Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah Cinta Gadis-Gadis Biasa
MENU
About Us  

"Ra, kamu sama Bagas ada masalah apa?" Wajah galak Mama muncul di layar i-Phone-nya.

Raina menggerutu. Belum juga mandi habis hujan-hujanan, sudah bakal dapat kuliah malam. Jarak dari D'Sunset Coffe ke rumahnya makan waktu dua puluh menitan, sehingga, di tengah hujan deras seperti ini, Raina tetap kebasahan meski sudah berbagi jas hujan kelelawar dengan si abang gojek.

"Ra? Ditanya itu jawab!"

Tanpa sadar, Raina memutar bola mata. Mama semakin mendelik padanya. Sudah jelas, Bagas pasti melapor. Dasar cepu! Kadang Raina merasa miris, karena hal yang menurutnya semestinya jadi privasi, selalu saja dicampuri sang mama. Termasuk urusan asmara ini. Masa iya, dia dan Bagas bertengkar saja mamanya ikut turun tangan? Sudah seperti pasutri yang mau cerai.

"Nggak ada apa-apa kok, Ma.” Raina menjawab sambil lalu.

"Bohong. Itu status WA Bagas galau begitu, ada apa memangnya kalau bukan masalah sama kamu?" tukas sang mama.

"Nggak apa-apa, Ma, masalah kecil biasa aja, kok."

Sebetulnya, Raina ingin bercerita kalau Bagas selingkuh lagi. Namun, tidak malam ini. Tubuhnya lelah, pikirannya lelah, hatinya juga. Bicara dengan Mama yang nadanya selalu nge-gas adalah hal terakhir yang dia inginkan. Apalagi kalau obrolannya soal Bagas.

"Benar nggak ada apa-apa?” Suara Mama terdengar cemas. “Ra, baik-baik dong, sama Bagas. Mama sudah bilang, kan, Bagas itu bisa diandalkan. Keluarganya mapan, anaknya juga sopan, sayang pula sama kamu. Kurang apa, sih? Dia calon pendamping yang ideal. Ra, susah nyari cowok yang paket komplet seperti itu zaman sekarang. Kamu harus pertahankan. Mama nggak mau kalau sampai kamu jadi kayak Mama karena salah pilih pasangan hidup!" Kuliah Mama masuk babak inti.

"Iya, Maaaa!" Raina menjawab cepat, tahu mamanya akan bercerita panjang lebar tentang bapaknya—yang sudah Raina hafal—jika dia membantah.

"Ya sudah, kalau gitu Mama istirahat dulu. Mama tuh khawatir, Ra, kalau kamu sama Bagas ada apa-apa. Mama udah sreg banget sama anak itu," lanjut sang mama, kemudian mematikan panggilan video call-nya.

Raina memasukkan jaket Sofi ke mesin cuci dan lekas menyambar handuk. Dia butuh mandi air hangat, berendam di bathub agar stresnya hilang. Mengawang sambil memainkan busa, Raina seringkali tidak mengerti jalan pikiran mamanya yang sudah jauh sekali. Dia bahkan masih semester enam! Tapi obrolan sang mama sudah sampai pendamping hidup. Padahal, Raina tidak mau nikah cepat-cepat. Setelah lulus dia ingin berkarier lebih dahulu, jadi perempuan independen.

Dia ingin mencapai target sukses muda; usia 30 tahun sudah punya rumah, tabungan aman, mobil pribadi, dan dana darurat sebesar dua belas kali lipat dari pendapatan bulanannya. Raina mau jadi perempuan seperti itu, bukannya mengalami quarter life crisis, bingung jati diri karena harus mendekam di rumah mengurus suami dan anak—seperti curhatan ibu-ibu muda di akun-akun pernikahan yang diikutinya. Baginya, itu mimpi buruk!

Lebih dari itu, sebenarnya dia hanya ingin lepas dari segala tuntutan sang mama. Raina harus bisa menghidupi dirinya sendiri jika dia ingin keluar dari segala aturan dan intimidasi mamanya. Dan, untuk bisa mencapai impiannya tersebut, dia membutuhkan Bagas—atau orangtuanya—yang kata Mama punya banyak orang dalam yang bisa membantunya mendapat pekerjaan bagus.

*

Tidak pernah ada cerita bahagia di balik perceraian orangtua. Apalagi, jika seorang anak sudah terlibat di dalamnya. Itulah yang Raina pertanyakan pada Tuhan ketika dia beranjak dewasa dan mengerti peran keluarga. Kenapa dia yang harus terlahir dalam keluarga tak utuh ini? Kenapa dia yang harus menjadi Raina? Kenapa dia tidak diizinkan memilih untuk lahir di keluarga yang sempurna?

