Satu minggu setelah kasus pelelangan yang merupakan sebuah kamuflase dari sindikat perdangangan manusia. Alice pun sudah melaporkan kasus tersebut dan semua informasi yang telah dia dapat dari Baron kehadapan sang ratu. Tapi ada beberapa hal yang masih mengganjal dipikiranya.
Pertama, tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada Baron saat itu, kematianya yang menjadi tanda tanya besar untuk Alice. Kedua saat Baron mulai tergeletak berlumuran darah, darahnya mengalir membentuk sebuah symbol. Ketiga, siapakah orang yang melakukan perjanjian darah dengan baron?
“Alice! Alice! Ali..!”
“Berisik, kenapa kau selalu saja berteriak- teriak saat memanggilku!”
“Aku membawakan Chamomile dan beberapa Scone untuk mu, karena pagi ini kau belum memakan apapun.”
Chamomile adalah hidangan yang sering digunakan saat afternoon tea berasal dari bunga chamomile yang dikeringkan, teh Chamomile memiliki tampilan cokelat bening dengan rasa seperti apel yang khas. Disajikan panas tanpa campuran apa pun. Scone adalah roti dengan penyajian tunggal atau roti cepat. Biasanya terbuat dari gandum, jelai atau haver, dan baking powder sebagai pengembang kue, dan dipanggang pada loyang kue. Mereka biasanya sedikit manis dan kadang- kadang dilapisi kuning telur sebelum dipanggang.
“Hai Luci, ada sesuatu yang mengganjal pikiran ku.”
“Apakah ini soal kasus yang lalu?”
“Iya, soal perjanjian darah yang Baron katakan. Sepetinya kau mengetahui sesuatu bukan?”
“Sudah kuduga kau akan menanyakan hal itu, baiklah akan ku jelaskan soal itu. apakah kau ingat saat pertama kali kita bicara?” tanya Luci.
“Saat aku mulai pasrah terhadap takdir yang menimpaku saat itu, suara mu tiba- tiba muncul.” Jawab Alice.
“Iya, saat itu aku datang dan menawarkan sebuah perjanjian kepadamu, dimana perjanjian tersebut mengikat kedua orang diantaranya itu kau dan aku.”
“Bukankah perjanjian yang kita buat akan berakhir bila tugasmu untuk membantuku sudah selesai, dan kau akan membunuhku sebagai imbalanya, lalu apakah mungkin keinginan Baron sudah terpenuhi dan ib***, Tunggu! Mungkinkah Baron membuat perjanjian dengan iblis sama seperti yang kulakukan?”
“Kemungkinan Baron membuat perjanjian dengan iblis mungkin ada benarnya tapi, bukan hanya iblis yang bisa membuat perjanjian dengan manusia. Masih ada makhul utusan tuhan lainya yang bisa membuat perjanjian dengan manusia. Lalu untuk jawaban apakah keinginan Baron sudah terpenuhi atau belum, itu tergantung dari perjanjian yang mereka buat. Dan dari reaksi yang Baron tunjukan, sepertinya dia tidak mengetahui apapun soal perjanjian yang telah dia buat dengan orang tersebut. Kemungkinan laiunya yaitu perjanjian dilakukan untuk menutup mulut agar Informasi mengenai dirinya dan sindikat tersebut tidak dibocorkan oleh Baron jika ia dalam keadaan terdesak.” jelaskan Luci kepada Alice.
“Pertanyaan terakhir, apakah kau tau symbol apakah yang itu sebenarnya, symbol yang terbentuk dari darah Baron saat itu?”
“Kau bisa menyebutnya Sigil, sebuah symbol yang digunakan dalam sihir. dan Sigil yang terbentuk dari darah Baron merupakan Sigil miliku.”
Istilah ini biasanya merujuk pada jenis tanda tangan bergambar setan atau entitas lain; dalam penggunaan modern, terutama dalam konteks sihir chaos , itu merujuk pada representasi simbolis dari hasil yang diinginkan pesulap.
Dalam sihir upacara abad pertengahan, istilah sigil umumnya digunakan untuk merujuk pada tanda-tanda gaib yang mewakili berbagaimalaikat dan setan yang bisa dipanggil oleh si penyihir.
“Milikmu? Mungkinkah orang yang membuat perjanjian dengan Baron mengenal dirimu? Atau kau mungkin adalah dalang dibalik semua ini?”
“Hay, hay, Jangan memandangku rendah seperti itu Alice, karena aku bukanlah iblis rendahan seperti yang kau pikirkan itu, tapi sepertinya orang yang membuat perjanjian dengan Baron ingin menyapa ku sebagai teman lamanya.”
