Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sahara
MENU
About Us  

Hara mengoper bola pada Kak Rino, kemudian dioper ke Kemal yang menjadi setter. Dengan dorongan cukup kencang, bola itu melambung, membuat kecepatan Hara dalam berlari menuju bola tersebut semakin kencang sebelum dia melompat setinggi 180 sentimeter dan memukul bola itu telak. Pelatih tim voli mereka terkesiap, menatap Hara penuh takjub meski sebenarnya hal itu sudah terlalu biasa dilakukan oleh Risky Maehara Pramudiya.

            “Nice shoot, Har!” Kak Rino menepuk bahu Hara, membuat adik kelasnya itu terkekeh dengan senyum jahil. Hara selalu suka pujian, paling benci tatapan kasihan, dan akan merasa terhina jika Taka mulai bersikap sombong karena gerakannya dalam memblok bola semakin baik.

            Permainan pun kembali dimulai, tim Taka dan Yugo mulai mencari strategi untuk menahan gerakan lawan mereka. Terutama pukulan telak dan cepat milik Hara karena bantuan Kemal sungguh membuat Taka kewalahan. Tapi, karena gerakan Hara yang mudah berantakan, kadang-kadang bola itu malah gagal dipukul atau bahkan bola itu berhasil diblok oleh telapak tangan lebar milik Taka.

            Kak Dion, setter utama dari tim voli SMA Kebangsaan, mulai mendorong bola hingga melambung cukup tinggi ketika Taka bersiap untuk memukul bola tersebut. Seperti biasa, Hara akan berlari melesat cepat, kemudian meloncat dengan gerakan lincah, siap menahan pukulan Taka namun kali ini Taka berhasil memukul bola itu ke sudut telapak tangan Hara sehingga bola itu mampu menyentuh daerah lawan dengan mulus. Taka menerima pujian dari seniornya, begitu pula Yugo yang senang karena kali ini Taka dapat membuat Hara murung. Lelaki penuh semangat itu memang harus dipukul sedikit demi sedikit, agar nantinya dia akan cukup kuat dalam menerima pukulan telak dari musuhnya, kemudian saat pertandingan resmi, Hara tak akan murung saat pertahanannya ditembus.

            Pertandingan kali ini dimenangkan oleh Hara dan timnya. Beda skor tak terlalu jauh, hanya dua poin saja. Hara memeletkan lidahnya ke arah Taka, namun temannya itu tampak acuh dan berjalan menuju pinggir lapangan untuk meminum air mineralnya.

            “Masih mau latihan?”

            Hara menoleh ke arah Kemal yang memegang bola, kemudian suara adzan maghrib menggema. Membuat aktivitas mereka terhenti sesaat. Hara mengangguk. “Masih, tapi salat dulu.”

***

Selesai salat, beberapa anak voli kembali bermain di lapangan indoor. Lampu koridor sudah dinyalakan, namun tetap saja masih terasa gelap. Apalagi ruangan kelas benar-benar tak ada cahaya sedikitpun, hanya cahaya bulan dan terang lampu dari luar yang menerangi, sisanya gelap. Hara dan Yugo tak berani menatap, apalagi berjalan dengan santai seperti yang dilakukan Taka, Kemal dan beberapa seniornya yang selesai salat.

            Dalam lapangan yang terasa pengap, suara pantulan bola akibat servis terdengar menyeru. Hara berlari kecil, kemudian melompat dengan gerakan lincah dan ringan, lalu memukul bola hingga tepat mengenai daerah lawan. Lelaki itu ber-high five dengan Yugo yang membantu dalam melempar bola ke arah Kemal yang akan mendorong bola lemparan tersebut melayangkan lagi ke udara hingga jatuh dengan pola parabola yang dinamis.

            Di sela-sela latihan mereka yang akan dihentikan pukul tujuh malam nanti, Kemal berbicara pada Hara selepas laki-laki itu memukul bola dengan kekuatan penuh.

            “Kenapa lo pacaran sama Yura, Har?”

            Yugo menghentikan aktivitasnya dalam melempar bola, sedangkan Taka yang sedang latihan menjadi bloker lantas ikut penasaran dengan jawaban Maehara.

            Hara termenung sebentar, lalu menjawab dengan enteng. “Karena dia cantik?” jawaban Hara terdengar seperti tanya di telinga ketiga temannya, tapi Kemal tak gentar untuk bertanya. Sudah enam bulan cowok itu menyadari bahwa Yura tak nyaman jika Hara hanya terus memikirkan ekskulnya. Meskipun Kemal tipe cowok cuek, polos, dan kadang menyeramkan ketika kesal, namun Kemal sangat tau pasti apa yang dirasakan kekasih sahabatnya itu. Bohong jika Kemal tidak pernah pacaran, lelaki itu pernah berpacaran sekali. Bertahan hanya sebulan, setelahnya Kemal diputuskan karena laki-laki itu lebih asyik dengan volinya dibandingkan kekasihnya sendiri.

