Seperti hal nya sebuah gundukan yang sangat besar, menjadi sebuah penghalang jalan setiap ingin melewati nya. Hal lain yang lebih mendominasi sekarang ialah, ketika Bintang tiba di depan pintu rumah dan mendengar sebuah rengekan anak kecil di dalam rumah.
Tidak perlu lagi untuk mencari tau siapa yang sedang berdebat di rumah nya, cukup Bintang menebak dengan suara tersebut ia pun tahu siapa dia.
" Abang Bintang udah datang." Senyuman manis dan lebar itu Cinta perlihatkan dengan sumringah ketika Bintang membuka pintu masuk.
Bukan nya Bintang tidak suka mempunyai seorang adik, ia hanya merasa risih dengan segala kelakuan dan juga rayuan yang sering kali Cinta perlihatkan ketika adik nya itu ingin meminta sesuatu
" Tumben, nyapa. mau minta apa?" Tebak Bintang tanpa basa basi.
Cinta semakin tersenyum lebar dan merentangkan kedua tangan nya. " Mau peluk, boleh."
Bintang hapal dengan betul, ketika adik kecil nya ini sedang meminta sesuatu, pasti menjadi hal yang pertama yang Cinta lakukan saat ini. Contoh nya ya seperti ini, meminta pelukan.
Bintang melayangkan kaki nya menuju Cinta dan memeluk tubuh kecil dan mungil itu. " Terus apa lagi." kata Bintang
Cinta tetap tersenyum lebar di balik bahu kakak nya itu. lalu di detik kemudian ia mencium pipi Bintang.
Dan itu hal yang ke dua, jika Cinta menginginkan sesuatu.
Cinta melepaskan pelukan nya, lalu berjalan ke meja makan mengambil segelas jus jambu kesukaan Bintang. " Buat, abang ku yang paling ganteng."
Bintang mengambil jus itu, dan meminum nya sambil melirik adik nya lewat tepian gelas.
Dan ini hal ketiga, jika adik kecil nya itu sedang mengingikan...
" Abang.. Cinta boleh ya kerumah reyhan."
Tepat pemikiran Bintang menjerumus kesana, Adik nya itu sudah mengeluarkan apa yang sedang di inginkan nya.
" Buat apa kesana?" tanya Bintang yang segera meneguk habis minuman nya. hampir saja ia tersedak mendengar permintaan Cinta.
" Rey, sakit bang." Cinta menunduk dengan tampang sedih yang di lebih-lebih kan.
" Udah ijin Bunda?" tanya Bintang dengan berjalan ke arah sofa, di dikuti Cinta di belakang nya.
" Cinta udah ijin, tapi..
" Gak di ijinin." tebak Bintang
Cinta kembali cemberut dan menunduk sedih.
Dan itu membuat Bintang mendesah berat. Inilah akibat nya mempunyai seorang adik perempuan, jika adik nya tidak mendapat restu maka kakak nya lah yang berkewajiban bertindak. Contoh nya Bintang sekarang.
" Bun, ijinin lah Cinta ketemu Rayhan." bujuk Bintang kepada Bunda yang sedang berada di dapur sekarang.
" Bunda gak ngelarang Cinta untuk ketemu Rayhan. tapi Bunda lagi gak bisa nganter. lihat, pekerjaan Bunda masih banyak kan." tunjuk Bunda marissa kepada Bintang memperlihatkan kue nya yang belum jadi.
" Tinggalin dulu lah Bun, demi anak." Bintang mencoba membujuk Bunda nya kembali.
" Kalau bisa di tinggal, pasti Bunda bakal nganter. tapi ini gak bisa." Kali ini Bunda nya menghadap Bintang sepenuh nya.
Terlihat jelas jika Bunda nya sedang super duper sibuk, bisa dilihat jika wajah nya penuh dengan goresan tepung dan juga rambut nya yang sekarang persis seperti uban. dan celemek yang menggantung di leher nya, membuktikan seberapa sibuk nya Bunda nya saat ini.
" Emang gak ada sopir yang bisa nganter?"
" Gak ada, Pak Jumadin lagi cuti hari ini."
" Kenapa cuti?" tanya Bintang
" Istri nya lahiran."
Bintang mengangguk angguk. sedangkan Cinta sedang mengintip di balik tembok dapur, berharap jika Abang nya itu bisa membujuk Bunda nya.
" Ya udah, kalau begitu besok aja deh ngater Cinta, gimana." tawar Bintang sambil membuka pintu kulkas.
Cinta yang mendengar itu, melototkan mata nya. percuma dong, tadi dia merayu abang nya.
" Besok juga Bunda gak bisa Bintang."
" Emang mau kemana lagi Bun.?"
" Kan besok, Bunda mau lounching toko kue baru." balas Bunda yang kembali mengaduk adonan.
Bintang mencebikkan bibir nya, dan tanpa sengaja melihat Cinta yang sedang mengintip.
" Ya sudah, gak jadi deh kalau begitu." acuh Bintang sambil mengigit apel merah.
