Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Selesai dengan ritual membersihkan badan di mana Leo terlihat lebih fresh dan tampan, anak laki-laki itu ke bawah, namun tak dilihatnya Mireya dan Mama-nya di Ruang Tamu. Ke mana mereka?

Leo ke arah Dapur, tidak ada. Hingga Leo mencoba ke belakang Rumah di mana terdapat Taman kecil di sana. Taman yang banyak tanaman dengan beberapa jenis dedaunan dan bunga. Nampak Mireya dan Mama-nya duduk di gazebo. Terkekeh bersama, entah mentertawakan apa.

"Mentertawakan apa sih?" tanya Leo yang sudah berada di tengah-tengah mereka dan sontak Mama-nya langsung menutup buku berukuran besar di mana sebuah album foto.

Mama-nya menatap ke arah lain, seperti seseorang yang tertangkap basah sedang melakukan tindakan yang tidak baik. "Aku sudah tahu apa yang Mama bagikan sama Mireya," ujar Leo sembari menatap Mama-nya yang menghindari tatapan Leo.

"Mumpung Mireya di sini Mama mau buat sesuatu dulu." Secepat kilat Mama-nya menghilang dari sana. Mireya tersenyum lebar, merasa lucu melihatnya.

Leo duduk di sebelah Mireya yang menatap lurus ke depan, menikmati udara sore. "Mama gak bicara aneh-aneh kan soal aku?" Sembari menatap Mireya dari samping.

"Soal betapa tampannya putrnya hingga memiliki banyak penggemar?" Lalu, menoleh ke arah Leo.

"Aku gak butuh banyak penggemar, aku cuma butuh 3 orang perempuan dalam hidup aku," ujar Leo dengan nada tegas.

"3 orang perempuan?"

"Mama, grandma, dan calon istri aku nanti."

Mireya tersenyum sembari kembali menatap ke arah sebelumnya tanpa berniat menanggapi ucapan Leo. Mireya hanya tidak ingin obrolan yang terlalu serius seperti itu. "Kalau boleh aku tahu ke depannya kamu mau seperti apa? Hidup mandiri? Memiliki pekerjaan yang bagus? Ingin bisa kelur negeri tiap bulan?"

"Aku belum pernah memikirkannya benar-benar, tapi satu yang aku yakini dari dulu, kalau aku mau hidup tanpa harus terluka lagi."

"Kamu bisa melakukannya sekarang, Mireya. Dengan mengatakan 'nggak' untuk setiap permintaan tolong. Gak semua hal harus kamu lakukan. Sesekali gak membantu itu bukan berarti kamu egois dan terlihat buruk, hanya saja kamu memberi istirahat untuk diri kamu." Selalu Leo sepeduli itu pada Mireya yang belum bisa melepas dirinya dari hal yang bahkan membuat Kinanti kesal itu.

"Sepertinya aku belum bisa melakukannya, tapi terima kasih sudah memberitahu aku hal apa yang baiknya aku lakukan." Sembari menatap Leo. Leo dan Kinanti itu lebih baik dari seseorang yang hanya diam walau melihat Mireya terluka, seperti itulah yang Mireya pikirkan.

Leo menatap lurus ke depan, menikmati udara sore. Begitu pun dengan Mireya yang rasanya pilihan yang tepat datang ke Rumah Leo. Dari pada ikut acara makan malam Cyntia, bukan kah hanya menambah luka?

Setelah lama terdiam, datang Mama Leo yang membuat suasana kembali hidup dengan seorang asisten rumah tangga yang sudah lanjut usia, tapi masih berenergi. Art itu taruh dua piring pisang goreng yang terlihat menggiurkan dan dua gelas jus mangga di antara Mireya dan Leo.

"Silakan di mana tuan dan putri," ucap Mama Leo dengan wajah dibuat serius lalu tersenyum lebar.

"Mama gak ikut makan?" tanya Mireya.

"Ada hal yang Mama harus kerjakan, jadi kamu bisa menghabiskannya bersama Leo." Lalu, tersenyum lagi. Melangkah pergi meninggalkan Leo dan Mireya.

Tanpa ragu karena sudah sedikit nyaman, Mireya ambil pisang itu yang masih panas. Perlahan memakan pisang yang masih mengepul dengan Leo yang memperhatikan. "Nanti lidah kamu bisa melepuh, Mire!"

"Aku kan makannya pelan-pelan." Sembari menatap Leo.

Tanpa mereka sadari dari kejauhan dari dalam Rumah ada Mama Leo yang memperhatikan dari jendela dengan si bibi yang ada di sampingnya. "Gadis itu mengingatkan saya pada seseorang. Seorang perempuan hebat," gumam Mama Leo.

