Read More >>"> My X Idol (Baru Menyadari) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My X Idol
MENU
About Us  

Suara daging yang beradu dengan minyak panas kini mulai mendominasi ruangan itu. Juga asap yang menguar melalui jendela dan kemudian membumbung tinggi menghilang seolah menyatu dengan awan putih diantara birunya langit siang itu. Tak lupa, dua orang manusia berbeda gender yang sejak mereka datang sudah beradu mesra seperti anak remaja yang baru pertama merasakan jatuh cinta.

Tunggu!

Aku menolehkan kepalaku ke arah Bram dan Sinta yang sedang menusuk potongan-potongan daging dan sayur-sayuran. Mereka saling menyenggol pergelangan tangan mereka satu sama lain, seolah-olah itu adalah bentuk bercanda yang lucu dan menghibur. Meski yang kulihat tidak sama sekali.

Lalu Rangga datang membawa mangkuk besar berisi salad yang sudah ia aduk-aduk sedari tadi.

“Gosong itu,” kata Rangga menunjuk ke arah panggangan dan daging yang mulai kecoklatan.

Dengan cekatan aku membalikkan daging panggang tersebut.

“Kenapa sih ngelamun aja?” tanya Rangga.

“Lagi kepo,” jawabku asal dengan masih menoleh ke arah Bram dan Sinta.

Rangga ikut mengarahkan pandangannya pada Bram dan Sinta.

“Emangnya seperhatian itu ya kamu sama mereka? Atau kamu gak percaya kerjaan mereka? Cuma nusuk-nusuk daging, Ta. Gak usah protes kalau gak rapi.”

“Ih! Bukan itu, Ga.” Kini aku memandangi Rangga, begitu pula dirinya. “Kamu gak sadar ya? Dari tadi kok dua orang itu gak beres-beres kerjaannya? Malah becanda mulu,” protesku.

“Ya gak apa-apa kali, Ta. Gak usah buru-buru.”

“Bukan gitu juga. Aneh aja, biasanya Bram gak pernah becanda segitunya. Sinta juga kalau becanda gak gitu-gitu amat. Hari ini mereka aneh deh.”

Rangga mengusap pucuk kepalaku.

“Kamu sih yang aneh, gitu aja dipikirin.”

Aku semakin tidak mengerti dengan ucapan Rangga.

****

Setelah makanan-makanan tadi siap, aku dan Sinta menata piring-piring berisi makanan tadi ke atas meja kayu yang menghadap langsung ke arah TV besar di apartemen Rangga. Sementara itu, Rangga dan Bram menyiapkan minuman dan film yang nantinya akan kami tonton.

Aku duduk di samping Sinta, lalu, Sinta justru menggeser duduknya hingga berada persis di samping Bram. Otomatis, Rangga yang berniat duduk di samping Bram mengalah dan duduk di sampingku. Hal yang membuatku semakin bertanya-tanya tentang tingkah laku dua orang itu.

Kemudian, film pun diputar. Kali ini kami menonton salah satu film horor komedi. Sepanjang film itu diputar, aku tertawa terbahak-bahak, begitu pula dengan Rangga yang ada di sebelahku. Meski film itu menyeramkan, tapi menurut kami tidak ada seram-seramnya, bahkan menurutku jumpscare yang muncul tidak sampai membuatku terkejut begitu kentara. Berbeda dengan kedua orang yang tak jauh dari tempatku.

Yang satu bersembunyi di balik tubuh yang lainnya yang lebih besar darinya, dan yang satunya bertingkah seolah-olah dia tameng yang bisa menghalau rasa takut. Kupikir, hubungan Bram dan Sinta tidak sedekat ini kemarin sore.

****

“Dari tadi kamu perhatiin Bram sama Sinta terus, ada apa?” tanya Rangga membuka suara ketika aku sedang mencuci bekas makan kami, dan Rangga bertugas mengeringkannya.

“Gak apa-apa,” jawabku asal walaupun aku masih mencuri pandang ke arah dua insan yang sedang memainkan Plays Station milik Rangga.

Mereka heboh, meskipun sesekali Bram mengajari Sinta cara memainkannya. Ada seulas senyuman di raut wajahku ketika sikap mereka mengingatkanku dulu. Aku pun tidak bisa memainkan permainan semacam itu, lalu Rangga dengan kerennya mengajariku seperti seorang pro.

“Dulu kamu sering bantuin aku maen PS karena aku gak bisa,” kataku.

Rangga sekilas menoleh ke arah Bram dan Sinta lalu kembali mengelap piring-piring yang sudah kucuci.

“Kamu juga heboh kayak Sinta,” kata Rangga.

