Persiapan perang sudah siap. Perang antar saudara dilakukan di hutan terasing yang jauh dari kota. Mereka tidak boleh memakai senjata api dan harus memakai pedang dan tameng, panah dan busur, gada dan lain-lain.
Perang dilakukan selama sehari sebelum matahari terbenam. Di kiri medan perang ada prajurit Blackness Order yang dipimpin oleh Paman Sahir sedangkan Di kanan medan perang ada prajurit Brighten Brave yang dipimpin oleh Mendra. Aryan dan Harris sedang di tenda khusus prajurit untuk menunggu perang selesai.
Terompet telah dibunyikan, Semua prajurit mulai berperang. Darah berceceran, prajurit banyak yang mati. Prajurit Brighten Brave mulai kehilangan prajuritnya. Brighten Brave mundur dari medan perang tapi Blackness Order tidak segan-segan membunuh mereka.
Tiba-tiba Bisma pergi ke tenda yang ditempati Aryan dan Harris.
" Aryan, Harris, mereka terpancing. Rencana kita berhasil. Sebaiknya kita memberitahu polisi dan tentara."
Aryan dan Harris keluar dari tenda dan menaiki kuda. Tempat yang mereka tuju tak begitu jauh. Aryan dan Harris memberitahu kepada Polisi dan Tentara itu bahwa Blackness Order yang mau ditangkap sedang perjalanan kemari.
Blackness Order sedang mengejar Brighten Brave di hutan yang rindang dan gelap itu. Brighten Brave berhasil keluar dari hutan yang disusul oleh Blackness Order dan... Polisi dan Tentara mengepung semua anggota Blackness Order.
" KALIAN SUDAH DIKEPUNG! TURUNKAN SENJATA KALIAN DAN LETAKAKKAN TANGAN KALIAN KE KEPALA!" Seru Komandan Tentara.
Blackness Order menyerah dan menuruti perintahnya . Tentara dan Polisi menangkap Blackness Order. Aryan, Harris dan semua anggota Brighten Brave berterima kasih kepada Tentara dan Polisi itu.
Aryan dan Harris menjelaskan semua yang Blackness Order lakukan dan letak Blackness Temple. Polisi-polisi itu membongkar makam-makam di Blackness Temple. Aryan melihat jasad Tania dan arwah Tania muncul disebelah Aryan.
Esoknya, Jasad Tania dikuburkan beserta jasad-jasad yang ditemukan di makam Blackness Temple itu. Orang tua Tania sedih karena sudah kehilangan anaknya sekaligus senang karena Aryan telah menepati janjinya.
Sebelum Aryan pergi, Aryan menatapi batu nisan Tania, tiba-tiba dihadapan Aryan ada Tania dan semua yang sudah dibunuh oleh Blackness Order.
" Aryan, terima kasih sudah menemukan jasadku dan jasad yang lain. Aku sangat berhutang budi padaku." Tania memeluk Aryan dan perlahan arwah Tania menghilang disusul dengan arwah yang lain.
Aryan pulang dengan rasa senang karena sudah menuntaskan kasus ini dan sekaligus sedih karena sudah berpisah dengan sahabat setianya yaitu Tania.