Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Pagi telah datang menyapa Mireya yang perlahan membuka matanya. Ditatapnya Kamar yang masih sama. Mencoba mendudukkan diri dengan tubuh yang terasa lebih baik dari semalam. Mireya ambil handphone yang ada di atas nakas, melihat jam yang ternyata baru pukul 6. Tak ada satu panggilan mau pun pesan pun dari Papa-nya. Papa-nya benar-benar tidak peduli Mireya tidak pulang, tidak takut sesuatu terjadi pada putri satu-satunya itu.

Wajah sendu di awal hari itu sungguh menyakitkan untuk siapa pun yang melihatnya. Mireya kembali letakkan handphone di atas nakas. Mama-nya sudah tidak ada, dan Papa-nya membencinya, lalu harapan apa yang tersisa dari berharap memiliki keluarga yang sempurna?

Ceklek

Mireya perhatikan Leo yang melangkah masuk. Mereka saling melempar senyum hingga Leo mendudukkan diri di tepi ranjang menghadap ke arah Mireya yang wajahnya masih sedikit pucat. Salah satu tangan Leo terulur begitu saja menyentuh dahi Mireya yang sudah tidak panas.

"Kak ...."

"Iya?"

"Sekarang aku benar-benar sudah gak punya keluarga. Keluarga aku yang sebelumnya sempurna sudah hancur!" Dari kalimat itu dan tatapan mata Mireya, Leo bisa melihat sepatah apa hatinya.

Leo menyentuh kedua tangan Mireya, digenggamnya lembut. "Kamu masih punya Nenek, aku, Mama, Papa, dan Kinanti. Keluarga gak perlu hubungan darah kalau mereka bisa buat kamu bahagia."

"Apa aku bisa bahagia setelah tahu penyebab Papa benci aku?"

"Mama kamu di sana pasti ingin melihat putri-nya bahagia."

"Tapi, aku yang sudah buat Mama pergi untuk selamanya! Kalau saja hari itu aku gak merajuk, Mama gak akan buru-buru belikan aku handphone baru hanya untuk membuat aku merasa lebih baik, Kak." Lagi-lagi Leo harus melihat gadisnya meneteskan air mata.

"Mire, siapa yang mau hal buruk seperti itu terjadi sama orang yang kita cinta? Kamu gak bermaksud melakukannya, kamu gak tahu kalau akan membuat keadaan menjadi buruk."

Mireya menggelengkan kepala, seolah lebih percaya dengan pemikirannya dari pada perkataan Leo. "Apa pun alasannya aku tetap salah, Kak! Aku egois! Aku gak mikirin posisi Mama."

Leo khawatir melihat Mireya terus menyalahkan dirinya sendiri. Bukannya mencintai diri sendiri lebih baik, Mireya justru begitu kecewa pada dirinya bahkan mungkin bisa berakhir membenci dirinya sendiri, dan itu buruk untuk mental Mireya.

Apa yang harus aku lakukan? Mire butuh sesuatu yang membuatnya lebih baik, tapi kalau kecelakaan itu benar karena Mire tanpa adanya kesalahan orang lain, bagaimana aku bisa membuatnya merasa lebih baik?

Tok tok

Leo dan Mireya menatap ke arah pintu di mana Mama-nya sudah berdiri di ambang pintu dengan senyum lembut. Leo berdiri dari duduk, memberi ruang pada Mama-nya. "Pagi-pagi sudah nangis saja," ucap Mama Leo yang sudah duduk di tempat Leo sebelumnya. Menghapus air mata Mireya.

"Mama tahu saat ini kamu gak bahagia sama sekali, tapi Mireya ... apapun yang terjadi, jangan terlalu menyalahkan diri kamu sendiri. Karena luka datang gak melulu berkat orang lain, kerap kali kita yang menyakiti diri kita sendiri. Kalau kamu benci sama diri kamu sendiri, apapun yang kamu lakukan, kamu gak akan pernah bahagia."

"Bagaimana bisa aku bahagia di saat aku penyebab Mama pergi, Ma?"

