Rencananya hari ini Paman dan pak karman akan dibawa menuju sebuah tempat yang dituju oleh pak Bastaman . selepas pertemuan singkat beberapa waktu lalu paman ku masih terus memikirkan wanita yang menjadi asisten di rumah pak Bastaman .
" saya akan mengajak kalian berdua menuju rumah Mbah Sahal , dia itu penjaga gunung " kata pak Bastaman
" selepas itu kami harus apa pak ? " kata Paman ku
" ikuti saja apa yang di perintahkan pak Sahal nanti nya " kata pak Bastaman
Perjalanan yang di tempuh sangat lah jauh , menyusuri rimbun pepohonan dan juga memasuki hutan yang sangat gelap . Di tengah tengah kelelahan yang mendera , langkah mereka terhenti ketika pak Bastaman menunjukan sebuah gubuk di tengah hutan itu dan mengatakan bahwa itu adalah rumah Mbah Sahal . Rumah itu sangat kumuh dan seperti tidak berpenghuni .
" itu rumah nya " kata pak Bastaman
" rumah itu ? " tanya pamanku dengan sangat ketakutan
" iya ! Itu rumah nya ! " kata pak Bastaman
Ketiga nya pergi menuju gubuk itu , mungkin karena keyakinan paman akan kekayaan yang bisa dia dapatkan disini itu tidak sekuat pak Karman , pamanku Wanto merasa jalan yang mereka tempuh untuk sampai di gubuk itu terasa sangat jauh dan melelahkan .
" kenapa rumah nya semakin menjauh Man ? " tanya paman ku dengan keringat yang membasahi hampir seluruh badan nya
" perasaan kamu saja kali To ! Ayo lah kuatkan lagi keinginan mu " kata pak Karman
Perjalanan yang melelahkan itu pun berakhir di muka gubuk yang hampir tumbang itu .
" permisi !!! " kata pak Bastaman sembari mengetuk pintu yang terbuat dari potongan bambu kuning itu
Kreeekkkkkkkk
Pintu terbuka tapi tidak ada orang yang muncul dari balik pintu itu . Ketiga nya masuk dan ketika semuanya sudah masuk keanehan kembali terjadi , tiba tiba secara otomatis pintu yang terbuka lebar itu kembali tertutup dengan sangat keras . Paman ku Wanto dan pak Karman sedikit terhentak karena semua keanehan yang ada di gubuk tua itu .
Pintu tertutup , tidak ada cahaya sedikitpun yang masuk melalui celah celah bilik yang menutupi seluruh bagian gubuk tua ini .
" mbah ? Ini saya " kata pak Bastaman nampak sudah akrab dengan sang pemilik gubuk ini
" mari duduk "
Tiba tiba seseorang berbicara di belakang paman ku , sontak paman ku Wanto sangat terkaget kaget karena sedari tadi tidak ada orang yang berdiri atau apapun di belakang tubuhnya . Dari balik badan nya nampak seorang kakek Tua dengan jenggot putih panjang dan hampir menyentuh bagian dada nya , pakaian serba putih dengan ikat kepala bermotif totol totol singa semakin menambah kesangaran pria tua ini .
" ayo silahkan duduk " Kata Mbah Sahal itu
Ketiga nya duduk di depan sebuah meja yang di tutupi kain merah dan terdapat beberapa piring yang terbuat dari tanah liat dan juga sebuah teko juga beberapa gelas yang terbuat dari tanah liat juga .
Pak Bastaman mulai menjelaskan maksud dan tujuan kami datang ke gubuk nya , belum selesai pak Bastaman bercerita tiba tiba Mbah Sahal memotong pembicaraan pak Bastaman dan berkata bahwa dia sudah memahami apa yang ketiga nya mau .
" kalian datang dengan keluhan yang sama rupanya ! Kalian ingin apa setelah kalian mendapatkan apa yang kalian mau ?! " Tanya Mbak Sahal mulai menuangkan air pada gelas gelas tanah liat nya
" kalo saya Mbah , saya mau bantu orang yang tidak mampu " kata pak Karman
Tiba tiba senyum sinis mengembang dari bibir Mbah Sahal . Ketiga nya mempertanyakan arti dari senyuman yang Mbah Sahal sajikan hari ini .
