Seokjin melangkahkah kakinya perlahan menuju rak buku yang berada tidak jauh dari tempat duduknya.
"Oh.."
"Ada apa?" tanya Hoseok.
"Eopseo, kurasa posisi bukunya yang salah dan membuatnya terjatuh." ucap Seokjin sambil merapikan buku-buku itu kembali ke raknya.
Ketika Seokjin mengambil buku yang berjatuhan di lantai, ia melihat ujung sepatu berada di tepi rak buku.
I found you. Batin Seokjin sambil tersenyum miring, ia tahu siapa yang sebenarnya menjatuhkan buku ini.
"Ah kajja, kelas akan segera dimulai." ajak Seokjin sambil mengambil beberapa buku yang ia pinjam.
Setelah Seokjin dan teman-temannya meninggalkan area perpustakaan, Yerin menghela napas lega. Ia sangat takut jika Seokjin mengetahui dirinya lah yang menjatuhkan buku dan bersembunyi.
Yerin pun memilih untuk kembali ke kelas dan berusaha bersikap tenang. Yang bisa ia lakukan saat ini adalah menjauhkan Yoongi dari Seokjin yang bisa sewaktu-waktu berbuat sesuai keinginannya sendiri.
To: King of New Year Party
kita harus berbicara. coffee bay, jam 7 malam nanti.
"Aigoo aku tidak tahu mengapa aku menamainya seperti ini." gumam Yerin setelah mengirim pesan kepada Yoongi.
= = =
Sepulang sekolah Cheonsae memutuskan untuk langsung kembali ke rumahnya. Ia memilih menaiki bus karena tidak ingin menunggu ayahnya atau Seokjin menyelesaikan urusan masing-masing.
Ketika sampai di halte, ia melihat seseorang datang menghampirinya. Yoongi, dengan motornya datang dan berhenti dihadapan Cheonsae.
"Oh sunbae!" sapa Cheonsae sambil sedikit menundukkan kepalanya.
"Kau mau pulang?" Yoongi ingin memastikan.
"Ne."
"Biar ku antar."
"Ah aniya, sebentar lagi bus datang, lagipula rumah kita berlawanan arah, itu akan memakan waktu sunbae untuk segera sampai di rumah."
"Gwaenchanha, lagipula aku ingin membicarakan sesuatu."
Setelah penuh dengan pertimbangan, Cheonsae pun memutuskan untuk menyetujui. Jika menuruti hatinya, sejak awal ia tidak menolak tawaran Yoongi.
"Aku harap tidak ada yang membuat rumor tentang kita setelah ini." gumam Cheonsae.
"Sepertinya kau juga mendengar rumor itu." sahut Yoongi setelah menjalankan motornya.
Cheonsae merutuku dirinya sendiri yang dengan bodohnya menyebut kata rumor. Ia menggigit bibir bawahnya, mengantisipasi mulutnya mengucapkan hal diluar logika.
"Syukurlah nama sunbae tidak muncul dalam rumor itu." ucap Cheonsae.
"Geurae, lupakan saja. Masa sekolah tidak akan seru jika tidak muncul berita seperti itu, tetapi itu hanya rumor yang dibuat para makhluk iseng di sekolah. Jangan sampai mengganggu pelajaranmu."
"Ah ne sunbae."
Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu. Mereka fokus pada pikiran masing-masing hingga tiba di depan rumah Cheonsae.
Gerbang rumah itu terbuka. Terlihat mobil hitam terparkir disana.
"Kamsahamnida, sunbae. Aku harap tidak merepotkanmu."
"Kurasa kau jangan memanggilku sunbae setelah ini, aku merasa itu terlalu formal."
"Oppa?" Cheonsae tersipu saat mengucapkan kata itu.
"Lebih baik. Kalau begitu aku pergi, lupakan rumor itu."
"Arasseo. Hati-hati saat dijalan, oppa." ucap Cheonsae sambil melambaikan tangannya kepada Yoongi dan baru masuk setelah motor Yoongi menghilang dari pandangannya.
Ketika memasuki rumah, ia disambut dengan pertanyaan dari Seokjin.
"Mengapa kau tidak menungguku saja jika ternyata aku lebih cepat darimu?"
"Ku kira kau tidak akan secepat ini dengan urusanmu. Appa sudah pulang?"
"Belum. Siapa yang mengantarmu?"
Langkah Cheonsae terhenti. "Sopir bus yang mengantarku, wae?"
Seokjin pun tidak menanggapi dan mengalihkan pandangannya. Sedangkan Cheonsae pun melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga dan menuju kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar, Cheonsae pun mengunci pintu dan tidak akan membiarkan siapapun mengganggunya.
"Yoongi oppa.." ucap Cheonsae sambil tersenyum. Ia membayangkan wajah Yoongi ketika sebutan sunbae berubah menjadi oppa.
"Heol wajahku terasa panas." celoteh Cheonsae setelah memegang kedua pipinya. Untuk mengurangi rasa panas itu ia pun memutuskan untuk membersihkan diri, mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore.