"Mama kamu pasti sedih di sana melihat kamu seperti ini! Kamu tahu? Sekali pun kamu yang sudah membuat Mama kamu pergi, Mama kamu pasti gak akan menyalahkan kamu. Justru dia berharap kamu bisa menjadi gadis yang kuat dan terus bahagia. Gak ada seorang Ibu yang mau anaknya gak bahagia."

Mireya tidak tahu harus seperti apa. Mireya hanya tahu bahwa ia tidak bisa memaafkan dirinya. Rasanya lebih buruk dari saat Papa-nya selama ini bersikap tak peduli. Bukankah lebih baik Mireya tidak tahu penyebab Mama-nya meninggal yang sebenarnya?

Merasa Mireya butuh banyak waktu sendiri, Mama Leo mengajak Leo keluar. Setelah mengambil beberapa langkah jauh dari depan pintu Kamar tamu, langkah Mama Leo terhenti begitu pun dengan Leo. Mama Leo menghadap ke arah Leo yang ada di belakangnya. "Mama rasa sudah waktunya harus menemui Papa-nya Mireya!" Dengan wajah 100 persen yakin.

"Aku juga berpikiran kayak gitu, Ma. Biarkan saja mereka berpikir kita terlalu ikut campur, mereka sudah keterlaluan!" Dengan amarah yang menyelimuti dirinya.

"Sebaiknya kamu rapi-rapi untuk ke sekolah," ucap Mama-nya yang sedikit sudah lebih santai.

"Selama aku gak ada tolong jaga Mireya ya, Ma."

"Sudah pasti."
.
.

Leo melangkah masuk ke dalam gedung sekolah, dan saat melihat Kinanti tengah berjalan di depan sana yang sepertinya baru datang, Leo sedikit mempercepat langkah kaki. "Kinanti," panggil Leo saat sudah dekat.

Kinanti menoleh, lalu menghentikan langkah kaki. "Ada apa, Kak?" Sembari menatap Leo yang sudah di hadapannya.

"Tolong izinkan Mireya, dia sakit."

"Apa?!" Selain terkejut, Kinanti langsung memasang wajah khawatir.

"Gak perlu terlalu khawatir, Mireya hanya butuh istirahat."

"Pulang sekolah aku mau ke rumah-nya!"

"Gak perlu,"

"Kenapa?" Kinanti bingung.

"Mireya ada di Rumah aku!"

Kinanti penasaran bagaimana Mireya yang sedang sakit bisa berada di Rumah Leo, namun Kinanti memilih tidak menanyakannya.

"Mireya di Rumah lo? Apa yang terjadi nih?!" tanya Willy dengan nada dibuat heboh. Willy yang baru datang dan langsung merangkul Leo.

"Terlalu ingin tahu!" ucap Leo, tegas. Melangkah pergi dari sana.

"Aww, gue serius nanya, Le?!" kata Willy sedikit berteriak.

Kinanti yang sedang tidak mood, hendak melangkah pergi juga namun tiba-tiba Willy menghalangi jalannya. "Gimana ceritanya Mireya ada di Rumah Leo?" tanya Willy dengan menaruh perhatian penuh.

"Aku juga gak tahu," Kinanti jujur, namun Willy tidak percaya. Menatap intens Kinanti, seolah menyembunyikan sesuatu.

"Kamu tahu, cuma memilih gak mengatakannya!"

"Aku benar-benar gak tahu, Kak. Aku cuma tahu Mireya sakit dan ada di Rumah Kak Leo."

Melihat wajah serius Kinanti yang terlihat jujur, Leo pun melangkah pergi dari sana dengan akhir, ia mempercayai Kinanti.

Tok tok

Pintu terbuka menampakkan Mama Leo dengan nampan berisi segelas air putih dan semangkuk bubur ayam. Melangkah ke arah Mireya yang sedang terduduk di atas kasur sambil melamun.

