
Inspirational
Fragmen Tanpa Titik
By: nurilaphasa
"Kita tidak perlu menjadi masterpiece cukup menjadi fragmen yang bermakna"
Shia menganggap dirinya seperti fragmen - tidak utuh dan penuh kekurangan, meski ia berusaha tampak sempurna di mata orang lain. Sebagai anak pertama, perempuan, ia selalu ingin menonjolkan diri bahwa ia baik-baik saja dalam segala kondisi, bahwa ia bisa melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan siapa pun, bahwa ia bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa campur tangan kedua orang tuanya. Hobinya pada bahasa hingga menempuh S2 magister linguistik membuat ia mengejar "kesempurnaan bahasa" yang tanpa ia sadari, justru terjebak dalam ilusi "Kesempurnaan diri"