Loading...
Logo TinLit
Read Story - My X Idol
MENU
About Us  

Di salah satu aula kampusku, berkumpul kerumunan orang-orang yang sedang mengantri entah untuk apa. Aku baru saja tiba di kampus untuk mengembalikan buku-buku perpustakaan karena sudah jatuh tempo peminjaman, tapi kerumunan orang-orang itu sedikit membuatku tertarik.

“Nila!!!”

Suara Sinta yang memanggilku kini menjadi perhatianku selanjutnya. Tak jauh dari kerumunan tadi, kulihat Sinta dan Bram ikut mengantri untuk masuk ke dalam aula. Lantas, aku pun menghampiri mereka.

“Ngapain kalian berdua di sini?” tanyaku.

“Kamu juga ngapain di kampus? Kan gak ada kelas hari ini,” tanya Sinta.

“Atau jangan-jangan, kamu sengaja datang untuk menonton Rangga.” tambah Bram.

“Hah? Rangga?”

“Kamu gak tau ya? Rangga kan jadi bintang tamu acara anak Psikologi tuh.”

“Iya, ada acara talk show sekarang dan Rangga menjadi bintang tamunya. Nila ikut ya?” ajak Bram.

Walaupun predikat Rangga sebagai artis terkenal dan multitalenta itu santer terdengar olehku, tak pernah sekali pun aku benar-benar memperhatikannya ketika di atas panggung. Waktu pertama kali aku bertemu dengannya, saat itu kepalaku hanya dihantui pertanyaan ‘kenapa si mantan kampret itu harus muncul lagi?’. Sehingga, aku tidak memperhatikan Rangga di atas panggung dulu.

Rasanya cukup penasaran, melihat siapa Rangga di atas panggung yang selalu dielu-elukan banyak orang itu. Aku mengenal Rangga sebatas seseorang yang tertutup dan tak tersentuh. Kini ia menjelma dan memamerkan dirinya sebagai sosok Rangga yang lain, yang tak pernah kuketahui sebelumnya.

Satu tahun bersamanya memang tidak cukup untukku mengenal Rangga lebih dalam. Memahami dirinya atau bahkan menjadi bagian dari dirinya. Aku menjadi tersadar, mungkin perpisahan kami tidak sepenuhnya salah laki-laki itu. Dulu aku terlalu mencintainya tanpa dasar. Menganggap bahwa hari-hari yang kulalui akan terus dengannya, padahal harusnya aku bertanya juga padanya, tentang perasaan Rangga sendiri padaku.

Bisa saja dia bosan, atau aku terlalu mengekang hingga membuatnya pergi meninggalkanku. Tak seharusnya perpisahan kami dibebankan atas kepergian Rangga, harusnya aku juga memikirkan bagaimana diriku dulu. Mungkinkan aku terlalu menyebalkan baginya?

“Yuk! Kita nonton dia.”

****

Percayalah sayang, berpisah itu mudah….

Tak ada kamu di hidupku, aku mampu….

Namun menghapuskan semua kenangan kita….

Adalah hal yang paling menyulitkan untukku….

Tangan-tangan itu memetik senar gitar hingga membuat satu pola nada yang enak didengar. Wajah yang biasanya dingin dan minim ekspresi itu kini seolah mengajak para penontonnya untuk ikut mendendangkan lagu yang ia bawakan. Senyuman yang dulu hanya untukku seorang, kini berganti menjadi milik semua orang.

Selesai dengan lagu yang ia bawakan, pembawa acara yang sejak awal acara duduk di kursi yang sama mengajak Rangga untuk berbincang-bincang sebelum menutup acara hari itu. Rangga menyimpan gitarnya di samping, ia mengambil pengeras suara. Orang-orang dari golongan penggemar Rangga garis kelas mulai senyap dan melihat ke arah panggung dengan seksama, berbeda sekali dengan tingkah mereka sebelumnya.

“Oke Rangga, berbicara soal perpisahan. Ada gak sih satu momen perpisahan yang buat kamu gak bisa lupain sampai sekarang?” tanya pembawa acara itu.

“Emm….” Rangga seolah memikirkan sesuatu. “Ada satu-satunya yang gak bisa aku lupain sampai detik ini,” jawabnya.

“Wah! Jangan-jangan gagal move on nih!”

“Hahahaha….”

“Bisa gak Rangga ceritain momen perpisahan itu? Sejak kapan dan apa sih yang kamu rasakan sampai saat ini?”

Rangga mulai bercerita.

“Tadi aku juga ikut mendengarkan diskusi tentang usia dewasa awal. Masa transisi antara remaja yang masih seneng-senengnya maen, tiba-tiba pas masuk kuliah yang beda banget dari lingkungan sekolah pasti bikin kita tertekan kan. Nah, justru di saat-saat seperti itu, aku dibebankan oleh perpisahan dengan cinta pertamaku.”

Sontak seluruh isi aula itu berteriak kegirangan oleh ucapan Rangga. Sementara aku tidak berkata apa-apa, ingin mendengar siapa cinta pertamanya.

“Waktu itu mungkin kita sama-sama lagi jatuh cinta, gak pernah kepikiran sama sekali soal putus. Apalagi waktu itu kita masih sama-sama kelas satu SMA, masih bocah dan pingin seneng-seneng aja tiap hari. Tapi suatu hari, banyak banget masalah yang aku hadapi, sampai-sampai harusnya aku menikmati masa remaja kayak anak-anak pada umumnya, ternyata, setelah hampir setahun kita pacaran, aku harus keluar sekolah dan mulai kerja di umur belasan.”

