Entah dugaan Viola yang benar atau memang sudah kebiasaan para siswa disini yang setiap paginya selalu menatap Raffa, dan menatap tidak suka orang yang bersama Raffa terutama perempuan. Yap, kali ini Viola sedang di posisi itu posisi dimana orang-orang menatapnya dengan berbagai macam tatapan
“lo m
asuk, gue mau ke belakang” kata Raffa setelah mereka berada di ambang pintu kelas
“bukannya sebentar lagi masuk, lu mau kemana sih? Awas aja lu bolos, lu bolos seminggu ini aja udah 4 kali Raffa” Viola menarik tangan Raffa
“gak janji!”
“tau akh”
“gue pergi”
“anjrit gue bilangin yang bener, malah ngeyel. Udah sana gausah balik lagi” Viola memasuki kelasnya
“Mampus gue, abis di bully nih pasti” guman Viola setelah melihat ekspresi dari temannya
“woy, bengong aja lu, sini!” kata Elen
“yang makin lengket sama Raffa” Mawar menggoda Viola
“apasi lu, lu tau ga?”
“enggak” ketiga sahabatnya menjawab bersamaan
“tadi Raffa jemput gue coba”
“ih itu justru bagus lah, La!” kata Angel
“bagus apanya? Sengsara gue yang ada!”
“gak boleh gitu, jangan terlalu benci, nanti jadi cinta lho. Kaya yang di novel itu?” kata Elen menolehkan kepalanya kepada Viola yang tadinya fokus ke buku novel bacaannya
“ih, jangan jangan sampe!”
Jam istirahat telah tiba kini waktunya mereka melepaskan penat setelah pelajaran di kantin. Sama halnya dengan Viola dan juga teman temannya
“gue tinggal ya la” Angel menepuk tangan Viola lalu dibalas anggukan oleh Viola. Angel pergi karena ada kumpulan eskul dance nya
Viola tengah duduk sendiri di meja kantin sambil menunggu temannya memesan makanan. Namun, tiba tiba ada seseorang yang menggebrak mejanya. Dan seketika semua pandangan kantin tertuju pada meja yang di duduki Viola
“heh lo, anak baru!” Dia berkacak pinggang kepada Viola yang masih duduk
“heh, anak baru!” kata dia kedua kalinya namun tidak ada respon sama sekali
“heh Viola!” Dia kesal
“ohh kaka manggil saya?” Viola menengok ke arahnya
“bangun lo!” Dia menarik tangan Viola untuk berdiri
“gausah pegang pegang, bisa? Oh apa kaka ngefans sama saya? mau minta tanda tangan atau mau fotbar?” Viola beranjak untuk berdiri dan melepaskan pegangannya
"Lo anak baru aja udah songong ya? Lo ga kenal gue siapa?"
"Aduh kak, bukannya harusnya kaka yang ngaca. Kaka tuh yang songong. Saya kenal kaka aja engga, bikin masalah aja gak pernah"
"Lo ga kenal Dinar anak famous di sekolah ini hah?"
"Oh, ada urusan sama saya?"
“sumpah lo tengil ya! Gue kesini mau negasin sama lo, jangan berani berani lagi lo deketin Raffa! Kalo lo berani deketin dia lo bisa terima konsekuensi nya!” Dinar mendorong pundak Viola sedikit keras dan membuat Viola agak terdorong. Viola yang tidak terima akan perlakuan Dinar dia langsung menarik tangan Dinar dan memuntirnya ke belakang
“kalo kaka suka sama dia, ya bilang ke dia kenapa saya yang di labrak” Dinar mengaduh kesakitan
“Eh lepasin” kata temannya Dinar yang bernama Clara
“kalo kaka gamau tangan kaka kaya dia, lebih baik diem aja” Dia langsung diam tak bisa berkutik apa apa. Elen dan Mawar yang baru datang memesan makanan dan melihat kejadian itu. Langsung memberentikan Viola yang sedang memberi pelajaran kepada Dinar. Mau tidak mau Viola langsung melepasnya
“urusan kita belum selesai” kata Dinar kepada Viola
“ayo kita pergi dari sini guys” lanjutnya
Selama kejadian tadi ternyata ada yang memperhatikan tingkah Viola dari jauh siapa lagi kalau bukan Raffa, dengan tingkah Viola yang pemberani membuat Raffa menjadi lebih penasaran terhadap Viola. Raffa melengkungkan bibirnya keatas
#flashback on#
“Raffa, Raffa” Vero berlari ke arah Raffa yang berada warung Bi Irah yang berada di belakang sekolah
Raffa menaikkan sebela alisnya sebagai tanda jawaban apa
“lo tau ga?” kata Vero
“si Dinar ribut” lanjutnya
“biasa” kata Raffa seakan tidak peduli, karena ya kalau Dinar ribut pasti soal cewek yang deketin Raffa
“tapi lo tau ga siapa yang lagi ribut sama Dinar?”