            Makanya, Kemal berpikir bahwa perempuan itu ribet. Terlalu banyak kode, padahal Kemal nggak pernah bercita-cita ingin menjadi mata-mata.

            “Itu doang?” Kemal menatap Hara tidak percaya. Sungguh jawaban yang nggak logis.

            Haru menggaruk belakang kepalanya, bingung ingin menjawab apa. Karena sebenarnya dia nggak ngerti, kenapa dia waktu itu menyatakan cintanya pada Yura saat selesai pertandingan resmi mereka untuk pertama kali pada awal bulan November, tahun lalu, saat baru 3 bulan dia menjadi siswa SMA, tiga bulan dia mengenal Yura.

            Lelaki di hadapannya melengos, melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 6 lewat 33 menit. “Ayok, latihan lagi. Gue belum puas.”

            Ketiga temannya mendesah panjang, Hara tetaplah Hara. Susah ditebak.

***

Di dalam kamar, Hara segera membersihkan diri, kemudian salat Isya lalu berbaring di kasurnya. Lelaki itu melambungkan bola volinya ke langit-langit kamar, kemudian menangkapnya kembali, lalu melakukan hal yang sama berulang kali hingga tangannya pegal dan dia bangkit. Hara membuka ponselnya, menemukan 7 pesan dari Yura, sisanya adalah pesan dari grup volinya. Hara membuka pesan dari kekasihnya itu, tersenyum sangat senang. Melebihi senangnya Hara ketika berhasil mencetak poin berturut-turut.

            Sayura Dewiriki : Udh plg pak haji?

            Sayura Dewiriki : Idh najong kgk diread

            Sayura Dewiriki : Maeeee

            Sayura Dewiriki : Ck ogeb, capek ya?

            Sayura Dewiriki : Jgn kebanyakan latihan makanya

            Sayura Dewiriki : Kalo gitu kmu langsung tidur yaaa

            Sayura Dewiriki : Met bobo

            Rizky Maehara P : Sori. Aku mandi dlu tdi, trs salat isya

            Rizky Maehara P : Bsk ulangan kimia kan?

            Rizky Maehara P : Bljr yg rajin, jgn bikin puisi mulu lu. Kang galau

            Hara menutup kolom pesan itu, tidak berniat untuk melihat balasan pesan dari Yura untuknya. Dia tersenyum kecil, merasa bodoh jika sudah berurusan dengan gadis itu. Kalau dipikir lagi, pertanyaan Kemal tadi cukup pusing. Untung saja Hara dapat menjawabnya, meski seorang Maehara sama sekali tidak percaya dengan jawabannya itu. Karena yang ia tau, ia senang berada di samping Yura. Ketika gadis itu menonton pertandingannya, kobaran semangat Hara semakin membuncah entah karena apa. Mungkin karena senyuman Yura, atau karena kehadiran Yura di sisinya?

            Lelaki itu mengacak rambutnya yang semakin acak-acakan. Dia melirik buku tugasnya yang tergeletak mengenaskan di meja belajar, malas ia kerjakan. Tapi kalau Yura tau, pasti gadis itu akan berisik dan menyuruh Hara untuk mengerjakan tugas tersebut hingga selesai.

           Akhirnya, dengan malas Hara pun bangkit dan mulai mengerjakan tugas. Dia melirik ponselnya yang bergetar, kemudian melihat nama Sayura Dewiriki terpampang jelas dipanggilan gratis dari aplikasi Line miliknya. Dengan cepat, panggilan itu terjawab dan suara Yura langsung menggema di kamarnya.

            “Lagi ngerjain tugasnya, kan?”

            Yura selalu tau kalau Hara tidak akan mengerjakan tugas miliknya. Lelaki itu tersenyum kecil, ia berpikir bahwa Yura memasang CCTV di kamarnya, atau kekuatan telepati antara dirinya dengan Yura meningkat pesat? Oh, ini harus Maehara cari tau! Pasti menarik.

            Hara tertawa kecil. “Iya, sayang,” jawab cowok itu, membayangkan wajah Yura yang memerah. Pasti manis. Sayang, gadis itu berada jauh dari jangkauannya saat ini.

            Dengusan sebal terdengar dari seberang. “Dasar,” sahutnya. “Yaudah, jangan sampe itu tugas masih kosong, yaa!!”

            “Iyaa.”

            “Kalau gitu, aku tu—“

            “Eh, tunggu,” Maehara menegakkan duduknya, mengambil napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan gerakan dramatis. “Besok aku jemput,” katanya, tidak mengerti kenapa malah kalimat itu yang terucap.

            Terdengar decakan di seberang sana, Yura membalas. “Iyee pak haji,” gadis itu pasti kesal. “Kalo git—“

            “Aku sayang kamu.”

            Lalu sambungan terputus. Entah kenapa Maehara bingung kenapa kalimat itu akhirnya keluar, dan Maehara makin bingung karena sambungan itu langsung terputus. Pasti wifi di rumah Yura ngadet lagi.

