Loading...
Logo TinLit
Read Story - May I be Happy?
MENU
About Us  

Tadi siang Maya izin untuk pulang sekolah lebih awal, jadi otomatis dia tidak tahu tugas apa saja yang diberikan lagi oleh guru. Jadi meskipun perutnya masih lumayan nyeri, dia mengisi waktunya ingin mengerjakan tugas tetapi sebelumnya dia menelfon Novi terlebih dahulu untuk mengetahui informasi yang sebenarnya. Maya tidak akan bertanya dengan Bram, nanti Bram akan makin menjadi-jadi. Maya tidak mau akan hal itu. 

Panggilan suara masuk...

Maya : Halo?Novi? 

Novi : Iya Maya, ada apa? 

Maya : Gue kan tadi izin pulang duluan, nah mata pelajaran selanjutnya tadi dikasih tugas apa enggak ya? 

Novi : Emm.. iya disuruh nulis materi cari sendiri bagaimana cara mengambil foto melalui kamera, nanti gue kirimin contohnya tadi gimana di proyektor dijelasin. 

Maya : Ohh gitu, yaudah tolong kirimin ya Nov. Makasih!

Novi : Iya sama-sama. Oh ya, lo udah enakan apa belum? Gila tadi gue kaget abis dari toilet balik ke kelas mau ngajak lo ke kantin udah hilang aja. 

Maya : Hehe.. iya tadi gue dianterin pulang sama Bram. 

Novi : Iya gue tahu, tadi gue tanya ke dia. Cieee.. gimana udah ada perasaan apa belum nih? 

Maya : Ih apaan sih Nov, orang berteman biasa aja.

Novi : Cie salting! Wkwk

Maya : Aaaa.. udah ah, gue tutup ya. Bye! See you besok di sekolah, makasih Novi. 

Novi : Wkwk iyaa sama-sama May. 

Panggilan suara berakhir...

Selesai mengakhiri panggilan suara Maya segera mengecek chat whatsapp, dan akhirnya Novi mengirimkan contoh tugas tersebut. Tentu saja Maya senang, jadi dia bisa mengisi waktu kosongnya yang sangat membosankan. Tidak ada yang diajak untuk keluar dan juga bermain mencari udara segar. 

Tidak terasa Maya sudah menyelesaikan tugasnya sampai pukul 7 sore, Maya benar-benar fokus. Selesai mengerjakan tugas, tentu saja seperti biasa Maya selalu merasa kelaparan. Otaknya sudah lelah untuk mengerjakan itu semua, jadi dia sangat amat membutuhkan asupan agar moodnya kembali. 

"Mamaaa!" meskipun  Maya tidak mengetahui keberadaan pasti mamanya ada dimana, tetapi dia keluar dari kamarnua  berteriak mencari keberadaan mamanya.

"Iya kenapa May? teriak-teriak aja kamu mah," protes mamanya. Mamanya sedang sibuk melakukan kegiatan di dapur, ya seperti biasa yaitu sibuk berbagai menu masakan. 

"Wih! Mama masak apa ini?" Maya mendekat ke arah mamanya dan melihat menu apa yang sedang dibuat. 

"Mama bikin spaghetti sama camilan dimsum, kamu udah laper?" tanya mamanya. 

"Iya mama, habis nugas banyak banget. Laper deh," Maya memegangi perutnya sambil tersenyum. 

"Yaudah ini udah mateng, tinggal ambil aja. Lagian abang belum pulang," mamanya mempersilahkan Maya untuk makan.

"Abang masih di Surabaya?Kan ini udah hari kedua?Kok nggak pulang ya," protes Maya. 

"Iya katanya pulangnya besok pagi, soalnya abang bilang sekarang masih ada urusan." 

"Oh gitu," jawab Maya singkat sambil mengangguk. " Terus papa dimana ma? Kok nggak kelihatan," sambungnya. 

"Papa lagi tidur di kamar. Papa kecapean banget kayaknya," jawab mama. 

"Ohh gitu, yaudah mama juga istirahat aja ya. Ini Maya makan kok," Maya tersenyum. 

"Yaudah kalo gitu mama ke kamar dulu," pamit mamanya lalu menuju ke kamar. 

Maya sudah mengambil sepiring spaghetii dan beberapa dimsum, dia bosan jika harus makan sendirian di meja makan. Jadi dia ingin mencari hiburan, yaitu makan sambil menonton televisi di ruang tamu. Barangkali saja ada acara atau drama bagus yang membuat dia terhibur dalam kesepian ini. 

Ketika Maya iseng mengganti saluran channel satu persatu, dia menemukan channel televisi yang menayangkan drama Korea lama. Channel itu sedang menayangkan drama Korea yang berjudul "The King: Eternal Monarch" pemeran utamanya merupakan Lee Min Hoo dan Kim Go Eun. 

"Wih nayangin drama lama, udah lama banget gue nggak lihat drama. Lihat ini aja deh," ujar Maya. Dia asik menonton drama tersebut sambil menikmati spagheti dan dimsum buatan mamanya, rasanya sangat enak tidak ada yang bisa menandingi. 

Serasa sedang berada di dunianya sendiri, Maya benar-benar menikmati waktu santainya. Namun seketika situasi berubah, ketika tiba-tiba mendengar suara bel rumahnya. Sepertinya sedang ada tamu, entah itu teman mama atau papanya. Mendengar itu, Maya langsung memposisikan dirinya untuk berdiri setelah itu membukakan pintu. 