Rumah mewah yang dibangun dengan jerih payah sang mama seolah menjadi saksi kesendirian gadis itu. Libur semester seperti ini menyiksanya karena dia harus pulang kampung dan tinggal sendiri di rumah. Mama yang memaksa, menghemat uang kos dan pengeluaran, katanya. Sekalipun kamarnya begitu instagramable, dengan interior desain yang classy ala kamar selebgram-selebgram, tetap saja dia tidak bisa mengajak ngobrol tembok. Atau tempat tidurnya yang super nyaman. Raina butuh teman. Butuh orangtua. 

Dia ingin merasakan bagaimana senangnya disambut masakan Mama saat pulang. Dia ingin merasakan bagaimana hangatnya ngeteh sore-sore bersama sosok bapak sambil ngobrol soal kuliahnya. Dia selalu iri saat teman-temannya memajang foto liburan keluarga di story mereka.

Raina punya segala hal yang diimpikan gadis-gadis kuliahan seusianya. Perangkat paling canggih, skincaremahal, perkakas mekap lengkap, outfit trendi dan kekinian, bahkan mamanya menjanjikan mobil untuk Raina dalam waktu dekat. Sayang, semua itu hanyalah casing. Sampul yang sempurna untuk menutupi hati Raina yang kosong dan hampa. Dia merasa tidak pernah betul-betul mengenal sang mama. Baginya, mamanya hanya sebatas mesin ATM, yang menginvestasikan uang padanya, agar dia mau dibentuk menjadi seperti apa yang mamanya mau.

Orangtua Raina bercerai sejak Raina masih duduk di bangku SMP. Mamanya tidak tahan lagi dengan sikap sang bapak yang menjemukan. Bapak Raina pengangguran. Kerjaannya hanya melamun dan bermimpi tinggi, tapi tidak ada aksi. Sudah pula pengangguran, dia juga tidak punya jatah warisan yang bisa diandalkan. Sementara, kebutuhan dapur harus tetap mengepul. Karena keadaan, mama Raina terpaksa jadi tulang punggung keluarga. Namun, persoalan meruncing sehingga kata pisah pun tidak terelakkan.

Merasa bebas dari lelaki yang cuma jadi parasit dalam hidupnya, sang mama memutuskan untuk bekerja di luar negeri. Dia pun mengumpulkan modal untuk berangkat ke negeri Tirai Bambu. Di sana, Mama bekerja di sebuah panti jompo, sementara Raina tinggal bersama neneknya. Sang mama bertekad untuk memapankan hidupnya serta anak semata wayangnya, hingga sampailah dia di titik ini setelah sekian tahun bekerja.

Tanah dan rumah mewah adalah simbol pencapaian sang mama. Namun, ada lagi simbol lain yang tidak kalah pentingnya. Raina sendiri. Bisa membiayai anaknya sampai sejauh ini membuat Mama, seorang single parent, begitu bangga. Apa-apa yang berhubungan dengan Raina dia posting di sosial media. 

Namun, di balik itu, dia juga menuntut Raina untuk menjadi sempurna. Pokoknya, Raina harus menurut apa katanya. Tidak ada pendapat Raina. Selama Mama masih menopang hidup Raina, maka yang berlaku di hidupnya adalah pendapat Mama. Keputusan Mama. Itulah yang membuat Raina kesal. Lelah karena terus menerus dituntut menjadi sempurna, menjadi simbol kesuksesan mamanya.

Latar belakang keluarga broken home juga membuat Raina malu. Dia bingung harus menjawab apa ketika teman-temannya bertanya soal orangtua. Bahkan, hal itu dulu juga sempat menjadi ganjalan dalam hubungannya dengan Bagas. Berbulan-bulan berpacaran, tapi Raina belum jujur tentang keadaan keluarganya. Ada rasa berat ketika dia harus mengaku bahwa bapaknya adalah pria tidak bertanggung jawab, sedang mamanya hanya seorang buruh imigran. Dia merasa rendah diri, khawatir Bagas dan keluarganya yang terhormat tidak bisa menerima keadaannya.

Namun, hal itu tidak terbukti. Ketika mamanya mencari tahu tentang dunia asmara Raina, sang mama langsung minta kontak Bagas. Dengan bangga, mama Raina memperkenalkan dirinya sendiri pada belahan hati anaknya tersebut. Begitu saja. Ketakutan Raina tidak terbukti. Bagas bisa menerima. Keluarganya juga  menyambutnya tanpa syarat. Raina, di sudut hati, merasa bersalah karena sempat merasa malu mengakui keadaan keluarganya yang retak.

Lamunan Raina berakhir saat dia mendengar bel pintu berbunyi. Buru-buru mengeringkan badan dan mengenakan piyama bergambar lotso favoritnya, dia sengaja menunggu. Semalam ini, siapa yang bertamu? Hujan deras pula. Akan tetapi, bel tidak berhenti bersuara. Raina mulai bimbang, mungkin tetangga butuh bantuan?

Akhirnya, Raina keluar kamar, melangkah ke pintu kaca yang tertutup korden mahal. Seketika gadis itu tersentak. Di balik gerbang rumahnya, Bagas berdiri. Hujan-hujanan. Tak mau menarik perhatian tetangga dengan pemandangan aneh itu, Raina membuka pintu, bermaksud mengusir Bagas.

