Loading...
Logo TinLit
Read Story - Astronaut
MENU
About Us  

“Zen, kayaknya ini kamar versi terbaru ya? Sensornya beda, lebih bagus dari kamar lama,” Aldi memutar kartu kamar di tangannya, ia memperhatikan setiap sisi kartu itu.

Kartu kamar lama terasa lebih tebal dengan permukaan lebih kasar, sedangkan kartu yang sedang dipegang Aldi lebih tipis, halus, dan ringan. Ada beberapa angka di ujung kanan kartu, angka-angka tersebut tidak ada di kartu yang sebelumnya.

“Mungkin, disini juga ada cctv,” Zen menunjuk sisi atas kamar, ada satu kamera pengawas di setiap sisi depan dan satu di belakang.

“Whoa, buat apa mereka pasang cctv… di kamar?” Aldi meletakkan kartunya, berdiri lalu memperhatikan kamera-kamera itu.

Zen mengangkat bahu.

-

Vino membuka pintu perlahan agar teman sekamarnya tidak terbangun. Malam ini ia akan mengendap lagi. Banyak informasi yang harus ia ketahui. Vino menarik resleting jaket sampai leher kemudian keluar dari area asrama putra.

Tujuan pertama Vino adalah pos-pos penjagaan yang berada di sekitar gedung sekolah. Karena dekat dengan gerbang utama, biasanya di pos tersebut lebih banyak penjaga. Semakin banyak penjaganya, maka semakin banyak informasi yang bisa Vino dapat. Ia berjalan lewat lorong-lorong sempit antar bangunan, melewati tempat-tempat lembab yang jarang terjangkau manusia. Saat sampai di dekat pos penjaga, Vino harus melewati lapangan luas, jika ia melakukannya, sama saja dengan bunuh diri.  

Vino berhenti sejenak, membiarkan otaknya mencari jawaban. Terakhir kali ia menguping adalah di taman sekolah. Disana ada dua pos penjaga, masing-masingnya dijaga oleh 2 orang. Saat itu, Vino memanjat pohon untuk memandang langit dan empat orang petugas mengobrol tepat di bawahnya. Informasi yang ia dapatkan waktu itu adalah murni keberntungan.

Hari ini, ia harus membuat keberuntungannya sendiri.

Vino berjongkok sambil mengintip. Ada delapan orang penjaga disana. Dua sedang mengawasi lewat layar sedangkan enam lagi membicarakan sesuatu.

Ah, sial, gimana caranya kesana…

Tangan Vino mengepal, ia tak menemukan satu pun jawaban. Tidak ada bangunan atau apapun yang bisa menghalanginya. Ia benar-benar harus menyebrangi lapangan jika ingin mempersempit jarak. Vino menarik nafas dalam, apa aku harus bohong ya?

Kalau ia bisa sampai ke salah satu pos, ia pasti bisa mendengar pembicaraan para petugas itu. Gimana kalau aku ngerasa ada yang masuk ke kamar, dengan alasan itu ia bisa menghampiri salah satu pos pengawas dan meminta petugas menampilkan gambar dari kamera pengawas. Berapa besar risikonya? Vino bertanya pada diri sendiri.

Vino berdiri, ia berbalik, kembali ke asrama putra.

Ia tidak akan bisa membohongi petugas di Akademi. Siapapun yang bekerja di sekolah ini pasti orang-orang terpilih, mereka tidak akan percaya pada alasan bodoh dari seorang siswa peringkat bawah.

Vino kembali ke arah asrama, melewatkan pintu masuknya. Ia berjalan terus ke belakang, menuju taman, berjalan di celah sempit antar pohon dan memanjat salah satu pohon yang dekat dengan pos penjaga. Ia melakukannya persis seperti beberapa bulan lalu.

Angin malam berhembus, membuat badannya bergetar. Vino melongok ke bawah, tidak ada satupun yang berbicara. Bahkan, ia tidak melihat satu petugas pun keluar dari pos penjaga. Vino melirik jam tangannya. Pukul satu dini hari.

Belum jadwal patroli kali ya?

Vino mengangkat wajah, menatap langit malam tak berbintang. Membayangkan betapa jauhnya langit itu, betapa tinggi dan tak tergapai. Ia ingin kesana, menembus tiap batas yang ada, mematahkan setiap kata mustahil. Vino terkekeh. Astronot. Ia masih ingin jadi astronot.

Bagi Vino, astronot adalah pekerjaan terhebat. Semua mahkluk setuju bahwa manusia harus tinggal di bumi dan hanya di bumi. Tapi astronot bisa tinggal di planet lain. Di suatu tempat yang mungkin tak terjangkau imajinasi orang lain. Merasakan sesuatu yang tak pernah dirasakan orang lain. Menembus batas yang tak tersentuh.

Sekarang, batas itu adalah peraturan asrama.

Bukan, batas itu adalah jarak antara pohon tempat Vino duduk di salah satu batangnya dan pos penjaga.

