Minggu pagi di 2018.
Hari libur kuliah adalah hari paling menyenangkan bagiku. Keluar dari rutinitas yang menjenuhkan dan bersahabat dengan zona nyaman. Sepertinya tak ada yang perlu kulakukan hari ini, hanya berkencan dengan kasur sambil tenggelam dalam novel yang baru kubeli. Bahkan pacarku Reyhan masih belum kembali ke Malang karena ayahnya sedang sakit. Maka hari ini aku akan sangat sibuk bermesraan dengan diriku sendiri.
Sudah hampir dua minggu sejak aku kembali dari rumah orang tuaku di Kediri, kota dimana aku kembali bertemu dengannya. Semenjak pertemuan di taman bermain TK siang itu, kami tidak lagi bertemu. Bahkan untuk sekedar bercengkerama di media sosial.
"Nin, kau di dalam?" teriak suara cempreng yang kuhafal sambil mengetuk pintu kamarku.
"Ada apa Ka?" jawabku malas sambil tetap memeluk guling.
"Buka dulu pintunya. Ada berita penting" katanya lagi dan ketukannya semakin menjadi. Dengan enggan aku membuka pintu.
"Nin, kamu masih inget Ben nggak? anak kelas IPA 3" katanya penuh semangat.
"Yang pemain basket itu?" jawabku masih agak malas.
"Iya Nin, tau nggak? ternyata dia anak Hukum di kampus kita" katanya dengan mata berbinar.
"Astaga... kau menggangguku hanya untuk mengatakan hal nggak penting itu?" jawabku mulai kesal.
"Dan ini yang paling mengejutkan. Ternyata selama ini dia tinggal di rumah kontrakan sebelah kos kita. Kenapa baru sekarang aku mengetahuinya?" katanya lagi sambil senyum-senyum girang.
"Terus?" kataku lagi yang semakin kesal dengan obrolan tak penting Eka.
"Kau tau kan dari dulu aku mengaguminya. Kenapa responmu jahat sekali? Padahal teman baikmu satu ini sudah semakin dekat dengan jodoh" katanya lagi masih dengan binar di matanya.
"Kamu belum bangun?" jawabku sambil berpura-pura membangunkan dia. Dia melengos kesal dan aku hanya tertawa.
Aku dan Eka memang sudah berteman sejak SMA, kami sudah seperti keluarga. Kami selalu menceritakan masalah masing-masing tanpa ada rahasia apapun. Termasuk perasaanku dengan Gani cinta masa kecilku.