Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sahara
MENU
About Us  

Pagi Yura dimulai dengan lagu Queen milik Shawn Mendes yang mengalun riang di kamarnya. Gadis itu tengah membersihkan kamar, menyapu kolong tempat tidurnya yang mungkin ditempati oleh sampah makanan yang malas dia buang. Dia berjoget riang, hari Minggunya terasa menyenangkan dengan sinar matahari menelusup tenang melewati jendelanya. Gadis itu mengusap foto dirinya bersama keluarga serta sahabatnya yang dia letakkan di atas meja belajar, membersihkan kaca pelindungnya yang diliputi debu.

            Dering telepon mengganggu musik yang tengah mengalun, juga gerakan Yura yang sedang asik mengepel lantai. Nama Hara dengan simbol anjing tercetak di layar ponselnya, Gadis itu mengangkat telepon tersebut, menyambut suara Hara di telinga kirinya.

            “Selamat pagi puteri jelek,” sapanya, menghapus semua sapaan manis yang tergambar di pikiran Yura saat Hara meneleponnya. Sungguh miris, dan jauh dari ekspetasi. “Kok diem-diem bae, eh, lagi apa Yur?” Hara bertanya dengan santai, sungguh telak dirinya sudah menghancurkan hari menyenangkan Yura pagi ini.

            “Ngepel,” jawab Yura seadanya, kembali mengepel dengan memasang earphone dan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, membiarkan suara Hara menjadi backsoundnya selepas suara Shawan Mendes terhenti semenit yang lalu.

            “Kemal bilang kalo hari ini gak jadi latihan. Gila gak, sih? Padahal aku udah rapih gini, udah bawa bekel empat sehat lima sempurna, eh malah gak jadi,” laki-laki itu masih asik menggerutu, sedangkan Yura hanya berdeham menanggapi. “Terus si Hani tiba-tiba malah pergi, kata Bunda lagi main sama anak tetangga di taman. Main bekel. Astaga, ngapain jauh-jauh cuman main bekel? Aku curiga si Hani malah pacaran, anak jaman sekarang kan gitu,” dia masih saja meracau, membuat Yura merasa bahwa cerita Hara tidak begitu buruk untuk menemaninya membereskan kamar.

            “Oh iya, Ra. Aku udah di depan,” kata cowok itu dengan tiba-tiba membuat gerakan Yura dalam mengangkat ember berisi air habis mengepel pun tertahan. Embernya jatuh menyebabkan airnya meloncat keluar, lantai lorong kamarnya menjadi becek. Yura sebal.

            “Hah?”

            Terdengar suara motor berhenti. “Kok hah? Jangan bilang kalo kamu belum mandi,” tebak lelaki itu, dan sialnya tebakan Hara benar. Yura belum mandi, niatnya sehabis mencuci baju kemudian sarapan sembari menunggu bajunya dikeringkan di mesin cuci, Yura akan mandi setelahnya.

            “Aku belum nyuci, Hara!” seru gadis itu tidak terima, kaus kuning bergambar spongebob yang mulai hilang coraknya. “Terus juga masak, cuci piring, dan masih banyak lagi. Ya ampun, Har, lain kali jangan mendadak mulu dong,” sekarang Yura yang menggerutu. Membawa embernya menuju kamar mandi, kemudian berjalan ke arah pintu untuk membuka pintu sembari mengelap wajahnya dengan handuk.

            “Hai! Tuh, kan, pasti jelek,” ucap Hara ketika pintu terbuka. Lelaki itu membawa plastik putih berisi dua sterofoem. “Kamu mau nyuci? Aku bantu, deh!” kata lelaki itu sembari memutus sambungan telepon mereka.

            Yura menatapnya dengan tidak minat. Dia sama sekali tidak membayangkan bahwa hari ini, di rumahnya, dia dan Hara melakukan kencan. Demi apapun, Yura bahkan hanya mengenakan kaus lusuh dan celana pendek selutut. Rambutnya dicepol berantakan, wajahnya penuh peluh dengan keringat. Kemudian sekarang Hara mengatakan akan membantu Yura dalam mencuci baju? Yakali.

            “Nggak, nggak. Kamu diem aja di sini, nonton apa kek di tivi,” gadis itu langsung berbalik namun Hara segera membalik tubuh gadis itu sehingga kini berada di pelukannya.

            “Ra,” suara bass lelaki itu berdengung di telinganya, mampu membuat jantungnya lebih berisik daripada musik yang kembali mengalun dari ponselnya. “Kamu bau.”

            Dengan tenaga cukup kencang, Yura menginjak kaki cowok itu kemudian meninggalkan Hara yang menggaduh kesakitan. Rasain, siapa suruh bilang Yura bau.

