Sepertinya pria yang memakai pakaian serba hitam itu menyadari kedatangan Dean. Ia pun membalikan badanya dan melemparkan senyuman ke arah Dean. Tanpa Panjang lebar Dean pun mengajukan sebuah pertanyaan kepada pria tersebut yang tidak lain adalah si pelayan.
“Tuan, apa yang anda lakukan ditempat ini?” kata Dean dengan mata yang melirik kesana kemari, melihat seisi ruangan tersebut dipenuhi oleh banyak tong kayu yang terselimuti oleh kain hitam.
“Aku hanya sedang berkeliling dan tanpa ku sadari akhirnya aku sudah tiba di tempat ini.”
“Apakah anda orang yang melumpuhkan penjaga yang bertugas depan dan yang menjaga pintu diruang atas?” Tanya Dean.
“Ya, aku lah yang melumpuhkan mereka semua, karena kau menanyakan hal tersebut berarti kau bukanlah bagian dari mereka.“
“Sebelumnya, perkenalkan aku adalah Dean dari Scotland Yard, kalua boleh tahu, siapa tuan sebenarnya?”
“Identitasku tidak lah penting, yang lebih penting lagi kita harus melepaskan tali yang mengikat mereka” mata si pelayan melirik kearah para wanita yang diikat.
“Anda benar tuan”
“Oh, satu hal yang harus aku sampaikan padamu tuan Dean. Kau tidak perlu bersikap formal kepadaku, aku hanyalah seorang pelayan yang sedang menyamar.”
Dean dan si pelayan bergegas untuk melepaskan ikatan semua wanita yang berada diruangan tersebut mulai dari kain yang mengikat pergelangan tangan dan kaki mereka, kain penutup mulut, dan juga kain yang menutup pengelihatan mereka.
Setelah semua ikatan terlepas, wanita- wanita tersebut terkejut saat melihat Dean dan si pelayan yang ada di hadapan mereka, mereka mengira Dean dan si pelayan adalah orang jahat, tersirat dari dari ekspresi wajah mereka yang menunjukan rasa ketakutan dan salah seorang dari wanita tersebut berkata “Tolong tuan, tolong jangan jual kami, kami mohon bebaskan kami.”
Si pelayan berusaha menenangkan mereka “Tenanglah nona- nona, kami bukanlah orang jahat, kehadiran kami disini adalah untuk membebaskan kalian.”
“Benarkah?” tanya salah seorang wanita dengan rambut hitam ikal yang berada diruangan tersebut.
“Benar, kalian tidak perlu khawatir” Dean berusaha membantu si pelayan untuk menenangkan suasana diruangan tersebut. “Sebelumnya, ada beberapa hal penting yang harus aku tanyakan kepada kalian, mengenai apa yang terjadi sebenranya, kenapa kalian semua diikat?” Tanya Dean kepada seluruh wanita yang berada diruangan itu.
Seorang wanita dengan kulit putih dan rambut Panjang terurai menjawab pertanyaan dari Dean “Kami akan dijadikan sebagai Lot yang akan dilelangkan, mungkin lebih tepatnya kami akan dijual kepada para bangsawan yang hadir. Biasanya para bangsawan membeli wanita- wanita seperti kami hanya untuk dijadikan budak oleh mereka bahkan hanya sebagai pemuas nafsu mereka”
“Nona, tapi apa yang membuat kalian bias berada ditempat seperti ini?” Tanya si Pelayan.
“Ada beberapa dari kami yang menjadi korban penculikan dan akhirnya berada ditempat ini, dan ada juga yang dijual oleh suami mereka sendiri hanya untuk mengakhiri sebuah pernikahan.” Jawab seorang wanita bertubuh mungil.
Pada abad pertengahan, praktik perceraian adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk semua orang kecuali untuk kalangan kaya raya atau bangsawan, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Biasanya untuk suami yang ingin menjual atau pun melelang istrinya, setelah memamerkan istrinya dengan tali di lehernya, lengan, atau pinggang, suami akan melelang istrinya dan menjualnya ke penawar tertinggi.
