Paginya, Anjeli pergi menuju Roma untuk melakukan pencurian terakhirnya. Anjeli berhasil melewati keamanan di bandara. Beberapa jam kemudian, Anjeli tiba di kota Roma, Italia. Anjeli pun langsung pergi ke museum itu lagi untuk mencuri sebuah potongan patung. Museum itu sekarang mulai tidak ramai semenjak Anjeli mencuri barang itu minggu lalu. Dia juga mencari keamanan baru dan ternyata Anjeli melihat Jai Dixit berada disana. Anjeli pun langsung menghubungi Anjelina.
" Anjelina, sepertinya dia berhasil dengan teka-teki kita." Kata Anjeli. Anjelina pun langsung membuka komputernya dan melihat CCTV di museum itu.
" Kau benar, Anjeli." Jawab Anjelina.
Anjeli pun pergi ke ruangan tempat barang itu berada. Sebelum masuk, barang itu sudah dilindungi oleh keamanan yang seseorang pun tidak dapat mengambilnya. Tidak hanya 1 barang tapi semua barang.
" Anjelina, aku sudah ke ruangan itu tapi barang-barangnya dijaga sangat ketat." Kata Anjeli. Anjelina yang pun melihat dari CCTV.
" Benar, Anjeli. Keamanannya sangat ketat sekali mungkin Hacker sejati pun tidak bisa membukannya."
" Tapi kau bisa, kan? Apakah kau bisa membukanya?"
" Serahkan padaku." Anjelina pun langsung meretas keamanan itu. Tak lama kemudian, dia bisa membuka keamanan itu. " Aku bisa membukanya!"
Keamanan yang berupa pelunding berbentuk laser itu pun dapat terbuka. Anjeli pun membuka kaca yang melindungi barang dan meletakkan logam berbentuk AA. Tiba-tiba sirine berbunyi dan para penjaga mulai berdatangan.
" Apa yang kau lakukan, Anjelina? Kenapa keamanan masih berbunyi?" Tanya Anjelina kebingungan.
" Aku tidak tahu, Anjeli. Komputerku tiba-tiba diretas oleh salah satu Hacker." Anjelina pun kembali memperbaiki komputer itu dan ternyata Hacker yang dimaksud adalah Hacker dari kepolisian. " Oh tidak."
" Kenapa, Anjelina?"
" Sebaiknya kau harus keluar dari tempat itu segera." Anjeli pun langsung keluar melalui jendela. Sedangkan Anjelina mencoba mengembalikan keadaan komputernya.
" Anjelina, rencana B." Kata Anjeli. Anjelina pun segera melakukan apa yang mereka rencanakan.
Polisi-polisi itu berdatangan termasuk Jai Dixit, Ali dan Gandhali. Anjeli memanjat dinding pagar dan langsung melarikan diri. Jai Dixit yang mengendarai mobil polisi beserta polisi-polisi lain pun mengejar Anjeli. Di depan Anjeli ternyata ada mobil para polisi dan akhirnya Anjeli terkepung. Polisi-polisi itu keluar dari mobil dan menodongkan senjata.
" ANGKAT TANGAN! KAU SUDAH DIKEPUNG!" Perintah Jai Dixit itu. Anjeli yang memakai topi dan topeng pun mengangkat tangannya, 2 polisi mulai menghampiri Anjeli.
" Tunggu! Sebelum kau menangkapku, aku ingin menunjukkan wajah asliku." Kata Anjeli. Dia pun membuka topi dan setelah itu dia membuka topeng itu perlahan-lahan. Dan Jai Dixit terkejut melihat wajah dibalik topeng itu. " Hai, Paman Jai. Kau ingat aku?"
" Anjeli?" Bingung Jai Dixit. Dia pun mengembalikan ingatan tentang misteri pencuri yang ditinggalkan. " TANGKAP DIA!" Perintah Jai Dixit. 2 polisi itu menghampiri Anjeli dan memegang pundaknya tapi polisi itu langsung tersetrum setelah memegang pundak Anjeli.
" Aku masih ada 1 hal yang akan kusampaikan yaitu aku sudah memasang sebuah bom di setiap mobil polisi dan pelatuknya ada topeng ini. Jika aku mendekatkan topeng pada salah satu mobil disini, bom itu akan langsung meledak." Anjeli pun langsung melemparkan topeng itu pada mobil yang tadi dikendarai oleh Jai Dixit.
Jai Dixit dan lainnya langsung berlindung tapi bom itu bukan bom api tetapi bom asap. Anjeli pun langsung pergi ke salah satu mobil polisi yang sudah direncanakan sebelumnya. Mobil Anjeli pun pergi dan menghilang. Asap bom itu mulai hilang dan Jai Dixit lagi-lagi kehilangan Anjeli.
Menarik...
Comment on chapter Twins Sister