Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Sebuah botol beling telah berada di meja, di antara orang-orang yang ada di meja itu. "Kalau bagian depan botol mengarah ke arah orang itu, orang itu harus menjawab pertanyaan yang diberikan, kalau gak mau menjawab dia harus makan dua potong lemon," jelas Mama Leo yang terlihat senang dengan idenya.

Willy bergidik saat melihat piring dengan potongan lemon yang terlihat asam itu. Mama Leo mulai memutar botol yang terus berputar hingga berhenti ke arah... Kinanti! Kinanti pun langsung memasang wajah tak percaya bahwa ia akan jadi yang pertama.

"Siapa yang mau bertanya?" tanya Mama Leo sembari melihat ke arah anak-anak yang ada di meja itu. Sedangkan di meja lain, sibuk makan dan mengobrol.

Willy mengangkat salah satu tangan. "Punya mantan berapa?" tanya Willy sembari menatap Kinanti yang ada di samping Bianca berkat Willy yang sudah lebih dahulu berada di samping Mireya.

"Gak punya," jawab santai Kinanti.

"Seriusan?" tanya lagi Willy dengan wajah tidak percaya.

"Kenapa kamu gak percaya, Willy?" tanya Mama Leo.

"Masalahnya dia itu cantik, masa gak ada yang mau?" Sembari menatap Mama Leo yang tersenyum.

Kinanti tahu bahwa ia cantik karena sebelum Willy sudah ada beberapa laki-laki yang mengatakannya, namun dipuji Willy, entah kenapa rasanya berbeda. Kinanti merasa sedikit malu.

"Gak semua yang cantik atau tampan itu pernah pacaran," ucap Leo dengan wajah datar dan dinginnya.

Willy pun berakhir diam, sepertinya bingung harus berkata apa lagi. Mama Leo meminta Willy memutar botol, dan botol kali ini berhenti ke arah Andrea.

Willy dengan senyum lebarnya, seolah sudah ada pertanyaan yang ia siap layangkan pada sahabatnya itu. "Apa perempuan yang lo suka inisial nya dari A?" tanya Willy dengan menaruh perhatian penuh.

Alih-alih menjawab, Andrea mengambil dua buah lemon yang langsung ia makan. Willy yang melihat itu memasang wajah kecewa. Padahal ia sudah menunggu-menunggu.

"Gak seru lo, An," ucap Willy.

"Harap hormati keputusan yang ada," ucap Mama Leo. Lalu, tersenyum lembut.

Willy memberikan botol pada Andrea yang memutarnya, Mireya mulai gelisah. Bagaimana jika ia diberikan pertanyaan yang sulit? Bukan masalah harus makan lemon, namun nanti ketahuan Mireya mencoba merahasiakannya.

Botol mengarah ke Leo! Mireya bernafas lega. "Apa ada perempuan di meja ini yang kamu suka?" tanya Mama Leo dengan senyum penuh arti.

Bianca tersenyum lebar, seolah ia tahu isi hati Leo. Lebih tepatnya seolah Leo menyukainya. Leo menatap Mireya yang sesekali menatap ke arah lain, karena malu.

"Iya," jawab Leo dengan nada tegas dan terlihat santai.

"Siapa orangnya?" tanya Mama Leo lagi yang sengaja sekali ingin mengungkapkan sesuatu yang mungkin sudah diketahui orang-orang yang ada di meja itu.

"Bukannya hanya satu pertanyaan?"

"Okay, Mama bisa tanyakan saat botol itu mengarah ke kamu lagi." Mama-nya tersenyum licik.

Leo memutar botol itu dan mengarah ke... Mireya! Seketika jantung Mireya seperti berhenti berdetak. Seharusnya yang bertanya Leo, namun dengan semangat Willy mengangkat salah satu tangannya itu.

"Biar gue yang tanya, Le! Biar gue saja," ucap Willy dengan wajah memohon.

Mireya yang melihat reaksi itu semakin gelisah. Pertanyaan apa yang akan Willy tanyakan? Bukan hal aneh, kan? Mireya belum siap.

"Kamu suka Leo, gak?" tanya Willy yang blak-blakan sekali.

Nafas Mireya tercekat, tak sanggup mengataknnya apa lagi di depan orang banyak seperti itu. Mireya pun mengambil 2 potong lemon yang ia makan dengan raut wajah menahan asam. Melihat hal itu, Mama Leo tersenyum, sementara Willy kecewa, Kinanti yang merasa kasihan pada Mireya, Andrea yang tak tertarik, Bianca dengan pemikirannya sendiri.

