Loading...
Logo TinLit
Read Story - Run Away
MENU
About Us  

Seharusnya, Tara duduk dengan tenang di dalam rumah pohon sejak beberapa menit yang lalu. Mengerjakan aktifitas rutinnya dengan lancar tanpa hambatan. Tapi khusus hari ini, rencana itu gagal. Hal itu yang membuatnya kesal setengah mati.

Beruntung kegaduhan yang di buat oleh tetangga baru yang ada di hadapannya ini, tidak cukup membuat ibunya terbangun dari tidur. Jika sampai itu terjadi, berarti tetangganya ini sedang dalam masalah dengannya.

"Ah lo rese banget sih!" Ucap Tara kesal seraya membersihkan luka di lutut cowok itu. Mereka berada di teras rumah dengan Tara yang mengobati lukanya.

Karena tidak mungkin untuk mengajak seorang cowok asing masuk ke rumahnya, bahkan di dalam rumah pohonnya sekalipun. Tara tidak akan sudi.

"Dave," Sahut si cowok berambut coklat di hadapannya seraya mengulurkan tangan, bermaksud mengajak berjabat tangan untuk berkenalan.

Tara menatap tangan yang menggantung dihadapannya jengah. Tidak tertarik untuk berbasa basi.

"Gue nggak nanya nama lo. Emang penting?"

"Dave Nick Williams. Panggil gue Dave."

"Serah."

Tara memilih diam dan meneruskan pekerjaannya untuk mengobati cowok yang bernama Dave di hadapannya ini. Supaya cepat selesai dan Dave bisa segera pulang. Sehingga ia tidak akan ketahuan Ibu.

Luka di lutut Dave tidak terlalu besar, namun sedikit dalam. Mungkin karena terkena ranting kering yang ada dibawahnya, sehingga lukanya bukan hanya goresan biasa. Belum lagi, Dave hanya menggunakan celana pendek selutut. Bisa di bayangkan bagaimana mudahnya lutut Dave untuk terluka.

"Lo belum kasih tau nama lo." Kata Dave ketika lama saling berdiam diantara mereka.

"Nggak usah tau,"

"Nama depan deh. Atau nama panggilan,"

Bukannya merintih kesakitan, Dave malah menyengir. Tara yakin telah dengan sengaja menekan luka cowok itu agar Dave bisa berhenti bicara.

Tanpa berusaha menanggapi. Tara segera menutup luka Dave dengan kapas dan plester luka.

"Sekarang lo bisa pulang. Gue nggak mau ketahuan ibu kalau lagi sama lo sekarang. Entar ibu mikir yang macam-macam, terus kita dinikahin kan jadinya repot! Dan lo juga harus tau sih, kalau gue udah punya jodoh sendiri."

Dave terkekeh mendengar penuturan melantur Tara. Bukannya merasa kesal atas sikap Tara yang dengan terang-terangan mengusirnya, justru ia merasa terhibur. Lucu juga.

"Boleh dicoba,"

Tara melotot, "Ngaco. Sana pulang! Rumah gue nggak nampung orang asing."

Dengan gerakan cepat Tara membereskan kotak P3Knya. Namun sebelum bergerak masuk kedalam rumah, ia berkata "Jangan coba-coba masuk ke dalam rumah pohon gue. Lo berurusan sama gue kalau berani."

Dave hanya tersenyum jahil seraya melirik kearah Tara yang sudah masuk ke dalam rumah.

Bukan salahnya, kan, jika rasa penasarannya itu bertambah sekarang?

 

***

 

Tara menenggelamkan wajahnya diatas lipatan kedua tangannya. Ia merasa ngantuk. Memang seperti ini dirinya setiap hari. Mudah mengantuk di pagi hari, susah tidur di malam hari. Seperti sebuah siklus tetapi ia tidak tahu bagaimana merubahnya.

Namun hari ini berbeda, tidak biasanya Tara merasa ngantuk sekali. Sebelumnya, sekalipun Tara merasakan kantuk, ia tidak akan menguap berlebih dan matanya cukup kuat untuk tidak tertutup. Sehingga Tara tidak akan tertidur di kelas.

