Sesampainya di kota Paman ku segera mengganti pakaian menjadi kaos oblong , lalu lalang pembeli yang keluar masuk pasar menjadi ladang uang untuk Paman Wanto .
" mas .. " seseorang menepuk pundak Paman Wanto
" iya Bu , ada apa ? " tanya Paman ku
" maaf apa mas kuli panggul ? " tanya ibu itu
" iya Bu , apa ada barang yang harus saya bawa ?" tanya Paman Wanto
" ada mas ! Tapi tunggu anak saya dulu takutnya nanti dia nyariin " kata ibu itu
Beberapa saat kemudian anak ibu itu datang . Dia sangat cantik dengan rambut panjang yang terurai sepinggul , kulit sawo matang menambah ke cantikan anak ibu itu .
" nah itu anak saya mas ! " Kata ibu itu
Paman Wanto seketika membatu melihat kecantikan wanita yang baru dia temui itu . Paman ku sangat terpesona dengan kecantikan anak ibu yang baru dia kenal ini .
" yu Bu kita pulang ! " kata anak ibu tadi
" ayo Ri kita pulang ! Mas tolong bawa sampe ke depan ya " kata ibu itu
Paman ku hanya mengangguk sembari meraih barang bawaan ibu tersebut dan mengikutinya sampai ibu dan anaknya masuk ke dalam becak yang sudah menunggunya sedari tadi .
" ini mas uang nya ! " kata ibu itu menyodorkan beberapa lembar uang
Pamanku segera menaruh barang bawaan ibu itu , tapi malang .. Pundak Paman ku tergores sesuatu dari dalam barang bawaan ibu itu .
" astagfirullah " Paman ku secara spontan memegangi pundak kirinya
Darah mulai mengalir dari pundaknya
" aduh mas , mas gak papa kan ? " tanya ibu itu cemas
" gak papa Bu cuma luka sedikit aja " kata Paman ku
" saya lupa ngasih tau kalo tadi saya habis beli pisau ! " kata ibu itu
" pisau Bu ? Ibu kok bisa teledor gitu ? Ini mas nya luka loh Bu ! " kata anak ibu itu
" gak papa mbak ! Saya juga yang salah enggak tanya dulu apa aja di dalamnya ! Lain kali saya akan lebih hati hati lagi ! " kata Paman ku pergi dari hadapan ibu dan anak nya itu
Dengan tangan yang masih terus menerus memegangi pundaknya Paman ku Wanto beristirahat sejenak di sebuah ruko yang sudah tutup . Paman ku melihat tangan nya yang ternyata darah keluar cukup banyak , akhirnya Paman ku berjalan menuju toilet umum yang ada di pasar itu . Paman ku membuka bajunya dan mandi untuk membersihkan pundak nya yang terus mengeluarkan darah .
Sesekali pamanku meringis kesakitan karena air mulai masuk ke bagian luka di pundaknya .
" kenapa To ? " tanya penjaga toilet ketika Paman ku Wanto keluar dari toilet
" tadi pas ngangkat barang pundak ku kena pisau " kata Paman ku
" sudah kamu obati ? " tanya penjaga itu lagi
" sudah ! Jangan cemas kan aku , aku tidak apa apa ! " kata Paman ku sembari menepuk pundak penjaga toilet yang nampak mengkhawatirkan keadaan Paman ku .
