Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Saat melewati gadis yang berjalan di tepi itu tanpa berniat berteduh karena memang seluruh tubuhnya sudah terlanjur basah, Leo melihat melalui kaca spion mobil yang sedikit samar-samar berkat hujan, namun Leo sangat yakin gadis itu adalah Mireya. Leo menghentikan mobil-nya, lalu mencari payung yang berhasil ia dapatkan.

Keluar dari dalam mobil, berjalan ke arah gadis yang benar-benar Mireya itu dengan payung kuning yang dipakainya. Sesampainya di hadapan Mireya, Leo menggeser payungnya hingga melindungi Mireya dari hujan. Leo pikir jika Mireya sedikit lebih lama lagi terkena hujan, Mireya bisa flu berat.

"Mireya," ucap Leo dengan tatapan khawatir.

Mireya yang tak menyangka akan bertemu Leo dalam keadaan seperti itu, tersenyum pahit. "Kamu gakpapa?" tanya Leo hanya untuk sekedar basa-basi. Leo tahu bahwa kekasihnya itu tidak baik-baik saja.

"Aku ...."

Payung kuning itu jatuh seperti itu saja berkat Leo yang dengan sigap menangkap tubuh Mireya. Mireya tidak sadarkan diri, dan Leo segera membawanya masuk ke dalam mobil. Tak lupa memasangkan sabuk pengaman, setelah itu mengambil payung dan duduk di kursi pengemudi. Leo mematikan ac yang semula hanya sedikit dingin.

Di tengah fokus mengemudinya, Leo sesekali menoleh ke arah Mireya dengan cemas. Mireya tidak juga tersadar. Alih alih membawa ke Rumah Sakit, Leo membawa Mireya ke Rumahnya. Saat tahu kondisi Mireya, Mama Leo ikut cemas.

Leo berdiri di dekat pintu Kamar tamu, bersandar pada dinding. Sementara Mireya sedang diganti pakaiannya oleh Mama Leo. Leo sangat tidak menyesal dengan keputusannya ingin menemui Mireya, justru Leo pikir ia akan menyesal jika tidak menemui Mireya.

Ceklek

Leo langsung berdiri di depan pintu di mana Mama-nya melangkah keluar. "Gimana, Ma?" tanya Leo.

"Kita pantau saja dulu. Tubuhnya masih terasa dingin karena kehujanan, nanti kalau sudah mulai panas kita bisa mengompresnya dan memberi obat," jelas Mama-nya yang berlalu dari hadapan Leo.

Leo melangkah masuk, membiarkan pintu terbuka. Mendudukkan diri di tepi ranjang, menghadap ke arah Mireya. "Pasti gak mudah membicarakan soal luka yang ada dalam diri kamu, karena mereka terlalu gak peduli soal itu," gumam Leo dengan nada pelan.

Mama Leo menghampiri Papa Leo yang duduk di sofa single, membaca suatu buku. Helaan nafas panjang pun terdengar dari Mama Leo. Papa Leo meletakkan buku di atas meja, lalu menatap istri-nya itu yang penuh kekhawatiran. "Gimana keadaan Mireya?" tanya Papa Leo.

"Masih harus dipantau. Takut demam sama flu," jawab Mama Leo.

"Ada apa? Sepertinya ada yang sangat mengganggu pikiran kamu."

"Mama gak tega Pa, melihat Mireya yang terus terluka seperti itu. Mama takut Mireya memiliki pemikiran ingin mengakhiri hidupnya seperti Audry."

"Terus Mama maunya gimana? Mama punya solusi?"

"Apa kita bawa Mireya tinggal di sini saja? Lagi pula orang tua-nya gak peduli." Nampak kekecewaan dan kekesalan di sana.

"Papa rasa kita perlu membicarakannya degan Leo dan Mireya. Karena tindakan yang kita ambil akan mempengaruhi hidup mereka," ucap Papa Leo yang terlihat tulus.

2 jam telah berlalu dan Mireya belum juga sadarkan diri. Leo masih setia terduduk di tempat yang sama dengan sebelumnya. Leo yang takut pun memeriksa denyut nadi Mireya yang terasa normal dan masih bernafas, tapi kenapa Mireya butuh waktu untuk bangun?

"Kalau di kasih minyak kayu putih, bisa cepat sadar kali ya?" tanya Leo pada diri sendiri.

