Seiring dengan berlalunya hari demi hari, minggu demi minggu dan bulan demi bulan, kay merasakan ke-hambar-an dalam rumah tangganya. Tidak ada yang berubah dari rumah tangganya. Tetap datar, dingin dan kaku. Kay bingung apa yang harus dia lakukan. Kay ingin berberlanja, tapi ia bingung harus mengatakan bagaimana untuk meminta uang kepada farhan, suaminya. Hal ini terus berlangsug hingga 5 bulan pernikahan. Sampai akhirnya kay mengalami titik kejenuhan dalam hidupnya dan ingin segera mengakhiri rumah tangga nya. Tapi, kay bingung harus menyampaikan bagaimana kepada kedua orang tuanya, pasti hal ini nantinya akan menimbulkan kekecewaan yang dalam untuk orangtua kay. Tapi, jujur saja kay tidak merasakan kebahagiaan apapun, hidupnya bagaikan burung yang terkurung di dalam sangkar. Kay ingin menghirup udara kebebasan, kay rindu masa sekolahnya yang dipenuhi dengan kebahagiaan, bermain, berbagi cerita dan berbaga hal menyenangkan lainnya yang bisa dia lakukan dengan bebas dan tanpa tekanan.
Hari itu, tepatnya di waktu jumat pagi, kay memberanikan diri untuk mengatakan perihal masalah perceraian kepada sumai nya, Farhan.
Sambil menyiapakan sarapan pagi untuk suaminya, kay memberanikan diri untuk berbicara kepada suaminya.
“mas, ini sarapan paginya, maaf aku Cuma bisa membuat telur mata sapi ini” pungkas Layla
Padahal itu bukan telur mata sapi sih kalau dilihat dari bentuknya, tapi sejenis telur orak-arik yang entah bentuknya amburadul
“iya gakpapa” sahut farhan singkat dengan muka datar
”ehm.. sebenarnya ada hal yang ingin kusampaikan kepada kamu” kay mengatakan dengan penuh kegugupan
“apa?”
“ehmm.. ini masalah perceraian”
Seketika farhan langsung menatap tajam ke arah wajah kayla
“ehmm.. umm.. begini, jujur saja aku tidak merasakan kebahagiaan ketika kita membangun rumah tangga kurang lebih 5 bulan ini. Aku merasa seakan tertekan dan tidak bisa mengeksplor diri ku sendiri, hidupku tidak seperti sebelum aku menikah, banyak hal yang tidak bisa aku lakukan dengan bebas dan sebahagia dulu” jelas kayla
Farhan hanya diam dan tidak melanjutkan sarapan paginya, dan meinggalkan kay di meja makan
“ini, simpanlah jika kamu mau pergi kesana” tiba-tiba farhan memberikan tiket liburan ke Maldives untuk 2 orang
“apa ini? Eh farhan, eh kak , eh mass !?” belum juga dijawab pertanyaan nya, farhan sudah berangkat ke kantor dengan mengemudikan mobil pribadinya.
Kayla langsung berfikir mengenai tiket yang telah diberikan oleh farhan. Hal itu malah membuat kay semakin bingung dan pusing perihal maksud farhan membelikan tiket liburan untuk dirinya.
“apa coba maksud si es beku ngasih tiket liburan ini ? mau nyogok ? huh mana maldives lagi, siapa coba yang nggak mau ke maldives. Terus gimana ya ini, aku harus pergi atau cerai ya Tuhan ?! apa liburan dulu baru cerai yak ? “
Begitulah pemikiran pendek dan kekanank-kanakan ala kayla. Dia fikir cerai itu semudah membalikkan telapak tangan kali yaa.
Tapi sama halnya dengan anak kecil yang mudah disogok oleh permen atau coklat, kayla sangat mudah disogok hanya dengan hal-hal berbau liburan dan belanja. Kalo sudah seperti itu, kayla akan melupakan hal yang harus dia kerjakan, yang ada hanya liburan liburan dan liburan.
Pada akhirnya pendirian kay runtuh hanya dengan selembar tiket liburan. Dasar Payah !!!
Sore ini tidak seperti bisanya, kay menungu kedatangan suaminya dengan perasaaan senang dan berbunga-bunga. Dia ingin segera mengatakan bahwa ia setuju untuk berlibur ke maldives minggu depan.
“Assalamulaikum”
“waalaikumsalam, mas” jawab kay sambil mencium tangan farhan
“eh mas, aku setuju perihal liburan ke maldives minggu ini” sahut kay yang tanpa basa-basi
“kamu yakin ? bukankah tadi pagi kamu membicarakan perceraian?”
“perceraian ? ahh... itu bisa dibicarakan lain kali” jawab kay sambil senyum-senyum
“baiklah jika memang seperti itu”
Yeshhh... maldives i’m cominggggg..... (batin kay yang bahagia sebahagia mungkin)
---------Maldive’s Day------------
“sudah siap barang-barang yang akan kamu bawa ?”
