Read More >>"> Truth Or Dare (#3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Truth Or Dare
MENU
About Us  

Dare yang diberikan Jungkook akan mulai dijalankan Yoongi hari ini. Tujuan utamanya adalah menciptakan rumor jika dirinya dan putri kepala sekolah sedang berkencan.

Ia pun teringat jika ia pernah bertemu gadis itu ketika menyelesaikan masalah dengan Yerin. Sedikit memberi kemudahan baginya.

Yoongi pun memutuskan untuk datang pagi karena kemungkinannya gadis itu berangkat ke sekolah bersama dengan ayahnya.

Ketika keluar dari area parkir siswa, ia bertemu dengan gadis itu. Untuk permulaan, ia berjalan menyamakan posisinya dengan gadis itu.

"Oh sunbae.." panggil gadis itu ketika menyadari Yoongi di sampingnya.

"Sepertinya kita pernah bertemu." ucap Yoongi.

"Kita pernah bertemu ketika sunbae menyelesaikan masalahku dengan Yerin eonni."

"Ah maja. Oh iya kita belum berkenalan, Yoongi." ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Sambil menjabat tangan Yoongi, gadis itu berkata, "Cheonsae."

"Bagaimana jika aku memanggilmu, cheonsa?"

*cheonsa:bidadari

"Andwaeyo, sunbae." katanya sambil tersipu.

"Mungkin saat ini aku tidak bisa memanggilmu cheonsa, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana suatu saat nanti." Yoongi langsung berjalan mendahului Cheonsae dan meninggalkannya.

Heol jinjja, aku tidak bisa melakukan ini, Jungkook sialan. Gerutu Yoongi dalam hati.

Sesampainya di kelas, ia disambut oleh ketiga kawannya. Mereka memantau Yoongi dari dinding kaca di sisi kiri ruang kelas yang menggambarkan pemandangan lapangan dan pintu gerbang area parkir.

"Pergerakanmu cepat sekali. Aku tidak menyangka kau benar-benar melakukannya." kata Jimin.

"Cukup ciptakan rumor dan semuanya selesai." imbuh Jungkook.

"Jika kau berhasil, aku yang akan membuat perayaan untukmu. Liburan di villa milik orang tuaku? Eropa? Atau menyewa private island?" Taehyung menawarkan.

"Berapa lama waktu yang kalian berikan?" tanya Yoongi.

"Karena ini pekerjaan yang sulit, tidak masalah jika kau melakukannya sampai permainan kita yang ketiga datang." jawab Jungkook.

"Kau pasti bisa, lagipula siapa yang bisa menolak berkencan dengan King of New Year Party dua tahun lalu?" canda Jimin.

= = =

Kim Cheonsae. Putri kepala sekolah itu kini memasuki ruang kelas dengan wajah merah padam.

Ia mendudukkan dirinya di bangku lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tidak lama, Park Haerin--teman dekatnya--datang dan duduk di bangku yang berada di depan Cheonsae.

"Ada apa denganmu?" tanya Haerin setelah membalikkan badan menghadap Cheonsae.

"Apa kau tahu deretan sunbae tampan disini?" bisik Cheonsae.

Sontak saja Haerin tertawa. "Ya! Kita baru bersekolah beberapa hari disini dan kau sudah membahas para sunbae. Memangnya apa yang sudah terjadi sampai-sampai kau membahas hal ini?"

"Aniya, eopseo. Lagipula jika sampai oppa-ku tahu aku tertarik dengan teman seangkatannya, aku bisa mati karena dibully."

"Aku tidak tahu harus bagaimana jika berhubungan dengan oppa-mu."

Haerin pun mengedikkan bahu, tidak peduli. Ia pun kembali menghadap ke arah depan dan mengabaikan temannya.

Sedangkan Cheonsae sibuk memainkan ponselnya. Ia pun mencoba mencari tahu seseorang yang berhasil menarik perhatiannya setelah dipertemuan kedua, Yoongi.

Ia mencari identitas Yoongi melalui sns, tetapi nihil, Yoongi tidak pernah memposting foto atau menceritakan kesehariannya. Bisa dibilang Yoongi orang cukup tertutup, bagi Cheonsae.

Setelah lama mencari, ia pun menemukan sebuah fakta.

Yoongi pernah menjadi King of New Year Party dan yang menjadi Queen saat itu adalah Jung Yerin.

