Read More >>"> The Bet (The Bet | 8) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU 0
About Us  

Aretha masuk ke dalam kamar Alvaro dan membanting pintu kamar laki-laki itu. Alvaro terkejut lalu melihat adiknya sambil tersenyum kecil. Aretha berjalan ke arah Alvaro dan memukuli lengan laki-laki itu pelan.

“Kenapa jam segini udah pulang? Bukannya lo pulang sekolah jam—”

“Gue kalah,” potong Aretha. “Dan satu sekolah sekarang tau kalo gue dan Aletha saudara kembar. Lo doain aja, gue gak depresi sampe bunuh diri karena denger orang ngebanding-bandingin gue sama Aletha. Apalagi dia kakak kelas gue, padahal gue yang lahir duluan,” lanjut Aretha tersenyum sinis.

“Gak boleh ngomong gitu.”

“Harusnya hari ini gue bolos aja,” gumam Aretha. “Lo bohong ke gue! Ngancem kalo gue bolos, lo bakal nyuruh Aletha nginep di sini lagi, padahal mereka emang bakal nginep di sini karena rumahnya lagi renovasi.”

“Daripada lo bolos.”

“Pokoknya mulai sekarang lo harus belajar buat sayang sama Aletha doang, jadi kalo gue beneran depresi terus mutusin buat bunuh diri, lo gak akan merasa kehilangan.”

“Jangan ngomong sembarangan!” bentak Alvaro.

“Gue serius. Karena gue gak yakin bisa tahan sama kata-kata orang yang ngebandingin gue dan Aletha.” Aretha memasang wajah seriusnya membuat Alvaro mendadak serius. “Apalagi kalo Aram juga ikut ngebanding-bandingin gue dan Aletha,” gumam Aretha.

“Gue tau permainan lo dan Aram, Aram gak salah di sini karena yang bikin taruhannya adalah lo sendiri, tapi gue juga gak akan ngebiarin Aram kalo sampe dia nyakitin lo.”

“Adik lo bukan cuman gue, tapi Aletha juga.”

“Tapi yang gue tau, lo yang butuh perhatian gue, bukan Aletha.” Aretha terdiam. “Nanti malem, mau ikut gue ngumpul sama temen gue?” tanya Alvaro.

“Pasti ada Rachel, lo ngajak gue cuman buat nemenin Rachel kan?” Aretha memutar bola matanya malas saat melihat Alvaro menampilkan cengiran lebar.

“Ada Aram juga kok.”

“Lo salah besar kalo mikir gue bakal ikut kalo ada Aram. Kebalikannya, gue lagi males ketemu Aram jadi gue gak mau ikut.”

“Gue pinjemin apartemen deh? Kata mama, mereka bakal tinggal di sini kurang lebih tiga bulan,” tawar Alvaro.

Alvaro memang terlahir di keluarga yang bisa dikatakan kaya, tetapi rumah dan apartemen yang dia sebut, semuanya berasal dari uangnya sendiri. Sejak kelas dua belas dia sudah membuka restoran yang sekarang sudah memiliki beberapa cabang di Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia.

“Oke!”

 

t h e  b e t

 

Pukul setengah tujuh malam, Aretha keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Alvaro. Perempuan itu mengenakan hoodie berwarna biru gelap dan celana jeans pendek, rambutnya digerai dan polesan make up tipis melapisi wajahnya.

“Jemput Rachel dulu?” tanya Aretha saat melihat Alvaro yang sedang megambil dompet dan handphone.

“Gue udah bilang belom?” tanya Alvaro sambil menatap Aretha dengan tatapan bertanya. “Gue udah minta Aram buat ke sini, jadi lo bisa ikut Aram.”

“Gak!” tolak Aretha langsung. “Gue ikut lo aja.”

“Aram udah jalan, harusnya bentar lagi dia sampe, gak mungkin gue tiba-tiba bilang gak usah ke sini kan?”

“Gue gak jadi ikut.”

“Kenapa sih? Berantem sama Aram? Tapi tadi siang lo pulang sama Aram kan?”