***

Sembari menunggu Yura yang tengah mencuci, Hara menyalakan televisi di ruang tengah dengan tangannya yang memeluk toples berisi keripik singkong asin. Lelaki itu terlihat santai duduk dengan salah satu kaki yang ditekuk di atas kursi dan kakinya yang lain dilipat, duduknya persis menyerupai pelanggan warteg.

            Sebenarnya Hara membeli batagor, tapi dia urung memakannya karena Yura masih sibuk. Dia ingin makan bersama gadis itu, kemudian mengajaknya menghabiskan waktu di rumah gadis itu, mungkin main bekel? Ya ampun, Hara masih sebal dengan Hani yang main bekel di taman.

            Satu jam setengah Hara habiskan dengan menonton acara televisi bertema weekend kemudian menatap Yura yang baru selesai mandi. Kini penampilan gadisnya lebih enak dilihat dengan rambut yang diselimuti handuk, kemeja berwarna biru muda dan celana bahan se-mata kaki. Yura terlihat seperti gadis yang ingin diajak pergi, padahal Hara sendiri ingin menetap di rumah gadis itu untuk hari ini saja. Menghabiskan waktu berdua sampai selimut senja menutupi langit yang semula berwaran biru muda.

            “Kamu mau ke mana?” tanya Hara ketika Yura duduk di sebelahnya, mengambil sterofoam berisi batagor yang dibeli cowok itu, membukanya.

            Yura melirik Hara, sedikit jengkel. “Bukannya mau pergi?” gadis itu mulai memakan batagornya, disusul Hara yang memperbaiki duduknya dan ikut makan batagor bersama Yura.

            Hara tertawa kecil. “Lah, orang aku mau main di rumah aja,” jawab cowok itu lugas, menatap Yura yang sudah mendengus merasa menyesal karena sudah pakai pakaian pergi. “Makanya atuh, dengerin dulu penjelasan abang,” katanya, semakin tertawa kala Yura mulai terlihat jengkel.

            “Apaan, sih,” Yura mendorong tubuh lelaki itu pelan, kembali menonton televisi di hadapannya.

            Keduanya sibuk dengan makanan mereka, sesekali Hara mengambil keripik singkong asin ke batagornya, mencampurnya dengan bumbu batagor. Rasanya tidak terlalu buruk, begitu batin Hara kala merasakan sensasi tersebut untuk pertama kali.

            Sehabis makan, Hara melirik Yura yang asik menonton televisi yang tengah menayangkan  acara gosip. Gadis itu sepertinya mulai bosan, tapi Yura sama sekali tidak menunjukkan bahwa dirinya bosan. Dengan iseng Hara menempelkan kepalanya ke bahu gadis itu, membuat tubuh Yura menegang sebentar.

            “Mau jalan? Jalan ke mana? Aku nggak tau, kalo ke mall juga bosen dan capek,” suara Hara terdengar lemah dan lelah, lelaki itu memejamkan matanya. “Tapi kalo kamu mau pergi ke suatu tempat, ayok. Aku temenin,” katanya, dan entah bagaimana terdengar manis di telinga Yura.

            Gadis itu jadi sedikit merasa bersalah. Hara pasti lelah karena kemarin habis tanding yang sangat menguras tenaga. Gadis itu menghela napas, matanya menatap televisi namun pikirannya melayang ke manapun. Dia mencari tempat yang mungkin cocok untuk menjadi tempat melepas lelah Hara, tapi otaknya buntu.

            “Taman kota?” Yura bersuara setelah lama diam dan berpikir. “Aku mau ke taman kota, kayaknya di sana seru. Jarang-jarang kan, kita ke taman. Biasanya juga ke lapangan voli, mentok-mentok malah ke bioskop. Bosen,” ucapnya.

            Sejenak, Hara sedikit risih kala mendengar kata ‘Taman Kota’. Sungguh, itu merupakan kata yang paling dia hindari, atau mungkin taman kota adalah tempat yang paling meneybalkan untuk hari Minggunya. Tiba-tiba bayangan Hani yang tengah pacaran sembari main bekel melintas di pikirannya. Konyol. Hara lupa kalau tetangga mereka memiliki anak perempuan setahun lebih tua dari Hani, bukan anak laki-laki.

            “Gimana?” Yura menoleh ke arah Hara yang sudah membenarkan posisi duduknya, tidak lagi membiarkan kepalanya bersandar pada bahu Yura.