“sudah siap semuaa” jawab kay yang begitu bahagia di pagi itu
“oke berangkat sekarang”
“ehmm.. mas pakai celana baggy panjang dan baju koko ?”
“iyaa, kenapa memangnya?”
Helloo.. mas ini kita mau ke maldives, bukan mau ke kajian dakwah (gumam batin kay)
“eh.. enggak papa kok” elak kayla
Sesampainya di maldives mereka langsung ditujukan ke tempat istirahat yang luas dan sangat private. Kamar yang langsung menghadap ke laut, dengan dinding-dinding kayu yang khas ala maldives
“wahhhh.. luar biasa betull tempat ini, aku tidak bisa membayangkan bisa berada di sini. Eh tapi tunggu dulu, ini Cuma ada 1 kamar ?”
“iyaa.. memang kamu mau berapa kamar? Ini kan memang khusus untuk pasangan suami istri” jawab farhan
“ehmm.. berati kita 1 tempat tidur?” tanya polos kay
“ iyalah.. ini maldives, aku nggak mau tidur di bawah. Dingin.. lagipun aku bayar mahal tidak untuk tidur di lantai” jawab farhan yang sepertinya mulai sensi dengan kayla
“ehmm.. okelah lagipula kasur ini cukup lebar jugak, aku pasti aman”
“aman ? apa maksudmu aman?” tanya farhan yang bingung dengan pernyataan kayla
“aa.. ehm.. anuu.. aman nggak jatuh ke lantai maksudnya, kan aku nggak bisa diem kalo tidur hehe” jawab kay
Sebenarnya aman maksud kay disini adalah aman dari farhan, 5 bulan menikah si kayla masih suci, alias belum disentuh oleh farhan. Ya mau disentuh gimana coba’, mereka aja tidur di ruangan yang berbeda, dan kayla nggak faham masalah “begitu-an” untung si farhan sabar, coba kalo nggak sabar, hmm udah habis tu si kayla. Habis di ceraikan maksudnyaa (hehe)
Tanpa aba-aba farhan langsung ganti baju di depan kayla, yang membuat kayla shock dan lari menjauhi kamar (lagi) --.--
Kemudian farhan menghampiri kay yang berada di tepi pantai
“kamu disini rupanya, bagaimana ? indah bukan tempatnya?”
Kay langsung terpana melihat farhan yang mengenakan kaos putih polos dipadukan dengan celana pendek hitam se lutut. Kenapa dia begitu seksi dengan pakaian seperti itu ? dia tidak pernah mengenakan pakaian seperti itu selama 5 bulan hidup bersama (batin kay)
“kay, kay!”
“eh iyaa.. iya bagus banget tempatnya” jawab kay terbata-bata
Ini kenapa jadi deg-degan gini sih akunyaa, kenapa pula aku malah gerogi dan salah tingkah gini di sampingnya (gumam kay)
“mau jalan-jalan disekitar pantai? Sepertinya tempat di sekitar pantai sangat indah” tanya farhan
“ehmm.. boleh”
Secara reflek farhan menawarkan tangannya dan menggandeng tangan kay tanpa diperintah. Kay yang menyadari hal itu sontak kebingungan, tapi kay menyambut dengan baik uluran dan genggaman tangan farhan. Mereka ber 2 menelusuri tepi pantai dengan mengobrol dan berbagi cerita, tak jarang pula mereka saling menggoda dan menertawakan masa kecil mereka yang sama-sama nakal dan bandel. Keseruan mereka berakhir dengan main kejar-kejaran ala-ala sinetron indiahh, tapi bedanya tidak ada soundtrack lagu dalam adegan kejar-kejaran mereka. Atau mungkin pemirsah ada yang mau ngasih soundtrack ? author kasih opsi ni lagunya, mau lagu ost. Upin-upin atau ost. Naruto ? atau ost. Adit dan Sopo Jarwo sepertinya keren jugak.
Hampir setengah hari mereka bersama ternyata farhan tidak se kaku dan se dingin yang difikirkan oleh kay, dia sangat humoris dan sweet juga, siapa sangka farhan mampu membuat kay bahagia sore itu. Ternyata farhan adalah orang yang menyenangkan.
“kau mau mandi dulu? Atau mau ber-2 ?” tanya farhan dengan senyum genitnya
“hah! Sejak kapan kamu jadi genit begini?”
“sama istri sendiri apa salahnya, mau apapun kan sudah halal” sambung farhan dengan senyum yang mengundang sejuta makna
“jangan macam-macam ya kamu !” jawab kay yang mulai kesal dan sedikit khawatir.
Kay lekas ke kamar mandi buru-buru untuk mebersihkan diri, tidak lupa dia mengunci pintu kamar mandi.
Apa yang akan terjadi dengan mereka ber-2 selanjutnya yaaa..