“Gue malu!” rengek Aretha.

“Malu kenapa?”

“Pokoknya malu! Tadi gue ngomong sesuatu yang memalukan,” rengek Aretha lagi.

“Terus? Gak mau ketemu Aram lagi?”

“Bukan gitu.” Aretha menyebikkan bibirnya. “Tapi jangan sekarang aja.”

“Sekarang atau besok, gak ada bedanya.” Alvaro berjalan sambil mendorong tubuh Aretha pelan untuk keluar dari kamarnya. Mereka berdua berjalan menuju pintu dan keluar berjalan keluar rumah.

Aretha menatap Aram yang baru saja keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah mereka. Aretha tersenyum canggung saat melihat Aram tersenyum ke arahnya, perempuan itu masih berdiri di sebelah Alvaro.

“Kalian jalan duluan aja, gue mau jemput Rachel dulu.” Aram mengangguk, kemudian Alvaro berjalan masuk ke dalam mobilnya. Sementara Aretha, perempuan itu masih berdiri diam di hadapan Aram.

“Ayo.” Aram menarik tangan Aretha untuk berjalan ke arah mobilnya yang terparkir di seberang rumah Aretha—atau lebih tepatnya rumah Alvaro.

Aram menjalankan mobilnya saat Aretha sudah duduk di sebelahnya. Laki-laki itu diam sambil tetap fokus dengan jalanan di depannya. Sementara Aretha tetap diam karena merasa malu dengan kata-katanya tadi siang.

“Omongan gue tadi siang, lupain aja. Kalo lo suka sama Aletha juga gak masalah buat gue.”

Aram tersenyum miring. “Jadi menurut lo, gue bakal suka sama Aletha cuman karena dia pinter?”

“Mungkin? Karena lo juga pinter, jadi kalo lo mau ngomongin rumus matematika bisa nyambung gitu.” Aram terkekeh geli sambil mengacak-ngacak rambut Aretha pelan. Perlakuan Aram sontak membuat Aretha mematung.

Aretha tersenyum kecil, wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Aretha mengangkat tangannya menutupi wajahnya yang memerah. Kenapa Aram malah merasa kelakuan Aretha saat ini sangat menggemaskan?

“Di sini?” tanya Aretha saat Aram memarkirkan mobilnya di depan sebuah kafe.

“Iya, yang punya itu temen kakak lo.”

“Oh.”

Aretha keluar dari mobil Aram, menunggu laki-laki itu untuk keluar lalu berjalan bersama menuju ke arah kafe itu. Aretha berjalan di sebelah Aram yang sibuk dengan handphone-nya, hal itu membuat Aretha sedikit kesal karena merasa diacuhkan.

“Wih, Ram, cewek lo?” tanya seorang laki-laki saat mereka memasuki kafe itu. “Akhirnya ada yang ngegantiin lo, Sky,” tambah laki-laki itu melihat ke arah perempuan yang duduk tidak jauh darinya.

“Hai,” sapa perempuan yang dipanggil Scarlet yang beberapa detik lalu berjalan dan berhenti di hadapan Aram dan Aretha yang masih berdiri tidak jauh dari pintu masuk.

Aretha melirik Aram yang berada di sampingnya dan menyadari rahang Aram mengeras walaupun ekspresinya tetap datar tapi Aretha berhasil menyadari perubahan kecil itu. Aretha bertanya-tanya dalam hati, perempuan di hadapannya saat ini siapa? Mantan Aram? Kenapa Aretha merasa tidak rela jika perempuan di hadapannya adalah mantan Aram? Pikirannya bercampur, menurutnya perempuan di hadapannya saat ini sangat cantik, apalagi tubuhnya yang tinggi membuatnya sangat cocok dengan Aram, berbeda dengan Aretha yang hanya sepundak Aram.

“Hai, kenalin, pacar gue,” ucap Aram menatap Scarlet dengan ekspresi datar lalu menoleh ke sampingnya, melihat Aretha yang tersenyum kikuk.

“Aretha.” Aretha mengulurkan tangannya yang dibalas dengan uluran tangan Scarlet.