*Mata Luci melirik ke arah belakang.
“Ada apa?” tanya Alice
“Sepertinya ada seseorang yang datang kemari”
Tak lama berselang ada dua orang yang berpakaian putih memasuki ruangan dimana Alice dan Luci sedang berbincang.
“Wah Alice, sepertinya kita kedatangan tamu yang tidak diundang.” Sindir Luci.
“Kami datang kesini untuk mengirimkan surat perintah dari sang ratu.” Kata salah seorang pria dengan rambut hitam dan gaya rambut bagian depan disisir keaeah belakang.
“Wah, selain tidak diundang ternyata mereka juga tidak memiliki sopan santun, sama sekali tidak mencerminkan kalau kalian adalah utusan keraja.” belum selesai bicara salah satu dari mereka tiba- tiba sudah berada di depan Luci dan mengarahkan pedangnya pada Luci.
“Kau terlalu berisik untuk ukuran seorang pelayan, sekali lagi kau bicara akan kupotong lehermu.”
*Luci hanya tersenyum kearahnya.
“Hentikan Sachiel! Jika kau tidak ingin terbunuh sia- sia.” Kata pria dengan rambut pirang ikal sepundak yang merupakan temanya.
“Apa maksudmu Gabr***” melirik kebelakang, dan ternyata tanpa ia sadari ternyata Luci pun sudah mengarahkan dua buah pisau kearah lehernya,
“Kalau kau menyerangnya, dia akan membunuhmu sebelum kau megayunkan pedangmu”
“Sepertinya dia lebih pintar darimu.” ejek Luci.
“Kau!”
“Hentikan Luci! Pelayanku memang cerewet, tapi dia tidak sepenuhnya salah kali ini, dan perintah apa yang kali ini ratu berikan?”
“Pertama- tama maafkan kami karena sudah lancing masuk ke mansion ini tanpa izin, dan izinkan kami untuk memperkenalkan diri, aku adalah Gabriel dan orang yang disana dia adalah temanku Sachiel. Soal perintah yang diberikan ratu kemungkinan ini berkaitan dengan pembunuhan yang terjadi di Whitechapel, tapi untuk lebih jelasnya kau bisa membaca isi surat tersebut.” perlahan berjalan menghampiri Alice dan memberikan surat dari ratu
“Baiklah, aku akan segera menyelediki kasus tersebut.” *mengambil surat yang diberikan Gabriel.
“Ratu sangat berharapn padamu, kalau begitu kami permisi dan sekali lagi aku meminta maaf atas kekacauan yang terjadi.” Sambil membungkukan badan dan berjalan keluar ruangan.
“Sampai jumpa lagi pelayan cerewet.” Ejek Sachiel.
“Cepat Sachiel! Atau kau akan kutinggal.”
Tiba- tiba Gabriel yang sedang berjalan menghentikan langkahnya
*brugh “Hai, ada apa ? jangan berhenti tiba- tiba begitu.” Ucap Sachiel.
“Tuan pelayan, aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu, kalau aku benci warna hitam.” Kata Gabriel
“Aku juga demikian, aku tidak menyukai warna putih kalian” dengan nada santai sambil tersenyum.
Mereka berdua pun akhirnya pergi meninggalkan mansion, sementara itu Alice membuka surat perintah yang diberikan oleh ratu untuknya.
***
“Untuk Alice,
Whitechapel dihantui oleh kasus pembunuhan berantai, kasus ini sudah merenggut empat nyawa diantara nya Mary Anne. Ann Chapman. Eliza Stride, dan Catherine Edd. Hingga saat ini masih belum diketahui siapa pelaku dari pembunuhan berantai ini dan apa latar belakang dari kasus ini. Scotland Yard yang dibantu oleh detektif hingga saat ini masih belum bisa menemui titik terang. Oleh karena itu, aku akan mengutusmu untuk menyelidiki dan mengungkap kasus ini sebagai perwakilan dari kerajaan. Aku yakin kau bisa melaksanakan tugas ini dengan baik.“
***
*Alice berjalan menuju pintu
“Sepertinya kau disibukan lagi oleh perintah ratu ya? Kau memang anjing yang penurut.” Bisik Luci.
“Luci, siapkan kereta kuda, kita akan pergi ke Whitechapel!”
“Yes, My Lady!”
@Madesy tunggu update berikutnya, makasih udah mampir
Comment on chapter BEGINNING