Ia menguap, entah keberapa kalinya. Padahal semalam rencana kaburnya digagalkan oleh Dave. Seharusnya ia tidak bergadang, tetapi karena masih kesal dan terus-terusan mendumel tentang tetangganya itu, Tara malah jadi tidak bisa tidur. Lagi pula, cowok itu mengganggu me timenya semalam yang biasa ia lakukan saat di rumah pohon.

"Semalam tidur jam berapa, sih?" Tanya Kinan yang duduk disebelahnya setelah menyikut siku Tara.

Tara bergumam, persis seperti orang tidak sadarkan diri.

"Gini, nih, nggak sukanya gue kalau lo tidur dalem kelas. Kayak orang mabuk."

"Jam 3 pagi,"

Kinan menghela napas pelan, seperti tahu kebiasaan buruk temannya itu. Padahal Tara sendiri paham kalau bergadang itu tidak baik, bahkan setiap pagi, Kinan dapat melihat wajah sayu serta mata panda Tara dengan jelas. Bahwa bergadang itu melelahkan. Dan sesering itu pula Kinan menyarankannya untuk pergi ke dokter, mungkin saja Tara punya kelainan gangguan susah tidur.

"Kasih gue kesem-"

"Ra, Ra bangun! Ada bu Airin." Potong Kinan yang membuat Tara sontak mengangkat kepalanya.

"Assalamualaikum dan Selamat Pagi," Sapa guru muda itu ramah dan lemah lembut.

"Waalaikumsalam dan Selamat Pagi juga buuuuu." Sahut mereka serentak.

Beruntung mata pelajaran pertama adalah Bahasa Inggris dengan guru baik seperti Bu Airin. Sehingga kemungkinan Tara untuk tertidur beberapa saat itu, ada. Sekali-sekalilah. Dia tidak pernah tidur saat mata pelajaran berlangsung di kelas.

"Buka halaman tera-"

Tiba-tiba terdengar bunyi suara ketukan pintu. Kehadiran seorang pria paruh baya diambang pintu mengintrupsi, Pak Ruslan. Membuat anak-anak sekelas tertarik. Bisa saja, kan, ada pengumuman kelas diliburkan mendadak? Kalau memang begitu, bagus buat Tara. Dia bisa pakai waktunya untuk tertidur. Tapi ternyata...

"Maaf, bu Airin. Ini saya titip murid baru, dia anak kelas ini sekarang."

Mata Tara memicing, meneliti ke arah objek yang ada disebelah Pak Ruslan dari tempatnya duduk. Seperti mimpi buruk, Tara mendengus kesal.

Itu reaksi dari Tara, berbeda dengan Kinan yang sudah menatapnya dengan mata membulat dan berbinar. Begitu juga teman-teman perempuannya yang lain. Mungkin karena wajahnya diatas rata-rata, atau karena dia blesteran, jadi membuat teman-temannya kepo. Sementara teman-temannya yang laki-laki, hanya berdecak dan terlihat tidak tertarik.

"Nak Dave, ini sudah jadi kelas tetapmu ya. Ini Bu Airin. Mata pelajaran pertamamu bersama beliau." Ucap Pak Ruslan pada Dave yang diangguki oleh cowok itu, samar-samar dapat terdengar dari tempat duduk Tara. "Kalau begitu saya titip dia ya bu. Mohon bimbingannya. Saya permisi dulu." Pak Ruslan lalu berpamitan dengan Bu Airin dan pergi meninggalkan mereka.

Kelas menjadi semakin riuh. Apalagi pembawaan Bu Airin memang santai. Yang bikin berisik dari kubu perempuan, sedangkan yang laki-laki biasa saja.

"Anak-anak, tenang dulu ya sebentar. Ini ada yang mau kenalan sama kalian," Perintah Bu Airin yang langsung dituruti oleh semua anak dikelas.

"Perkenalkan. Nama saya, Dave Nick Williams. Panggilannya, Dave atau Wills. Tapi seringnya di panggil Dave. Asal Inggris, baru pindah kesini sejak sehari yang lalu...."

Kelas kembali gaduh. Mereka seperti takjub dengan sosok Dave ini. Entah sengaja atau bagaimana, Dave terus berkelakar, yang anehnya membuat Tara semakin sebal.

"...ada yang ingin ditanyakan tentang saya?"

"Status lo apa?"

“Masih available atau engga nih?”

"No hp lo dong!"

"Wagelaseh... Ganteng e pol!"

