Mereka berjalan selama 1 jam dan tak menemukan apa-apa. Mereka kecapekan dan tak sengaja menoleh ke pohon di sebelahnya. Pohon itu terdapat lambang Blackness Order tapi sedikit lain yang biasa mereka lihat. Harris menghampiri lambang itu dan memegangnya, tiba-tiba tanah yang diinjaknya berubah menjadi lubang. Mereka jatuh bersamaan di lubang itu. Mereka tak jatuh langsung layaknya jatuh dari jurang melainkan seperti perosotan.
Setelah itu, mereka terjatuh dan berada di ruang gelap yang hanya ada 1 lilin.
" Aryan, kamu dimana? Disini gelap." Harris sedikit ketakutan.
" Aku disini, aku tidak dapat melihatmu."
" Aryan, apa kamu lihat lilin itu?"
" Ya aku lihat, kita hampiri lilin itu." Mereka menghampiri lilin itu.
" Hey..lihat ada lilin lagi tapi mati, ayo kita nyalakan." Harris mengambil lilin itu dan menyalakan lilin yang mati tersebut.
Dalam sekejap, lilin itu menyala tapi api di lilin itu menjalar ke sebuah api unggun besar. Disebelah api unggun terdapat seorang pria yang tak lain adalah Paman Samir. Aryan dan Harris kaget melihat yang sekarang mereka cari ada di hadapan mereka.
" Hai.... Kalian sudah menemukan aku tapi tidak kalian semua. Aku sudah mengambil teman-teman yang membantu kalian mencari kelemahan Blackness Order."
" Dimana teman-teman kami?!"
Seru Aryan dengan nada kesal.
" Tenang, kawan. Begini, jika kalian ingin teman-teman kalian, kalian harus menyelesaikan sebuah permainan yang aku berikan."
" Permainan? Permainan apa maksudmu?!" Seru Aryan karena sudah tak tahan dengan amarahnya.
" Akan aku jelaskan permainannya. Kalian harus menyelesaikan 3 permainan yaitu pertama, kalian harus melewati halang rintang, jika kalian berhasil, kalian bisa mendapatkan 2 teman kalian. Kedua, kalian harus melewati hewan buas, jika berhasil, kalian bisa mendapakan 2 teman kalian lagi. Dan ketiga, kalian harus menyelamatkan 1 teman kalian dengan cara membuka kurungan yang memiliki sandi yang sangat sulit. Hanya itu yang aku sampaikan. Sampai jumpa di akhir permainan." Paman Samir pun berjalan di sebuah pintu dan pintu menutup dengan sendirinya.
Mereka berlari ke arah pintu itu dan berusaha membukanya tapi tidak berhasil. Tiba tiba pintu samaran yang berbentuk tembok itu pun terbuka, mereka memasuki pintu itu. Didalam pintu itu terdapat lorong yang cukup lebar tetapi banyak lubang di mana-mana. Tiba-tiba suara Paman Samir terdengar di suatu tempat.
" Selamat datang di permainan pertama. Kalian harus memulai permainan kalau tidak tembok dibelakang kalian akan berjalan dan menyeret kalian ke kolam air penuh buaya, hahaha......."
" Dasar orang jahat, jika aku menemukan dia, aku akan membuat dia menyesal." Keluh Harris.
" Sudahlah harris, kita harus cepat-cepat menyelesaikan permainan ini dan segera pergi dari sini." Ucap Aryan.
Tembok di belakang Harris dan Aryan mulai bergerak. Mereka harus melewati jembatan bambu yang dibawahnya terdapat kolam air penuh buaya. Setelah melewatinya, tembok yang dibelakang mereka berhenti tapi tiba-tiba muncul tembok dari arah samping dan tembok itu bergerak. Mereka harus melewati besi tajam yang muncul dari bawah, pedang besar yang lalu lalang dan panah yang muncul di samping mereka. Setelah melewatinya, tembok itu berhenti seperti tembok sebelumnya. Dihadapan mereka sekarang adalah kolam air penuh ikan pemakan daging tapi diseberang ada Agni dan Bisma yang dibelakangnya ada pintu keluar. Mereka harus melompati kolam di atas batu. Akhirnya mereka berhasil melepaskan ikatan tali pada Agni dan Bisma dan keluar dari lorong itu.
Sekarang mereka memasuki ruang yang terdapat 2 pintu yaitu pintu keluar dan pintu jeruji. Ditengah ruangan ada Ricki dan Candra yang terkurung. Tiba-tiba pintu jeruji itu terbuka dan munculah singa yang ganas akan darah. Singa itu mengelilingi kurungan tersebut. Mereka berempat bingung harus melakukan apa.
" Bagaimana cara melepaskan
mereka berdua?" Tanya Aryan.
" Kita harus mengalih perhatian singa itu." Kata Bisma.
" Bagaimana caranya?" Tanya Harris.
" Begini saja, aku dan Agni mengalihkan perhatian, kalian coba membuka kurungan itu." Mereka menyetujuinya.
Mereka mulai melakukan rencananya. Aryan dan Harris berusaha membuka gembok pintu kurungan itu tetapi gembok itu memerlukan angka sandi. Mereka mulai putus asa, Ricki dan Candra membantu mencari angka sandi itu.
