Loading...
Logo TinLit
Read Story - Selaras Yang Bertepi
MENU
About Us  

“Gue salut sama elo, bisa bertahan sejauh ini. Semoga Elin juga punya perasaan yang sama!” doa Ghazi hanya dengan lirikan mata sejenak sebelum kembali melihat pintu masuk kantin.

“Amin.”

Empat kaki berjalan memasuki pintu kantin saling bergantian. Betapa terkejutnya Rendra ketika melihat Elin, sedang makan berdua dengan cowok lain, rasa jengkel seketika bangkit ingin segera menghampiri. Namun tangan Ghazi sudah lebih dulu untuk menghentikan, hingga Rendra memilih tempat duduk lebih jauh hanya saja mengarah ke posisi duduk Elin.

“Biarin dulu, kita lihat dari sini. Jangan sampai gegabah, kalau elo labrak Darian itu bakal jadi permasalahan baru, gue enggak mau Elin jauhi elo gara-gara masalah sepele....” nasehat Ghazi memang betul adanya, kalau bertindak semena-mena tanpa berpikir panjang akan berakhir fatal.

Rendra sudah tidak kuasa lagi menahan rasa cemburu, “Pantas saja gue tunggu di kelas enggak balik-balik, ternyata lagi makan berdua”

Elin dan Darian melihat arah suara yang sedang mengatakan sindiran itu, sebab di kantin tidak ada lagi siswa, melainkan hanya mereka berdua sedang menikmati satu porsi ayam goreng dengan es teh manis.

“Ngapain elo?” sewot Darian dengan tatapan tidak bersahabat sejak lama, karena Rendra yang selama ini berusaha mengambil waktu supaya tidak bisa mendekati Elin.

“Ada apa sih?” tahu sendiri kalau Elin memang pelupa, walau baru dikatakan tadi pagi dalam hitungan menit akan terlupakan dengan mudah, kadang itu yang membuat Rendra jengkel tapi Memilih untuk diam saja.

“Bekal yang tadi pagi elo tawari, katanya spesial buat gue” perjelas Rendra malah semakin memanas suasana di pagi hari, seketika itu Darian melihat wajah Elin sedang duduk di depannya.

“Oh iya, lupa. Tadi gue tawari bekal ya...” Elin tersenyum cengengesan, “Sudah elo ambil belum?”

“Belumlah, dari tadi gue tunggu...” jawab Rendra sedikit menurunkan rasa jengkel, kadang sikap jengkel tersebut malah bikin gemas di matanya.

“Maaf ya, gue lupa. Harusnya tadi elo ambil saja di tas resleting belakang sendiri!”

“Terlambat, gue sudah mau makan bentar lagi datang!” melihat penjual membawa nampan stainless berisi dua piring dan dua minuman.

“Buat nanti siang saja, lagi pula itu roti bakar selai kacang” jelas Elin yang suka sekali dengan selai kacang.

“Kalau elo enggak mau biar gue saja yang makan” sahut Darian sambil mencari kesempatan paling tepat bisa mendekati Elin, pasalnya selama ini yang selalu dibawakan bekal hanya Rendra.

“Enak saja itu punya gue” tolak segera agar Elin tidak memberikan apa yang sudah diberikan, “Elo enggak berhak dapat bekal dari Elin, emang elo siapa?”

“Elo itu cuma sahabatnya enggak usah belagu” Darian tidak mau kalah mendapat perhatian, karena dengan begitu bisa mempermudah menyingkirkan posisi Rendra dari hidup Elin secara perlahan.

“Sudah-sudah. Gue mau masuk kelas, capek dengar kalian ribut enggak jelas....” memilih beranjak dari tempat duduk diikuti Darian yang berjalan di sebelahnya, sambil mengejek kalau dirinya lebih cepat satu langkah.

Ghazi melihat kepergian Elin dan Darian meninggalkan kantin, “Nah, sekarang dia marah. Elo sih gue kasih tahu jangan gampang ke pancing emosi, malah debat enggak jelas, masih untung nanti di kelas Elin mau ngomong sama elo”

“Habis gue jengkel sama itu cowok, sok banget di depan Elin, pengen gue tonjok mulutnya biar tahu diri...” sebal Rendra meredakan emosi dalam relung hati dengan meminum es teh manis.