Bukannya serius, yang ada teman-temannya malah modus. Tara baru sadar kalau teman-teman perempuannya terlalu reaktif. Bahkan Kinan juga ikut-ikutan!

"Sudah-sudah! Kenalannya dilanjutkan nanti saja waktu istirahat. Sekarang belajar dulu."

"Yah ibuuuuu..." Protes kebanyakan dari anak-anak sekelasnya. Berharap kalau gurunya itu lupa akan menyampaikan materi. Padahal mustahil memang.

"Dave duduk di depan Chintara ya. Itu yang dibaris kedua."

Dave berjalan kearah kursinya dengan senyum tengilnya. Melirik kearah Tara dan seolah dapat membaca raut wajah kesal dari cewek itu, karena sekarang Dave jadi tahu namanya.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dark Fantasia
5221      1549     2     
Fantasy
Suatu hari Robert, seorang pria paruh baya yang berprofesi sebagai pengusaha besar di bidang jasa dan dagang tiba-tiba jatuh sakit, dan dalam waktu yang singkat segala apa yang telah ia kumpulkan lenyap seketika untuk biaya pengobatannya. Robert yang jatuh miskin ditinggalkan istrinya, anaknya, kolega, dan semua orang terdekatnya karena dianggap sudah tidak berguna lagi. Harta dan koneksi yang...
Roger
2100      876     2     
Romance
Tentang Primadona Sial yang selalu berurusan sama Prince Charming Menyebalkan. Gue udah cantik dari lahir. Hal paling sial yang pernah gue alami adalah bertemu seorang Navin. Namun siapa sangka bertemu Navin ternyata sebuah keberuntungan. "Kita sedang dalam perjalanan" Akan ada rumor-rumor aneh yang beredar di seluruh penjuru sekolah. Kesetiaan mereka diuji. . . . 'Gu...
Mr. Kutub Utara
352      271     2     
Romance
Hanya sebuah kisah yang terdengar cukup klasik dan umum dirasakan oleh semua orang. Sebut saja dia Fenna, gadis buruk rupa yang berharap sebuah cinta datang dari pangeran berwajah tampan namun sangat dingin seperti es yang membeku di Kutub utara.
Come Rain, Come Shine
1980      915     0     
Inspirational
Meninggalkan sekolah adalah keputusan terbaik yang diambil Risa setelah sahabatnya pergi, tapi kemudian wali kelasnya datang dengan berbagai hadiah kekanakan yang membuat Risa berpikir ulang.
Take It Or Leave It
6296      2029     2     
Romance
"Saya sadar...." Reyhan menarik napasnya sejenak, sungguh ia tidak menginginkan ini terjadi. "Untuk saat ini, saya memang belum bisa membuktikan keseriusan saya, Sya. Tapi, apa boleh saya meminta satu hal?" Reyhan diam, sengaja menggantungkan ucapannya, ia ingin mendengar suara gadis yang saat ini akhirnya bersedia bicara dengannya. Namun tak ada jawaban dari seberang sana, Aisyah sepertinya masi...
LUKA
3542      1282     4     
Romance
Aku menangis bersama rembulan digelapnya bumi yang menawan. Aku mengadu kepada Tuhan perihal garis hidup yang tak pernah sejalan dengan keinginan. Meratapi kekasihku yang merentangkan tangan kepada takdir yang siap merenggut kehidupan. Aku kehilangannya. Aku kehilangan kehidupanku. Berseteru dengan waktu karena kakiku kian tak berdaya dalam menopangnya. Takdir memang senang mempermain...
Anak Coklat
336      215     0     
Short Story
Alkisah seorang anak yang lahir dari sebatang coklat.
Aku dan Dunia
372      284     2     
Short Story
Apakah kamu tau benda semacam roller coaster? jika kamu bisa mendefinisikan perasaan macam apa yang aku alami. Mungkin roller coaster perumpamaan yang tepat. Aku bisa menebak bahwa didepan sana ketinggian menungguku untuk ku lintasi, aku bahkan sangat mudah menebak bahwa didepan sana juga aku akan melawan arus angin. Tetapi daripada semua itu, aku tidak bisa menebak bagaimana seharusnya sikapku m...
My Secret Wedding
3067      692     2     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...
Invisible
742      465     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"