“Scarlet, panggil aja Sky. Gue kira Aram bakal terus ngejar gue, tapi ternyata move on juga.” Ucapan Scarlet membuat Aretha menggeram dalam hati, apa-apaan ini? Apa permpuan di hadapannya ini sedang berusaha memanas-manasinya?

“Tenang aja, Aram gak akan ngejar-ngejar lo lagi karena dia udah punya gue yang harus dia perhatiin.” Aretha tersenyum miring.

Perkataan Aretha yang bisa dikatakan frontal membuat beberapa pasang mata mulai memperhatikan percakapan antara dua perempuan yang baru mengenal itu. Aretha yang bar-bar telah kembali, dan sekarag Aretha berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan menunjukkan sisi lainnya lagi. Aretha yang akan orang-orang lihat setelah ini, ya, Aretha yang senang membuat onar dan melanggar peraturan, tidak ada lagi Aretha dengan sikap polosnya.

“Bagus deh, setelah hampir tiga tahun Aram ngejar gue, akhirnya berhenti juga.” Aretha tersenyum sinis mendengar perkataan Scarlet. Perempuan di hadapannya ini memang ingin memanas-manasinya ya?

“Ada lo juga, Sky? Gue kira lo gak bakal dateng.” Tiga pasang mata itu menoleh, Aram dan Aretha menoleh ke belakang, sementara Scarlet menatap orang yang berdiri di belakang Aretha.

“Hai kak,” sapa Scarlet tersenyum canggung saat melihat Rachel yang berdiri di sebelah Alvaro.

“Tadi gue liat kalian udah ngobrol berarti udah kenalan dong? Pacar Aram—Aretha, dia adik gue.” Aretha tersenyum miring saat melihat ekspresi wajah Scarlet yang terkejut. “Gue harap lo juga bisa cari cowok yang pantes buat lo karena cewek di sebelah gue orangnya cemburuan,” Alvaro terkekeh, melihat ke arah Rachel yang dari tadi berdiri di sebelahnya sedang menggurutu tanpa suara.

Aretha butuh waktu untuk mencerna kata-kata kakaknya sampai akhirnya ia sadar dengan satu fakta baru tentang Scarlet yang menurutnya menarik. Aretha terkekeh dalam hati, perempuan itu menyimpulkan bahwa Scarlet dan Aram berpacaran tapi Scarlet suka dengan kakaknya hingga Scarlet memutuskan Aram. Menarik.

“Kenapa?” tanya Scarlet dengan tatapan yang berubah sendu. “Apa yang dia punya dan gue nggak, sampe lo milih dia, kak?” tanya Scarlet. “Lo juga Ram? Kenapa saat gue mau ngajak lo buat balikan, lo malah pacaran sama dia?” tanya Scarlet lagi sambil melihat ke arah Aretha.

“Wah, urat malu lo udah putus, hah?!” sentak Aretha karena terlalu gemas dengan perempuan yang masih berdiri di hadapannya saat ini, dia tidak tau malu atau gimana? Berbicara seperti itu di depan banyak orang, apalagi sekarang, fokus teman-teman kakaknya dan teman-teman Aram terarah ke mereka.

“Gue mati-matian narik perhatian lo, kenapa lo malah tertarik sama dia?” tanya Scarlet menatap Alvaro lagi lalu menatap Rachel dengan tatapan merendahkan.

“Rachel jauh lebih baik dari lo! Kalo pun kakak gue mau sama lo, gue gak akan setuju!” sahut Aretha kesal.

“Aram? Lo gak bener-bener move on dari gue kan?” tanya Scarlet beralih menatap Aram membuat Aretha lagi-lagi mendengus kesal.

“Lo punya harga diri gak sih?!” bentak Aretha. “Ditolak sama cowok satu malah minta dibela cowok dua.” Aretha mencibir.

