Dikegelapan malam yang nyaris tanpa ada cahaya setitik pun jika bukan dari ujung dupa yang terus mengeluarkan asap tanpa henti . Aroma dupa yang terus menguap seakan menembus rerimbunan pepohonan yang rindang , orang orang semakin memperdalam apa yang yang menjadi keinginan nya . Paman ku masih ragu akan apa yang kini sedang bergulir dihadapanya , dalam keadaan mata yang terpejam paman ku mulai berkomat kamit membacakan mantra atau ajian yang diberikan Mbah Sahal kepadanya sebelum semedi ini dimulai . Paman ku mempererat pejaman matanya , angin mulai masuk menyusup ke lebat nya dedaunan dan membuat dedaunan itu mengeluarkan suara suara karena bergesekan dengan daun yang lain . Keanehan kembali muncul , udara di sekeliling hutan seakan membuat kepala pamanku di paksa memikirkan apa yang sedang terjadi , siuran angin malam yang normalnya terasa dingin sekarang malah terasa sangat hangat ditubuh paman ku Wanto . Tubuhnya seperti tidak merasakan angin yang meliuk liuk di tempat ini , pejaman matanya semakin di perdalam . Saat itu pamanku merasa tubuhnya tidak lagi menyentuh batu yang ia duduki , tubuhnya seperti melayang tapi entah kemana tubuhnya dan oleh siapa tubuhnya di bawa .
Sekelibat paman ku mendengar bunyi tabuh tabuhan gamelan yang semakin lama semakin jelas , perlahan pamanku membuka matanya , dihadapannya ada begitu banyak orang yang sedang menari dengan diiringi tabuhan gamelan khas jawa dan beberapa orang penari yang nampak gemulai membawakan tarian jawa itu . Riasan yang tidak begitu menor dan wajah para penari yang sangat sangat cantik setidaknya membuat paman ku Wanto jatuh hati . Pamanku kala itu teringat bahwa dia tidak di tutupi benang sehelaipun , matanya menatapi tubuh bagian bawahnya , keanehan kembali terjadi pamanku sudah memakai kain batik yang menutupi tubuh bagian bawahnya sampai lutut . Dia pun sudah memakai baju oblong putih dan ikat kepala yang seperti secara ghaib terikat kuat di kepalanya .
" saya dimana?" tanya paman ku pada dirinya sendiri
Pamanku mulai berjalan mendekati keramaian itu , ada satu wanita yang sedari tadi mencuri perhatian nya . Wanita itu sangat cantik dengan kebaya serba putih dan kepalanya penuh dengan aksesoris bunga melati , dan dia tampak seperti pengantin jawa yang menawan , kulit yang berwarna putih bersih serta riasan wajah yang natural membuat dirinya cantik alami .
" beri jalan untuk dia " kata Wanita itu menunjuk ke arah paman ku
Pamanku tersentak melihat wanita itu yang mempersilahkan dirinya untuk mendekat . Kerumunan orang orang itupun bergeser memberikan pamanku jalan yang lebar untuk mendekat ke arah wanita pengantin itu .
" selamat datang Wanto " sapa nya lagi
Pamanku kaget mendengar dia tahu namanya padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya .
" anda tahu nama saya ? " tanya pamanku
" iya Wanto ! Aku sudah lama menanti kamu di gubuk ku ini " tambahnya
" apa ini rumah mu ? " tanya pamanku
" ini hanya pekarangan nya saja ! Apa kamu sudi untuk bertamu ke gubuk ku Wanto ? " tanya wanita itu
Keinginan pamanku untuk memiliki wanita itu menemui titik terang , paman ku seakan dibutakan oleh kecantikan wanita yang sedang duduk di sebuah kursi kayu dengan dua orang wanita di sisi kanan dan sisi kirinya .
" apa kamu bersedia berkunjung ke gubuk ku Wanto ? " Ajak wanita itu lagi
" baiklah " kata paman ku tanpa kompromi
" antar dia ke gubuk ku " seru Wanita itu pada beberapa orang yang berkumpul di tempat ini
Wanita itu berjalan menjauhi pamanku yang hanya sanggup berdiri kaku mengagumi kecantikan wanita yang baru saja di temuinya .
" mari !! "
Tiba tiba seseorang membuyarkan lamunan nya , pamanku membalikan badan menuju suara itu . Di belakang nya ada seorang pemuda kurus kering berdiri dan memegangi tali yang di ikatkan pada sebuah kuda tinggi berwarna putih .
" naiklah Tuan ! " kata laki laki itu meminta paman dengan halus
Dengan masih sangat terheran heran pamanku naik ke punggung kuda itu , laki laki itu menuntun kuda dengan suara gemerincing di arah kakinya . Ketika paman ku melihat ke arah kaki laki laki yang menuntun kuda , tepat di kedua kakinya terdapat lilitan rantai yang sangat besar , karena ikatan itu kaki laki laki ini mengeluarkan darah dan juga bernanah . Kembali , pamanku bergidik ketakutan .
" mas ! " pamanku berbisik ke arah telinga laki laki yang menuntun kuda itu
Laki laki itupun menoleh , wajahnya pucat pasi , pakaian yang di pakainya pun tidak sepantasnya dipakai di acara seperti ini . Laki laki itu hanya memakai celana pendek seperti popok bayi dan memiliki tali yang di silangkan ke pundak kirinya dan kembali terlilit di pinggang laki laki itu .