Saat Leo hendak berdiri dapat ia lihat pergerakan pada kepala Mireya. Mengurungkan niat untuk pergi, memperhatikan baik-baik Mireya yang perlahan membuka matanya. Leo pun bisa bernafas lega.

"Kak ...." dengan nada suara lemah.

"Mau minum?"

Mireya menganggukan kepala pelan, dan Leo langsung pergi dari sana. Hal pertama saat sadar, Mireya kembali teringat setiap momen di Rumah-nya itu sebelum ia memutuskan keluar. Mireya rasa setiap luka yang ada selama ini, rasa bahagia yang tidak ada karena Mireya pantas mendapatkannya atas apa yang sudah ia lakukan pada mendiang Mama-nya.

Leo kembali dengan gelas berisi air putih hangat pada salah satu tangan. Menatap Mireya yang sedang melamun. Leo mendudukkan diri beriringan dengan Mireya yang bangun dari posisi tiduran. Leo serahkan gelas itu pada Mireya. Mireya meminumnya perlahan, dan hanya sedikit, setelahnya menaruh di atas nakas.

Melihat wajah Mireya yang lebih pucat dari sebelumnya membuat Leo sontak menyentuh dahi Mireya yang terasa panas. Leo pun cemas. "Kepala kamu pusing?" tanya Leo yang sedang mencoba menjadi kekasih yang baik.

"Iya, sedikit."

Sebelum Leo mengatakan sesuatu Mama-nya datang. Memeriksa keadaan Mireya dan langsung memberi perintah pada Leo untuk mengambil ice bag dan obat yang ada di rak yang penuh obat-obatan. Obat penurun demam yang bisa menghilangkan pusing juga.

Dengan langkah sedikit cepat Leo pergi dari sana. "Apa kamu merasa seperti flu?" tanya Mama Leo yang sudah duduk di tepi ranjang, menghadap ke arah Mireya.

"Gak, Ma."

"Saat Leo membawa kamu pulang dalam keadaan pakaian sudah basah gitu, Mama cemas, Mireya. Mama takut kalau terjadi hal lebih buruk dari itu sama kamu."

"Maaf ya, Ma. Aku sudah buat khawatir. Aku menyusahkan ya?" Saat memakai kata 'menyusahkan' Mireya pun teringat Mama-nya.

"Nggak kok, sayang. Kamu gak menyusahkan, kamu gak merepotkan sama sekali. Justru Mama takut gak bisa membantu kamu melalui setiap rasa sakit itu."

"Kenapa ya, Ma, Tuhan gak ambil aku saja? Kalau Tuhan ambil aku, Papa gak akan sesakit itu. Papa gak akan terus sedih kehilangan wanita yang ia cinta."

Mama Leo yang mendengar itu mata nya langsung berkaca-kaca dan dengan cepat menggelengkan kepala. "Nggak, sayang. Kamu gak boleh berpikiran kayak gitu. Justru kalau kamu yang pergi, Mama kamu akan sangat sedih. Seorang Ibu gak akan sanggup kehilangan  anaknya. Luka kehilangan seorang anak berbeda dengan kehilangan orang tua." Mama Leo mulai takut jika Mireya berpikiran sama dengan Audry saat itu.

"Tapi, Papa gak akan benci aku." Setetes air mata pun jatuh, membuat Mama Leo yang melihat itu hatinya seperti teriris.

"Mungkin memang nggak, tapi pasti akan ada kesedihan yang bersarang di hatinya. Papa kamu gak mungkin bahagia, dan biasa saja. Dia mungkin akan menyalahkan dirinya karena gak bisa melindungi kamu."

Leo yang baru tiba, mendengar perkataan Mama-nya, ikut merasakan kesedihan Mireya. Leo berikan obat itu pada Mama-nya yang langsung meminta Mireya meminumya.

Setelah meminum obat dan sedang dikompres, Mireya tertidur. Leo dan Mama-nya yang berdiri memperhatikan baik-baik wajah Mireya. "Kamu harus jaga Mireya baik-baik," kata Mama-nya yang terdengar tulus dan tatapan mata penuh kasih.

