Para tamu yang berada di aula pelelangan sudah mulai tidak sabar menanti acara utama. Baron mulai merasa resah karena Clara assistant nya dan penjaga yang dia kirimkan untuk mengambil pertama- pertama yang tidak lain adalah para wanita yang dikurung diruang bawah tanah, tak kunjung datang.
“Apakah terjadi seusatu?” Alden bertanya kepada Alice yang saat itu sedang mengidentifikasi masalah yang sedang terjadi.
Kemudian dari balik panggung tiba- tiba muncul dua orang pria yang tidak lain adalah penjaga yang diutus oleh Baron sebelumnya dan diikuti oleh beberapa orang wanita dengan keadaan tangan terikat kain.
“Hai dimana Clara, apa yang terjadi? Kenapa kalian bisa selama ini hanya untuk membawa mereka?” Kata Baron kepada kedua penjaga.
“Maafkan kami tuan, mereka sedikit melakukan perlawanan saat akan dibawa ke tempat ini.” Balas salah seorang penjaga.
“Soal nona Clara, dia bilang bahwa dia ingin ke kamar kecil sebentar.” Ucap penjaga yang satunya
“Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Para tamu sudah tidak sabar menantikan acara utama pelelangan ini.”
Baron mulai melanjutkan kembali pelelangan yang sedikit tertunda dan mulai menuju acara utama. Dimana wanita- wanita tersebut akan dipertontonkan di depan para tamu dan akan dijual kepada mereka yang mau menawar dengan harga yang tinggi.
“Penjaga bawa permata pertama kemari!”
“Baik tuan.”
Salah satu penjaga itu pun membawa wanita pertama kehadapan Baron. Tapi sesaat sebelum Baron mengambil wanita tersebut dari si penjaga, penjaga itu pun menarik kembali wanita tersebut.
“Apa yang kau lakukan?”
“Maaf tuan, aku tidak bisa membiarkan tangamu yang kotor itu menyentuh wanita ini dan memperlakukanya seperti barang yang tidak berharga.”
“Apa maksudmu? Berhenti bermain- main!”
Penjaga itupun mulai membuka kedok aslinya, yang ternyata dia adalah si pelayan yang menyamar menjadi seorang penjaga.
“Hai kau, tangkap dia!” kata Baron menyuruh penjaga yang satunya.
“Maaf tuan, tapi sepertinya yang harus aku tangkap adalah dirimu!” kata penjaga yang satunya.
Ternyata kedua penjaga yang ada dihadapan Baron adalah si pelayan dan Dean yang sedang menyamar.
“Siapa kalian sebenarnya?”
“Aku hanya seorang pelayan yang dipaksa untuk menjadi seorang bangsawan dalam acara ini.”
“Dan aku adalah anggota dari Scotland Yard!”
**
“Sudah kuduga itu adalah kalian” ucap Alice.
Baron yang mulai terdesak saat itu mengeluarkan sebuah pistol dari balik pakaianya. Dan mengarahkan pistolnya kearah si pelayan yang tepat berdiri dihadapanya.
“Berhentilah melakukan usaha yang sia- si,..” belum selesai berbicara sepertinya Baron melepaskan tembakan tepat kekepala si pelayan. Para tamu yang melihat kejadian tersebut merasa ketakutan. Mereka berteriak dan berhamburan dari aula pelelangan. Namun ada dua orang yang tidak beranjak dari tempat mereka di tengah- tengah suasana yang tidak kondusif itu.
“Hahahahahaha!” sepertinya Baron merasa sangat senang setelah berhasil menembak si pelayan.
Dean dan seluruh wanita di atas panggung hanya terpaku melihat tubuh si pelayan yang tergeletak berlumuran darah di bagian kepala. Begitu pula dengan Alden yang menyaksikan kejadian tersebut.
“Bodoh! Berhentilah bermain- main!” kata Alice berteriak
Tak lama kemudian pelayan yang tertembak itupun menggerakan anggota tubuhnya perlahan.
“Wah kau kejam sekali Alice.”
Pelayan yang tadi tergeletak mulai bangkit dan berdiri dihadapan Baron, sambil mengusap keningnya yang sebelumnya tertembus oleh timah panas, dan menarik benda itu keluar dari keningnya. Kejadian tersebut membuat semua orang yang melihatnya terdiam.
“Si, siapa ka...kauuu sebenarnya?” raut wajah Baron menunjukan rasa tidak percaya dengan kejadian ia lihat saat ini.
“Sudah ku bilangkan, aku adalah ...”
“Cukup, cepat selsaikan tugasmu pelayan bodoh!” Alice
Baron yang mulai ketakutan karena pelayan yang perlahan mendekatinya menembakan pistol kearah lampu yang berada dilangit- langit aula, dan kemudian berusaha untuk melarikan diri.
Ditengah kegelapan tersebut terdengar seseorang berteriak
“Luci, tangkap dia dan jangan lakukan apapun sebelum aku tiba!”
“YES, MY LADY!”
Dan ternyata itu adalah Alice yang memberikan perintah kepada pelayan-nya untuk menangkap Baron yang melarikan diri. Sementara itu disisi lain mansion seluruh penjaga yang menjaga yang bertugas untuk menjaga setiap area baik pintu ataupun ruangan berhasil diamankan oleh anggota Scotland Yard yang menyusup menjadi tamu undangan Bersama dengan Alden dan Dean.
** Beberapa menit yang lalu setalah Baron menembak si pelayan.
“Tuan Alden apa kah kita harus menambak nya?” kata salah seorang yang datang dari kerumunan tamu yang mulai berhamburan.
