Permainan dimulai, Laksmi menatap Kandini dengan sadis begitu pun sebaliknya. Raja Pundhistira hampir menang di permainan itu tiba-tiba Paman Sahkini melakukan kecurangan dan akhirnya dia menang. Kandini kaget melihat Paman Sahkini menang, Raja Pundhistira sangat meminta maaf pada Kandini.
" Hahaha... akhirnya putri dari kerajaan Nagasta sudah menjadi milikku." Kata Laksmi. Para Daras ikut tertawa. " Tidak sepantasnya pelayan memakai baju indah ini." Laksmi pun mencabik-cabik baju Kandini sehingga baju Kandini sobek. Laksmi juga mengambil mahkota kecil di kepala Kandini dengan keras hingga Kandini kesakitan tapi dia menahannya. Laksmi pun mendorong Kandini dari panggung tersebut. Arnaka, Bimadara, Nismara dan Sadina pun menolong membangunkan Kandini. Lengan kiri Kandini pun memar karena tertimpa tubuhnya.
" Yang mulia, bisakah kita mulai bermain lagi?" Tanya Paman Sahkini. Raja Pundhistira mengangguk.
" Baiklah, aku mempertaruhkan istriku sebagai taruhanku." Kata Pangeran Danadyaksa.
" Aku mempertaruhkan Ratu Agniya sebagai taruhanku." Mereka pun melanjutkan permainan itu.
Raja Pundhistira berusaha untuk menang, dia pun bersungguh-sungguh dan fokus pada permainan itu. Kecurangan Paman Sahkini pun mulai tidak mempan tapi Paman Sahkini yang raja bermain dadu itu pun tidak mau kalah. Tak lama kemudian, Raja Pundhistira pun kalah dalam permainan dadu tersebut. Para Daras pun senang atas kemenangan Pangeran Danadyaksa tapi Para Pandish sedih karena Raja Pundhistira kalah.
" Baiklah, BAWAKAN RATU AGNIYA! Aku ingin dia menjadi istriku, hahaha...." Pelayan yang disuruh Pangeran Danadyaksa itu pun pergi.
Ratu Agniya tidak ingin pergi ke tempat itu walaupun pelayan itu memaksa. Ratu Agniya menyuruh pelayan itu pergi. Pelayan itu memberitahukan kepada Pangeran Danadyaksa kalau Ratu Agniya tidak ingin ke ruangan itu.
" Kalau tidak ingin kemari, maka adikku, Dikarna akan memaksa dia kemari."
" Tolong jangan siksa dia!" Raja Pundhistira memohon.
" Hei pelayan.... Kau seharusnya tidak berhak memperintahku!" Seru Pangeran Danadyaksa. Dikarna itu pun pergi menuju kamar Ratu Agniya.
Ratu Agniya masih tidak mau pergi ke tempat itu dan dia mengancam jika Dikarna menyentuh tubuhnya maka dia akan membunuh Dikarna. Dikarna menghiraukannya, dia pun langsung menjambak rambut Ratu Agniya dan menyeretnya. Ratu Agniya berusaha melawan tapi Dikarna mendorongnya. Dikarna pun membawa Ratu Agniya ke panggung dan mendorongnya sampai meja itu terdorong. Para Pandish tidak ingin melihatnya karena malu sedangkan Para Daras tertawa. Raja Darashtra, Kakek Bisma, Guru Darpa dan Perdana mentri Wasuna tidak bisa berbuat apa-apa.
" HENTIKAN!" Seru Kandini karena tidak tahan melihat penderitaan ibunya. Kandini menghampiri Ratu Agniya untuk membantu berdiri tapi Ratu Agniya tidak bisa berdiri dan Kandini pun marah. " Apa kalian sudah tidak waras? Kenapa bisa kalian menyiksa perempuan dengan sekeji ini?!! Raja Darashtra, kau selalu menolong rakyatmu tapi kau tidak bisa menolong ibuku? Perdana mentri Wasuna, kau adalah orang paling adil tapi kenapa kau tidak memberi keadilan pada ayahku? Kakek Bisma....Guru Darpa, kalian adalah orang paling bijaksana tapi kalian tidak mau membela kami? Dan mentri-mentri yang ada disini, apa kalian tidak ingin menghentikan kekacauan ini? Ayah, kenapa kalian tidak menghentikan Dikarna?"
" Maaf, Kandini. Kami sudah menjadi pelayannya dan tak bisa berbuat apa-apa." Kata Raja Pundhistira yang berlutut disebelah panggung.
