Sore ini seperti biasa acara santai sepulang dari kantor mencoba menghilangkan penat aku, Saoci dan Syifa bertemu di cafe pojok.
Menu langganan di Cafe ini, Bang Dago sudah tau apa yang jadi andalan kita bertiga.
"Sore, Charlie Angels," sapa Bang Dago owner Cafe Pojok . Suka banget kalau kongkow disini, tempatnya enjoy, view-nya pas. Ada akustikan di sisi kanan cafe, ada mini bar di sisi kiri, ada tempat duduk yang ditata rapi atau di halaman luar asyik suasananya. Buat yang suka Selfie bagus juga kok, banyak spot-spot ok pokoknya.
Dapurnya bersih, parkirnya luas dan yang pasti harga menu di cafe pojok nggak bikin kantong jebol . Aman saja kalau nongkrong di cafe pojok.
Aku segera balas sapa bang Dago
“Sore bang, Eeeitss menu biasa Bang."
Bang Dago owner baik hati dan tidak sombong,ramah meski tampangnya rada funny , tapi setau saya dia baik.
“Dens, lu ngemil Mulu deeh endut loh ntar ,“ canda Saoci godain aku.
“ eeh yang namanya badan gemuk,melar jauh deh sama gue. Ngemil mah is the best Ci,” jawabku sambil tertawa.
Yup namaku Denisa teman-teman biasa manggil aku Dens, trus si Saoci anak konglomerat satu ini hidupnya sederhana bingits meski ortunya super sibuk sempat buat dia depresi karena sendiri anak semata wayang merasa tak digubris ortunya .
Syukurlah ada kita-kita sahabatnya yg selalu ada untuk dia . Dan si pendiam satunya lagi dia adalah Syifa, lemah,lembut dah seperti puteri.
Memang masih ada keturunan dara biru tapi yang jelas dia masuk kategori darah muda hehehehe.
Cukup ya, perkenalan singkat sahabat-sahabatku, aku sendiri orangnya introvet tak biasa ngobrol atau mudah bercerita masalah pribadi ke khalayak bahkan sahabat-sahabatku pun tak pernah tau tentangku. Mereka paham kalau aku sangat cuek dan tertutup .
Masih menunggu pesanan kita bertiga, sambil mendengar alunan akustik di Cafe Pojok. Datang juga si cupu dengan kacamatanya yang tebal, bukunya juga tebal, rambut rapi berminyak bos. Selalu duduk di tempat yg agak sepi dan menepi.
Entahlah, mungkin cowok satu ini nyari nomor yang tembus buat ntar malam atau nyari wangsit. Gagal paham dengan pelanggan Bang Dago, kok ya ada yg model begitu. Kayak Alien nggak berinteraksi dengan sekitar, sering juga dia aku sapa eeh jawab aja nggak cuma ngelirik doang.
Eeemmm Rudi si cupu yang sukses jadi pria terdiam di seluruh jagad raya ini .
" stsstss, ssttss,Syifa gebetanmu datang tuh. Pasti pesan segelas cokelat hangat, pisang goreng cokelat keju ... And sepuluh menit lagi buku tebal keluar dari tasnya. Hahaha,” godaku ke Syifa. Dan parahnya urutan kegiatan si Rudi yang aku sebutkan tadi bisa tepat dan pas.
Dia juga teman kantor bagian kerahasiaan data di system komputer perusahaan kita. Cocok parah deeh orang sama pekerjaannya.
Syifa langsung nyubit lenganku “Dens rese' lu .. bukannya dia seruangan sama elu, curi-curi pandang aaiihh, “ kita bertiga tertawa lepas. Suasana di Cafe Pojok selalu buat kita bahagia, melepas capek setelah seharian bekerja. Cafe itu buka 24 Jam, selalu nggak pernah sepi pengunjung tapi nggak terlalu ramai juga bisa menikmati separuh kehidupan disini seperti surga dunia.
Jam 20.00 tepat kita cabut meninggalkan Cafe Pojok , always bertiga. Bang Dago pun mengucapkan terima kasih sebagai bentuk servis dia ke pelanggan setia seperti kita.