            Hara mengangguk. Lagi pula dia butuh udara segara, dan taman kota merupakan pilihan terbaik sebelum Yura memutuskan untuk ke toko buku, membiarkan Hara mati kebosenan karena tidak tau mau ngapain kecuali melihat-lihat action figure dengan harga yang dapat menguras pengeluarannya.

            Bukannya mahal, tapi Hara bisa beli lebih dari lima action figure bila dibiarkan. Jadi tolong, jauhkan Hara dari tempat yang banyak menjual action figure. Hara bisa mati penasaran karena tidak dapat membeli semuanya.

***

Jika jalan raya adalah tempat penuh kepadatan dan tingkat panas paling tinggi, taman kota merupakan tempat paling sejuk yang dapat ditemui di tiap sudut kota. Yura turun dari motor dan memandang sekitar taman kota. Ramai. Tapi tetap saja embusan angin terasa lebih hangat dibandingkan jalan raya yang cukup membuat Yura menggerutu kepanasan.

            “Mau ke mana, nih?” Hara berdiri di samping gadis itu setelah memarkirkan motor.

            Yura mencari spot yang nyaman, kemudian matanya mengarah ke spot lapangan basket yang dipenuhi siswa SMA Samantha Indah. Sekolah tersebut merupakan sekolah kristen yang terkenal di kotanya. Gadis itu melirik Hara yang malah memperhatikan tukang gulali, masih merasa lapar.

            “Ke sana, yuk!” Yura menarik Hara menuju spot tersebut, membuat tubuh cowok itu sedikit oleng karena gerakan Yura yang tiba-tiba.

            Hara melihat spot yang dilirik Yura, membulatkan matanya seraya menahan gerakan gadis itu dalam menariknya. “Aduh, kamu kayaknya niat banget  bikin aku malu,” katanya pada Yura. “Aku gak bisa main basket! Lagian, aku juga pendek, tau,” Hara melirik ke arah lain di mana ada spot mainan anak-anak membuat lelaki itu menarik Yura dengan tidak sabaran. “Main ayunan aja, yuk!”

            “What?” Yura melirik ayunan yang tengah sepi pengunjung. Tumben sekali, pikir gadis itu. Melirik Hara yang langsung menaiki salah satu ayunan, Yura akhirnya mengikuti.

            Awalnya hanya ada rasa bosan yang mengurung gadis itu, namun lama-kelamaan perasaan puas dan nyaman mulai merambat kala ayunan itu didorong lebih tinggi. Kedunya berpegangan erat pada besi ayunan, menatap langit dengan perasaan sangat gembira. Seakan beban yang selama ini tertanam hilang perlahan, terbawa embusan angin siang yang pelan namun pasti.

            Selesai dengan ayunan, Yura menarik Hara untuk duduk di bawah pohon rindang. Menikmati taman yang dipenuhi anak-anak kecil tengah bermain bola.

            “Mau harum manis, Yur?” tanya Hara seraya bangkit dari duduknya. Yura mengangguk, kemudian selepas kepergian Hara, gadis itu mengeluarkan notenya. Menulis sesuatu.

Jika angin dapat mendengar, ku pikir dirinya kini bosan mendengar ceritaku

Betapa anehnya jika aku bilang bahwa kami tengah kencan, tidak dengan lapangan voli

Bukan juga menonton film horor di bioskop

Hanya duduk manis di taman, menghabiskan hari hingga senja

Menatap riangnya sisi kota yang paling nyaman yang dapat ditemui

Aku tidak tau, mengapa lelaki itu bisa semanis ini?

            Hara datang ketika Yura selesai dengan puisinya. Dua harum manis yang masih dilapisi plastik terlihat menggiurkan. Gadis itu menerimanya dengan senang, mendengarkan semua keluh kesah Hara tentang paginya yang katanya menyebalkan.

            Yura ingin kedatangan senja lebih lambat, karena gadis itu tidak ingin hari ini cepat berakhir. Dia nggak mau kencan dadakannya berakhir hanya sampai sini.

            “Ra,” Hara memanggil, pandangannya lurusan pada senja yang mulai pudar tergantikan langit malam. “Mau ke pasar malam? Kemarin Yugo bilang, di dekat rumahnya ada pasar malem.”

