Loading...
Logo TinLit
Read Story - Selaras Yang Bertepi
MENU
About Us  

Dekapan hangat milik Darian, memberi ketenangan secara perlahan. Renggang nafas ini, berisik keributan tidak ingin lagi didengarkan. Terpejam mata merasakan lebih dalam, perasaan yang semakin lama semakin dekat.

Kenapa sih, harus berantem sekarang. Aku malu sama Darian! Pikir Elin melepas pelukan. Sekarang pasti Darian berpikir tentang apa yang sedang terjadi sekarang, bukan ini kemauan Elin. Harusnya mengajak ke rumah untuk berkenalan, namun kenyataannya malah berbeda.

“Gue masuk dulu, makasih” kata Elin menghapus bekas air mata mulai mengering, “Hati-hati di jalan!”

“Elo yakin?...” Darian begitu enggan pergi meninggalkan Elin saat kondisi sedang sedih, “Lin?....”

Elin mengangguk, “Gue baik-baik saja”

“Kalau gitu, gue pamit pulang”

“Iya, hati-hati”

Darian pamit pulang. Lalu Elin membuka pintu cukup keras, menghentikan tangisan Mama Bella, juga pandangan telah tertuju padanya.

Tubuh mematung menatap sendu, sesak dada terasa semakin kuat. Kelopak mata menahan kedipan, tidak lagi menghiraukan berapa kali air mata ini menetes. Elin menghembuskan napas panjang, lalu memilih untuk pergi dari harapan orang tuanya.

Berlari dengan langkah kaki tertahan, entas sudah berapa kali melarikan diri dari keributan, yang jelas ini bukan pertama kalinya. Pandangan telah menatap rumah di seberang jalan, Elin berjalan menghampirinya, mengetuk pintu agar segera di buka.

Samar-samar suara langkah kaki mendekat, pintu terbuka setengah, “Lin”

Suara itu terdengar begitu menenangkan, Elin tidak menjawab melainkan memeluk dengan erat. Menumpahkan segala tangis yang sedari tadi berusaha ditahan, tangisan Elin semakin pecah, oleh rasa penenang dari dekapan Rendra.

“Ren, gue boleh tidur di rumah elo enggak? Gue enggak mau pulang....” nada rendah Elin perlahan melepas pelukan, seraya menyeka air matanya.

Rendra hanya mengangguk, mempersilahkan masuk lalu menutup pintu kembali.

                                   ***

Dari arah dapur, terdengar suara api dinyalakan. Dua piring putih tampak masih belum terisi, selai kacang telah terbuka wadahnya, bersebelahan pisau oles.

Seseorang datang dengan langkah kaki lemas, “Sudah bangun?”

Mengalihkan pandangan ke arah suara itu, “Iya, buruan mandi. Bentar lagi kita sarapan!”

Rendra semakin mendekat ke arah Elin yang sedang membalik roti dari teflon, “Gue malas mandi, lagian enggak bau!”

Mengarahkan ketiak ke wajah Elin, “Enggak bau kan?”

“Aahh, Rendra... buruan mandi, apa perlu gue mandiin...” omel Elin menggosok hidupnya sebab mencium bau masam ketiak.

“Boleh!”

“Rendra...”

“Iya, gue mandi sekarang...” berjalan ke arah kamar mandi.

Roti bakar selai kacang telah berada di meja makan beralas piring sebelumnya, susu putih instan telah beralih tempat pada wajah gelas bening.

Elin sudah mengenakan seragam, mengambil dari rumah sekalian mandi. Lalu memilih untuk kembali ke sini, perasaan marah sejak semalam masih ada. Walau tahu ini bukan pertama kali, hanya saja begitu malu saat tahu Darian mengetahui.

“Jangan bilang elo nongkrong di kamar mandi sambil main game?” ucap Elin melihat Rendra sudah berganti seragam, berjalan menghampirinya.

“Iyalah, daripada nongkrong enggak ngapain-ngapain” meneguk susu menyisakan setengah.

Hening sejenak, saling diam.

                                ***

Ketika jam istirahat berbunyi, Darian telah berada di depan pintu kelas jurusan IPS, “Elin!”

“Darian, tumben ke sini, ada apa?”

“Gue mau ajak elo makan di kantin”

Elin beranjak dari tempat duduk, “Sama siapa saja?”

“Gue sama elo” sejenak pandangan melihat arah Rendra yang ingin melarang Elin pergi, tetapi tidak ada kuasa untuk melarang sebab itulah kadang serba salah ingin melarang tapi belum ada ikatan pacaran.

Ghazi berjalan menuju tempat duduk belakang, sebelumnya duduk di depan ketika waktu ulangan, “Telat elo...”

“Biarin...” jawab Rendra menyembunyikan wajah kecewa dengan mengalihkan pandangan sejenak ke arah belakang.

“Ren, kalau elo diam terus kayak gini Elin bakal jadian sama Darian, elo terima mereka pacaran? Mending elo jujur saja, kalau elo ada rasa daripada keduluan...” saran Ghazi paling paham soal cinta temannya ini.

“Sampai kapan elo terus fokus sama Elin, yang jelas-jelas enggak pernah tahu perasaan elo selama ini, lama-lama gue kasihan....”