"Kenapa kamu memilih mencalonkan diri jadi ketua osis pada saat itu? Memangnya kenapa kalau hanya jadi anggota?" tanya Leo sembari menatap Mireya.

"Karena menjadi ketua osis memiliki lebih banyak ruang. Bisa memerintah, contohnya?" Sembari menatap Leo. Lalu, mengigit kecil pisang goreng.

"Memerintah? Termaksud mereka jadi seenaknya minta bantuan kamu? Karena kamu terlalu baik jadi ketua."

Mireya tersenyum tipis. "Seburuk itu kah menjadi terlalu baik?"

"Bukannya buruk, mungkin bisa dibilang keren karena jarang sekali manusia yang seperti itu. Tapi, ada hal yang gak bagusnya juga karena terlalu baik bisa merugikan diri sendiri."

"Kamu pernah dirugikan karena baik sama seseorang?"

"Seingat aku, nggak. Memangnya kamu lupa citra aku gimana?"

"Dingin, gak mudah didekati."

Mireya mengambil satu pisang goreng lainnya, padahal di tangannya masih ada setengah pisang goreng sebelumnya. Ternyata Mireya memberikannya pada Leo. "Dari tadi Kakak gak makan-makan. Sudah gak panas loh."

Leo ambil pisang goreng itu, memakannya. "Kamu tahu gak kenapa Mama sewelcome itu sama kamu?" Mireya menggelengkan kepalanya.

"Karena Mama ingin sekali memiliki anak perempuan, dan sempat memiliki tapi kehilangan. Aku sempat merasakan selama beberapa bulan memiliki adik perempuan yang lucu, tapi Tuhan berkata lain. Setelahnya, Mama mencoba program hamil lagi tapi sampai hari ini belum berhasil," jelas Leo dengan wajah sendu.

Mireya pun jadi tahu akan satu hal bahwa pada dasarnya tidak ada manusia yang sempuran hidupnya. Setiap kehidupan memiliki ujian dan setiap manusia memiliki kekurangan masing-masing. Kamu selama ini tidak bahagia, bukan karena kamu pantas mendapatkannya, hanya saja hidup memang seperti itu, dan pastinya suatu hari nanti setiap rasa sakit itu akan hilang. Tak ada yang selamanya merasakan sakit, bukan?

"Kalau gitu aku mau jadi anaknya Mama," ucap asal Mireya.

"Berarti kamu jadi adik aku dong?"

"Iya, Kakak Leo," goda Mireya.

"Aku gak mau punya adik kamu!" Lalu, memakan habis pisang goreng.

"Loh, kenapa? Aku mudah diurusnya kok."

"Karena ...." karena kamu calon pendamping aku, Mire.

"Karena apa?"

"Aku gak suka punya adik yang keras kepala! Apa lagi terlalu baik sama orang."

"Ya sudah kalau gak mau." Mireya makan habis pisang goreng sebelumnya.

Waktu berjalan cukup cepat sampai dikit lagi jam 10 malam di mana Mireya harus pulang. "Apa gak mau nginap di sini saja?" tanya Mama Leo sembari menatap Mireya yang ada di sampingnya. Mereka tengah berkumpul di Ruang Tamu sembari nonton suatu acara di tv dengan Papa Leo yang telah hadir.

"Lain kali gimana, Ma?" Cara halus Mireya untuk menolak.

"Benar ya?" Dengan raut wajah meminta kejelasan Mireya. Bahwa ucapan Mireya bukan hanya omong kosong.

"Iya." Seraya tersenyum.

Mireya pakai ransel, lalu berdiri dari duduk. "Kalau gitu, Mireya pulang dulu Mama, Papa." Mireya pun diberi izin untuk memanggil Papa Leo dengan sebutan 'Papa'.

"Iya," ucap Mama Leo seraya tersenyum.

"Hati-hati bawa motornya, Le!" kata Papa Leo.