" Tunggu, mungkin angka sandinya adalah waktu Tania dibunuh. Sebaiknya kita coba." Kata Aryan.
" Apa kau tahu?" Tanya Harris.
" Tania pernah menceritakannya." Aryan mencoba membukanya dan berhasil. Kurungan itu terbuka, Ricki dan Candra keluar dari kurungan.
Aryan, Harris, Ricki dan Candra berlari menuju pintu keluar disusul dengan Agni dan Bisma.
Mereka sekarang berada di ruangan besar dan ditengah ruangan itu ada Mendra yang terikat oleh tali yang dilindungi dengan kurungan besar. Gembok dari kurungan itu bukan berupa angka melainkan dengan suara. Mereka menghampiri kurungan itu dan mencoba membuka gembok itu dengan kata-kata.
" Bagaimana ini? tidak ada kalimat lagi." Keluh Harris.
" Tunggu, ada satu kalimat yang mengganjal di pikiran ku." Aryan mengerutkan wajah. " Aku tahu!" Aryan mendekatkan wajahnya pada gembok itu " Cepatlah sebelum maut menjemputmu." Akhirnya, gembok itu pun terbuka dan mengeluarkan Mendra.
" Bagaimana kau tahu, Aryan?" Tanya Harris.
" Kita menerima 2 surat dan isinya ada 2 kalimat yang sama berturut-turut."
" Wah... kau sungguh pintar." Kata Candra.
Akhirnya mereka keluar dari ruangan itu. Ada 1 pintu yang istimewa dari pintu-pintu yang mereka lewati. Mereka masuk ke pintu dan ternyata tempat itu adalah letak piramid dan patung yang mereka cari. Di depan patung ada Paman Samir dan beberapa anggota Blackness Order yang lolos.
" Wah...Wah... Wah..." sambil bertepuk tangan dengan jahat. " Kalian sudah menyelamatkan teman kalian tapi kalian melupakan sesuatu yaitu kalian sudah melupakan maksud kedatangan kalian kemari." Tiba-tiba kurungan dari atas menimpa mereka.
" Oh ya.... aku hampir lupa, kalian harus keluar dari tempat ini sebelum air dari pipa-pipa itu keluar. Waktu mulai berjalan dan sebaiknya kalian segera keluar dari sini. Selamat tinggal kalian semua, HAHAHA...." Paman Samir dan anggota Blackness Order itu pun keluar dari tempat itu sedangkan Aryan dan teman-teman masih berusaha membuka kurungan itu.
" Sial, kurungan ini tidak ada pintunya. Bagaimana bisa kita keluar dari tempat ini." Kesal Aryan.
Air mulai memenuhi tempat itu tapi mereka masih belum keluar dari tempat itu. Mendra melihat dibawah mereka ada sebuah pintu keluar. Mereka mencoba membuka bersama-sama dan akhirnya berhasil. Mereka keluar melewati sebuah pipa seperti pipa pembuangan. Pipa itu mengarah ke sebuah sungai dan mereka keluar dari sungai.
Aryan masih bingung maksud dari kedatangan mereka.
" Teman-teman, dari awal aku merasa ada yang aneh dengan kedatangan kita kemari. Jika mereka ingin mengajak kita menguji dengan sebuah permainan, kenapa harus di tempat itu bukannya di tempat lain juga bisa?" Tanya Harris.
" Entahlah, tapi aku sudah meretas dokumen rahasia Blackness Order selama berhari-hari. Jadi, tempat itu adalah Defense Pyramid. Tempat itu digunakan pada saat menguji calon anggota Blackness Order. Jika calon tersebut berhasil melewatinya, maka mereka sah menjadi anggota Blackness Order. Tapi yang aku bingungkan adalah kenapa kita di uji di tempat ini?" Tanya Candra.
Tiba-tiba Aryan menerima telepon dari keluarganya.
" Halo, Ibu? Ada apa telepon?"
" Aryan, tolong ibu!" dengan nada ketakutan " Halo Aryan temanku, ternyata kau masih hidup. Aku pikir kalian sudah mati disana." Kata Paman Samir. Aryan men-loudspeaker teleponnya.
" Apa yang kau lakukan pada ibuku?!" Seru Aryan karena marah.
" Aku hanya menemui keluargamu dan keluarga Harris. Mereka sangat baik, benarkah, sayangku?" Paman Samir mendekatkan HP nya pada kakak perempuan Harris.
" Harris! Tolongin kakak!" sambil menangis ketakutan.
" KAKAK!" Teriak Harris.
" Lepaskan mereka!" Seru Aryan.
" Tenanglah temanku, jika kalian ingin keluarga kalian, kalian aku tantang bela diri terutama Aryan."
" Bela diri?" Aryan berpikir " Baiklah, aku terima."
" Oke, kalian temui aku di Gym tua di pinggir kota Packeham. Cepatlah, kalau tidak keluarga kalian akan aku BOM, HAHAHA..." Paman Samir menutup teleponnya.
Mendra tahu maksud dari kedatangan mereka bahwa mereka dialihkan oleh Paman Samir untuk menangkap keluarga Aryan dan keluarga Harris. Mereka langsung pergi ke kota tempat tinggal mereka yaitu Kota Packeham.