Perkenalkan namaku Miranda, aku seorang mahasiswa jurusan Farmasi semester empat, aku merantau untuk berkuliah di salah satu universitas di Banjarmasin sehingga aku tinggal di sebuah rumah seorang diri. Aku seorang yang cuek, berkulit sawo matang, berambut hitam, menggunakan kacamata, suka melamun dan suka tidur.
Aku memiliki sahabat yang selalu ada untukku. Mereka sebagian anak perantauan sama seperti aku tetapi ada juga orang yang asli kota Banjarmasin. Nama sahabatku ada Fia, Mia, dan Syafi. Biasanya aku sering kumpul-kumpul dengan mereka sambil berbincang, kerjakan tugas, maupun makan bareng.
25 September 2017
Kebetulan pada pagi senin ini ada jadwal pengarahan untuk praktikum dan juga pembagian tugas sebagai koordinasi setiap mata kuliah. Saat menuju kelas sesekali aku menyapa dosen maupun teman yang kukenal dengan memberikan senyum yang ramah. Tidak sengaja aku bertemu Syafi saat ingin menaiki tangga.
“Hai Syafi, apa kabar? Lama banget gak ketemu kamu baik-baik ajakan? Kemana aja liburan kemarin? Kalau aku sih dirumah aja liburan kemarin hehehe.” Kata Miranda bertanya sambil tertawa.
“Iya hai juga Miranda aku baik-baik aja kok, kamu ini niatnya nanya liburan aku atau kasih tau liburan kamu. Pusing deh, aku bakal kasih tau kamu tapi kita sambil jalan dong nanti keburu habis kursi di ruangan.” Kata Syafi menjawab Miranda.
“Iya iya maaf deh, ya sudah kita jalan. Jadi gimana liburan kamu kemarin?” Tanya Miranda.
“Liburan kemarin aku ke Bandung terus keliling kota dan juga aku pergi ke pantai-pantai yang ada di Bandung. Dan pastinya aku gak lupa beliin kamu oleh-oleh dari Bandung, nanti kalau aku gak beliin bisa-bisa kamu ngamuk gak jelas, marah-marahlah atau gak ngambek.” Kata Syafi menjawab Miranda dengan nada sedikit bercanda.
“Hahaha kamu tau aja kalau aku pasti minta oleh-oleh, kalau buat teman-teman yang lain pasti di beliin juga dong jangan sampai kamu cuma beliian aku gara-gara kamu itu fans sama aku.” Balas Miranda dengan percaya dirinya.
“Aduh amit-amit deh jadi fans kamu kaya gak ada yang lain aja. Ya pastilah dibeliin namanya juga temen gak mungkin juga aku cuma beliin kamu aja.” Jawab Safifa seakan menyindir Miranda yang terlalu percaya diri.
“Kalo aja kan siapa tau mungkin kamu itu diam-diam beneran fans sama aku tapi bilangnya enggak supaya aku aku gak taukan, hahaha. Oh ya, Syafi tuh masih ada kursi kosong di depan untung aja mereka jagain kursi buat kita kalau gak pasti diambil sama yang lain.” Kata Miranda sambil menunjuk kursi kosong di dalam ruangan.
Akhirnya akupun duduk dikursi yang sudah dikosongkan sama Nofi dan sahabat yang lain. Tidak lama setelah aku duduk masuklah tiga orang laboran (orang yang bekerja di laboratorium) memberikan pengarahan tentang materi praktikum yang akan dilakukan pada semester empat. Setelah 30 menit dijelaskan, dilanjutkan pemilihan koordinasi setiap mata kuliah. Semua koordinasi mata kuliah dipilih sesuai dengan semester yang lalu. Setelah selesai pemilihan tadi semua mahasiswa langsung keluar ruangan karena tidak ada perkuliahan setelah ini. Aku dan sahabatku juga keluar ruangan menuju kantin, dalam perjalanan kekantin aku melihat beberapa mahasiswa baru lalu lalang yang terlihat kebingungan. Mungkin karena bingung mencari ruangan tempat pengarahan pembelajaran berlangsung, dimana kampus ini cukup besar dan memiliki banyak ruangan.
24 September 2017
“Bagaimana ini bisa terjadi padaku, apakah ini hanya mimpi? Apakah aku harus kabur? Atau aku pura-pura sakit? Semuanya terasa tidak masuk akal!” kata Miranda dalam hati sambil menangis.