Loading...
Logo TinLit
Read Story - Alumni Hati
MENU
About Us  

Strategi Gagal Total

 

Ospek hari ketiga. Suasana kampus mulai sedikit longgar, tapi tekanan dari kakak tingkat tetap terasa. Cindy berusaha menjaga citra manisnya, padahal dalam hati dia sudah menyusun 1.001 strategi biar cepat lulus dari masa perploncoan.

 

Sayangnya, hari itu ia merasa diawasi. Dan ternyata benar.

 

Christian lagi.

 

Cowok itu berdiri di sudut lapangan, bersandar ke tiang bendera. Tangan di saku, mata tajamnya mengarah… ke Cindy.

 

> “Aduh kenapa sih dia ngeliatin terus? Gua lupa masang topi aneh ya? Atau jangan-jangan dia tau gue cuma pura-pura gak ngerti baris-berbaris semalam?”

 

 

 

Tepat saat Cindy mulai gelisah, Christian melangkah mendekat.

 

“Cindy, maju ke depan.”

 

“Eh? Kenapa kak?”

 

“Yel-yel kamu paling aneh semalam. Saya mau kamu ulangin. Tapi kali ini… sambil lompat kodok.”

 

Semua mahasiswa baru melongo. Cindy panik setengah mati.

 

> “Kak… tapi… saya—saya malu…”

 

 

 

> “Gawat! Kalau gue nolak, bisa-bisa makin dilihatin. Tapi kalau nurut, nanti makin jadi korban!”

 

 

 

Christian menatap dengan datar. Tapi entah kenapa, sudut bibirnya naik sedikit. Seperti menikmati kepanikan Cindy.

 

“Cepat. Atau kamu push-up bareng teman kelompokmu.”

 

Akhirnya Cindy pasrah. Dengan topi kartonnya bergoyang-goyang, dia melompat pelan sambil menyanyikan yel-yel yang konyol:

 

> “Saya Cindy dari jurusan… ekonomi!

Cita-cita saya… jadi menteri!

Kalau Kak Christian terlalu misteri…

Biarlah saya yang investigasi~”

 

 

 

Semua orang tertawa.

 

Christian memalingkan wajah… menahan senyum.

 

Cindy buru-buru kembali ke barisan, mukanya merah padam. Tapi dalam hati, dia deg-degan:

 

> “Astaga. Barusan gua ngode di depan umum??!”

 

 

---

 

Setelah Ospek

 

Sore itu, saat semua maba sibuk beberes, Cindy berniat kabur duluan ke kantin belakang kampus. Tapi begitu masuk, dia malah nyaris menabrak seseorang.

 

Tebak siapa? Ya, Christian.

 

“Eh… kak…”

 

“Lari dari barisan, ya?”

 

“Enggak… aku cuma haus…”

 

Christian mendekat. Cindy mundur satu langkah.

 

“Tadi yel-yelnya… kamu bikin sendiri?”

 

“Ehe… iya, maaf ya kalo aneh…”

 

Christian mendekat sedikit lagi. Suaranya pelan, seperti rahasia:

 

> “Kamu pikir aku misterius? Jadi investigasi, ya?”

 

 

 

Cindy menganga. “Eh?! Kak denger?!”

 

Christian menahan senyum.

 

“Aku suka ide investigasinya. Tapi kamu harus tau... peneliti biasanya jatuh cinta sama objek penelitian mereka.”

 

Deg.

 

Cindy bengong. Kaget. Malu. Mau lari, tapi kaki rasanya beku.

 

Christian menyender ke dinding kantin dan berjalan pergi santai. Tapi sebelum menghilang dari pandangan, dia menoleh dan berkata:

 

> “Ayo, investigator. Cari tahu lebih banyak tentang aku. Tapi hati-hati… jangan sampai kamu yang jatuh duluan.”

 

 

Investigasi Cinta ala Cindy

 

Setelah kejadian “yel-yel investigasi” dan dialog misterius Christian di kantin, Cindy tidak bisa tidur semalaman.

 

> “Peneliti biasanya jatuh cinta sama objek penelitian mereka…”

 

 

 

Kalimat itu terngiang-ngiang kayak notifikasi yang gak bisa dihapus. Cindy menatap langit-langit kamar kos.

 

> “Apa maksudnya itu flirting? Atau cuma akal-akalan biar aku makin bingung?”

 

 

 

Keesokan harinya, Cindy memulai misinya: menyelidiki siapa sebenarnya Christian. Tapi, tentu saja, dengan stealth mode aktif.

 

 

---

 

Misi Dimulai

 

Cindy mulai dari warung kopi sebelah fakultas. Tempat para kakak tingkat nongkrong. Ia pura-pura beli teh manis, tapi telinga siaga 100%.

 

Di pojok ruangan, dua senior berbincang sambil tertawa:

 

> “Eh, lo tau gak? Si Christian itu dulu sempat satu angkatan jadi ketua BEM jurusan, terus resign tengah jalan.”