“ga peduli”
“kalo Ola?”
“Dimana ?”
"kantin” Mereka berduapun pergi ke kantin. Sesampainya di kantin Raffa hanya memperhatikan tingkah Viola bukannya misahin mereka
“kenapa lo ga pisahin mereka?” kata Vero heran
"Ola bisa nyelesein masalah sendiri"
"Maksud lo?"
"Dia beda, gue pengen kenal lebih jauh sama dia"
#flashback off#
“Gila, lo keren La. Kok lo berani sih sama Kak Dinar?” kata Elen setelah mereka sampai di kelas
“emang harus takut ya?”
“ya enggak sih, tapi ya sebelumnya gak ada yang berani nentang Kak Dinar. Makanya gak ada yang mau deketin Raffa” lanjut Elen
“Ola, Ola” Angel berteriak dari luar kelas
“Ola lo gapapa?” lanjut Angel setelah duduk disamping Viola
“gue baik baik aja kok”
“emang lo ada masalah apa sih?” kata Mawar
“biasa Raffa” kata Elen
“ya katanya gue itu gak boleh deket deket si Raffa”
“sumpah Kak Dinar tadi keliatan takut banget sama lo la!” kata Mawar
“iya keliatan banget muka gugupnya” sambung Elen
“ah, sayang gue ga liat” protes Angel
“udah udah ngapain sih ngeributin masalah gini” Viola melerai sahabatnya
“gue yakin ni anak satu pasti bolos lagi” Viola melihat sekitar dan tidak berhasil menemukan keadaan Raffa
~~~~
Hari ini kelas Viola mengadakan tambahan jam pelajaran, namun Viola gelisah karena jam ini adalah waktunya dia meminum obatnya. Viola berjalan sambil memegangi kepalanya yang merasa sakit dan tiba tiba tubuh Viola hampir jatuh kalau tidak ada yang menahannya
“kenapa?” Raffa menahan tubuh Viola yang mau jatuh
“gue gapapa”
“yakin?”
“lo pucet, dan lo mimisan” lanjut Raffa sambil mengeluarkan sapu tangan dan mengelap darah yang keluar dari hidung Viola tak lama Viola pingsan
Dengan sigap Raffa langsung membopong Viola ke UKS dan langsung ditangani oleh petugas kesehatan disana. Setelah selesai semua petugas kesehatan keluar dan menyisakan mereka berdua
“syukur lo sadar”
“gue pusing banget. kelas gimana?” Viola memegangi kepalanya yang masih pusing
“lo gausah mikirin itu. lo balik, gue anterin”
“engga gue gak mau”
“gausah rese, udah nurut aja” Raffa membantu Viola bangun dari tempat tidurnya dan membantu Viola jalan menuju kelasnya
“permisi” kata Raffa yang masih ada di ambang pintu
“ada apa?” kata Bu Aida guru Matematika mengahampiri Raffa yang berada di luar kelas
“Viola Sakit”
“oh, yaudah kalau sakit ke UKS aja ”
“udah, dia harus pulang” Bu Aida melihat keadaan Viola yang memang sangat lesu akhirnya mengizinkan Viola untuk pulang
“yaudah ibu izinin dia pulang, tapi siapa yang mau nganter dia?” tanya Bu Aida
“saya”
“yaudah sebentar biar ibu ambilkan tas kalian dulu” Bu Aida pergi ke dalam kelas
“Mawar tolong ambilkan tas Raffa dan Viola, dan antarkan keluar ya?” kata Bu Aida
“iya bu” Mawar mengambil tas keduanya dan menuju keluar
“ya Allah Ola kenapa?” Mawar cemas
“sakit”
“lo bisa bawain tas kita sampe mobil gue ga? Kayanya Ola gakuat buat berdiri” lanjut Raffa
“oke oke”
“sumpah pertama kalinya Raffa ngomong sepanjang ini sama gue” kata Mawar dalam hati
“thanks” Raffa menggendong Viola ke pangkuannya
“hati hati. Gue percayain Ola ke lo” kata Mawar kepada Raffa