“Sori Sky. Hampir tiga tahun gue ngejar lo setelah lo minta putus, tapi yang lo peduli cuman Alvaro. Dan sekarang lo minta balikan ke gue, gue udah punya Aretha,” jeda sebentar sebelum akhirnya Aram melanjutkan kalimatnya, “dia emang gak kayak lo yang pinter sekaligus mandiri, gak bergantung sama orangtua karena lo punya usaha yang lo bangun dari nol, tapi setidaknya dia gak kayak lo yang selalu nyuruh gue untuk jadi kayak Alvaro.”

***

Kalian tim siapa?

#AramAretha

#AramSky

#AlvaroRachel

#AlvaroSky

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Furimukeba: Saat Kulihat Kembali
424      290     2     
Short Story
Ketika kenangan pahit membelenggu jiwa dan kebahagianmu. Apa yang akan kamu lakukan? Pergi jauh dan lupakan atau hadapi dan sembuhkan? Lalu, apakah kisah itu akan berakhir dengan cara yang berbeda jika kita mengulangnya?
Pensil Kayu
349      229     1     
Romance
Kata orang cinta adalah perjuangan, sama seperti Fito yang diharuskan untuk menjadi penulis buku best seller. Fito tidak memiliki bakat atau pun kemampuan dalam menulis cerita, ia harus berhadapan dengan rival rivalnya yang telah mempublikasikan puluhan buku best seller mereka, belum lagi dengan editornya. Ia hanya bisa berpegang teguh dengan teori pensil kayu nya, terkadang Fito harus me...
ALUSI
8844      2130     3     
Romance
Banyak orang memberikan identitas "bodoh" pada orang-orang yang rela tidak dicintai balik oleh orang yang mereka cintai. Jika seperti itu adanya lalu, identitas macam apa yang cocok untuk seseorang seperti Nhaya yang tidak hanya rela tidak dicintai, tetapi juga harus berjuang menghidupi orang yang ia cintai? Goblok? Idiot?! Gila?! Pada nyatanya ada banyak alur aneh tentang cinta yang t...
Foxelia
865      448     3     
Action
Red Foxelia, salah satu stuntman wanita yang terkenal. Selain cantik, rambut merahnya yang bergelombang selalu menjadi bahan bicara. Hidupnya sebagai aktor pengganti sangatlah damai sampai akhirnya Red sendiri tidak pernah menyangka bahwa ia harus melakukan aksi berbahayanya secara nyata saat melawan sekelompok perampok.
Bittersweet My Betty La Fea
3493      1215     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
About us
29907      2748     3     
Romance
Krystal hanya bisa terbengong tak percaya. Ia sungguh tidak dirinya hari ini. CUP~ Benda kenyal nan basah yang mendarat di pipi kanan Krystal itulah yang membuyarkan lamunannya. "kita winner hon" kata Gilang pelan di telinga Krystal. Sedangkan Krystal yang mendengar itu langsung tersenyum senang ke arah Gilang. "gue tau" "aaahh~ senengnya..." kata Gila...
Coneflower
3391      1543     3     
True Story
Coneflower (echinacea) atau bunga kerucut dikaitkan dengan kesehatan, kekuatan, dan penyembuhan. Oleh karenanya, coneflower bermakna agar lekas sembuh. Kemudian dapat mencerahkan hari seseorang saat sembuh. Saat diberikan sebagai hadiah, coneflower akan berkata, "Aku harap kamu merasa lebih baik." — — — Violin, gadis anti-sosial yang baru saja masuk di lingkungan SMA. Dia ber...
Metanoia
2862      948     2     
True Story
âťťYou, the one who always have a special place in my heart.âťž
Dream
582      420     5     
Short Story
1 mimpi dialami oleh 2 orang yang berbeda? Kalau mereka dipertemukan bagaimana ya?
My Best Man
127      109     1     
Romance
Impian serta masa depan Malaka harus hancur hanya dalam satu malam saja. Dia harus menerima takdirnya. Mengandung seorang bayi—dari salah satu pelaku yang sudah melecehkan dirinya. Tidak mau dinikahkan dengan salah satu pelaku, karena yakin hidupnya akan semakin malang, Malaka kabur hingga ke Jakarta dalam kondisi perut yang telah membesar. Dia ditemukan oleh dua orang teman baik dari m...