           Entah mengapa hari ini Hara cukup peka dengan perasaannya yang belum ingin pulang. Maka ia mengangguk, kemudian keduanya menghabiskan sisa hari dengan bermain di pasar malam penuh kedipan bintang yang genit.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (13)
  • DekaLika

    Greget sama Hara. Btw itu kenapa namanya ngga Rezky aja ya :D

    Comment on chapter 2. Percakapan Aneh Kemal
  • wizardfz

    @Sherly_EF wkwkwk iya nih

    Comment on chapter 1. Telat Jemput
  • DekaLika

    Sensian amat Yura. Pms ya :v

    Comment on chapter 1. Telat Jemput
Similar Tags
My Secret Wedding
3068      692     2     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...
DELION
2975      1157     2     
Mystery
Apa jadinya jika seorang perempuan yang ceria ramah menjadi pribadi yang murung? Menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, namun dibalik itu semua dia rapuh sepert bunga i Dandelion tapi dia tidak bisa menyesuaikan dirinya yang mulai hidup di dunia baru dia belum bisa menerima takdir yang diberikan oleh tuhan. Kehilangan alasan dia tersenyum itu membuat dirinya menjadi kehilangan semangat. Lal...
Kristalia
6718      1756     5     
Fantasy
Seorang dwarf bernama Melnar Blacksteel di kejar-kejar oleh beberapa pasukan kerajaan setelah ketahuan mencuri sebuah kristal dari bangsawan yang sedang mereka kawal. Melnar kemudian berlari ke dalam hutan Arcana, tempat dimana Rasiel Abraham sedang menikmati waktu luangnya. Di dalam hutan, mereka berdua saling bertemu. Melnar yang sedang dalam pelarian pun meminta bantuan Rasiel untuk menyembuny...
Utha: Five Fairy Secret
1575      771     1     
Fantasy
Karya Pertama! Seorang pria berumur 25 tahun pulang dari tempat kerjanya dan membeli sebuah novel otome yang sedang hits saat ini. Novel ini berjudul Five Fairy and Secret (FFS) memiliki tema game otome. Buku ini adalah volume terakhir dimana penulis sudah menegaskan novel ini tamat di buku ini. Hidup di bawah tekanan mencari uang, akhirnya ia meninggal di tahun 2017 karena tertabrak s...
The Bet
17397      2736     0     
Romance
Di cerita ini kalian akan bertemu dengan Aldrian Aram Calton, laki-laki yang biasa dipanggil Aram. Seperti cerita klise pada umumnya, Aram adalah laki-laki yang diidamkan satu sekolah. Tampan? Tidak perlu ditanya. Lalu kalau biasanya laki-laki yang tampan tidak pintar, berbeda dengan Aram, dia pintar. Kaya? Klise, Aram terlahir di keluarga yang kaya, bahkan tempatnya bersekolah saat ini adalah mi...
Roger
2105      878     2     
Romance
Tentang Primadona Sial yang selalu berurusan sama Prince Charming Menyebalkan. Gue udah cantik dari lahir. Hal paling sial yang pernah gue alami adalah bertemu seorang Navin. Namun siapa sangka bertemu Navin ternyata sebuah keberuntungan. "Kita sedang dalam perjalanan" Akan ada rumor-rumor aneh yang beredar di seluruh penjuru sekolah. Kesetiaan mereka diuji. . . . 'Gu...
Time Travel : Majapahit Empire
53451      5574     10     
Fantasy
Sarah adalah siswa SMA di surabaya. Dia sangat membenci pelajaran sejarah. Setiap ada pelajaran sejarah, dia selalu pergi ke kantin. Suatu hari saat sekolahnya mengadakan studi wisata di Trowulan, sarah kembali ke zaman kerajaan Majapahit 700 tahun yang lalu. Sarah bertemu dengan dyah nertaja, adik dari raja muda Hayam wuruk
Main Character
1491      888     0     
Romance
Mireya, siswi kelas 2 SMA yang dikenal sebagai ketua OSIS teladanramah, penurut, dan selalu mengutamakan orang lain. Di mata banyak orang, hidupnya tampak sempurna. Tapi di balik senyum tenangnya, ada luka yang tak terlihat. Tinggal bersama ibu tiri dan kakak tiri yang manis di luar tapi menekan di dalam, Mireya terbiasa disalahkan, diminta mengalah, dan menjalani hari-hari dengan suara hati y...
Dear Vienna
383      293     0     
Romance
Hidup Chris, pelajar kelas 1 SMA yang tadinya biasa-biasa saja sekarang jadi super repot karena masuk SMA Vienna dan bertemu dengan Rena, cewek aneh dari jurusan Bahasa. Ditambah, Rena punya satu permintaan aneh yang rasanya sulit untuk dikabulkan.
Game of Dream
1464      815     4     
Science Fiction
Reina membuat sebuah permainan yang akhirnya dijual secara publik oleh perusahaannya. permainan itupun laku di pasaran sehingga dibuatlah sebuah turnamen besar dengan ratusan player yang ikut di dalamnya. Namun, sesuatu terjadi ketika turnamen itu berlangsung...