Seperti ikan yang kehilangan lautannya, aku mulai cemas dan salah tingkah juga meramalkan apa yang akan Rangga katakan selanjutnya.

“Tadinya aku coba untuk tetap berhubungan sama cinta pertamaku itu, tapi kalau semakin aku mengeratkan genggamanku, takutnya dia akan terluka. Jadi akhirnya aku pergi diam-diam dan melepasnya.”

“Bisa dibilang, Rangga yang melepasnya ya? Lalu, cinta pertama itu masih kamu hubungi atau kalian jalan masing-masing aja?”

“Beruntungnya, sekarang aku menemukan kembali cinta pertamaku. Walaupun susah buat dia percaya lagi, tapi pada akhirnya aku memang gak bisa melepasnya. Ingatan tentang dia yang gak bisa aku lupain sama sekali. Persis seperti lagu yang tadi aku bawakan, perpisahan itu mudah, mudah banget, yang susah itu membuang kenangannya. Karena kenangan itu nempel di dalam memori, kita gak akan mungkin lupa, yang bisa kita lakukan cuma menimbunnya.”

“Iya betul sekali. Mendengar cerita soal cinta pertamanya Rangga ini buat saya jadi ikut mengingat-ingat kembali. Baiklah, sebelum kita tutup sesi ini, untuk terakhir kalinya deh, apa yang pingin Rangga katakan buat cinta pertamanya. Mungkin dia ada di sini juga ikut nonton acara ini?”

“Satu yang pingin aku katakan, makasih untuk selalu bisa menguatkanku sampai sekarang. Sekarang kita berjuang sama-sama lagi ya.”

“Wahhhh!!!”

Suara penggemar Rangga semakin memeriahkan acara penutupan hari itu. Selanjutnya, Rangga kembali menyanyikan sebuah lagu untuk menutup acara seminar kali ini.

”Kamu gak perlu susah kalau ada aku.”

“Yang namanya pacaran itu harus berjuang bareng-bareng, Ga. Jangan selalu berusaha sendiri, kan ada aku sekarang.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dayana_putri

    Mantan oh mantan... Kenapa kau jadi lebih menawan setelah jadi mantan?

    Comment on chapter Bertemu Dengan Masa Lalu
Similar Tags
Sacred Sins
1571      684     8     
Fantasy
With fragmented dreams and a wounded faith, Aria Harper is enslaved. Living as a human mortal in the kingdom of Sevardoveth is no less than an indignation. All that is humane are tormented and exploited to their maximum capacities. This is especially the case for Aria, who is born one of the very few providers of a unique type of blood essential to sustain the immortality of the royal vampires of...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5055      1655     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Anak Magang
123      115     1     
Fan Fiction
Bercerita sekelompok mahasiswa yang berusaha menyelesaikan tugas akhirnya yaitu magang. Mereka adalah Reski, Iqbal, Rival, Akbar. Sebelum nya, mereka belum mengenal satu sama lain. Dan mereka juga bukan teman dekat atau sahabat pada umumnya. Mereka hanya di tugaskan untuk menyelesaikan tugas nya dari kampus. Sampai suatu ketika. Salah satu di antara mereka berkhianat. Akan kah kebersamaan mereka ...
Another Word
635      370     2     
Short Story
Undangan pernikahan datang, dari pujaan hati yang telah lama kamu harap. Berikan satu kata untuk menggambarkannya selain galau.
Puisi, Untuk...
20257      3293     10     
Romance
Ini untuk siapa saja yang merasakan hal serupa. Merasakan hal yang tidak bisa diucapkan hanya bisa ditulis.
Warna Jingga Senja
4396      1214     12     
Romance
Valerie kira ia sudah melakukan hal yang terbaik dalam menjalankan hubungan dengan Ian, namun sayangnya rasa sayang yang Valerie berikan kepada Ian tidaklah cukup. Lalu Bryan, sosok yang sudah sejak lama di kagumi oleh Valerie mendadak jadi super care dan super attentive. Hati Valerie bergetar. Mana yang akhirnya akan bersanding dengan Valerie? Ian yang Valerie kira adalah cinta sejatinya, atau...
KUROTAKE [SEGERA TERBIT]
6261      2181     3     
Romance
Jadi pacar ketua ekskul tapi hanya purapura Hal itu dialami oleh Chihaya Hamada Ia terpaksa jadi pacar Mamoru Azai setelah foto mereka berdua muncul di akun gosip SMA Sakura dan menimbulkan kehebohan Mamoru adalah cowok populer yang menjadi ketua klub Kurotake klub khusus bagi para otaku di SMA Sakura Setelah pertemuan kembali dengan Chihaya menjadi kacau ia membuat kesepakatan dengan Chih...
BUNGA DESEMBER
545      376     0     
Short Story
Sebuah cerita tentang bunga.
Perfect Love INTROVERT
10841      2019     2     
Fan Fiction
Lovebolisme
172      150     2     
Romance
Ketika cinta terdegradasi, kemudian disintesis, lalu bertransformasi. Seperti proses metabolik kompleks yang lahir dari luka, penyembuhan, dan perubahan. Alanin Juwita, salah seorang yang merasakan proses degradasi cintanya menjadi luka dan trauma. Persepsinya mengenai cinta berubah. Layaknya reaksi eksoterm yang bernilai negatif, membuang energi. Namun ketika ia bertemu dengan Argon, membuat Al...