Mireya memutar botol yang berakhir ke arah Mama Leo yang tersenyum lembut pada Mireya. "Seberapa cintanya Mama sama Papa?"

"100 persen? Pokoknya Mama selalu bahagia kalau sama Papa," jawab Mama Leo yang terlihat sebahagia itu.

Mama Leo menatap sesaat Leo sebelum memutar botol, berharap botol itu ke arah Leo, dan botol pun berhenti ke arah... Leo! Mama-nya langsung tersenyum menang.

"Siapa orangnya? Perempuan yang kamu suka."

Tatapan mata Leo yang tertuju pada Mireya membuat Mireya salah tingkah, dan bertanya-tanya jawaban seperti apa yang akan Leo berikan, atau Leo memilih tidak menjawab?

"Mireya putri," ucap Leo yang mampu membuat orang-orang yang ada di meja itu, bahkan meja yang lain, terdiam.

Mireya sungguh tidak menyangka bahwa Leo akan menyebutkan namanya. Lebih tepatnya Mireya tidak menyangka bahwa Leo akan menjawabnya karena Mireya sempat ada pemikiran bahwa sepertinya Leo menyukainya.

Tiba-tiba Mireya izin ke Toilet, lalu setelah itu Bianca yang diikuti Kinanti yang khawatir bahwa Bianca akan melakukan sesuatu pada Mireya.

Berdiri di depan wastafel, Mireya menatap dirinya. Entah kenapa Leo bisa menyukainya, padahal tak ada yang istimewa dari dirinya, begitulah menurut Mireya.

"Jangan bahagia dulu," kata Bianca sembari berjalan ke arah Mireya. Berdiri di samping Mireya, menatap Mireya melewat cermin.

"Apa yang mau kamu katakan?" tanya Mireya yang tahu perasaan macam apa yang sedang dirasakan Bianca.

"Perasaan Kak Leo mungkin hanya sementara," ujar Bianca dengan wajah yakin.

"Dari mana datangnya keyakinan itu?!" tanya Kinanti dengan nada tegas yang baru saja tiba. Kinanti berdiri di sisi lain Bianca.

"Bukankah sudah jelas? Keluarga yang terlihat sempurna itu nyatanya hanya terdapat luka! Seorang Papa yang gak peduli dengan anak kandungnya, Ibu dan Kakak tiri yang hanya mencoba terlihat perhatian, padahal gak benar-benar peduli. Semua orang sudah tahu kisah ketua osis kita ini! Dan perasaan suka Kak Leo itu simpati, bukan perasaan suka beneran." Sembari menatap Kinanti yang mencoba nahan emosi.

"Mungkin yang dibilang Bianca benar," ucap Mireya.

"Jangan percaya, Mi!" ucap Kinanti tegas.

"Awalnya mungkin Kak Leo simpati sama aku, setiap perhatian yang dia berikan, tapi setelahnya siapa yang tahu kalau rasa simpati itu berubah suka?" Mireya tetap yakin pada apa yang ia pikirkan, bukan menurut orang lain.

"Jangan terlalu percaya diri, Mireya!" Dengan wajah semakin tidak suka pada Mireya.

"Kamu yang seharusnya nyerah, Bianca!" tegas Kinanti yang muak dengan sikap Bianca yang terus seperti itu.

"Aku gak akan menyerah!" Bianca melangkah pergi dari sana dengan wajah memerah, menahan emosi.

Mireya dan Kinanti pun keluar dari dalam Toilet. Saat kembali ke meja tak dilihatnya Bianca. "Ada yang tahu Bianca ke mana?" tanya Kinanti.

"Katanya merasa sedikit pusing, jadi pulang lebih dulu," ucap Mama Leo.

Manik mata Mireya dan Leo bertemu untuk kesekian kalinya. "Mama lupa! Kalau harus ketemu sama teman." Mama Leo berdiri dengan tas yang sudah dipegang pada salah satu tangan.

"Jangan lupa membayarnya," ucap Leo dengan wajah datar.

"Leo jangan lupa antar Mireya pulang!" Lalu, Mama Leo melangkah pergi dari sana setelah mendapat beberapa ucapan terima kasih.