Dean pun kembali mengajukan pertanyaan “Apa kalian tau siapa dalang dibalik semua ini?”
Wanita berambut Panjang terurai kembali menjawab pertanyaan yang Dean berikan “Maaf tuan, kalua soal itu kami pun tidak mengetahui pasti.”
“tuk… tuk… tuk...”
Terdengar langkah kaki yang menuju kearah ruangan tempat dimana wanita- wanita tersebut dikurung, dan tempat dimana Dean dan si pelayan berada sekarang.
“Sepertinya ada seseorang yang menuju kesini” kata si pelayan memberitahu Dean dan yang lainya.
“Apa yang and*, tidak maksudku apa yang kau katankan, aku tidak mendengar suara apapun” kata Dean.
“Satu.., dua.., tiga.., ada tiga orang yang menuju ketempat ini.” Kata si pelayan yang sedang menempelkan telinganya di dinding.
* Beberapa menit yang lalu di Aula pelelangan.
“Sebentar lagi kita kan memasuki acara utama dari pelelangan ini!” ucap Baron kepada seluruh tamu yang berada di aula. “Assistant tolong bawakan permata- permata kita, kita tidak boleh membuat para tamu kecewa!” Baron berkata kepada assistantnya.
“baik tuan, akan segera saya bawakan!” Assistant pun berjalan ke belakang panggung dengan ditemani oleh dua orang penjaga. Mereka pun pergi melewati sebuah pintu yang letaknya berada tepat dibelakang panggung, dimana pelelangan diadakan. Setelah melewati pintu tersebut mereka berada di sebuah lorong yang hanya diterangi oleh lilin.
Tiba- tiba seorang penjaga yang terlihat panik berlari menghampiri mereke dan berkata “gawat! Ada penyusup, dia membantu semua wanita yang akan dilelang mala mini melarikan diri.”
“Apa kau bilang? Bagaimana bisa kau membiarkan mereka semua melarikan diri? Dasar tidak berguna!” kata si assistant memerahi si penjaga yang melapor.
“Tapi nona, aku berhasil menangkap salah satu dari penyusup itu! Aku mengurungnya diruangan, dimana para wanita dikurung sebelumnya.”
“Nona Clara, sebaiknya kita bergegas keruangan tersebut!” kata salah satu penjaga yang berada dibelakangnya.
“Kau benar!”
Mereka berempat pun bergegas menuju ruangan dimana si penyusup berhasil ditangkap oleh si penjaga yang melapor.
“Hai, apakah kau tau siapa dia?” kata si penjaga bertanya kepada temanya.
“Apa maksud pertanyaanmu? Dia kan penjaga, sama seperti kita”
“Tapi sepertinya aku tidak pernah mengenalnya!”
“Sudahlah, itu hanya perasaanmu saja”
“Ya, mungkin kau benar”
Mereka berempat akhirnya tiba di depan ruangan yang dimaksudkan sebelumnya. Assistant dan tiga orang penjaga berada tepat di depan pintu ruangan tersebut.
“Kalian bertiga, masuklah lebih dulu!” kata Clara kepada ketiga penjaga tersebut. Salah satu penjaga membuka pintu dan mereka pun memasuki ruangan tersebut. Dan disudut ruangan terlihat seorang pria yang memakai pakaian serba hitam dalam keadaan terikat, baik kaki, tangan, atau pun mulutnya.
“Sepertinya dia tidak sadarkan diri nona” kata salah satu penjaga. “Nona, dia memakai topeng yang sama seperti topeng yang digunakan sebagai syarat mengikuti pelelangan ini!” kata penjaga lainya. “Kau benar! Mungkinkah dia mencurinya dari tamu undangan lalu menyelinap ke acara pelelangan ini dan berbaur dengan para tamu yang hadir.” Clara berasumsi.
