kosong bangunan dihadapannya.
"Aku tidak peduli jika aku harus melawan kehendak langit. Aku harus segera menyelesaikan ini semua. Sebelum itu, aku tidak akan pernah melepaskanmu Hwang Sinb!" Guman Jungkook terlihat sekali penuh tekat.
Ia menghilang kemudian muncul di sebuah kamar bernuansa merah yang terkesan seram. Dengan beberapa roh yang berkeliaran di sekitar tubuh yang berbaring dengan lelapnya, bahkan sosok itu pun tak terusik dengan kemunculan Jungkook yang secara tiba-tiba itu. Jungkook tak lantas mengejar para roh yang hilang tersebut, ia membiarkannya dan hanya peduli pada sosok yang masih terbaring lemas tak sadarkan diri, Hwang Sinb!
"Apa yang harus ku lakukan untuk membuatmu sadar kembali?" Guman Jungkook sambil mendesah panjang.
Jangan lupa Like ya ^^