Loading...
Logo TinLit
Read Story - To the Bone S2
MENU
About Us  

Just a Bench in the Park

 

Angin musim semi bertiup pelan, menggoyangkan daun-daun muda di sepanjang jalan setapak taman. Christian duduk di bangku yang sama seperti sebelumnya, memandangi danau kecil yang tenang, dengan dua cup es krim di tangannya. Salah satunya rasa coklat—favorit Reagan.

 

> “I’m not even sure he’ll come...”

pikir Christian, sambil melirik jam di pergelangan tangannya.

 

 

 

Tiba-tiba, suara kecil yang sangat dikenalnya terdengar dari belakang.

 

> “You really came, Mister Chris!”

 

 

 

Christian menoleh cepat. Senyumnya merekah.

 

> “Hey, buddy! I told you I would. A promise is a promise.”

“Do you have the chocolate one?”

“Of course I do. For my favorite little swimmer.”

 

 

 

Reagan duduk di sampingnya, menerima es krim dengan senyum lebar.

 

> “Mom said I shouldn’t talk to strangers. But I told her you saved me.”

“That’s very kind of you,” jawab Christian, menahan senyum pahit.

“So… do you live here now? Are you a lifeguard or something?”

Christian tertawa kecil.

> “No. I just like this place. Peaceful. Reminds me of someone I used to know.”

 

Reagan mengangguk, sambil menyendok es krim dengan semangat.

 

> “Is that someone my mom?”

 

Christian terdiam.

 

Reagan menoleh ke arahnya, polos.

 

> “You look like someone from Mom’s photo album. She cried once looking at that picture.”

 

Christian menatap wajah kecil itu—mata itu… seperti mata Nafa.

 

> “You’re a smart kid, Reagan.”

 

> “Thanks! My dad says so too.”

 

 

Hati Christian mencelos, namun ia tetap tersenyum.

Ia tahu, garis takdir tidak bisa diubah semudah itu.

 

> “Do you think we can be friends forever?”

tanya Reagan, menggoyang-goyang kaki kecilnya.

 

 

Christian menghela napas pelan, lalu menjawab dengan suara tulus:

> “As long as you want, I’ll always be here.”

 

Dari kejauhan, Nafa dan Zac memperhatikan semuanya.

Ada damai, ada cemburu, dan ada luka lama yang belum sepenuhnya sembuh.

 

Di malam yang tenang, cahaya kota Los Angeles menyelinap masuk melalui jendela apartemen mereka. Nafa duduk di sofa, memandangi punggung Zac yang berdiri diam di dapur, menatap kosong ke dalam cangkir kopinya.

 

Nafa menarik napas dalam-dalam, lalu berkata pelan,

 

> “Zac... we need to talk.”

 

 

 

Zac menoleh, menatap wajah istrinya yang tampak rapuh, tapi penuh keteguhan. Ia duduk di samping Nafa tanpa berkata-kata.

 

> “I saw how you looked at us. At me... and him. At Reagan.”

Nafa menunduk.

“I never planned for this. I didn’t know he was still alive.”

 

 

 

Zac mengangguk kecil.

 

> “I believe you.”

 

 

 

Hening. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar.

 

Nafa memandang Zac, matanya berkaca-kaca namun jernih.

 

> “Zac… I want you to know, I choose this life. I choose you.”

“But?” Zac bertanya lirih.

 

 

 

> “But I can’t erase Christian from my heart. He was my first love. My memories with him are a part of me... they shaped who I was before you found me.”

 

 

 

Zac menunduk, tangannya menggenggam erat lututnya.

 

> “Do you still love him?”

 

 

Nafa menggigit bibir.

 

> “Not in the same way. It’s not about wanting him back… it’s about accepting that he was real. That he mattered. But I love you, Zac. And this family—we are real now.”

 

 

 

Zac menatap Nafa dalam-dalam.

 

> “You’re not trying to forget him anymore.”

 

> “No. I don’t want to forget him. But I don’t want to lose you either. I’m not asking you to compete with a ghost. I’m asking you to walk with me... forward.”

 

 

 

Air mata menetes dari sudut mata Zac, tanpa suara.

 

> “You’re my home, Nafa. You and Reagan. Even if a piece of you still belongs to someone else… I’ll be your present. Your future.”

 

 

 

Nafa tersenyum lirih, menggenggam tangan Zac.

 

> “And you’ll always be the man who taught me how to love again, when I thought I never could.”

 

 

 

Janji Kedua di Taman

Pagi itu langit bersih, seolah tahu ada yang akan dipertemukan. Burung-burung berkicau malas, dan matahari belum terlalu galak menyapa dedaunan taman kota yang mulai ramai.

Christian duduk di bangku taman yang sama seperti pertemuan sebelumnya. Ia datang lebih awal dari yang dijanjikan, menunggu seorang bocah kecil yang, entah bagaimana, menghangatkan bagian hatinya yang lama beku.

Reagan muncul sambil berlari kecil, membawa tas ransel mungil dan senyum penuh rahasia.

“Kamu datang!” serunya riang.

Christian tersenyum. “Tentu. Kamu janji ngajak aku ketemu... seseorang yang penting, katanya?”

Reagan mengangguk penuh semangat. “Iya! Tapi... kamu jangan marah ya. Aku gak bilang siapa-siapa.”

Christian menaikkan alis. “Maksudnya?”

Tapi sebelum pertanyaan itu selesai, langkah kaki lain terdengar. Seorang pria dengan wajah penuh wibawa muncul di balik pepohonan.

