Menjelang malam, Jai Dixit mulai mempersiapkan kopernya untuk pergi ke roma. Ali dan Gandhali datang ke rumah Jai Dixit untuk mencari identitas pencuri. Anjeli yang menyelinap ke jendela rumah Jai Dixit untuk memberitahukan teka-teki yang dicari oleh Jai Dixit.
“ Kau merindukanku, tuan Jai Dixit?” Kata Anjeli tiba-tiba. Jai Dixit, Ali dan Gandhali segera mengambil pistol mereka dan menodongkannya pada Anjeli. “ Wow…wow…wow… aku tidak akan menculik kalian, lagian kalian tidak berharga bagiku.” Lanjut Anjeli yang memakai topeng dan baju hitam yang berdiri di balkon.
“ Kenapa kau kemari?” Tanya Jai Dixit.
“ Aku kesini untuk memberi kalian sedikit jawaban dari teka-teki kalian. Baiklah aku akan memulainya, aku sudah mengetahui semua kasus yang kau tuntaskan dan menceritakan pada partner kerjamu dulu. Pertama, kau sudah menangkap pencuri yang mencuri motor spot dan kau memanfaatkan Ali, salah satu teman dari pencuri itu. Kedua, kau menangkap pencuri yang sangat terkenal yang bernama MR.A dan ketiga, kau menangkap pencuri yang berniat untuk membalas dendam karena sudah memeras sirkus, tempat kerjanya. Sebenarnya kasus-kasus itu sudah kau tuntaskan dengan bantuan partner kerja lamamu tapi kau sudah membunuhnya. Itu saja yang aku sampaikan dan sampai jumpa lagi, tuan Jai Dixit.” Anjeli pun terjun dari balkon itu dan pergi. Jai Dixit, Ali dan Gandhali mencoba menembak Anjeli.
“ Apa kau tahu siapa dia, kakak Jai?” Tanya Ali.
“ Sepertinya aku tahu siapa dia.” Jawab Jai Dixit.
Anjeli yang berlari itu pun berhenti di suatu tempat. Dia mengganti pakaiannya dan kembali pulang menaiki motor spot. Setelah itu, dia masuk ke garasi rumah yang rumah itu lumayan kecil.
“ TOLONG MASUKAN PASSWORDNYA.” Kata Anjelina melalui speaker.
“ Oh sudahlah, Anjelina. Kita sudah membahas ini.” Jawab Anjeli.
“ TOLONG MASUKAN PASSWORDNYA.”
“ Anjelina.”
“ Oh ayolah, aku ingin mendengarkan kata-kata itu lagi.”
“ Huh… Baiklah, Anjeli selalu dan akan menyayangi Anjelina sampai ajal mendatangi kita.” Lantai Garasi itu bergerak ke bawah dan sebelumnya garasi menjadi tempat rahasia Anjeli dan Anjelina. Anjeli meletakkan jaket dan helm pada motor spot itu. Anjeli heran melihat Anjelina yang tersenyum melihat layar komputer. Dengan diam-diam, Anjeli melihat layar komputer itu dan ternyata ada gambar laki-laki tampan. Anjeli tahu kalau Anjelina sedang jatuh cinta.
“ Siapa dia, Anjelina?” Tanya Anjeli. Anjelina kaget dan langsung menutup gambar itu.
“ Ah… Tidak aku hanya melihat laki-laki yang melihat blogku.” Jawab Anjelina.
“ Benarkah? Tapi kenapa kau tersenyum melihat gambar itu?” Anjelina terdiam karena dia tidak bisa beralasan. “ Tunggu, apakah kau jatuh cinta dengannya, Anjelina?”
“ Tidak…tidak… aku hanya... Huh… lupakan. Benar, aku jatuh cinta denganya.”
“ Apakah kau pernah bertemu dengannya?”
“ Tidak, aku tidak pernah bertemu dengannya tapi dia mengundangku ke sebuah pesta kecil saat ulang tahunku…eh maksudku…ulang tahun kita. Tolong ijinkan aku untuk bertemu dengannya!” sambil memohon.
“ Hm…Bagaimana ya? Baiklah, aku ijinkan tapi dengan 1 syarat. Kau harus segera pulang, oke?” Anjelina mengacungkan jempol.
“ Sebaiknya kita merencanakan rencana untuk besok lusa setelah itu kita makan malam.” Akhirnya mereka menyiapkan barang untuk membuat alat canggih. Anjeli pun diam-diam membuat kalung canggih hanya untuk Anjelina.
Menarik...
Comment on chapter Twins Sister