Loading...
Logo TinLit
Read Story - Nadine
MENU
About Us  

             Sebenarnya sore ini Nadin mempunyai dua agenda kegiatan yang harus dia kerjakan. Yang pertama adalah rapat osis dan yang kedua yaitu ngelatih adik junior di ekstrakulikuler paskibra. Dengan jam yang sama. Yaitu jam 14.30 WIB. Tapi dalam hal ini Nadin lebih memilih untuk ikut rapat terlebih dahulu, setelah itu dia akan ikut ngelatih di paskibrasa.

            “Nanti lo jelasin yang tentang proposal kegiatan pensi tahun ini ya Din. Udah sampai mana aja birokrasinya,” kata Erik si ketua osis sekolah mereka.

            “Eh iya rik. Tapi btw ini proposalnya baru jalannya kemaren. Soalnya waktu si Ara ngasih ke gue masih banyak yang salah,” jawab Nadin ke Erik.

            “Iya ngga papa Din. Santai aja. Acaranya juga masih tiga bulan lagi kok.”

            Setelah rapat selesai, Nadin langsung bergegas keluar dari ruangan dan langsung menuju lapangan basket. Dia sampai lupa untuk pamit ke Erik karena begitu kaget saat melihat jam yang ada di tangannya.

            “Sorry guys gue datangnya telat. Soalnya tadi ada rapat osis dulu,” ucap Nadin ke teman seangkatannya yang hadir latihan.

            “Iya Din ngga papa kok. Tadi juga Erik udah ijinin lo ke kita,” jawab Adam.

            Adam itu orangnya lumayan baik. Beda jauh banget dengan Abi. Ketika teringat Abi, Nadin jadi takut entar dia bakalan dimarahin lagi. Pasalnya urusan yang tadi pagi belum selesai, dan sekarang Nadin terlambat lagi datangnya.

            “Hebat ya. Darimana aja lo? Ngga lihat ini udah jam berapa sekarang ha?” ucap Abi yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

            “Maaf Bi. Tadi gue ada rapat dulu di Osis. Tadi Erik juga udah izinin gue kok,” bela Nadin.

            “Wah sementang lo Osis, jadinya suka suka lo ya mau datang jam berapa.”

            Karena Nadin terlalu malas untuk meladeni Abi, jadinya dia berjalan ke arah lain untuk menghindari Abi. Soalnya kalau dengarin omelannya Abi ngga akan ada habisnya. Yang ada malah buat pusing kepala.

            “Abi marah lagi?” tanya Fauzan yang datang tiba-tiba dari samping Nadin.

            “Iya males gue lihat dia. Padahal kan juga gue datang telat karena rapat. Tapi tetap aja mulutnya ngebacot kayak bebek,” jawab Nadin sambil duduk di sebelah Fauzan.

            “Kok lo bisa disini Jan? Bukannya lo ada latihan basket ya hari ini?”

            “Gue berhenti beli minum bentar. Haus gue. Senior gue tuh pada ngasih hukuman, biasalah mungkin karena gue masih junior.”

            “Hahaha mampus lo,” ejek Nadin.

            Hari sudah hampir menjelang maghrib. Sehingga sekolah yang awalnya ramai akan siswa yang latihan, perlahan menjadi sepi.

            “Lo pulang bareng siapa Din?” tanya Fauzan ketika mereka sudah berada di gerbang sekolah.

            “Dijemput Arkan Jan. Paling bentar lagi dia nyampe sini,” jawab Nadin.

            “Yaudah gue pulang duluan ya. Sekalian mau jemput Kara di GO dulu,” pamit Fauzan sambil menjalankan motornya meninggalkan Nadin.

            Sudah hampir 15 menit Nadin berdiri di depan gerbang. Tapi belum juga ada tanda tanda Arkan datang. Sudah ditelponin juga tapi ngga diangkat oleh Arkan. Nadin mulai panik. Pasalnya dia sering dengar kabar dari orang lain kalau malam lingkungan sekolahnya mendadak menjadi seram. Udah Nadin orangnya penakut lagi.

            “Ih Arkan lo dimana sih. Anjir deh lo, awas aja kalo lo ngga jemput gue, gue begal lo,” ucap Nadin sambil menghentakkan kakinya.

            Saat ini Nadin takut. Semua hapalan doa-doa dan ayat kursi dibacanya di dalam hati. Sungguh ini lebih seram daripada film Danur yang kemaren dia tonton. Soalnya kali ini dia sedang sendiri di tempat yang ‘katanya’ seram kalau malam.

            “Kok lo belum pulang?” tanya seseorang yang tiba-tiba datang dari belakang Nadin.

            “Anjir ayam goreng. Astaghfirullah kok lo dateng tiba-tiba sih,” ucap Nadin yang sedang kaget. Apalagi yang datang nyamperin dia itu si Abi. Kan jadinya lebih seram lagi keadaannya.

            “Kok lo belum pulang?” tanya Abi lagi.

            “Adek gue belum jemput,” jawab Nadin akhirnya.

            “Oh tunggu gue,” kata Abi sambil berjalan masuk ke sekolah lagi.

            “Ih si Abi mau ngapain sih. Terus dia ngapain juga bilang tungguin dia. Kan si Abi ih, gue takut nih sendiri disini,” ucap Nadin sambil merengek ketakutan di depan gerbang.

            Tiba-tiba terdengar suara motor yang mengarah ke depan gerbang sekolah. Ternyata itu suara motornya Abi.