“Tidak perlu, urusan di sini biarkan aku dan Dean yang mengurusnya, kalian lebih baik memanfaatkan situasi ini untuk melemahkan penjagaan di mansion ini, untuk mengantisipasi bila hal yang tidak diinginkan terjadi.”
“Baik tuan!”
“Sombong sekali nada bicara mu itu pak tua.” Sindir Alice
**Baron terus berlari berusaha menjauh, namun usahanya sia- sia karena dibelakang nya Luci berjalan perlahan mendekatinya.
“Menjauhlah, menjauhlah dariku!” Baron sudah terpojok dan tidak bisa lari kemanapun lagi.
“Doooor! doooor!” terdengar dua kali suara tembakan, dan tembakan itu di arah kan oleh Baron kepada Luci, akan tetapi kali ini Luci menangkap kedua buah peluru tersebut di sela- sela jari tanganya nya. Kemudia melemparkan kembali peluru tersebut dengan tanganya kearah Baron.
“Arggh! kedua peluru tersebut memiliki kecepatan yang sama dengan peluru yang terlontar dari sebuah pistol, dan peluru tersebut berhasil menggores kedua kaki Baron, kemudia Luci berjalan mendekati Baron dan merebut pistol dari tanganya, Baron pun terduduk lemas dihadapan Luci.
“Kau beruntung Alice menyuruhku untuk tidak melakukan apapun kepadamu.” Sambil memejamkan matanya Luci melemparkan senyum kearah Baron.
Tidak lama kemudian Alice pun dating Bersama dengan Alden, sementara itu Dean membawa wanita- wanita yang dikurung keluar dari mansion tersebut. Alice pun mengambil pistol yang Luci pegang dan mengarahkanya ke Baron.
“Hai kau, jawablah pertanyaan ku jika kau tidak ingin mati disini!” Alice berusaha menggertak Baron.
“Ba…baiiik! aku akan menjawab semua pertanyaanmu, tapi tolong jangan bunuh aku.” Sambil memelas Baron menyetujui bahwa dia akan menjawab semua pertanyaan yang Alice ajukan kepandanya.
“Pertama, aku ingin memastikan apakah pelelangan ini ada hubunganya dengan organisasi perdagangan manusia?”
“Pada awalnya ini hanyalah pelelangan biasa, kami hanya melelang benda- benda bersejarah yang memiliki nilai seni, namun kurang lebih 6 bulan yang lalu aku bertemu dengan seorang pria, dia berkata padauk.”Mau kah kau bekerja sama dengan kami, kami akan memberikan apapun yang kau mau.” Aku memberika beberapa syarat kepanya sebagai awal dari kerja sama kita, kemudian dia memberikan ku segalanya dan memenuhi persyaratan yang sudah kuberikan sebelumnya. Lalu dia memintaku untuk memasukan wanita sebagai bagian dari Lot yang akan dilelang, dia juga yang mencari dan mengumpulkan wanita- wanita yang akan dilelang tersebut kemudian mengirimkan nya padaku.” Baron berusaha menjawab pertanyaan pertama yang diberikan Alice.
“Apa kau tau siapa orang itu?”
“Aku tidak mengetahui identitasnya, dan kami hanya bertemu satu kali dan itupun saat pertama, tapi sebelum berpisah dia membawaku sebuah rumah kosong, dan disana terdapat beberapa orang lainya yang mengenakan jubah. Kemudia salah satu dari mereka mendekatiku dan menyuruhku untuk membuka mulut dan menjulurkan lidahku. Tiba- tiba ia mengeluarkan sebilah pisau dan kemudian menggoreskanya ke lidahku hingga berdarah. Dan dia berkata bahwa ini adalah perjanjian yang akan kita buat menggunakan darahmu.”
“Perjanjian darah?” Luci memotong pembicaraan antara Alice dan Baron.
“Pria tersebut memberikan darah dari lidahku yang menempel pada sebuah pisau dan memberikanya kepada salah satu dari mereka, dan orang tersebut meminum tetesan darahku yang terdapat di pisau.”
“Apa kau mengetahui sesuatu Luci?” tanya Alice
“Kurang lebihnya” jawab Luci
“Lalu ap……” Luci yang ingin menanyakan sesuatu tiba- tiba menghentikan pertanyaanya, melihat tiba- tiba Baron mengeluarkan darah dari telinga dan matanya.
“Hai apa yang terjadi.” Alden terlihat binggung melihat kondisi baron yang sekarang mulai memuntahkan darah.
“Luci apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Alice.
Baron terus mengeluarkan datah dari telinga, hidung, mata dan mulutnya.
“Dia sudah tidak dapat ditolong lagi.” Kata Luci.
Tak berselang lama Baron pun tidak bergerak sama sekali, tubuhnya tergeletak di lantai dengan berlumur darah yang seperti membentuk sebuah simbol.
“Sepertinya perjanjian darah yang dia katakan sebelumnya, adalah perjanjian yang mengikat dia agar tidak membocorkan informasi mengenai mereka, dan aku mencium bau yang tidak asing.” Berbisik kepada Alice.
“Kita harus kembali, dan melaporkan kejadian ini kepada ratu.” Alice dan Luci beranjak meninggalkan tempat tersebut.
“Hai, mau kemana kalian?” tanya Alden.
“Kuserahkan jasad orang itu padamu dan Scotland yard lainya.” Sahut Alice.
@Madesy tunggu update berikutnya, makasih udah mampir
Comment on chapter BEGINNING