Malam ini pun berakhir dengan kenangan baru yang akan Mireya ingat selama hidupnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
RUANGKASA
45      41     0     
Romance
Hujan mengantarkan ku padanya, seseorang dengan rambut cepak, mata cekung yang disamarkan oleh bingkai kacamata hitam, hidung mancung dengan rona kemerahan, dingin membuatnya berkali-kali memencet hidung menimbulkan rona kemerahan yang manis. Tahi lalat di atas bibir, dengan senyum tipis yang menambah karismanya semakin tajam. "Bisa tidak jadi anak jangan bandel, kalo hujan neduh bukan- ma...
Ameteur
93      82     1     
Inspirational
Untuk yang pernah merasa kalah. Untuk yang sering salah langkah. Untuk yang belum tahu arah, tapi tetap memilih berjalan. Amateur adalah kumpulan cerita pendek tentang fase hidup yang ganjil. Saat kita belum sepenuhnya tahu siapa diri kita, tapi tetap harus menjalani hari demi hari. Tentang jatuh cinta yang canggung, persahabatan yang retak perlahan, impian yang berubah bentuk, dan kegagalan...
Cinderella And The Bad Prince
1468      996     11     
Romance
Prince merasa hidupnya tidak sebebas dulu sejak kedatangan Sindy ke rumah. Pasalnya, cewek pintar di sekolahnya itu mengemban tugas dari sang mami untuk mengawasi dan memberinya les privat. Dia yang tidak suka belajar pun cari cara agar bisa mengusir Sindy dari rumahnya. Sindy pun sama saja. Dia merasa sial luar biasa karena harus ngemong bocah bertubuh besar yang bangornya nggak ketul...
Unexpectedly Survived
117      104     0     
Inspirational
Namaku Echa, kependekan dari Namira Eccanthya. Kurang lebih 14 tahun lalu, aku divonis mengidap mental illness, tapi masih samar, karena dulu usiaku masih terlalu kecil untuk menerima itu semua, baru saja dinyatakan lulus SD dan sedang semangat-semangatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Karenanya, psikiater pun ngga menyarankan ortu untuk ngasih tau semuanya ke aku secara gamblang. ...
Maju Terus Pantang Kurus
1236      686     3     
Romance
Kalau bukan untuk menyelamatkan nilai mata pelajaran olahraganya yang jeblok, Griss tidak akan mau menjadi Teman Makan Juna, anak guru olahraganya yang kurus dan tidak bisa makan sendirian. Dasar bayi! Padahal Juna satu tahun lebih tua dari Griss. Sejak saat itu, kehidupan sekolah Griss berubah. Cewek pemalu, tidak punya banyak teman, dan minderan itu tiba-tiba jadi incaran penggemar-penggemar...
Help Me Help You
2021      1170     56     
Inspirational
Dua rival akademik di sebuah sekolah menengah atas bergengsi, Aditya dan Vania, berebut beasiswa kampus ternama yang sama. Pasalnya, sekolah hanya dapat memberikan surat rekomendasi kepada satu siswa unggul saja. Kepala Sekolah pun memberikan proyek mustahil bagi Aditya dan Vania: barangsiapa dapat memastikan Bari lulus ujian nasional, dialah yang akan direkomendasikan. Siapa sangka proyek mus...
Sebab Pria Tidak Berduka
120      100     1     
Inspirational
Semua orang mengatakan jika seorang pria tidak boleh menunjukkan air mata. Sebab itu adalah simbol dari sebuah kelemahan. Kakinya harus tetap menapak ke tanah yang dipijak walau seluruh dunianya runtuh. Bahunya harus tetap kokoh walau badai kehidupan menamparnya dengan keras. Hanya karena dia seorang pria. Mungkin semuanya lupa jika pria juga manusia. Mereka bisa berduka manakala seluruh isi s...
Resonantia
402      340     0     
Horror
Empat anak yang ‘terbuang’ dalam masyarakat di sekolah ini disatukan dalam satu kamar. Keempatnya memiliki masalah mereka masing-masing yang membuat mereka tersisih dan diabaikan. Di dalam kamar itu, keempatnya saling berbagi pengalaman satu sama lain, mencoba untuk memahami makna hidup, hingga mereka menemukan apa yang mereka cari. Taka, sang anak indigo yang hidupnya hanya dipenuhi dengan ...
Behind The Spotlight
3443      1682     621     
Inspirational
Meskipun memiliki suara indah warisan dari almarhum sang ayah, Alan tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang penyanyi, apalagi center dalam sebuah pertunjukan. Drum adalah dunianya karena sejak kecil Alan dan drum tak terpisahkan. Dalam setiap hentak pun dentumannya, dia menumpahkan semua perasaan yang tak dapat disuarakan. Dilibatkan dalam sebuah penciptaan mahakarya tanpa terlihat jelas pun ...
FAYENA (Menentukan Takdir)
536      351     2     
Inspirational
Hidupnya tak lagi berharga setelah kepergian orang tua angkatnya. Fayena yang merupakan anak angkat dari Pak Lusman dan Bu Iriyani itu harus mengecap pahitnya takdir dianggap sebagai pembawa sial keluarga. Semenjak Fayena diangkat menjadi anak oleh Pak Lusman lima belas tahun yang lalu, ada saja kejadian sial yang menimpa keluarga itu. Hingga di akhir hidupnya, Pak Lusman meninggal karena menyela...