= = =


Ketika waktu istirahat tiba, petugas kesehatan mengunjungi area kantin. Semua siswa dipastikan mendapat makanan dan minuman sesuai porsi, tanpa terkecuali. Termasuk Yoongi dan kawanannya.

Minuman yang diberikan kali ini adalah susu jahe, dan Yoongi sangat anti terhadap minuman itu, padahal minuman itu akan sangat mendukung cuaca dingin saat ini.

Setelah menerima nampan beserta isinya, mereka mencari meja yang biasa mereka pakai.

"Apakah mereka akan terus berada disini?" tanya Yoongi dengan suara yang pelan.

"Entahlah. Wae?" Jungkook penasaran.

"Jika mereka berada di ruangan ini, setidaknya aku bisa pergi ke vending machine dan mencari minuman segar disana." Yoongi menyengir.

"Aku juga tidak menyangka mereka akan memberi susu jahe, mereka sangat perhatian kepada kita di musim dingin seperti ini." celoteh Jimin.

"Kau mau mendapat susu jahe lagi?" tanya Yoongi.

"Aniya, ini sudah cukup. Apa kau benar-benar tidak menyukai susu jahe?"

"Aku menyukainya jika hanya seukuran gelas kecil."

"Meskipun hanya gelas kecil, kau juga tidak akan meminumnya jika bukan karena terpaksa." cibir Taehyung yang sudah mengenal Yoongi sejak kecil. Yoongi hanya meminum susu jahe ketika ia sedang sakit dan dengan paksaan dari ibunya.

"Mengapa kalian menyudutkanku seperti ini? Aish jinjja." gerutu Yoongi.

Mereka pun mulai menikmati makanan. Ketika sedang menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, tiba-tiba Taehyung menyenggol sikunya.

"Mwo?" tanya Yoongi.

Bukannya menjawab, Taehyung malah menunjuk seseorang dengan dagunya. Yoongi pun mengarahkan pandangannya ke arah yang dimaksud Taehyung.

Cheonsae.

Gadis itu sedang kebingungan mencari tempat duduk bersama temannya.

"Cepat minta dia kesini agar rumor itu bisa segera muncul." bisik Taehyung.

"Micheosseo?" giliran Yoongi yang berbisik.

"Ah ppali." Taehyung lagi-lagi menyenggol Yoongi dengan sikunya.

Jimin dan Jungkook hanya saling berpandangan melihat tingkah Yoongi dan Taehyung lalu sama-sama mengedikkan bahu, tidak peduli.

"Cheonsae-ya!" panggil Yoongi pelan sambil melambaikan tangannya.

Setelah menoleh, Cheonsae langsung datang menghampiri meja Yoongi.

"Duduklah, kami juga sebentar lagi selesai." Taehyung berusaha membantu Yoongi.

"Ah ini Taehyung, Jungkook, dan Jimin." kata Yoongi memperkenalkan ketiga sahabat karibnya sambil menunjuk mereka satu persatu.

"Annyeong haseyo sunbae." ucap Cheonsae dan Haerin bersamaan sambil sedikit menundukkan kepala.

"Kau tidak memperkenalkan temanmu?" tanya Jungkook.

"Ah dia Haerin teman sekelasku." kata Cheonsae, kemudian Haerin kembali sedikit menundukkan kepala lalu memberi sebuah senyum tipis.

Mereka pun melanjutkan makan dan seperti yang dikatakan Taehyung, mereka selesai makan siang dalam waktu singkat.

Yoongi belum menghabiskan susu jahe, sebenarnya ia juga tidak akan pernah meminumnya. Ia pun meletakkan kotak susu jahe itu di samping nampan Cheonsae.

"Minum ini agar tubuhmu tetap hangat, suhu di luar sangat dingin." ucap Yoongi sebelum benar-benar beranjak dari bangkunya.

Cheonsae terdiam. Ia tidak tahu harus bagaimana, jantungnya berdebar dan dalam keadaan seperti ini otaknya tidak sinkron dengan perbuatannya.

"Sunbae," panggil Cheonsae sambil menahan lengan Yoongi.

"Kalian duluan saja." ucap Yoongi pada ketiga temannya, lalu menoleh ke arah Cheonsae. "Ada apa?"