 

 

 

> “Iya, katanya gara-gara ribut sama dosen. Tapi nilai dia tetap tinggi. Anak dekan, katanya. Pantes aja susah disentuh, wkwk.”

 

 

 

Cindy mencatat di kepalanya:

Christian = Anak dekan? Ketua BEM? Pemberontak tapi pintar. Wuih.

 

> “Misterius, oke. Tapi punya rekor akademik. Kenapa gak ada yang bisa deketin ya?”

 

 

 

Cindy sempat kepikiran buat tanya langsung ke senior, tapi khawatir jadi bahan gunjingan. Jadi ia pakai cara klasik: pura-pura nanya tugas ke teman dekat Christian di grup jurusan.

 

> “Kak, maaf, aku denger Kak Christian pinter debat. Dia ngajar kelas retorika gak, ya?”

 

 

 

Beberapa senior langsung ngeh. Tapi tak ada yang bisa kasih jawaban pasti.

 

> “Fix. Cowok ini bukan misterius. Ini mah sengaja bikin penasaran.”

 

 

 

 

---

 

Sementara itu… Christian Memperhatikan

 

Di sisi lain kampus, Christian sedang duduk santai di taman sambil membaca makalah.

 

Tapi matanya sebenarnya sedang mengikuti seseorang:

Cindy.

 

Ia melihat Cindy mondar-mandir ke taman, ke perpustakaan, ke warung. Kadang dengan buku, kadang hanya duduk di bangku lalu melirik sekeliling.

 

> “Dia lagi nyari info tentang gue?”

 

 

 

Christian tersenyum kecil.

 

> “Anak baru itu lebih jago nyamar dari dugaan gue…”

 

 

 

 

---

 

Pertemuan Tak Terduga

 

Sore harinya, saat Cindy tengah mengambil air minum di mesin dispenser kampus, Christian muncul begitu saja di belakangnya.

 

“Tugas kamu investigasi, bukan jadi stalker.”

 

Cindy hampir tersedak. “Eh?! Enggak! Aku cuma—lagi nyari—eh…”

 

Christian melipat tangan, menatap Cindy dengan gaya detektif dadakan.

 

> “Pakai catatan kecil di balik binder, ya? Strategi yang bagus.”

 

 

 

Cindy buru-buru menyembunyikan catatannya. “Kak! Itu—itu bukan apa-apa! Aku cuma…”

 

Christian mendekat sedikit, lalu dengan suara tenang tapi menusuk:

 

> “Kamu itu bahaya, Cindy.”

 

 

 

Cindy menelan ludah. “Bahaya gimana?”

 

> “Bisa-bisa kamu tau terlalu banyak… sampai lupa jaga perasaan sendiri.”

 

 

 

Lalu dia pergi. Lagi.

 

Meninggalkan Cindy terdiam, dengan detak jantung balapan seperti suara printer rusak.

 

 

Mundur Satu Langkah, Nyangkut Dua Langkah

 

Cindy menatap kaca cermin kamar kosannya. Ia menghembuskan napas keras.

 

> “Mulai hari ini… aku gak akan cari-cari tahu soal dia lagi. Udah. Cukup. Gak usah jatuh cinta sama kakak tingkat misterius yang bisa baca pikiran!”

 

 

 

Dari tempat tidur atas ranjang susun, Popi mengintip dari balik masker lumpur.

 

> “Ngomong sama siapa sih, Cin? Ngaca sambil drama monolog lagi?”

 

 

 

> “Piii… aku tuh beneran butuh detox hati. Kak Christian tuh kayak jebakan kampus. Aku harus menjaga jarak.”

 

 

 

Popi menjatuhkan masker dan ikut turun dari tempat tidur.

 

> “Jaga jarak apanya, barusan kamu tulis nama dia di binder pake pulpen warna glitter!”

 

 

 

Cindy kaget dan buru-buru menutup bukunya.

 

> “Itu... refleks…”

 

 

 

Popi menyilangkan tangan. “Oke, kalau kamu mau berhenti suka, harus dihindari total. Gak boleh saling tatap, gak boleh terjebak momen bareng, dan apalagi... jangan pernah satu kelompok tugas bareng dia!”

 

Cindy mengangguk mantap.

Tapi hidup tidak semudah itu, Ferguso.

 

 

---

 

Kampus Hari Selanjutnya…

 

Pengumuman tugas kelompok muncul di mading digital. Mata Cindy membesar begitu melihat namanya… berjejer persis di bawah nama: Christian Nathanael.

 

> “Bentar. Ini pasti konspirasi. Kenapa kita sekelompok?!”

 

 

 

Popi, yang ikut melihat, menahan tawa.

 

> “Kayaknya semesta emang pengin kalian jadian, bukan jaga jarak.”