" Ah... sudahlah kita selesaikan saja! Agniya maukah menjadi istriku?" Pangeran Danadyaksa yang duduk di kursi dibawah panggung pun menaiki panggung itu kembali.
" Aku tidak mau menjadi istrimu!" Seru Ratu Agniya.
" Kalau begitu aku akan membunuhmu!" Sambil mengeluarkan belati. Bimadara yang memendam marah itu langsung menaiki panggung dan menghadang Pangeran Danadyaksa yang disusul dengan Raja Pundhistira, Arnaka, Nismara dan Sadina yang mengelilingi Ratu Agniya dan Kandini.
" Benar kata Kandini, aku seharusnya menghentikan permainan ini tapi sudah terlambat. Sebagai raja, kuputuskan untuk mengganti hukuman yang diderita Para Pandis, Agniya dan Kandini sebagai pelayan menjadi pendeta untuk mengasingkan diri selama 10 tahun dan menyamar selama 1 tahun. Jika mereka ditemukan saat menyamar maka mereka harus mengulangi hukumannya. Setelah kalian sudah menyelesaikan hukuman kalian, maka pangeran Danadyaksa akan mengembalikan semua harta kalian." Kata Raja Darashtra karena ingin menolong.
" Aku berjanji suatu saat nanti aku akan membunuh 100 Daras dan merobek dada dikarna karena sudah menyiksa Agniya dihadapanku." Kata Bimadara yang marah sambil menatap mata Danadyaksa.
" Aku berjanji suatu saat nanti aku akan menantang duel dengan Laksmi yang sudah melecehkanku di depan umum. Pegang janjiku, Laksmi!" Kata Kandini sambil menujuk Laksmi. Mereka pergi dari kerajaan itu menuju kerajaan Nagasta.
Ratu Agniya pun langsung masuk dan mengunci kamarnya. Kandini dan adik Kasran yang sekarang menjadi istri kedua Arnaka, Badra, mencoba mengetuk pintu kamar untuk keluar tapi tidak mau keluar.
" Apa yang terjadi?" Tanya Raja Pundhistira.
" Ibu tidak mau membuka pintunya." Kandini sedikit ketakutan.
" Coba kau dobrak, Kak Bimadara." Kata Arnaka. Bimadara sudah mencoba sekuat tenaga tapi pintu itu tidak bisa terbuka.
" Biar aku bicara dengannya, kalian pergi saja." Kata Kasran yang muncul tiba-tiba. " Ratu Agniya, bolehkah aku masuk? Mungkin aku bisa menolongmu." Ratu Agniya pun membuka pintunya. Penasihat kerajaan, Kasran menasihati Ratu Agniya.
Para Pandish dan Kandini merenungkan kesalahan-kesalahan atas apa yang dilakukannya di Kerajaan Ataram. Arnaka menceritakan semua kepada Badra.
" Aku tahu kalau ini semua jebakan. Aku sudah merasakannya saat diperjalanan menuju kerajaan Ataram." Kata Kandini.
" Yang berlalu sudahlah berlalu, itu tidak baik jika diingat lagi." Kata Kasran yang datang bersama Ratu Agniya. Kasran menasihati Para Pandish dan Kandini agar menghilangkan rasa menyesalnya.
Keesokan harinya, Para Pandish, Agniya dan Kandini merubah dirinya menjadi pendeta. Di gerbang istana, Pangeran Danadyaksa, Paman Sahkini dan Laksmi tiba di kerajaan Nagasta. Saat melewati Kandini, Laksmi tersenyum sinis kearah Kandini tapi Kandini hanya menatap saja. Pangeran Danadyaksa yang ada di atas gerbang itu mengambil bendera kerajaan Nagasta dan menggantinya dengan bendera kerajaan Ataram. Bendera kerajaan Nagasta itu pun dibuangnya.
Kasran menyuruh Pundhistira dan Agniya pergi ke pondok Pendeta Randan untuk menjadi pembantunya, Arnaka pergi ke barat untuk bertapa, Bimadara pergi ke hutan Haman untuk menambah kesaktiannya, Nismara dan Sadina pergi ke sungai Farun untuk berdoa dan melakukan ritual sedangkan Kandini pergi ke timur.
" Sebelum kalian berpisah, kalian harus pergi menuju hutan dekat kerajaan Gandhi." Kata Kasran.
" Tujuan apa aku ke timur?" Kandini kebingungan.
" Kau akan mencari tahu saat disana." Kasran tersenyum. Anak-anak Pandish akan dijaga oleh ayah Agniya sampai pengasingannya selesai. Setelah meminta restu, mereka pun berangkat menuju pengasingannya.