"Bisakah?" Cheonsae menyerahkan ponselnya dengan layar yang menyala dan menunjukkan halaman untuk menambah nomor baru.

Yoongi berpikir sejenak, lalu tak lama kemudian ia mengambil ponsel Cheonsae dan menuliskan nomornya. Setelah mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya, Yoongi tersenyum tipis lalu meninggalkan kantin.

Ketiga sahabat karibnya ternyata tidak benar-benar meninggalkannya. Mereka masih berdiri di dekat kantin itu dan ketika Yoongi keluar, Taehyung langsung melempar kaleng soda.

"Ya! Bagaimana jika aku tidak menangkapnya?" gerutu Yoongi dengan suara yang pelan. Ia tidak mau petugas kesehatan menangkap mereka karena meminum soda, lagi.

"Woah kau belum berbuat apa-apa tetapi sepertinya malah gadis itu yang membantu dare ini berjalan lancar." kata Jimin.

"Geurae maja. Semua akan lebih mudah sekarang." tambah Jungkook.

"Aku yakin beberapa siswa disana mulai mencurigai kalian. Sebagian akan berpikir jika kau yang memulai, tetapi sebagian lagi akan berpikir jika dia yang memulai." celoteh Taehyung.

"Memulai apa? Aku tidak mengerti maksudmu." ucap Yoongi.

"Maksudku, jika rumor kalian berkencan itu muncul, maka itulah yang akan mereka pikirkan."

Yoongi mendengus. "Bahkan aku tidak memiliki nomornya, tetapi kau sudah berpikir sangat jauh."

"Percayalah, Cheonsae akan mengirim sebuah pesan kepadamu nanti." Jungkook meyakinkan.

"Ani, gadis itu akan menghubungimu nanti malam, bukan pesan tetapi sebuah panggilan." kata Jimin. Selama ini, tebakan Jimin lah yang paling tepat.

= = =

Sepulang sekolah, Cheonsae memutuskan untuk langsung pulang ke rumah tanpa menunggu ayahnya selesai dengan urusan sekolah.

Tetapi ia harus tetap mengatakan kepada ayahnya jika ia akan pulang bersama kakaknya.

Perlahan, ia mengetuk pintu ruang kepala sekolah dan membukanya setelah itu.

"Oh Cheonsae, bagaimana sekolahmu hari ini?"

"Yah seperti biasa."

"Kau pulang bersama appa atau oppa-mu? Sepertinya dia pulang sendirian."

"Aku akan pulang bersama oppa, aku sudah bertemu dengannya, tetapi sekarang dia pergi ke toilet."

Tidak lama kemudian, seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

"Oh oppa!" sapa Cheonsae.

"Lebih baik kalian pulang sekarang sebelum semakin sore. Seokjin-a, bawa mobil dengan hati-hati."

Ya benar, Kim Seokjin, adalah orang yang dipanggil oppa oleh Cheonsae, putra pertama kepala sekolah.

"Kalau begitu kami pulang." pamit Seokjin.

"Sampai bertemu di rumah, appa." giliran Cheonsae yang pamit sambil merangkul ayahnya.

Kedua putra dan putri kepala sekolah itu pun berjalan bersama menuju area parkir. Keadaan sekolah saat itu cukup sepi, sehingga tidak ada yang melihat mereka. Bahkan tidak ada yang tahu jika mereka bersaudara.

Setelah beberapa meter mobil itu keluar dari area sekolah, Cheonsae mulai menanyakan sesuatu kepada Seokjin.

"Oppa, bagaimana hubunganmu dengan Yerin eonni?"

Seokjin terdiam sejenak. Ia tidak ingin membahas hal itu, tetapi ia tidak bisa mengabaikan Cheonsae yang hanya akan terus bertanya jika tidak diacuhkan.

"Aku sudah membatalkan perjodohan itu."

"Mwo?! Benarkah?"

"Aku juga tidak tahu harus bagaimana lagi, lagipula untuk apa menjalin hubungan dengan seseorang yang sama sekali tidak menginginkannya."

Cheonsae tersenyum. "Gomawo oppa, aku tidak jadi memiliki saudara ipar yang ganas sepertinya."

"Mworago?" Seokjin mengernyitkan dahinya.

"Aku pernah tidak sengaja membuat blazzernya basah saat di sekolah dan dia terus meneriakiku."

