Pagipun datang seolah sudah menunggu saja. Aku dan Risma bergegas menuju kampus. Syukurlah aku bangun pagi meskipun tidur tengah malam demi buku yang sangat menarik itu. Akupun membawanya untuk dibaca ketika luang dan aku berharap tidak ada dosen kali ini.
"Vel, kau sudah baca buku itu?"
"Kau tahu Risma semalaman aku membacanya dan kau tahu isinya sangat bagus, aku sudah sampai ini." Aku menunjukkan bagian kedua dari buku itu.
Rismapun ikut membacanya.
"Judulnya bagus ya 'Kisah yang tak Seharusnya'." Dia menatapku seolah ingin mengorek semua kisah dalam diriku.
Baiklah bagian kedua dari buku itu berjudul 'Kisah yang tak Seharusnya'. Berawal dari kisah seorang perempuan yang duduk sendirian dengan buku dan penanya menulis semua yang dia lihat disekitar kemudian seorang pria yang hanya menatapnya dari kejauhan. Memerhatikan segala bentuk keindahan darinya. Tanpa sepengetahuan perempuan itu. Sampai akhirnya tanpa tahu perempuan itu diam-diam memerhatikan di pria juga dan tanpa disadari dia menulis semua kisah tentang si pria itu. Kisah yang manis sekali. Perempuan itu bernama Vera dan cowoknya bernama Faris. Kisah cinta dalam diam hanya melalui tulisan memanglah sangat romantis. Semakin dewasa semakin kita yakin bahwa pacaran bukanlah akhir dari segalanya. Pacaran bukan lagi jawaban atas cinta. Kadang hanya sebatas dekat meskipun tanpa predikat sudah cukup membuat seseorang bahagia.
"Vel coba kau baca ini!!" Risma menunjukkan sesuatu kepadaku.
Semakin jauh kau mendekat
Semakin terasa rasa yang tak kuyakin ada
Parasmu sempurna
Seolah tak berani aku mendekatinya
"Kau paham maksudnya?" Risma menatapku.
"Sebentar Risma aku pahami, mungkin artinya dia sedang menyukai seseorang yang dia belum tau apakah orang itu mencintainya atau tidak."
"Kau paham sekali hal-hal seperti ini aku tak mengerti."
"Ya kau tahu sendiri kan Risma aku sering menggunakan kata kias juga di tulisan-tulisanku."
"Aku lupa kalau sahabatku ini adalah seorang penulis, pantas saja kau bisa menyelesaikan novel dengan cepat apalagi hanya membacanya."
"Kau terlalu berlebihan, buktinya aku berhenti menulis lama sekali, aku butuh konflik."
"Apa? Kau butuh konflik?"
"Hahahaha bukan begitu maksudku."
"Aku punya ide Vel, bagaimana jika kau membuat balasan dari cerita ini?"
"Maksudmu?"
"Ya sebuah buku yang isinya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada buku ini? Biar seru pakailah nama penamu."
"Kurasa idemu seru namun aku takut tidak akan maksimal."
"Aku yakin kau pasti bisa."
Jawaban dari buku ini
Adalah sebuah buku jua
Isinya menjawab semua pertanyaan yang tertera
Entah tersurat maupun tersirat
Trenggalek, 14 Agustus 2018
Keren kak
Comment on chapter Aku Mencintaimu dalam Diam