Cinta yang mendengar itu, hampir menggulirkan mata nya keluar. Jadi, sia-sia dong tadi merayu abang nya sebegitu rupa. dan pada akhir nya Abang nya juga tidak bisa membantu, malah tambah..
" Gimana kalau kamu aja, yang nganterin Cinta ke rumah Reyhan." Ucap Bunda nya pada Bintang.
Bintang menoleh dan langsung menggeleng dengan keras. " Gak mau."
Sedangkan Cinta bagaikan tersirami cahaya yang begitu indah di tengah kegelapan yang sedang menerpa.
" Kan kamu gak lagi sibuk, hari ini."
" Tetep Bintang gak mau." Tolak Bintang.
Cinta tetap mengintip, dan menyatukan tangan nya di depan dada. memohon supaya Bintang menyetujui nya.
Bintang yang melirik itu, hanya bisa mendengus kesal.
" Ya sudah kalau kamu gak..
" Bintang mau." sela Bintang sambil mengunyah apel dengan kasar.
" Lah, tadi ngomong gak mau." Bunda nya menatap heran Bintang.
" Anggep aja, Bintang hari ini lagi PMS." sahut Bintang dengan cepat, lalu berjalan keluar dari dapur.
Jangan di tanya lagi, Cinta tersenyum dengan lebar sampai ingin rasa nya Bintang melempari apel nya ke mulut kecil adik nya itu, ketika ia melewati Cinta.
Sedangkan Bunda nya tetap melongo, menatap pungung Bintang, sambil mencerna perkataan Bintang tadi. " Ya tuhan.. apa aku salah ya, pas bikin Bintang." Kata Bunda nya yang masih termangu.
****
Dengan segala pujian dan perkataan manis yang sedari tadi di lontarkan kepada Bintang, Membuat telinga Bintang hampir meleleh karna panas.
" Abang, hari ini cakep banget deh." puji Cinta yang di samping Bintang.
" Udah deh, jangan muji-muji abang gitu. abang itu sudah ganteng dari jaman Alif."Balas Bintang
" Pede banget sih." Tetap saja Cinta melebarkan senyuman nya.
" Lagian, kenapa sih harus kamu sendirian ke rumah Rayhan.?" tanya Bintang sambil membelokan setir nya ke kanan.
" Temen-temen udah pada jenguk, tinggal aku aja Bang. Bunda slalu sibuk jadi gak bisa nganter."
Bintang menoleh sekilas ke arah adik nya. " Kenapa juga, penampilan mu hari ini berbeda.?" tanya Bintang.
Cinta memperhatikan penampilan nya sendiri. " Kenapa ada yang kurang ya Bang." Ujar nya. Tiba-tiba Cinta tidak bisa duduk dengan diam.
" Gak ada yang kurang, malah kelebihan."
" Masa sih." Cinta bercermin di kaca spion.
Bintang hanya memutar bola mata nya menatap Adik nya itu. Bintang pernah kecil dan Bintang tidak sebodoh itu jika merasa adik nya itu sedang berada pada fase cinta monyet.
Mobil yang ditumpangi Bintang sekarang sudah berada di depan gerbang rumah Rayhan. Bintang melepas sabuk pengaman nya , sedangkan Cinta langsung keluar dari mobil nya dengan tergesa.
" Lah, ngapain abang ikut turun." kata Cinta pada Bintang.
" Ya abang ikut lah." balas nya
" tapi Cinta gak ngajak kok." Sahut Cinta yang sekarang bersedekap dada.
Bintang mengedikan bahu nya sambil memencet bel di samping pagar.
" Abang, hanya mau pastiin. jika adik nya abang ini selamat sampai pulang nanti." ucap Bintang sambil mengacak rambut Cinta.
" Ihhh.. abang." rengek Cinta.
Cinta tidak bisa mencegah Kakak nya itu, karna gerbang sudah di buka oleh satpam. dan sangat kurang ajar nya kakak nya itu sudah memasuki rumah reyhan duluan, tanpa menunggu Cinta yang sedang menata rambut nya kembali.
Bintang memasuki rumah rayhan, kebetulan sekali pintu masuk nya gak terkunci. Jadi, Bintang langsung nyelonong begitu saja sambil berteriak. " Yuhu... ada orang di dalam."
Tanpa antisipasi duluan, seseorang menabrak nya dan menumpahkan segelas jus alpukat ke baju T-shirt warna putih yang sedang di pakai Bintang.
" Oh sial." umpat Bintang sambil menyeka cairan berwarna hijau itu.
" uppss.. maaf aku gak sengaja."
Bintang mendongak dan gadis yang tadi yang menumpahkan jus itu pun juga ikut mendongak, hingga mereka sama-sama menatap. semenit atau sedetik mereka tidak tahu karna sama-sama terkejut.
Mungkin jika di sekolah mereka bertemu itu hal yang wajar, tapi ini di luar dari lingkungan sekolah. kenapa harus juga di pertemukan, dengan keterkejutan yang masih belum hilang. mereka hanya berucap yang terlintas di kepala mereka.
" Bulan."
" Bintang."
nice story, i love it :)
Comment on chapter PERMUSUHAN..