"Woah jinjja. Mungkin dia menolak perjodohan ini karena tidak ingin memiliki saudara yang usil sepertimu."

"Ya! Aku tidak sengaja, mana mungkin ada yang mau berurusan dengan serigala betina itu." canda Cheonsae.

"Akan ku katakan pada eomma semua yang kau ucapkan sekarang. Geunde, bagaimana kau menyelesaikan masalahmu dengan Yerin saat itu?"

"Nae wangja, datang dan menyelamatkanku." (pangeranku)

"Mwo? Nugu? Wangja?" (apa? siapa? pangeran?)

"Mian, aku tidak suka berbagi semua rahasia kepadamu." kata Cheonsae yang lalu menjulurkan lidahnya. Segera setelah itu ia keluar dari mobil karena mereka sudah berada di pekarangan rumah.

"Ya Cheonsae-ya!"

Seokjin pun mengejar adiknya, tetapi dicegah oleh ibunya. "Ada apa ini? Kalian sudah bukan anak sekolah dasar tetapi masih menjadi kucing dan tikus."

"Aniya, aku bukan kucing. Aku ini serigala yang sedang kelaparan."

Tanpa menunggu tanggapan ibunya, Seokjin langsung ke lantai atas, tetapi Cheonsae sudah mengunci kamarnya dari dalam.

"Heol jinjja siapa yang mendidik anak ini." gumam Seokjin sambil terkekeh dan kemudian memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.

= = =

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Azzash
270      218     1     
Fantasy
Bagaimana jika sudah bertahun-tahun lamanya kau dipertemukan kembali dengan cinta sejatimu, pasangan jiwamu, belahan hati murnimu dengan hal yang tidak terduga? Kau sangat bahagia. Namun, dia... cintamu, pasangan jiwamu, belahan hatimu yang sudah kau tunggu bertahun-tahun lamanya lupa dengan segala ingatan, kenangan, dan apa yang telah kalian lewati bersama. Dan... Sialnya, dia juga s...
Happiness Is Real
261      219     0     
Short Story
Kumpulan cerita, yang akan memberitahu kalian bahwa kebahagiaan itu nyata.
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
570      358     2     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan
A - Z
2576      873     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Tentang Kita
1638      700     1     
Romance
Semula aku tak akan perna menduga bermimpi pun tidak jika aku akan bertunangan dengan Ari dika peratama sang artis terkenal yang kini wara-wiri di layar kaca.
Error of Love
1110      531     2     
Romance
Kita akan baik-baik saja ketika digoda laki-laki, asalkan mau melawan. Namun, kehancuran akan kita hadapi jika menyerah pada segalanya demi cinta. Karena segala sesuatu jika terlalu dibawa perasaan akan binasa. Sama seperti Sassy, semua impiannya harus hancur karena cinta.
Crystal Dimension
284      192     1     
Short Story
Aku pertama bertemu dengannya saat salju datang. Aku berpisah dengannya sebelum salju pergi. Wajahnya samar saat aku mencoba mengingatnya. Namun tatapannya berbeda dengan manusia biasa pada umumnya. Mungkinkah ia malaikat surga? Atau mungkin sebaliknya? Alam semesta, pertemukan lagi aku dengannya. Maka akan aku berikan hal yang paling berharga untuk menahannya disini.
Irresistible
591      432     1     
Romance
Yhena Rider, gadis berumur 18 tahun yang kini harus mendapati kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya resmi bercerai. Dan karena hal ini pula yang membawanya ke rumah Bibi Megan dan Paman Charli. Alih-alih mendapatkan lingkungan baru dan mengobati luka dihatinya, Yhena malah mendapatkan sebuah masalah besar. Masalah yang mengubah seluruh pandangan dan arah hidupnya. Dan semua itu diawali ketika i...
HOME
259      187     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Forbidden Love
8841      1858     3     
Romance
Ezra yang sudah menikah dengan Anita bertemu lagi dengan Okta, temannya semasa kuliah. Keadaan Okta saat mereka kembali bertemu membuat Ezra harus membawa Okta kerumahnya dan menyusun siasat agar Okta tinggal dirumahnya. Anita menerima Okta dengan senang hati, tak ada prangsaka buruk. Tapi Anita bisa apa? Cinta bukanlah hal yang bisa diprediksi atau dihalangi. Senyuman Okta yang lugu mampu men...