Setiap beberapa menit, Vino melihat ke bawah, berharap bisa menangkap sedikit gerakan, pembicaraan, atau apapun. Sayangnya, sampai tiga jam kedepan, ia tak mendapat apapun. Dua jam lagi, matahari akan terbit dan ia harus segera kembali ke asrama.

Penyelinapan hari ini tak berbuah apapun.

Vino turun dengan perlahan dan hati-hati. Sebisa mungkin ia tak membuat suara. Sebelah tangannya memegangi ranting dengan erat, sedangkan kakinya berusaha menggapai tanah dengan perlahan. Perlahan sangat perlahan…

Kampret.

Hachi!

Brak!

Setengah detik setelah merasa hidungnya gatal, Vino mengeluarkan udara semi otonom dari hidung dan mulutnya. Pegangan tangannya melemah dan ia jatuh ke tanah.

Tidak sakit, tapi dadanya berdetak hebat. Seakan jantungnya ingin keluar dari tubuh. Sebentar lagi petugas akan menghampirinya. Dewan Kedisiplinan Siswa tidak akan memberinya belas kasihan. Surat Peringatan ketiga keluar. Ia ditendang dari Akademi.

Vino tidak langsung lari, kakinya bergetar, ia memandang sekeliling mencari tempat sembunyi. Ia melihat rumput-rumput tinggi tak jauh dari tempatnya jatuh, Vino akan meringsek masuk kesana, menggulung dirinya, dan membuat petugas bingung.

Tapi yang bingung malah Vino.

Setelah suara ranting patah tertindih tubuh Vino tidak ada suara lain yang ia dengar. Petugas itu tidak bergerak, tidak berteriak, dan tidak memastikan. Padahal, Vino yakin, sekalipun pertigas sedang tidur, mereka seharusnya langsung terbangun.

Vino berdiri, ia memandang pos penjaga yang lampunya masih menyala. Dengan hati-hati, Vino melangkahkan kakinya menuju pos. Di dalam kepalanya, ia mempersiapkan berbagai alasan jika petugas menanyainya.

Vino menelan ludah lalu mengintip dari jendela. Matanya menangkap sesuatu yang tak pernah ia pikirkan, bahkan di khayalan terliarnya.

Untuk sesaat Vino lupa caranya bernafas.

-

Di sisi lain, seorang pria berjaket hitam berjalan dengan langkah kaki super lebar. Ia menekan earpiece, “Area 3 dan 4, clear.

Entah darimana seseorang menjawab, “Asrama, clear.

-

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
Kamu, Histeria, & Logika
63398      7320     58     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Bersyukurlah
435      304     1     
Short Story
"Bersyukurlah, karena Tuhan pasti akan mengirimkan orang-orang yang tulus mengasihimu."
Sanguine
5700      1729     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
Yang Terindah Itu Kamu
12755      3618     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
AraBella [COMPLETED]
37674      3749     13     
Mystery
Mengapa hidupku seperti ini, dibenci oleh orang terdekatku sendiri? Ara, seorang gadis berusia 14 tahun yang mengalami kelas akselerasi sebanyak dua kali oleh kedua orangtuanya dan adik kembarnya sendiri, Bella. Entah apa sebabnya, dia tidak tahu. Rasa penasaran selalu mnghampirinya. Suatu hari, saat dia sedang dihukum membersihkan gudang, dia menemukan sebuah hal mengejutkan. Dia dan sahabat...
Tanda Tanya
442      321     3     
Humor
Keanehan pada diri Kak Azka menimbulkan tanda tanya pada benak Dira. Namun tanda tanya pada wajah Dira lah yang menimbulkan keanehan pada sikap Kak Azka. Sebuah kisah tentang kebingungan antara kakak beradik berwajah mirip.
Stuck On You
333      267     0     
Romance
Romance-Teen Fiction Kisah seorang Gadis remaja bernama Adhara atau Yang biasa di panggil Dhara yang harus menerima sakitnya patah hati saat sang kekasih Alvian Memutuskan hubungannya yang sudah berjalan hampir 2 tahun dengan alasan yang sangat Konyol. Namun seiring berjalannya waktu,Adhara perlahan-lahan mulai menghapus nama Alvian dari hatinya walaupun itu susah karena Alvian sudah memb...
High Quality Jomblo
45530      6356     53     
Romance
"Karena jomblo adalah cara gue untuk mencintai Lo." --- Masih tentang Ayunda yang mengagumi Laut. Gadis SMK yang diam-diam jatuh cinta pada guru killernya sendiri. Diam, namun dituliskan dalam ceritanya? Apakah itu masih bisa disebut cinta dalam diam? Nyatanya Ayunda terang-terangan menyatakan pada dunia. Bahwa dia menyukai Laut. "Hallo, Pak Laut. Aku tahu, mungki...
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3457      997     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
Babak-Babak Drama
482      335     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...