 

 

 

Cindy menatap layar mading digital dengan pasrah.

 

> “Fix. Alam semesta pengkhianat.”

 

 

 

 

---

 

Momen Ketemuan Tak Terelakkan

 

Cindy duduk di pojok taman kampus dengan binder, catatan, dan highlighter warna-warni. Dia berniat jadi profesional.

 

Tiba-tiba, suara langkah mendekat.

 

> “Kamu serius banget. Aku kira kamu udah berhenti investigasi.”

 

 

 

Cindy menoleh. Christian sudah duduk di sampingnya. Ia mengenakan kemeja putih lengan digulung, rambutnya sedikit berantakan tertiup angin. Visualnya kayak cowok K-Drama episode 3.

 

Cindy bersikap seolah-olah biasa saja. “Saya profesional, Kak. Sekarang kita rekan kerja kelompok. Saya netral.”

 

Christian menyipitkan mata. “Neutral, ya? Tapi warna highlighter kamu masih warna yang sama waktu kamu nyatat soal aku di binder.”

 

Cindy: 😶

 

Christian tersenyum kecil. “Kamu lucu kalau panik.”

 

Cindy berusaha menjauh, tapi Christian menahan ujung binder-nya.

 

> “Tenang. Aku juga berusaha jaga jarak kok. Tapi kamu selalu ada di mana-mana. Jadi gimana?”

 

 

 

> “Saya... nggak sengaja, Kak.”

 

 

 

> “Aku juga.”

 

 

 

Keduanya diam sebentar. Canggung, tapi anehnya hangat.

 

 

---

 

Kembali ke Kamar Kos

 

Popi langsung menyerbu Cindy begitu ia pulang.

 

> “Kamu ngobrol berapa menit? Tatapan mata berapa detik? Ada senyum miring? Ada lirikan? AYOK JAWAB!!”

 

 

 

Cindy menghempaskan diri ke kasur.

 

> “Gagal, Pii . Aku gagal total… dia bahkan nahan binder-ku tadi.”

 

Popi membeku.

 

> “Nahan binder? CIN. Itu sama aja kayak dia nahan hati kamu!”

 

 

 

> “Gak,. Itu dia nahan aku supaya gak kabur.”

 

 

 

> “PERSIS. Dia gak mau kamu pergi dari hidupnya!!!”

 

 

 

Cindy hanya menutup wajah pakai bantal.

Entah kenapa, senyum Christian tadi masih terbayang-bayang.

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Last October
1879      747     2     
Romance
Kalau ada satu yang bisa mengobati rasa sakit hatiku, aku ingin kamu jadi satu-satunya. Aku akan menunggumu. Meski harus 1000 tahun sekali pun. -Akhira Meisa, 2010. :: Terbit setiap Senin ::
Di Paksa Nikah
783      417     0     
Romance
Jafis. Sang Putra Mahkota royal family Leonando. Paras tampan nan rupawan. Pebisnis muda terkemuka. Incaran emak-emak sosialita untuk menjadi menantunya. Hingga jutaan kaum hawa mendambakannya untuk menjadi pendamping hidup. Mereka akan menggoda saat ada kesempatan. Sayangnya. Sang putra mahkota berdarah dingin. Mulut bak belati. Setiap ada keinginan harus segera dituruti. Tak bisa tunggu at...
Eagle Dust
307      232     0     
Action
Saat usiaku tujuh tahun, aku kehilangan penglihatan karena ulah dua pria yang memperkosa mom. Di usia sebelas tahun, aku kehilangan mom yang hingga sekarang tak kuketahui sebabnya mengapa. Sejak itu, seorang pria berwibawa yang kupanggil Tn. Van Yallen datang dan membantuku menemukan kekuatan yang membuat tiga panca inderaku menajam melebihi batas normal. Aku Eleanor Pohl atau yang sering mereka...
Dibawah Langit Senja
1605      941     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Temu Yang Di Tunggu (up)
19251      4016     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
1000 Origami Bangau
386      264     3     
Short Story
Origami bangau melambangkan cinta dan kesetiaan, karna bangau hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Tapi, jika semua itu hanyalah angan-angan belaka, aku harus bagaimana ??
CHANGE
479      343     0     
Short Story
Di suatu zaman di mana kuda dan panah masih menguasai dunia. Dimana peri-peri masih tak malu untuk bergaul dengan manusia. Masa kejayaan para dewa serta masa dimana kesaktian para penyihir masih terlihat sangat nyata dan diakui orang-orang. Di waktu itulah legenda tentang naga dan ksatria mencapai puncak kejayaannya. Pada masa itu terdapat suatu kerajaan makmur yang dipimpin oleh raja dan rat...
Lovesick
445      327     3     
Short Story
By Khancerous Why would you love someone else when you can’t even love yourself?
A & O
1654      791     2     
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan. Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar. Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
Simplicity
10283      2427     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.