Pria yang berpakaian serba hitam itu pun akhirnya sadarkan diri, perlahan dia membuka matanya. Tatapan tajam mengarah kepada para penjaga, yang seolah ingin memberitahukan sesuatu,
“P**YS*P!!” pria tersebut berusaha mengatakan sesuatu. “Buka kain pengikat mulutnya!” kata Clara menyuruh penjaga.
“PENYUSUP! PENYUSUP! DI BELAKANG KALIAN!!” pria tersebut bertriak dan mengarahkan pandanganya kepada penjaga yang berkulit pucat dengan rambut ikal dan bola mata berwarna merah.
“Sudah kuduga, pantas saja aku tidak mengenalmu!” kata salah seorang penjaga yang langsung menyerang penjaga yang dimaksud,
“Wah, wah, instinct mu sangat bagus tuan penjaga.” Kata penjaga yang tidak lain adalah si pelayan yang menyamar. Si pelayan menahan serangan dari penjaga tersebut dangan satu tangan, sementara penjaga lainya juga mulai mengarahkan pukulan kearah si pelayan. Namun si pelayan dengan sigap menghidari serangan tersebut dan melakukan serang balik kea rah mereka berdua. Si pelayan berhasil melumpuhkan kedua orang penjanga dengan masing- masing satu pukulan kearah perut.
Saat Clara berencana melarikan diri, tiba- tiba Dean datang dan menutup pintu yang merupakan jalan keluar. Tak butuh waktu lama Dean berhasil membuat Clara ridak sadarkan diri “Maafkan aku nona.”
“Kalian sudah bisa keluar sekarang nona.” Kata si pelayan yang memakai pakaian penjaga.
Lalu keluarlah wanita- wanita tersebut dari dalam masing- masing tong kayu yang berada diruangan tersebut. Kemudia Dean dan si pelayan mengikat para penjaga, Clara, dan penjaga yang bertukar pakaian dengan si pelayan. Tangan, kaki, dan mulut mereka semuanya diikat dengan kain.
* 10 menit sebelumnya diruangan bawah tanah.
“apakah para penjaga yang kau lumpuhkan sudah sadar dan memberitahu penjaga lainya?” tanya Dean kepada si pelayan.
“Aku tidak tahu. Tapi sepertinya ini akan sedikit merepotkan, aku butuh bantuan dari mu dan semua nona yang ada disini, maukah kalian semua membatuku?”
“Tentu!” kata Dean dan diikuti oleh anggukan kepala yang menandakan para wanita yang ada diruangan tersebut siap membantu si pelayan . Kemudian si pelayan pun menjelaskan rencana yang dia miliki untuk mengatasi beberapa orang yang sedang menuju ke arah ruangan mereka berada.
“Baiklah, aku akan menjelaskanya dengan singkat! Pertama aku akan membawa masuk penjaga yang tidak sadarkan diri diluar pintu, kemudian kami akan bertukar pakaian. Kedua nona- nona bersembunyilah di dalam tong kayu yang terdapat disini, dan jangan membuat suara apapun. Ketiga tuan Dean kau keluarlah dari ruangan, saat salah satu dari mereka ingin melarikan diri, disaat itulah kau datang.”
“Lalu apa yang akan kau lakukan setelah bertukar pakaian dengan si penjaga?” Dean bertanya kepada si pelayan.
“Aku akan menhampiri mereka, menyamar menjadi penjaga dan berpura- pura bahwa para wanita yang ada disini berhasil melarikan diri, karena di bantu oleh penyusup.”
“Itu terlalu beresiko untuk mu bukan tuan pelayan?” Kata Dean
“66,6% rencana ini akan berjalan lancer, tenang saja” kata si pelayan meyakinkan Dean.
“Sisanya kita mungkin gagal bukan?”
“Tidak 66,6 % untuk ku adalah kemungkinan 100% akan berjalan lancar.”
“Baiklah, kalua kau sudah seyakin itu dengan rencanamu, aku akan mengikuti semua arahanmu.” Kata Dean
@Madesy tunggu update berikutnya, makasih udah mampir
Comment on chapter BEGINNING