Suara meletakkan nampan di atas nakas, membuat lamunan Mireya buyar. Menoleh ke arah Mama Leo yang mengambil segelas air yang ia sodorkan pada Mireya. "Minum dulu, sayang." Mireya mengambilnya, meneguk sedikit lalu gelas diambil Mama Leo.

Mama Leo duduk di tepi, menghadap ke arah Mireya dengan mangkuk bubur ayam yang ia pegang. Menyodorkannya pada Mireya yang langsung mengambil. "Kalau ada yang kamu inginkan, kamu bisa bilang sama Mama."

"Iya, Ma." Mireya mencoba makan bubur itu dengan tidak berselera makan. Namun, untuk menghargai Mama Leo, ia memakannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
FAMILY? Apakah ini yang dimaksud keluarga, eyang?
179      157     2     
Inspirational
Kehidupan bahagia Fira di kota runtuh akibat kebangkrutan, membawanya ke rumah kuno Eyang di desa. Berpisah dari orang tua yang merantau dan menghadapi lingkungan baru yang asing, Fira mencari jawaban tentang arti "family" yang dulu terasa pasti. Dalam kehangatan Eyang dan persahabatan tulus dari Anas, Fira menemukan secercah harapan. Namun, kerinduan dan ketidakpastian terus menghantuinya, mendo...
SABTU
2450      1009     10     
True Story
Anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa ayah dan telah melalui perjalanan hidup penuh lika - liku, depresi , putus asa. Tercatat sebagai ahli waris cucu orang kaya tetapi tidak merasakan kekayaan tersebut. Harus kerja keras sendiri untuk mewujudkan apa yang di inginkan. Menemukan jodohnya dengan cara yang bisa dibilang unik yang menjadikan dia semangat dan optimis untuk terus melanjutkan hidupn...
Let me be cruel
4781      2637     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
Fusion Taste
139      126     1     
Inspirational
Serayu harus rela kehilangan ibunya pada saat ulang tahunnya yang ke lima belas. Sejak saat itu, ia mulai tinggal bersama dengan Tante Ana yang berada di Jakarta dan meninggalkan kota kelahirannya, Solo. Setelah kepindahannya, Serayu mulai ditinggalkan keberuntunganya. Dia tidak lagi menjadi juara kelas, tidak memiliki banyak teman, mengalami cinta monyet yang sedih dan gagal masuk ke kampus impi...
Sweet Punishment
170      105     9     
Mystery
Aku tak menyangka wanita yang ku cintai ternyata seorang wanita yang menganggap ku hanya pria yang di dapatkannya dari taruhan kecil bersama dengan kelima teman wanitanya. Setelah selesai mempermainkan ku, dia minta putus padaku terlebih dahulu. Aku sebenarnya juga sudah muak dengannya, apalagi Selama berpacaran dengan ku ternyata dia masih berhubungan dengan mantannya yaitu Jackson Wilder seo...
Matahari untuk Kita
694      402     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
No Longer the Same
351      261     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
Penerang Dalam Duka
604      400     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...
No Life, No Love
998      792     2     
True Story
Erilya memiliki cita-cita sebagai editor buku. Dia ingin membantu mengembangkan karya-karya penulis hebat di masa depan. Alhasil dia mengambil juruan Sastra Indonesia untuk melancarkan mimpinya. Sayangnya, zaman semakin berubah. Overpopulasi membuat Erilya mulai goyah dengan mimpi-mimpi yang pernah dia harapkan. Banyak saingan untuk masuk di dunia tersebut. Gelar sarjana pun menjadi tidak berguna...
To the Bone S2
392      285     1     
Romance
Jangan lupa baca S1 nya yah.. Udah aku upload juga .... To the Bone (untuk yang penah menjadi segalanya) > Kita tidak salah, Chris. Kita hanya salah waktu. Salah takdir. Tapi cintamu, bukan sesuatu yang ingin aku lupakan. Aku hanya ingin menyimpannya. Di tempat yang tidak mengganggu langkahku ke depan. Christian menatap mata Nafa, yang dulu selalu membuatnya merasa pulang. > Kau ...