"Kak Leo juga perlu antar aku pulang," lawak Kinanti. Masa iya Leo bonceng Kinanti juga...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Sendiri diantara kita
927      570     3     
Inspirational
Sendiri di Antara Kita Arien tak pernah benar-benar pergi. Tapi suatu hari, ia bangun dan tak lagi mengingat siapa yang pernah memanggilnya sahabat. Sebelum itu, mereka berlima adalah lingkaran kecil yang sempurna atau setidaknya terlihat begitu dari luar. Di antara canda, luka kecil disimpan. Di balik tawa, ada satu yang mulai merasa sendiri. Lalu satu kejadian mengubah segalanya. Seke...
Dear Future Me: To The Me I'm Yet To Be
354      260     2     
Inspirational
Bagaimana rasanya jika satu-satunya tempat pulang adalah dirimu sendiri—yang belum lahir? Inara, mahasiswi Psikologi berusia 19 tahun, hidup di antara luka yang diwariskan dan harapan yang nyaris padam. Ayahnya meninggal, ibunya diam terhadap kekerasan, dan dunia serasa sunyi meski riuh. Dalam keputusasaan, ia menemukan satu cara untuk tetap bernapas—menulis email ke dirinya di masa dep...
Solita Residen
1458      807     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
God, why me?
190      155     5     
True Story
Andine seorang gadis polos yang selalu hidup dalam kerajaan kasih sayang yang berlimpah ruah. Sosoknya yang selalu penuh tawa ceria akan kebahagiaan adalah idaman banyak anak. Dimana semua andai akan mereka sematkan untuk diri mereka. Kebahagiaan yang tak bias semua anak miliki ada di andine. Sosoknya yang tak pernah kenal kesulitan dan penderitaan terlambat untuk menyadari badai itu datang. And...
BestfriEND
35      31     1     
True Story
Di tengah hedonisme kampus yang terasa asing, Iara Deanara memilih teguh pada kesederhanaannya. Berbekal mental kuat sejak sekolah. Dia tak gentar menghadapi perundungan dari teman kampusnya, Frada. Iara yakin, tanpa polesan makeup dan penampilan mewah. Dia akan menemukan orang tulus yang menerima hatinya. Keyakinannya bersemi saat bersahabat dengan Dea dan menjalin kasih dengan Emil, cowok b...
I Found Myself
42      38     0     
Romance
Kate Diana Elizabeth memiliki seorang kekasih bernama George Hanry Phoenix. Kate harus terus mengerti apapun kondisi Hanry, harus memahami setiap kekurangan milik Hanry, dengan segala sikap Egois Hanry. Bahkan, Kate merasa Hanry tidak benar-benar mencintai Kate. Apa Kate akan terus mempertahankan Hanry?
Andai Kita Bicara
574      458     3     
Romance
Revan selalu terlihat tenang, padahal ia tak pernah benar-benar tahu siapa dirinya. Alea selalu terlihat ceria, padahal ia terus melawan luka yang tak kasat mata. Dua jiwa yang sama-sama hilang arah, bertemu dalam keheningan yang tak banyak bicaratetapi cukup untuk saling menyentuh. Ketika luka mulai terbuka dan kenyataan tak bisa lagi disembunyikan, mereka dihadapkan pada satu pilihan: tetap ...
Trying Other People's World
136      118     0     
Romance
Lara punya dendam kesumat sama kakak kelas yang melarangnya gabung OSIS. Ia iri dan ingin merasakan serunya pakai ID card, dapat dispensasi, dan sibuk di luar kelas. Demi membalas semuanya, ia mencoba berbagai hidup milik orang lain—pura-pura ikut ekskul jurnalistik, latihan teater, bahkan sampai gabung jam tambahan olimpiade MIPA. Kebiasan mencoba hidup-hidup orang lain mempertemukannya Ric...
Winter Elegy
592      411     4     
Romance
Kayra Vidjaya kesuma merasa hidupnya biasa-biasa saja. Dia tidak punya ambisi dalam hal apapun dan hanya menjalani hidupnya selayaknya orang-orang. Di tengah kesibukannya bekerja, dia mendadak ingin pergi ke suatu tempat agar menemukan gairah hidup kembali. Dia memutuskan untuk merealisasikan mimpi masa kecilnya untuk bermain salju dan dia memilih Jepang karena tiket pesawatnya lebih terjangkau. ...
Finding the Star
1151      867     9     
Inspirational
"Kamu sangat berharga. Kamu istimewa. Hanya saja, mungkin kamu belum menyadarinya." --- Nilam tak pernah bisa menolak permintaan orang lain, apalagi yang butuh bantuan. Ia percaya kalau hidupnya akan tenang jika menuruti semua orang dan tak membuat orang lain marah. Namun, untuk pertama kali, ia ingin menolak ajakan Naura, sahabatnya, untuk ikut OSIS. Ia terlalu malu dan tak bisa bergaul ...