“Hahaha….”

Kami kembali diam, menfokuskan diri pada pekerjaan kami masing-masing.

“Ga, kenapa dari dulu kamu perhatian sama aku? Waktu aku gak bisa maen game, atau saat aku merhatiin cinnamon roll, atau waktu kamu beliin aku satu kantong plastik coklat bubuk? Padahal aku gak minta, aku juga gak mencoba minta perhatian dari kamu.”

“Karena aku sayang kamu, Ta. Makanya aku perhatian,” jawab Rangga membuatku sanggup mengalihkan perhatian padanya.

Rangga pun ikut menatapku juga.

“Kamu mungkin gak akan bisa percaya aku lagi, tapi aku akan terus perhatian sama kau, karena menurutku itu satu-satunya cara menunjukkan rasa kasih sayang aku buat kamu yang pernah aku lukai.”

Kami larut dalam ucapan mesra bak penyair dan pasangannya yang sudah lama tidak bertemu. Lalu kemudian, tanpa disadari, sang penyair itu terlampau menyayat luka pada sang kekasih hingga berbekas dan tak bisa disembuhkan.

“Kamu sayang aku?” tanyaku.

“Iya,” jawabnya mantap.

Tatapannya, seperti tak ada setitik kebohongan atau keraguan sama sekali. Berbeda denganku, tatapanku masih ragu walau hanya sekedar menatap penuh ke arahnya, memperhatikannya, layaknya ia memperhatikanku.

“Wahh!!! Akhirnya juara satu!” Sinta berseru cukup nyaring. Aku memandang ke arahnya.

Sementara Bram mengusap pelan pucuk kepala Sinta persis seperti yang biasa Rangga lakukan padaku.

“Ga, elus kepalaku,” titahku pada Rangga tiba-tiba.

“Kenapa?” tanya Rangga yang kemudian mengelus kepalaku seperti biasanya.

“Kenapa kamu selalu kayak gini ke aku?” tanyaku.

“Kamu gak tau ya? Ini tuh simbol perasaan sayang,” jawab Rangga.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

“Kalian pacaran ya?” tuduhku dengan jari yang mengarah pada kedua insan tersebut.

****

Aku melipat kedua tanganku di depan tubuh. Rangga duduk bersandar di sampingku. Sementara Bram dan Sinta duduk di atas lantai menghadap kami berdua seperti orang yang baru tertangkap basah sedang melakukan kejahatan.

“Sejak kapan?” tanyaku.

“Kemarin,” jawab Bram.

“Kok bisa?” tanyaku lagi.

“Aku yang nembak duluan, La,” jawab Sinta.

“Jadi, cowok yang kamu maksud itu Bram? Terus Rangga gimana?” tanyaku membuat Rangga menoleh ke arahku.

“Yee, Rangga mah beda, La. Apalagi sekarang, dia cuma temen buat aku,” jawab Sinta.

“Lagipula, aku juga suka sama Sinta, aku justru terkejut ketika ia mengatakannya padaku,” tambah Bram.

Sejujurnya aku terkejut, tapi maksudku bukan tidak merestui hubungan kedua, aku hanya terkejut.

“Kalian berdua diem-diem aja sih, tau-tau pacaran kan aku kaget,” protesku. “Kode-kodeannya kurang jelas.”

“Kamunya aja gak sadar,” komentar Rangga membuatku menyikut perutnya.

“Jadi nanti aku gak bisa maen bertiga dong? Nanti aku jadi obat nyamuk doang.”

“Lah! Bukannya kamu sama Rangga udah balikan?” tanya Sinta.

“Balikan apaan?!”

Sinta merogoh ponsel yang ada di saku celananya. Lalu memperlihatkan sesuatu padaku. Sebuah foto yang diambil diam-diam saat Rangga memelukku kemarin.

“Hah?!”

Sinta segera menarik kembali ponselnya, menjauh dari jangkauanku.

“Woy! Apa-apaan itu?” protesku.

“Aku dan Sinta terinspirasi oleh kalian berdua. Jika kalian berdua jadian, aku dan Sinta hanya menjadi obat nyamuk,” kata Bram.

“Eh, nggak gitu ya Bram, itu salah paham. Lagian kenapa sih kalian berdua iseng banget kayak admin akun julid di Instagram?”

“Ih bukan julid! Fakta, La, fakta.”

“Sinta! Hapus gak?”

“Nggak! Aku kirim grup ya, biar kalian berdua bisa save foto legendaris ini.”

“Woy! Sin, ngajak berantem ya!”