"Halo!" ternyata seseorang yang berada didepan pintu sekarang adalah Bram. Bram datang sesuai dengan apa yang dia bilang tadi saat menelfon Maya. 

"Bram?Lo kesini beneran?" tanya Maya terkejut. Dia pikir Bram hanya iseng dan main-main saja, jadi dia sangat santai dan tidak peduli akan apapun. 

"Iya, ya beneran lah. Kan tadi gue udah bilang," Bram terkekeh. 

"Ya ampun Bram," Maya menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia merasa tidak enak sudah merepotkan Bram secara terus menerus. 

"Lohh? Bram kesini lagi. Mau main ya nak?" tiba-tiba muncul mamanya dari belakang Maya. Mamanya keluar dari kamar ya karena mendengar bel rumah telah berbunyi, tentu saja mamanya penasaran. Dia ingin mengawasi anak perempuan satu-satunya itu. 

"Hehe.. iya halo tante. Ini Bram mau anterin camilan aja buat Maya, biar moodnya bagus. Maaf mengganggu ya tante," Bram mencium punggung tangan mama Maya. 

"Kamu mah jadi nggak enak tante, yaudah kamu mampir dulu sini. Tante lagi masak spagheti banyak, ayok makan ya?" ajak mamanya. Menyambut Bram dengan ramah. 

Melihat situasi seperti ini rasanya Maya lemah, dia benar-benar salah tingkah. Semoga saja dia bisa menahannya dan tidak terlihat oleh siapapun, benar-benar dia pendam untuk dirinya sendiri. 

"Emangnya nggak ganggu tante?Malem-malem soalnya. Tadi niat Bram kesini cuma sebentar aja, kasih ini aja tante?" Bram memastikan. Karena menurutnya setiap keluarga memiliki tradisi atau kebiasaan sendiri-sendiri, dia memastikan barangkali saja keluarga Maya tidak suka jika ada seseorang yang mampir ke rumah pada jam malam seperti ini. 

"Ya ampun, ini loh masih jam berapa. Nggak papa nak, ayo sini masuk!" mama Maya menarik lengan Bram dan menyuruhnya untuk masuk kedalam rumah. 

Bram hanya terkekeh melihat ekspresi Maya yang kebingungan namun pasti dia terpaksa menuruti perkataan mamanya. 

"May," panggil Bram. Mereka berdua sedang duduk di ruang tamu, dalam kondisi televisi masih menyala karena Maya masih menonton drama Korea sejak tadi. Sementara mamanya sibuk menjamu makanan untuk Bram. 

"Hmm?" respon Maya. 

"Camilannya dimakan ya, habisin oke?" ujar Bram sambil tersenyum. 

"Iya gue habisin kok, makasih ya udah perhatian sama gue. Makasih udah ngerepotin daritadi," Maya mengucapkan terimakasih lagi. 

"Iya sama-sama. Sekali lagi gue bilang, gue nggak ngerasa direpotin. Jadi jangan mikir kayak gitu ya?" Bram menjelaskan. 

"Hmm.. yaudah iya nggak mikir gitu lagi," Maya menganggukkan kepalanya. 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sebab Pria Tidak Berduka
120      100     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
GEANDRA
444      357     1     
Romance
Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Cinta sang papa yang hilang karena hadirnya wanita ketiga dalam keluarganya. Cinta seorang anak Kiayi tempatnya mencari jati diri. Dan cinta Ilahi yang selama ini dia cari. Dalam masa perjuangan itu, ia harus mendapat beragam tekanan dan gangguan dari orang-orang yang membencinya. Apakah Gean berhasil mencapai tuj...
Ikhlas Berbuah Cinta
1232      831     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Solita Residen
1887      950     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
Imperfect Rotation
182      160     0     
Inspirational
Entah berapa kali Sheina merasa bahwa pilihannya menggeluti bidang fisika itu salah, dia selalu mencapai titik lelahnya. Padahal kata orang, saat kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai, kamu enggak akan pernah merasa lelah akan hal itu. Tapi Sheina tidak, dia bilang 'aku suka fisika' hanya berkali-kali dia sering merasa lelah saat mengerjakan apapun yang berhubungan dengan hal itu. Berkali-ka...
No Longer the Same
432      316     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
Tanda Tangan Takdir
216      176     1     
Inspirational
Arzul Sakarama, si bungsu dalam keluarga yang menganggap status Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai simbol keberhasilan tertinggi, selalu berjuang untuk memenuhi ekspektasi keluarganya. Kakak-kakaknya sudah lebih dulu lulus CPNS: yang pertama menjadi dosen negeri, dan yang kedua bekerja di kantor pajak. Arzul, dengan harapan besar, mencoba tes CPNS selama tujuh tahun berturut-turut. Namun, kegagal...
Mimpi & Co.
1191      770     2     
Fantasy
Ini kisah tentang mimpi yang menjelma nyata. Mimpi-mimpi yang datang ke kenyataan membantunya menemukan keberanian. Akankah keberaniannya menetap saat mimpinya berakhir?
Da Capo al Fine
342      280     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
FaraDigma
1365      681     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...