-----
" Man ... "
" kenapa To ? " tanya pak Karman ketika dengan lirih Paman ku memanggil nama nya
" sewaktu saya diperjalanan menuju kota saya bertemu dengan seorang laki laki di bus ! Katanya dia pegawai kantor berita , dia sangat rapi dan juga terlihat dari kalangan berada " kata Paman ku membuka pembicaraan
" lalu ? " tanya pak Karman
" dia menceritakan tentang banyak hal , tapi dari semua pembicaraan kami itu saya dibuat berfikir keras ketika tidak ada orang yang sukses itu secara bersih , pasti ada noda noda yang sengaja dibiarkan untuk menggapai apa yang dia mau " Kata Paman ku
" aku bilang juga apa To ! Kalau kamu tetap jadi orang baik seperti ini mau makan apa kamu nanti ? Kebaikan ? Ayo lah .. Kita hidup bukan hanya untuk perut sendiri , ada banyak perut perut yang kelaparan menunggu kita pulang kerumah " Kata pak Karman
" kalau kita ikutin jejak teman kamu yang kamu ceritakan waktu dulu saja bagaimana ? " kata Paman ku Wanto
" siapa ? Bastaman ? Kamu yang benar saja ! " kata pak Karman
" saya ingin membuat Ema dan Bapak kagum sama saya Man ! Saya cape kalau harus terus menerus miskin seperti ini ! " kata Paman ku
Kebenaran dan juga ketaatan Paman pada Alloh SWT sekarang sudah tidak ada lagi . kebutuhan yang terus mendesak serta keuangan yang terus menipis membuat setitik cahaya yang selalu dia bawa dalam hatinya meredup seketika itu juga .
Keesokan harinya pak Karman dan Paman Wanto pergi menuju rumah teman pak Karman yang pernah pak Karman ceritakan kesuksesannya pada Paman ku Wanto .
" ini To rumah teman ku !" kata pak Karman ketika keduanya sampai disebuah rumah mewah dengan beberapa mobil yang berjejer rapi di garasi rumah itu
" rumah nya besar sekali Man ! " kata Paman ku mengungkapkan kekagumannya
" ini baru depan nya aja To ! Ayolah kita masuk saja " kata pak Karman mengajak Paman ku Wanto masuk ke rumah itu
Sesampainya mereka didepan pintu lalu pak Karman membunyikan bel . Beberapa saat kemudian datanglah seorang wanita dengan baju daster yang menjumpai sampai sampai kaki wanita itu tidak terlihat .
" mau ketemu siapa ? " tanya wanita itu
Ada yang aneh dari wanita ini , sedari tadi dia hanya tertunduk tanpa melihat ke arah kami sama sekali .
" pak Bastaman ada mbak ? " tanya pak Karman
" ada bapak masuk saja " kata wanita itu mempersilahkan kami untuk masuk
Pak Karman dan Paman Wanto masuk kedalam rumah itu , sekeliling rumah teman pak Karman ini membuat paman Wanto kagum dan ingin segera memiliki hal yang sama dengan pak Bastaman .
" Karman " sapa seseorang dari arah belakang
" Bastaman , apa kabar ? " tanya pak Karman
Keduanya saling berjabat tangan , sepertinya mereka sudah lama tidak bertemu .
" siapa ini ? " tanya pak Bastaman pada Paman ku
" oh ini namanya Wanto ! Dia teman ku dipasar , kuli panggul juga " kata pak Karman
Dengan sangat lembut pak Bastaman menyalami Paman ku dan mempersilahkan tamu nya untuk duduk .
" ada yang bisa saya bantu Man ? " tanya pak Bastaman
" begini Bas ! Kami ini sudah lelah dengan pekerjaan kami sehari hari , kerja dari siang sampai malam bahkan sampai pagi lagi ... Tapi tidak ada kebutuhan kami yang terpenuhi secara benar ! " kata pak Karman
" lalu apa yang bisa saya lakukan untuk membantu kalian ? " tanya pak Bastaman
" kami ingin seperti kamu Bas ! Apa kamu bisa bantu kami ? " kata pak Karman
" tentu Man ! Tapi ada banyak resiko yang harus di terima " kata pak Bastaman
" tidak apa Bas ! Kami sudah perhitungkan itu semua " kata pak Karman
" selama kami bisa sukses seperti bapak itu tidak apa apa ! " kata Paman ku Wanto
" jangan panggil saya bapak ! Panggil saja Bas ! Sama seperti Karman manggil saya " kata pak Bastaman sembari tersenyum
Ditengah-tengah perbincangan kami datanglah wanita yang tadi membukakan kami pintu dengan tiga gelas air minum .
" silahkan di minum pak ! Mas ! " kata wanita ini menaruh gelas gelas itu di meja
" terima kasih " kata ku
" sama sama " kata wanita itu berbalik badan membelakangi kami
Dari ujung ekor mata , Paman ku melihat sebagian wajah wanita itu hilang dan membuat paman ku bergidik ketakutan .