" semua orang yang datang kesini berkata sama , ingin membantu yang susah , tapi apa itu bisa dibuktikan setelah mereka kaya ? Tidak ada ! Manusia memang munafik " Kata Mbah Sahal
" kenapa kalian tidak bilang saja kalau kalian ingin kaya karena kalian tidak mau usaha ? " Timpa nya lagi
" bukan tidak mau usaha Mbah , gaji kami dari buruh panggul itu tidak seberapa ! Tidak sebanding dengan keperluan yang semakin mahal " kata paman ku Wanto
" manusia hanya bisa mengeluh mengeluh saja " Timpa Mbah Sahal lagi
Suasana mendadak hening , tiba tiba entah dari arah mana datang suara aungan harimau , paman ku dan juga Pak Karman ketakutan mendengar suara itu , tapi pak Bastaman nampak sudah sangat akrab dengan suara itu karena tidak ada guratan rasa takut yang terlukis di wajah nya .
" astagfirullah " pamanku sangat terkejut
" tenang saja , dia peluharaan saya , namanya si welang ! Mungkin dia mengaum karena menyadari kehadiran kalian " kata Mbah Sahal
" suaranya begitu dekat mbah , apa benar dia tidak akan apa apa ?" tanya pamanku
" Itu kan suaranya saja ! Dia tinggal jauh di dalam hutan sana " kata Mbah Sahal
Kemudian laki laki tua ini bangkit dari duduk bersila nya dan mengisyaratkan agar mereka semua mengikuti langkahnya . Semuanya berjalan menyusuri lebat nya hutan dengan pepohonan yang rimbun juga suara suara binatang yang terus terdengar seperti ikut menghantar semuanya ke tempat yang akan mbah Sahal tunjukan .
Hari mulai malam , tapi perjalanan masih belum juga sampai di tempat yang dimaksud . Keringat mulai membasahi baju dan juga membuat tubuh paman ku lengket dengan keringat .
Perjalanan panjang itu pun terhenti di sebuah goa dengan beberapa batu yang berjajar seperti kursi kursi pada zaman batu . Di atas batu batu itu terdapat beberapa orang yang sedang duduk bersila dengan tanpa sehelai kain pun . Mata mereka tertutup dengan sangat rapat , mereka nampak nyaman dengan keadaan itu padahal udara di hutan ini sangat dingin .
" disini lah kalian akan bertapa untuk beberapa hari kedepan " kata Mbah Sahal menunjukkan 2 batu yang kosong
" berapa lama kami harus diam disini Mbah?" tanya pak Karman
" sampai hajat yang kalian mau terwujud " kata Mbah Sahal
" apa tanda tanda hajat kami sudah terwujud ? " tanya pak Karman
" akan datang pada kalian seseorang yang mau membagi hartanya untuk kejayaan , segeralah kalian ikut bersemedi dengan mereka , lepas seluruh pakaian kalian dan mulailah kalian pejamkan mata" kata Mbah Sahal
" baiklah Mbah " kata Pak Karman
" saya akan kembali , bersungguh sungguhlah kalian meminta ! Jika kalian bermain main dengan semuanya , kalian akan menjadi penopang kerajaan yang selanjutnya " kata Mbah Sahal berlalu meninggalkan Pamanku dan juga Pak Karman di bongkahan batu itu
Pak Bastaman pun turut di bawa turun oleh laki laki tua itu . Tinggallah paman ku , pak Karman dan beberapa orang yang nyaris seperti mayat hidup .
Pak Karman mulai melepas pakaian nya dan naik ke atas batu yang nampak menyeramkan dengan segala macam jenis makanan dan juga dupa yang terus terbakar .
" kaya kaya " Pak Karman seperti kegirangan di atas batu itu
Mata Pak Karman mulai terpejam . Paman ku Wanto terus memperhatikan setiap inci batu itu , tiba tiba sekelibat pamanku melihat batu itu adalah kumpulan tengkorak manusia yang sangat menyeramkan . Paman ku mengucek matanya dan aneh nya batu itu kembali menjadi bentuk dan wujud nya semula .
" ah mungkin karena aku ngelamun aja " fikir Paman Wanto kala itu