= = =
Pesan yang dikirim oleh Yerin sudah ia terima sekitar 6 jam yang lalu, tetapi rasa penasaran masih menyelimutinya dan mungkin akan hilang setelah ia bertemu dengan Yerin.
Yoongi terus menggaruk area tengkuk dan mengacak rambutnya, pikirannya kacau. Rumor itu mulai berkembang dan sebentar lagi akan memasuki permainan yang kedua, akan tetapi hatinya dilingkupi rasa bersalah.
Meskipun hanya permainan, tetapi bagaimanapun juga ia akan menyakiti perasaan seorang gadis.
Ia mengambil ponselnya yang berada di saku celana dan melihat waktu sudah menunjukkan pukul 6 lewat 45 menit.
"Aku bisa terlambat." gumam Yoongi yang kemudian langsung mengambil salah satu jaket dan bergegas keluar.
Ketika menuruni tangga, ia dipanggil oleh ayahnya. "Kau ada urusan?" tanya Min Dongin.
"Oh appa, aku harus bertemu temanku, gwaenchanhayo?"
"Jangan pulang lebih dari pukul 10 malam, gerbang sudah dikunci." canda Choi Mina.
"Ah eomma.." rengek Yoongi.
"Pergilah, nikmati masa mudamu selagi bisa." ucap Min Dongin.
"Perkataanmu memperlihatkan usiamu tidak lagi muda." canda Choi Mina.
"Geunde, sebenarnya aku tidak mengerti kapan masa muda itu datang dan pergi, karena forever we are young.."
Perkataan Yoongi membuat kedua orang tuanya tertawa hingga bertepuk tangan karena tingkah putra mereka.
"Jangan sampai jarum pendek itu mengarah ke angka 10 dan eomma belum melihat motormu terparkir dalam garasi."
"Apa kau akan terjaga semalaman untuk menunggu Yoongi kembali?"
"Aniya, aku bisa melihat rekaman cctv di dekat gerbang dan memberi omelan besok pagi."
"Ah terserah eomma saja, aku pamit." Yoongi pun melenggang pergi menuju garasi dan menjalankan motornya menuju coffee bay.
Benar saja, Yerin sudah mematung disana. Yoongi yang baru saja melewati pintu masuk sudah dipantau Yerin dengan tatapan elang.
Sesampainya di meja tempat Yerin berada, ia langsung mendapat omelan. "Ya! Kau terlambat 30 menit dan membiarkanku terlihat seperti seorang tuna-asmara."
"Mwo? Tuna-asmara? Apakah itu kosakata baru?" Yoongi terkekeh sambil menggeser kursi agar tubuhnya bisa duduk.
"Aku tidak mau basa basi, tetapi lebih baik kita memesan sesuatu atau kita akan diusir karena menumpang duduk."
Yoongi pun memanggil salah satu waiter untuk memesan minum dan camilan kecil.
Setelah pesanan mereka tiba, Yerin mulai beralih ke mode serius.
"Apa kau yang dimaksud sunbae yang sedang berkencan dengan putri dari uri gyojang?" (kepala sekolah kita)
"Mworago? Sudah jelas bukan, kau ini sangat aneh."
Yerin pun menggerakkan dua jarinya--memberi kode agar Yoongi lebih mendekat.
"Wae?" tanya Yoongi sambil memajukan wajahnya perlahan.
Setelah dirasa cukup, Yerin pun melentikkan jarinya tepat di dahi mulus Yoongi.
"Ah apha!" pekik Yoongi pelan.
"Beraninya mengatakan jika aku aneh padahal apa yang ku katakan sebelumnya adalah fakta." cibir Yerin.
"Aku memang sunbae yang dimaksud, tetapi aku tidak berkencan dengannya." Yoongi menegaskan.
"Tetapi rumor itu mengatakan kalian berkencan, dasar bodoh."
"Dengar, aku tidak berkencan. Jangan coba-coba untuk mengembangkan rumor ini dan jika sampai namaku tercoreng karena berkencan dengan hoobae, kau yang akan menjadi tersangka utama."
"Aku serius, jangan bermain-main, jika kau tidak ingin berkencan dengannya maka jauhi dia. Aku tidak menjamin kau akan selamat setelah singa yang kau pancing benar-benar terbangun dari tidurnya."
Yoongi berusaha memahami ucapan Yerin. "Aku benar-benar tidak mengerti maksudmu. Bisa kau jelaskan?"
"Aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskan, aku harus pergi."
Yerin pun meninggalkan meja dan membayar semua yang mereka pesan saat itu.
Setelah punggung Yerin menghilang dari pandangan Yoongi, sebuah pesan masuk.
From: Jung Yerin
kau berhutang minuman dan camilan, bayar saat kau sudah berkencan dengan cheonsae>.<
"Apakah aku akan benar-benar berkencan dengan Cheonsae?" gumam Yoongi.
= = =
tbc
YOONGI OPPA :)
Comment on chapter #prolog