Namun, kedua matanya yang sipit terbelalak. Bagas tidak hanya berdiri di sana, dramatis, terguyur hujan. Di antara tetes air yang membasahinya, Raina melihat darah segar menetes-netes dari tangan Bagas.[]

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The First 6, 810 Day
746      512     2     
Fantasy
Sejak kecelakaan tragis yang merenggut pendengarannya, dunia Tiara seakan runtuh dalam sekejap. Musik—yang dulu menjadi napas hidupnya—tiba-tiba menjelma menjadi kenangan yang menyakitkan. Mimpi besarnya untuk menjadi seorang pianis hancur, menyisakan kehampaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dalam upaya untuk menyembuhkan luka yang belum sempat pulih, Tiara justru harus menghadapi ke...
PUZZLE - Mencari Jati Diri Yang Hilang
553      417     0     
Fan Fiction
Dazzle Lee Ghayari Rozh lahir dari keluarga Lee Han yang tuntun untuk menjadi fotokopi sang Kakak Danzel Lee Ghayari yang sempurna di segala sisi. Kehidupannya yang gemerlap ternyata membuatnya terjebak dalam lorong yang paling gelap. Pencarian jati diri nya di mulai setelah ia di nyatakan mengidap gangguan mental. Ingin sembuh dan menyembuhkan mereka yang sama. Demi melanjutkan misinya mencari k...
Sweet Punishment
213      141     10     
Mystery
Aku tak menyangka wanita yang ku cintai ternyata seorang wanita yang menganggap ku hanya pria yang di dapatkannya dari taruhan kecil bersama dengan kelima teman wanitanya. Setelah selesai mempermainkan ku, dia minta putus padaku terlebih dahulu. Aku sebenarnya juga sudah muak dengannya, apalagi Selama berpacaran dengan ku ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yaitu Jackson Wilder seo...
Kacamata Monita
1275      565     4     
Romance
Dapat kado dari Dirga bikin Monita besar kepala. Soalnya, Dirga itu cowok paling populer di sekolah, dan rival karibnya terlihat cemburu total! Namun, semua mendadak runyam karena kado itu tiba-tiba menghilang, bahkan Monita belum sempat membukanya. Karena telanjur pamer dan termakan gengsi, Monita berlagak bijaksana di depan teman dan rivalnya. Katanya, pemberian dari Dirga terlalu istimewa u...
FaraDigma
1363      681     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
Kembali ke diri kakak yang dulu
1045      730     10     
Fantasy
Naln adalah seorang anak laki-laki yang hidup dalam penderitaan dan penolakan. Sejak kecil, ia dijauhi oleh ibunya sendiri dan penduduk desa karena sebuah retakan hitam di keningnya tanda misterius yang dianggap pertanda keburukan. Hanya sang adik, Lenard, dan sang paman yang memperlakukannya dengan kasih dan kehangatan. Ini menceritakan tentang dua saudara yang hidup di dunia penuh misteri. ...
Penantian Panjang Gadis Gila
325      245     5     
Romance
Aku kira semua akan baik-baik saja, tetapi pada kenyataannya hidupku semakin kacau. Andai dulu aku memilih bersama Papa, mungkin hidupku akan lebih baik. Bersama Mama, hidupku penuh tekanan dan aku harus merelakan masa remajaku.
Maju Terus Pantang Kurus
1234      686     3     
Romance
Kalau bukan untuk menyelamatkan nilai mata pelajaran olahraganya yang jeblok, Griss tidak akan mau menjadi Teman Makan Juna, anak guru olahraganya yang kurus dan tidak bisa makan sendirian. Dasar bayi! Padahal Juna satu tahun lebih tua dari Griss. Sejak saat itu, kehidupan sekolah Griss berubah. Cewek pemalu, tidak punya banyak teman, dan minderan itu tiba-tiba jadi incaran penggemar-penggemar...
Survive in another city
149      124     0     
True Story
Dini adalah seorang gadis lugu nan pemalu, yang tiba-tiba saja harus tinggal di kota lain yang jauh dari kota tempat tinggalnya. Dia adalah gadis yang sulit berbaur dengan orang baru, tapi di kota itu, dia di paksa berani menghadapi tantangan berat dirinya, kota yang tidak pernah dia dengar dari telinganya, kota asing yang tidak tau asal-usulnya. Dia tinggal tanpa mengenal siapapun, dia takut, t...
Monologue
631      430     1     
Romance
Anka dibuat kesal, hingga nyaris menyesal. Editor genre misteri-thriller dengan pengalaman lebih dari tiga tahun itu, tiba-tiba dipaksa menyunting genre yang paling ia hindari: romance remaja. Bukan hanya genre yang menjijikkan baginya, tapi juga kabar hilangnya editor sebelumnya. Tanpa alasan. Tanpa jejak. Lalu datanglah naskah dari genre menjijikkan itu, dengan nama penulis yang bahkan...