Adam.

Christian langsung bangkit dari duduknya, tubuhnya menegang.

Adam, yang awalnya tampak heran, kini menatap Christian seperti sedang menilai seseorang dari masa lalu yang tak pernah benar-benar hilang dari ingatannya.

“Kakek, ini dia!” seru Reagan tanpa rasa bersalah. “Ini paman pantai yang aku ceritain itu!”

Adam menatap cucunya sejenak, lalu kembali mengalihkan pandangannya pada pria muda di depannya. Sambil mengingat-ingat

“Christian?” Adam terkejut tidak percaya

Christian menelan ludah pelan. “Iya, Pak.”

Reagan memandang dua sosok dewasa itu dengan polos. “Kakek kenal?? "

Adam menghela napas, lalu menepuk kepala cucunya dan mengangguk pelan

Reagan duduk di bangku sambil mengeluarkan buku gambarnya lagi, tak terganggu oleh ketegangan di udara.

Adam dan Christian tetap berdiri.

“Aku tak menyangka bapak yang akan datang,” kata Christian akhirnya.

“sepertinya cucuku punya cara sendiri mengatur dunia.”

Christian menatap Reagan sejenak, kemudian kembali ke Adam. “Saya gak punya niat macam-macam. Saya cuma... nggak bisa bilang tidak ke anak itu.”

Adam duduk perlahan di bangku, berdampingan dengan cucunya. Ia menatap lurus ke depan. “Reagan selalu ingat kamu. Bahkan sebelum kami tahu siapa yang dia maksud.”

Suara Adam kini pelan, nyaris terbawa angin. “Aku tahu... ada sesuatu yang hilang darinya setelah kecelakaan itu.”

Christian berdiri diam. Hatinya tak karuan. Tapi ia tahu, jika ia berbalik sekarang, ia akan mengulang luka yang dulu.

“Saya gak bisa mengubah apa yang terjadi, Pak,” katanya lirih. “Tapi saya juga gak bisa terus lari.”

Adam menoleh. Untuk pertama kalinya, matanya melembut. “Saya tidak menyuruhmu lari. Tapi kalau kamu benar-benar ingin kembali... jangan hanya datang karena Reagan mengundang.”

Christian menatapnya dalam.

“Datanglah... karena kamu benar-benar siap berdiri di depan Nafa. Sebagai dirimu sendiri. Bukan bayangan masa lalu. Selesaikan masa lalu kalian dengan dewasa."

Reagan melihat mereka bergantian.

“Jadi… kalian temenan sekarang?” tanyanya polos.

Adam tersenyum kecil. “Belum. Tapi siapa tahu. Anak kecil sering jadi jembatan yang lebih bijak dari orang dewasa.”

Christian akhirnya duduk. Tak lagi canggung. Mungkin ini bukan awal yang ideal. Tapi untuk pertama kalinya, ia merasa... tak perlu menjelaskan segalanya dalam satu waktu.

Hari itu, di taman kecil yang tenang, tak ada yang sepenuhnya selesai.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Nadine
6087      1700     4     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...
#SedikitCemasBanyakRindunya
3448      1304     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.
Niscala
411      286     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
321      279     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Waktu Mati : Bukan tentang kematian, tapi tentang hari-hari yang tak terasa hidup
8725      2686     26     
Romance
Dalam dunia yang menuntut kesempurnaan, tekanan bisa datang dari tempat paling dekat: keluarga, harapan, dan bayang-bayang yang tak kita pilih sendiri. Cerita ini mengangkat isu kesehatan mental secara mendalam, tentang Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan anhedonia, dua kondisi yang sering luput dipahami, apalagi pada remaja. Lewat narasi yang intim dan emosional, kisah ini menyajikan perj...
Love and Pain
649      402     0     
Short Story
Ketika hanya sebuah perasaan percaya diri yang terlalu berlebih, Kirana hampir saja membuat dirinya tersakiti. Namun nasib baik masih berpihak padanya ketika dirinya masih dapat menahan dirinya untuk tidak berharap lebih.
Simplicity
11043      2742     0     
Fan Fiction
Hwang Sinb adalah siswi pindahan dan harus bertahanan di sekolah barunya yang dipenuhi dengan herarki dan tingkatan sesuai kedudukan keluarga mereka. Menghadapi begitu banyak orang asing yang membuatnya nampak tak sederhana seperti hidupnya dulu.
Sebab Pria Tidak Berduka
285      237     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
DariLyanka
3137      1102     26     
Romance
"Aku memulai kisah ini denganmu,karena ingin kamu memberi warna pada duniaku,selain Hitam dan Putih yang ku tau,tapi kamu malah memberi ku Abu-abu" -Lyanka "Semua itu berawal dari ketidak jelasan, hidup mu terlalu berharga untuk ku sakiti,maka dari itu aku tak bisa memutuskan untuk memberimu warna Pink atau Biru seperti kesukaanmu" - Daril
CLBK: Cinta Lama Belum Kelar
5651      1778     20     
Romance
Tentang Edrea Lovata, yang masih terjebak cinta untuk Kaviar Putra Liandra, mantan kekasihnya semasa SMA yang masih belum padam. Keduanya dipertemukan kembali sebagai mahasiswa di fakultas yang sama. Satu tahun berlalu dengan begitu berat sejak mereka putus. Tampaknya, Semesta masih enggan untuk berhenti mempermainkan Rea. Kavi memang kembali muncul di hadapannya. Namun, dia tidak sendiri, ada...