" kaki mas kenapa di rantai ? Terus wanita tadi siapa ? " tanya paman ku pada laki laki itu
Tapi aneh dia hanya menatap kearah muka pamanku tanpa ada sepatah kata pun yang menggetarkan mulutnya .
" selamat datang di gubuk ku Wanto !! "
Suara wanita tadi membuat langkah kuda yang dinaiki pamanku berhenti . Paman ku menatap ke arah depan dan melihat sebuah pintu kayu seperti pintu pintu zaman dulu dengan beberapa anak tangga di depan pintu itu .
Paman ku turun dari kuda putih itu dan mulai mengikuti langkah kaki wanita yang membuat paman ku berdecak kagum oleh kecantikan yang nyaris sempurna . Paman ku mulai menaiki anak tangga untuk menuju rumah sang wanita , kembali ... Keanehan itu terjadi , setiap kaki paman ku menginjak anak tangga selalu ada jeritan anak manusia yang terdengar jelas seperti sangat kesakitan .
" apa anda mendengar sesuatu ? " tanya paman ku pada wanita itu
" suara apa ? Aku tidak mendengar apapun disini , mau sampai kapan kamu memanggil aku dengan sebutan Anda , Wanto ? " kata wanita itu
" maaf , aku memanggil dengan sebutan anda karena saya tidak tahu nama anda " kata Paman ku
" nama ku Nawangsih Wanto , panggil saja aku nyi Wangsih " Kata wanita itu
" baiklah Nyi " kata paman ku
Langkah paman ku terhenti di sebuah ruangan yang sangat luas dengan ukiran ukiran aneh berwarna kuning dan beberapa guci tanah liat yang nampak berdebu .
" ini gubuk ku Wanto , kamu bebas melakukan apapun disini , anggaplah rumah mu sendiri " kata Nyi Wangsih setengah berbisik di telinga paman ku
Aroma melati menyeruak ke sekeliling penjuru ruangan ini .
" aku tahu apa yang menjadi keinginan mu selama ini , dan disini .. Kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu mau " kata Nyi Wangsih
" apapun itu ? " tanya paman ku
" iya Wanto , apapun !! " kata Nyi Wangsih sangat menggoda
" kalau aku minta kejayaan ? "
" bisa "
" kekayaan ? "
" bisa "
" berikan aku kekayaan itu Nyi ! " kata paman ku dengan menengadahkan tangan ke hadapan Nyi Wangsih
" baiklah Wanto , akan aku berikan kamu kekayaan itu , tapi ada syarat yang harus kamu penuhi " kata Nyi Wangsih
" apa syarat nya Nyi ? " tanya paman ku
" nanti di rumah mu ! Kamu harus mengosongkan 1 kamar untukku ! Dan setiap malam Jum'at aku akan datang ke rumah mu !! Gauli aku seperti kamu gauli istri mu , Sanggup Wanto ? " kata Nyi Wangsih
" aku belum memiliki istri Nyi " kata Paman ku
" kamu akan segera menikahi seorang wanita yang sudah lama kamu cintai ! " kata Nyi Wangsih
" apa wanita yang Nyi Wangsih maksud itu adalah Rita ? " tanya Paman ku
Rita itu adalah anak pemilik sawah yang sedang di garap oleh kakek ku , dia sangat cantik dan juga kaya raya . Bapak nya pun juragan tanah yang terkenal di kampung ku dulu , banyak laki laki yang ingin meminang nya , salah satu nya Paman ku , tapi paman ku hanya sanggup memendamnya dalam hati karena perbedaan kasta yang terlalu mencolok diantara keduanya .
" mana mungkin dia mau jadi istri saya Nyi ! Saya kan hanya anak seorang petani saja " kata Paman ku
" anak seorang petani itu sebentar lagi akan kaya raya ! Tapi ada satu hal yang harus kamu ingat secara terus menerus Wanto , kamu jangan pernah mencintai istri mu melebihi rasa cinta mu terhadap aku dan juga kekayaan mu , apa kamu sanggup ?" kata Nyi Wangsih
" sanggup Nyi " kata Paman ku dengan lantang
" baiklah , nanti kamu berikan aku kamar yang indah ! Juga makanan yang banyak ! Kamu kunci setiap saat kamar itu , jangan sampai ada orang lain selain kamu yang masuk ke kamar yang kamu persembahkan untuk ku " kata Nyi Wangsih
" baiklah Nyi " kata Paman ku
Tiba tiba datanglah beberapa wanita dengan pakaian seperti pelayan kerajaan membawakan baju pengantin laki laki khas jawa dan memakai kan nya di tubuh paman ku . Setelah pakaian itu dikenakan paman ku , datang pula seorang laki laki tua dengan jubah putih dan membawa beberapa guci di tangan nya . Langkah nya mendekat ke arah paman ku dan Nyi Wangsih , laki laki itu menumpahkan seluruh isi guci yang ternyata adalah air kembang . Setelah dia menumpahkan air kembang itu tanpa pamit dia kembali meninggalkan ruangan ini dan tinggal paman ku juga Nyi Wangsih saja .
" mulai sekarang aku adalah istri mu dan kamu adalah suami ku Wanto ! Berikan aku malam pertama ku Suamiku " kata Nyi Wangsih
" aku mencintai mu Nyi Wangsih " lirih paman ku di telinga istri siluman nya Nyi Wangsih