“Di hati gue Cuma ada Elin dari dulu sampai sekarang. Walaupun sampai sekarang kita masih jadi sahabat, tapi gue enggak pernah berhenti cinta sama dia...”

“Gue saja belum tentu bisa kayak gitu, setia banget elo sama dia, doa gue yang terbaik buat elo. Ren!” tambah Ghazi memberikan tepukan bahu sebagai tanda semangat bahwa keajaiban pasti akan ada, meski belum tahu apa yang nantinya akan terjadi asalkan mau berusaha.

                              ***

Suara pintu tertutup rapat, Elin memutuskan untuk duduk di teras. Sambil menunggu kedatangan Darian yang tadi sudah berjanji akan makan berdua, dari pesan hanya memberi tahu kalau masih dalam perjalanan.

Pandangan melihat rumah Rendra yang tanpa sepi, mengingat dirinya kini sedang bekerja paruh waktu di kafe milik Ghazi.

“Loh...” dalam sekejap mata Elin terfokus pada pintu rumah terbuka dari dalam, sedangkan tidak ada nampak kendaraan bermotor berada di teras.

“Widih, tumben elo dandan begitu, mau ke mana?” teriak Rendra kembali menutup pintu dengan kunci pada tangan kanannya, setelah itu memasukkan ke dalam tas sekolah.

“Mau jalan sama Darian, bukannya elo sekarang kerja ya?” berjalan pada pinggiran jalan perumahan agar tidak terlalu keras jika berbicara.

“Ambil buku tadi ketinggalan, elo sudah selesai bikin tugas?”

“Dari tadi malahan...” pandangan beralih menengok sepeda motor yang kini hampir mendekati keberadaan Elin, sudah pasti itu Darian.

“Jangan pulang malam-malam” nasehat Rendra sebenarnya tidak mengizinkan Elin pergi berdua dengan Darian, sudah cukup selama ini sering melihat mereka berdua di sekolah.

“Iya.” Jawab Elin sedikit memanyunkan bibir, mengenakan helm seraya menaiki boncengan.

Rendra masih terdiam sejenak, melihat laju kendaraan roda dua perlahan termakan oleh sinar lampu. Masih dengan mulut terbungkam, sedangkan gejolak rasa luka membakar jiwa tanpa ragu. Hingga sesak dada kian mendera, ingin mengatakan kata cemburu dengan lantang. Tetapi Rendra memilih untuk segera menyudahi sebab berjanji akan segera kembali ke kafe, karena bagaimanapun harus bertanggung jawab atas pekerjaan.

Semilir angin malam menemani kebisuan, cahaya buatan manusia menerangi setiap penjuru dunia, bagai penentu arah agar tidak terlihat gelap. Aroma jajanan pinggir jalan terus mengalir bersama arah angin, mengendus sambil menikmati sejenak sebagai pereda kalau tidak makan, bisa dibilang makan angin tapi bikin kenyang atau malah masuk angin?

Terhenti kendaraan bermotor pada pelataran cukup luas depan kafe gaya industrial, terdapat tanaman kaktus berjarak lima puluh sentimeter dari pintu masuk pada dua sisi, terdengar kegaduhan beberapa cowok menikmati secangkir kopi juga camilan.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Daniel : A Ruineed Soul
580      341     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Melody untuk Galang
525      325     5     
Romance
Sebagai penyanyi muda yang baru mau naik daun, sebuah gosip negatif justru akan merugikan Galang. Bentuk-bentuk kerja sama bisa terancam batal dan agensi Galang terancam ganti rugi. Belum apa-apa sudah merugi, kan gawat! Suatu hari, Galang punya jadwal syuting di Gili Trawangan yang kemudian mempertemukannya dengan Melody Fajar. Tidak seperti perempuan lain yang meleleh dengan lirikan mata Gal...
Behind Friendship
4679      1354     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Lantas?
48      47     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...
Hello, Troublemaker!
1238      578     6     
Romance
Tentang Rega, seorang bandar kunci jawaban dari setiap ujian apapun di sekolah. Butuh bantuan Rega? mudah, siapkan saja uang maka kamu akan mendapatkan selembar kertas—sesuai dengan ujian apa yang diinginkan—lengkap dengan jawaban dari nomor satu hingga terakhir. Ini juga tentang Anya, gadis mungil dengan tingkahnya yang luar biasa. Memiliki ambisi seluas samudera, juga impian yang begitu...
Pisah Temu
1073      573     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
Dua Warna
678      465     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
Dessert
1071      561     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...
Ich Liebe Dich
11945      1852     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Pulpen Cinta Adik Kelas
495      291     6     
Romance
Segaf tak tahu, pulpen yang ia pinjam menyimpan banyak rahasia. Di pertemuan pertama dengan pemilik pulpen itu, Segaf harus menanggung malu, jatuh di koridor sekolah karena ulah adik kelasnya. Sejak hari itu, Segaf harus dibuat tak tenang, karena pertemuannya dengan Clarisa, membawa ia kepada kenyataan bahwa Clarisa bukanlah gadis baik seperti yang ia kenal. --- Ikut campur tidak, ka...