"Aku janji akan membuatnya menjadi perempuan paling beruntung di dunia ini!" Dengan wajah serius. Leo sudah berada di ujung kesabaran melihat Mireya tersakiti seperti itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Konfigurasi Hati
459      326     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
40 Hari Terakhir
565      446     1     
Fantasy
Randy tidak pernah menyangka kalau hidupnya akan berakhir secepat ini. Setelah pertunangannya dengan Joana Dane gagal, dia dihadapkan pada kecelakaan yang mengancam nyawa. Pria itu sekarat, di tengah koma seorang malaikat maut datang dan memberinya kesempatan kedua. Randy akan dihidupkan kembali dengan catatan harus mengumpulkan permintaan maaf dari orang-orang yang telah dia sakiti selama hidup...
Arsya (The lost Memory)
710      528     1     
Mystery
"Aku adalah buku dengan halaman yang hilang. Cerita yang tercerai. Dan ironisnya, aku lebih paham dunia ini daripada diriku sendiri." Arsya bangun di rumah sakit tanpa ingatanhanya mimpi tentang seorang wanita yang memanggilnya "Anakku" dan pesan samar untuk mencari kakeknya. Tapi anehnya, ia bisa mendengar isi kepala semua orang termasuk suara yang ingin menghabisinya. Dunia orang dewasa t...
DocDetec
290      198     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Wilted Flower
288      216     3     
Romance
Antara luka, salah paham, dan kehilangan yang sunyi, seorang gadis remaja bernama Adhira berjuang memahami arti persahabatan, cinta, dan menerima dirinya yang sebenarnya. Memiliki latar belakang keluarga miskin dengan ayah penjudi menjadikan Adhira berjuang keras untuk pendidikannya. Di sisi lain, pertemuannya dengan Bimantara membawa sesuatu hal yang tidak pernah dia kira terjadi di hidupnya...
Monokrom
91      78     1     
Science Fiction
Tergerogoti wabah yang mendekonstruksi tubuh menjadi serpihan tak terpulihkan, Ra hanya ingin menjalani kehidupan rapuh bersama keluarganya tanpa memikirkan masa depan. Namun, saat sosok misterius bertopeng burung muncul dan mengaku mampu menyembuhkan penyakitnya, dunia yang Ra kenal mendadak memudar. Tidak banyak yang Ra tahu tentang sosok di balik kedok berparuh panjang itu, tidak banyak ju...
Kacamata Monita
834      399     4     
Romance
Dapat kado dari Dirga bikin Monita besar kepala. Soalnya, Dirga itu cowok paling populer di sekolah, dan rival karibnya terlihat cemburu total! Namun, semua mendadak runyam karena kado itu tiba-tiba menghilang, bahkan Monita belum sempat membukanya. Karena telanjur pamer dan termakan gengsi, Monita berlagak bijaksana di depan teman dan rivalnya. Katanya, pemberian dari Dirga terlalu istimewa u...
Sweet Seventeen
984      709     4     
Romance
Karianna Grizelle, mantan artis cilik yang jadi selebgram dengan followers jutaan di usia 17 tahun. Karianna harus menyeimbangkan antara sekolah dan karier. Di satu sisi, Anna ingin melewati masa remaja seperti remaja normal lainnya, tapi sang ibu sekaligus manajernya terus menyuruhnya bekerja agar bisa menjadi aktris ternama. Untung ada Ansel, sahabat sejak kecil yang selalu menemani dan membuat...
In Her Place
811      549     21     
Mystery
Rei hanya ingin menyampaikan kebenaran—bahwa Ema, gadis yang wajahnya sangat mirip dengannya, telah dibunuh. Namun, niat baiknya disalahartikan. Keluarga Ema mengira Rei mengalami trauma dan membawanya pulang, yakin bahwa dia adalah Ema yang hilang. Terjebak dalam kesalahpahaman dan godaan kehidupan mewah, Rei memilih untuk tetap diam dan menjalani peran barunya sebagai putri keluarga konglomer...
Diary of Rana
184      156     1     
Fan Fiction
“Broken home isn’t broken kids.” Kalimat itulah yang akhirnya mengubah hidup Nara, seorang remaja SMA yang tumbuh di tengah kehancuran rumah tangga orang tuanya. Tiap malam, ia harus mendengar teriakan dan pecahan benda-benda di dalam rumah yang dulu terasa hangat. Tak ada tempat aman selain sebuah buku diary yang ia jadikan tempat untuk melarikan segala rasa: kecewa, takut, marah. Hidu...