“Kita lihat saja cara main dia kayak apa, tinggal tunggu siapa pemenangnya!” kata Ghazi memang tidak menyukai Darian sejak dulu, sebab sikap sok ganteng dan pamer prestasi.

                            ***

Ruang kelas masih terlihat sepi dari keberadaan guru pengajar tetapi buku miliknya sudah ada di meja, mendapatkan kalau beliau sudah lebih dulu datang memasuki kelas. Pasti Elin akan dihukum terlambat mengikuti pelajaran matematika, ketika ingin melangkah masuk ke dalam terdengar seorang laki-laki memanggil dari belakang.

“Elinorisa”

Seketika tubuh berputar melihat belakang sumber suara, “Eh pak...”

“Kata Rendra kamu rapat anggota OSIS, sekarang cepat masuk selesaikan tugasnya!” jelas guru pengajar yang juga sedang mengajar kelas sebelah menggantikan guru lain izin tidak masuk.

“Baik pak, terima kasih”

Pandangan melihat arah belakang sebelah kanan, di mana Rendra dan Ghazi sudah lebih dulu memasuki ruang kelas, sebab setelah berpisah dari Darian. Elin berjalan ke kamar mandi karena harus segera buang air kecil, selain itu juga diajak berbicara dengan dua anggota OSIS lama juga berada di kamar mandi.

“Makasih ya!” membetulkan posisi rok sebelum duduk di kursi dekat Rendra yang sedang berbicara mengenai game sama Ghazi.

“Buat apa?” pura-pura tidak tahu padahal guru pengajar barusan telah mengatakan, “Enak makan berdua? Sampai lupa kalau gue tadi ditawari bekal....”

“Elo marah?” 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sekotor itukah Aku
402      304     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...
Lantas?
35      35     0     
Romance
"Lah sejak kapan lo hilang ingatan?" "Kemarin." "Kok lo inget cara bernapas, berak, kencing, makan, minum, bicara?! Tipu kan lo?! Hayo ngaku." "Gue amnesia bukan mati, Kunyuk!" Karandoman mereka, Amanda dan Rendi berakhir seiring ingatan Rendi yang memudar tentang cewek itu dikarenakan sebuah kecelakaan. Amanda tetap bersikeras mendapatkan ingatan Rendi meski harus mengorbankan nyawan...
Tumpuan Tanpa Tepi
10888      3040     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Pisah Temu
1039      561     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
Ending
5244      1359     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
F I R D A U S
737      489     0     
Fantasy
Like a Dandelion
2999      1063     2     
Romance
Berawal dari kotak kayu penuh kenangan. Adel yang tengah terlarut dengan kehidupannya saat ini harus kembali memutar ulang memori lamanya. Terdorong dalam imaji waktu yang berputar ke belakang. Membuatnya merasakan kembali memori indah SMA. Bertemu dengan seseorang dengan sikap yang berbanding terbalik dengannya. Dan merasakan peliknya sebuah hubungan. Tak pernah terbesit sebelumnya di piki...
Melody untuk Galang
517      319     5     
Romance
Sebagai penyanyi muda yang baru mau naik daun, sebuah gosip negatif justru akan merugikan Galang. Bentuk-bentuk kerja sama bisa terancam batal dan agensi Galang terancam ganti rugi. Belum apa-apa sudah merugi, kan gawat! Suatu hari, Galang punya jadwal syuting di Gili Trawangan yang kemudian mempertemukannya dengan Melody Fajar. Tidak seperti perempuan lain yang meleleh dengan lirikan mata Gal...
Langkah yang Tak Diizinkan
169      139     0     
Inspirational
Katanya dunia itu luas. Tapi kenapa aku tak pernah diberi izin untuk melangkah? Sena hidup di rumah yang katanya penuh cinta, tapi nyatanya dipenuhi batas. Ia perempuan, kata ibunya, itu alasan cukup untuk dilarang bermimpi terlalu tinggi. Tapi bagaimana kalau mimpinya justru satu-satunya cara agar ia bisa bernapas? Ia tak punya uang. Tak punya restu. Tapi diam-diam, ia melangkah. Dari k...
Dessert
1037      544     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...