Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus.

Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya.

Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena ada maunya. Pria itu, memberanikan diri untuk meminta ijin pada sang istri untuk menikah lagi.

Tentu, kabar yang sangat mengejutkan bagi Farhana. Tapi, bagaimana mau di kata? Farhana hanya bisa menerima takdirnya. Meskipun hatinya seakan di hantam juataan batu koral, namun ... wanita itu tetap mencoba untuk tegar, hingga pernikahan kedua sang suami di helat.

Farhana mengantar Gus Furqon untuk menikahi Aisyah—gadis cantik yang menjadi impian sang suami selama ini, gadis itu pun bergelar 'Ning'.

Pernikahan kedua Gus Furqon dengan Aisyah nampaknya seperti pernikahan impian. Ning Ais—panggilan dari Aisyah, begitu nampak bahagia, keduanya lupa, jika ada sosok Farhana di antara mereka.

Hingga suatu hari, Ning Ais di nyatakan hamil. kabar yang membuat penghuni pesantren berucap syukur dan gembira. Pun dengan Farhana. Istri pertama Gus Furqon tersebut nampak antusias dan bahagia dengan kabar tersebut.

Kesabaran Farhana, kembali di uji, pasalnya—Gus Forqon, mantab ingin menceraikannya, tepat saat anak pertamanya dengan Ning Ais lahir.

Farhana sadar, jika dirinya bukanlah seorang Bidadari—terlebih lagi istri impian. Ia bukanlah gambaran tersebut. wanita itu hanyalah perempuan biasa, yang derajatnya tiba-tiba di angkat karena menikah dengan Gus Furqon.

Farhana pulang dengan ketegaran hati, menjadi istri Gus Furqon selama 6 tahun, cukup memberinya pelajaran, jika; kebahagiaan yang Haqiqi adalah ketika kita berserah diri pada Pemilik Hati yang seutuhnya.

Farhana bukan Bidadari, ia hanya seorang wanita biasa yang mencoba untuk mencari jalan masuk syurga.