            “Ayo buru naik,” ucap Abi ketika berhenti di depan Nadin tanpa melepaskan helm yang dipakainya.

            “Ih ngapain, ngga mau ah gue entar lo turunin gue di tengah jalan lagi. Lagian juga ini adek gue mau jemput gue kok,” jawab Nadin.

            “Yakin adek lo bakalan jemput lo?”

            “Ha?”

            “Mau naik ngga? Kalau engga gue tinggal nih,” ucap Abi sambil menghidupkan motornya.

            “Ih Abi.”

            “Cepetan. Lama banget si lo.”

            “Iya ini naik.”

            Setelah mempertimbangkan keadaan akhirnya Nadin naik ke motor Abi. Semoga Abi tidak menurunkannya di tengah jalan pikirnya. Sebelumnya Abi memang pernah datang kerumah Nadin. Itu juga bareng bareng teman seangkatan yang lain. Waktu itu ada acara buka bersama yang diadakan di rumahnya Nadin.

            Nadin turun dari motornya Abi. Pada saat dia memperbaiki tatanan rok nya, tiba-tiba Abi langsung pergi meninggalkan pekarangan rumah Nadin tanpa pamit. Padahal Nadin belum mengucapkan terimakasih. Nadin jadi bingung, yang tadi mengantarkan dia pulang itu sosok manusia yang berwujud Abi atau sosok lain. Tapi yang paling penting saat ini adalah dia sudah bisa pulang dengan selamat ke rumahnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • nadyakiransd

    semangat terus ya thorr

    Comment on chapter Nadine 5.
  • Resyat

    Semangat terus Thor. Ditunggu kelanjutannya. Ceritanya seru buat penasarannya????????

    Comment on chapter Nadine 4.
Similar Tags
Regrets
1068      578     2     
Romance
Penyesalan emang datengnya pasti belakangan. Tapi masih adakah kesempatan untuk memperbaikinya?
BAYANG - BAYANG JIWA
9450      2338     8     
Romance
Kisah aneh 3 cewek sma yang mempunyai ketidakseimbangan mental. Mereka tengah berjuang melewati suatu tahap yang sangat penting dalam hidup. Berjuang di antara kesibukan bersekolah dan pentingnya karir dengan segala kekurangan yang ada. Akankah 3 cewek sma itu bisa melalui semua ujian kehidupan?
In Her Place
1011      658     21     
Mystery
Rei hanya ingin menyampaikan kebenaran—bahwa Ema, gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya, telah dibunuh. Namun, niat baiknya disalahartikan. Keluarga Ema mengira Rei mengalami trauma dan membawanya pulang, yakin bahwa dia adalah Ema yang hilang. Terjebak dalam kesalahpahaman dan godaan kehidupan mewah, Rei memilih untuk tetap diam dan menjalani peran barunya sebagai putri keluarga konglomer...
Jalan Yang Kau Pilih
1612      673     3     
Romance
Berkisah tentang seorang ayah tunggal yang mengurus anaknya seorang diri. Ayah yang sebelumnya seorang militer kini beralih profesi menjadi seorang pemilik kafe. Dia bertemu dengan wanita yang adalah wali kelas anaknya. Terlebih lagi, mereka adalah tetangga dan anaknya menyukai wali kelasnya itu.
Magelang, Je t`aime!
675      507     0     
Short Story
Magelang kota yang jauh itu adalah kota tua yang dingin dan tinggal orang-orang lebut. Kecuali orang-orang yang datang untuk jadi tentara. Jika kalian keluar rumah pada sore hari dan naik bus kota untuk berkeliling melihat senja dan siluet. Kalian akan sepakat denganku. bahwa Magelang adalah atlantis yang hilang. Ngomong-ngomong itu bukanlah omong kosong. Pernyatanku tadi dibuktikan dengan data-d...
BINTANG, Cahayamu Akan Selalu Ada.
69      61     3     
Short Story
Seorang pelukis bernama senja yang terkurung dalam duka setelah kehilangan tunangannya, Bintang. Dia selalu mengabadikan sosok bintang kedalam bentuk lukisan. Hingga ebuah kotak kenangan misterius dan seorang sahabat lama muncul, membawa harapan sekaligus membuka lembaran baru yang tak terduga. Akankah Senja menemukan kembali cahayanya, dan siapakah sebenarnya yang menantinya di ujung kesedihan? ...
The pythonissam
389      305     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Bukan Bidadari Impian
141      113     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Man in a Green Hoodie
5077      1258     7     
Romance
Kirana, seorang gadis SMA yang supel dan ceria, telah memiliki jalan hidup yang terencana dengan matang, bahkan dari sejak ia baru dilahirkan ke dunia. Siapa yang menyangka, pertemuan singkat dan tak terduga dirinya dengan Dirga di taman sebuah rumah sakit, membuat dirinya berani untuk melangkah dan memilih jalan yang baru. Sanggupkah Kirana bertahan dengan pilihannya? Atau menyerah dan kem...
Dialogue
9783      2011     1     
Romance
Dear Zahra, Taukah kamu rasanya cinta pada pandangan pertama? Persis senikmat menyesapi secangkir kopi saat hujan, bagiku! Ah, tak usah terlalu dipikirkan. Bahkan sampai bertanya-tanya seperti itu wajahnya. Karena sesungguhnya jatuh cinta, mengabaikan segala logika. With love, Abu (Cikarang, April 2007) Kadang, memang cinta datang di saat yang kurang tepat, atau bahkan pada orang yang...