            Di sisi lain, Yura mencengkram ponselnya kuat-kuat. Dia menggigit bibirnya kesal, benci, sekaligus senang. Entah sudah berapa kali Hara berhasil menjungkir balikkan perasaanya. Gadis itu memukul meja belajarnya, sebal, tapi serius dia senang. Kali ini, Yura benar-benar sadar bahwa semua sikap Hara selalu sulit untuk ditebak.

===

Semoga suka yaps

 

How do you feel about this chapter?

0 1 1 0 1 0
Submit A Comment
Comments (13)
  • wizardfz

    @[plutowati wahh emang ku buat manis manis biar abis itu kalian aku kasih pait paitnya dari cerita ini :v

    Comment on chapter Prolog
  • plutowati

    suka sama akhirnya, manis aja gitu

    Comment on chapter Prolog
  • DekaLika

    Ya udah besok janjian di kelas ya :p

    Comment on chapter Prolog
  • wizardfz

    @Sherly_EF waw makasihh wkwkwk, Yura bilang katanya sini kalo berani maju :'D wkwkwk

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • DekaLika

    Yura jangan nantang deh, rayuanku lebih mujarap dari puisimu wkwkwk

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • DekaLika

    Ter ter aku cuka, aku cuka :* :*
    Cerita bagus hihi

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • wizardfz

    @Sherly_EF wkwk iyaa kayak nama jepang jepang gitu hehe, btw kalo mau jadi pacar Hara harus adu puisi sama Yura dulu kata Yura wkwk

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • DekaLika

    Aah gitu. Iya sih Hara itu kayak nama2 jepang kan yaa hehe

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • DekaLika

    Hara kamu sweet, jadi pacar aku ajaa haha aku ga sensian kayak Yura kok wkwkwk

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • wizardfz

    @Sherly_EF Soalnya aku mau nama yang beda dari tokoh cowok lain kebanyakan, makanya pake nama dari Maehara alias dipanggil Hara hehehe

    Comment on chapter 2. Percakapan Aneh Kemal
Similar Tags
Ikhlas Berbuah Cinta
1339      870     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Kisah Kasih di Sekolah
800      515     1     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
Aleya
2340      739     4     
Romance
Kau memberiku sepucuk harapan yang tak bisa kuhindari. Kau memberiku kenangan yang susah untuk kulupakan. Aku hanyalah bayangan bagimu. Kita telah melewati beberapa rute tetapi masih saja perasaan itu tidak bisa kukendalikan, perasaanmu masih sama dengan orang yang sama. Kalau begitu, kenapa kau membiarkan aku terus menyukaimu? Kenapa kau membiarkan aku memperbesar perasaanku padamu? Kena...
Lost In Auto
1550      615     1     
Romance
Vrinda Vanita, adalah seorang remaja putri yang bersekolah di SMK Loka Karya jurusan Mekanik Otomotif bersama sahabatnya Alexa. Di sekolah yang mayoritas muridnya laki-laki, mereka justru suka pada cowok yang sama.
Kacamata Monita
1445      610     4     
Romance
Dapat kado dari Dirga bikin Monita besar kepala. Soalnya, Dirga itu cowok paling populer di sekolah, dan rival karibnya terlihat cemburu total! Namun, semua mendadak runyam karena kado itu tiba-tiba menghilang, bahkan Monita belum sempat membukanya. Karena telanjur pamer dan termakan gengsi, Monita berlagak bijaksana di depan teman dan rivalnya. Katanya, pemberian dari Dirga terlalu istimewa u...
Kelana
817      569     0     
Romance
Hidup adalah perjalanan tanpa peta yang pasti, di mana setiap langkah membawa kita menuju tujuan yang tak terduga. Novel ini tidak hanya menjadi cerita tentang perjalanan, tetapi juga pengingat bahwa terbang menuju sesuatu yang kita yakini membutuhkan keberanian dengan meninggalkan zona nyaman, menerima ketidaksempurnaan, dan merangkul kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Selam...
Kutu Beku
380      255     1     
Short Story
Cerpen ini mengisahkan tentang seorang lelaki yang berusaha dengan segala daya upayanya untuk bertemu dengan pujaan hatinya, melepas rindu sekaligus resah, dan dilputi dengan humor yang tak biasa ... Selamat membaca !
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
613      384     2     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan
Dendam
879      571     2     
Mystery
Rian Putra Dinata, seorang pelajar SMU Tunas Muda, memiliki sahabat bernama Sandara. Mereka berdua duduk di bangku yang sama, kelas XI.A. Sandara seorang gadis ceria dan riang, namun berubah menjadi tertutup sejak perceraian kedua orang tuanya. Meskipun Sandara banyak berubah, Rian tetap setia menemani sahabatnya sejak kecil. Mereka berjanji akan terus menjaga persahabatan hingga maut memisahk...
Thantophobia
1435      801     2     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.