Dan perkelahian memperebutkan ponsel Sinta itu pun tak terelakkan.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dayana_putri

    Mantan oh mantan... Kenapa kau jadi lebih menawan setelah jadi mantan?

    Comment on chapter Bertemu Dengan Masa Lalu
Similar Tags
Rindumu Terbalas, Aisha
491      340     0     
Short Story
Bulan menggantung pada malam yang tak pernah sama. Dihiasi tempelan gemerlap bintang. Harusnya Aisha terus melukis rindu untuk yang dirindunya. Tapi kenapa Aisha terdiam, menutup gerbang kelopak matanya. Air mata Aisha mengerahkan pasukan untuk mendobrak gerbang kelopak mata.
Last Hour of Spring
1421      733     56     
Romance
Kim Hae-Jin, pemuda introvert yang memiliki trauma masa lalu dengan keluarganya tidak sengaja bertemu dengan Song Yoo-Jung, gadis jenius yang berkepribadian sama sepertinya. Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Gadis itu mengidap penyakit yang tak biasa, ALS. Anehnya lagi, ia bertindak seperti orang sehat lainnya. Bahkan gadis itu tidak seperti orang sakit dan memiliki daya juang yang tinggi.
Soulless...
5240      1169     7     
Romance
Apa cintamu datang di saat yang tepat? Pada orang yang tepat? Aku masih sangat, sangat muda waktu aku mengenal yang namanya cinta. Aku masih lembaran kertas putih, Seragamku masih putih abu-abu, dan perlahan, hatiku yang mulanya berwarna putih itu kini juga berubah menjadi abu-abu. Penuh ketidakpastian, penuh pertanyaan tanpa jawaban, keraguan, membuatku berundi pada permainan jetcoaster, ...
Time Travel : Majapahit Empire
44844      4202     9     
Fantasy
Sarah adalah siswa SMA di surabaya. Dia sangat membenci pelajaran sejarah. Setiap ada pelajaran sejarah, dia selalu pergi ke kantin. Suatu hari saat sekolahnya mengadakan studi wisata di Trowulan, sarah kembali ke zaman kerajaan Majapahit 700 tahun yang lalu. Sarah bertemu dengan dyah nertaja, adik dari raja muda Hayam wuruk
Run Away
6667      1493     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
RANIA
2083      716     1     
Romance
"Aku hanya membiarkan hati ini jatuh, tapi kenapa semua terasa salah?" Rania Laila jatuh cinta kepada William Herodes. Sebanarnya hal yang lumrah seorang wanita menjatuhkan hati kepada seorang pria. Namun perihal perasaan itu menjadi rumit karena kenyataan Liam adalah kekasih kakaknya, Kana. Saat Rania mati-matian membunuh perasaan cinta telarangnya, tiba-tiba Liam seakan membukak...
Perverter FRIGID [Girls Knight #3]
1159      498     1     
Romance
Perverter FIRGID Seri ke tiga Girls Knight Series #3 Keira Sashenka || Logan Hywell "Everything can changed. Everything can be change. I, you, us, even the impossible destiny." Keira Sashenka; Cantik, pintar dan multitalenta. Besar dengan keluarga yang memegang kontrol akan dirinya, Keira sulit melakukan hal yang dia suka sampai di titik dia mulai jenuh. Hidupnya baik-baik saj...
Cinta dan Rahasia
404      301     0     
Short Story
Perasaan tak mudah untuk dipendam. Ketahuilah, manusia yang ‘kuat’ adalah manusia yang mampu mengekspresikan perasaanya. Itu semua wajar. Manusia akan merasakan senang bila mendapatkan kebahagiaan dan sedih bila harus kehilangan.
Koude
3044      1102     3     
Romance
Menjadi sahabat dekat dari seorang laki-laki dingin nan tampan seperti Dyvan, membuat Karlee dijauhi oleh teman-teman perempuan di sekolahnya. Tak hanya itu, ia bahkan seringkali mendapat hujatan karena sangat dekat dengan Dyvan, dan juga tinggal satu rumah dengan laki-laki itu. Hingga Clyrissa datang kepada mereka, dan menjadi teman perempuan satu-satunya yang Karlee punya. Tetapi kedatanga...
The Hidden Kindness
349      236     2     
Fan Fiction
Baru beberapa hari menjadi pustakawan di sebuah sekolah terkenal di pusat kota, Jungyeon sudah mendapat teror dari 'makhluk asing'. Banyak sekali misteri berbuntut panjang yang meneror sekolah itu ternyata sejak ada siswi yang meninggal secara serius. Bagaimana cara Jungyeon harus menghadapi semua hal yang mengganggu kerja di tempat barunya? Apakah ia harus resign atau bertahan?