Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Sampainya di Rumah Sakit di mana Papa-nya sudah dipindahkan ke Ruang Rawat Inap VIP, Mireya bernafas lega bahwa kondisi Papa-nya tidak seburuk itu. Katanya hanya kelelahan, makan tidak teratur dan kurang asupan vitamin.

"Sebaiknya kamu temani Papa kamu karena Mama mau pulang. Mama gak bisa tidur di Rumah Sakit yang ada gak bisa tidur," kata Ibu-nya di tengah Papa-nya tertidur.

"Iya, Ibu bisa pulang."
.
.

Sudah jam 3 dini hari, Mireya yang sedang terbaring di sofa panjang tidak juga bisa memejamkan mata. Mireya tidak bisa tidur di tempat asing, sekali pun tempat itu sangat nyaman. Belum lagi nanti acara ulang tahun sekolahnya di mana Mireya harus memantau agar berjalan lancar. Hufftthh, senggaknya aku butuh tidur satu sampai dua jam.

Hingga jam sudah menunjukkan pukul setengah enam, Mireya belum juga tidur. Mireya pun harus meninggalkan Papa-nya yang masih tertidur untuk pulang dan pergi ke Sekolah. Pulang menggunakan ojek online yang syukurnya langsung dapat. Tidak membutuhkan waktu lama Mireya tiba di depan Rumah, dimasukkannya kunci cadangan, melangkah masuk.

Sudah rapi dengan ransel yang dipakainya Mireya ke Dapur hanya untuk mengambil dua potong roti yang dioles asal selai cokelat, lalu botol air mineral. Melangkah keluar Rumah dengan sepatu kets putih yang sempat diambil dari rak sepatu. Duduk di kursi, menghabiskan dengan cepat roti lalu memakai sepatu, tak lupa meminum sedikit air. Saat baru melangkah terdengar bunyi klakson motor!

Dapat Mireya lihat dengan kurang jelas seseorang memakai helm yang duduk di atas motor sport. Ketika langkahnya semakin dekat dengan pagar dapat Mireya lihat bahwa orang itu...

"Leo?" gumam Mireya dengan nada pelan.

Ditutupnya pagar, lalu berdiri menghadap Leo. "Apa yang Kak Leo lakukan pagi-pagi seperti ini di sini?" Mireya terheran-heran.

"Menurut kamu?" tanya Leo balik.

"Mana aku tahu."

"Sudah cepat naik! Nanti telat. Kan banyak yang harus kamu lakukan."

Jadi Leo datang untuk menjemput Mireya?! Seperhatian itu kah seorang Leo? Mireya saja tidak pernah membayangkan bahwa Leo akan menjemputnya untuk berangkat sekolah bareng. Dengan hati-hati Mireya naik masih dengan wajah heran. Apa kita sedekat itu sampai di tahap Leo menjemput aku?

"Kemarin kenapa pulang duluan? Mana terburu-buru gitu," tanya Leo

"Apa?" Mireya tidak mendengar hingga ia dekatkan kepalanya kesamping kepala Leo.

"Apa ada masalah kemarin sampai kamu tiba-tiba pulang?"

"Papa aku masuk Rumah Sakit."

"Terus gimana kondisinya?"

"Cuma kelelahan, makan gak teratur sama kurang vitamin," jelas Mireya.

Setelahnya tak ada lagi obrolan sampai mereka tiba di tempat parkir Sekolah di mana banyak juga yang baru datang. Melihat siswa paling populer berangkat ke Sekolah bersama salah seorang siswi siapa yang tidak penasaran? Mengenai hubungan mereka. Jadilah banyak mata yang memperhatikan mereka yang cukup tertarik dengan hubungan macam apa yang dimiliki Leo dan Mireya.

"Kak Leo langsung ke klub drama saja, aku mau ke Ruang osis," kata Mireya yang berjalan di samping Leo sembari menatap anak laki-laki itu.

"Okay," jawab singkat Leo.

Masuk ke dalam Ruang osis yang sudah ada beberapa orang di sana. Mireya letakkan tas dan botol air mineral di meja. "Salsa belum datang?" tanya Mireya pada semua orang.

"Sudah, katanya sih mau ke Aula," ucap salah seorang anggota osis perempuan.

"Kalau sudah pada selesai dengan urusannya langsung ke Aula!" ujar Mireya dengan nada tegas.

"Oh ya, Kak. Aku mau ambil snack-nya, bantuin yaa?" tanya anggota osis perempuan yang berada di kelas satu.

"Iya."

"Kalau gitu, kita bisa mengambilnya sekarang." Mireya pergi bersama anggota osis itu untuk mengambil snack yang nantinya akan dibagikan pada para penonton.

Di tengah kesibukkan Leo dan Mireya terdapat Willy yang mencari Leo. Hingga tak sengaja bertemu Mireya di jalan. Mireya yang sedang membawa kardus berukuran sedikit besar bersama anggota osis sebelumnya yang mendorong troli yang terdapat kotak-kotak snack.

"Hai, ketua osis," sapa Willy.

"Iya," jawab Mireya singkat dan dengan wajah datar.

"Lihat Leo gak?" tanya Willy yang berjalan di samping Mireya tanpa berniat mengambil alih kardus yang cukup berat itu.

"Lagi latihan di klub drama."

"Okay," ujar Willy yang secepat kilat menghilang dari sana.

Sudah berada di Aula, Mireya bantu menata kotak-kotak snack di meja. Setelahnya datang salah seorang anggota osis lainnya seorang laki-laki, meminta Mireya untuk mengambil beberapa kardus air mineral yang tersisa. Tunggu-tunggu, di sini siapa ketua osisnya?! Mireya yang terlalu baik itu tentu melakukannya.

Tubuh kecil itu lagi-lagi harus membawa beban yang cukup berat. Hanya makan dua lembar roti Mireya sudah mengeluarkan sebagian tenaganya. Mana jarak antara tempat penyimpanan dan Aula lumayan jauh. Seharusnya Mireya minta bantuan orang lain namun Mireya memilih untuk mengandalkan diri sendiri. Bukankah Mireya sangat menyiksa dirinya sendiri?

Di tengah perjalanan tiba-tiba ada yang mengambil kardus itu dari Mireya. "Kin," ucap Mireya sembari menatap Kinanti yang berjalan di sampingnya.

"Aku gak mau melihat kamu pingsan lagi." Mireya pun membiarkan Kinanti membantunya, lagi pula tubuh Kinanti sedikit lebih besar darinya. Tidak apa sesekali merepotkan.

Kinanti ikut ke Aula, bahkan berniat menemani Mireya yang dikhawatirkan akan menyiksa dirinya lagi dengan menuruti semua permintaan tolong.

"Mireya tolong ambilkan tangga, aku butuh sekarang!" kata salah satu anggota osis perempuan yang sedikit tomboy yang berada di kelas 2 juga.

Saat Mireya hendak membuka mulut menerima permintaan tolong itu, Kinanti sudah lebih dahulu membuka mulut. "Kalau butuh ya ambil sendiri! Kamu pasti memiliki waktu buat mengambilnya," ucap Kinanti dengan nada tegas dan tatapan mata tajam.

Tidak ingin mencari masalah, siswi dengan rambut seperti laki-laki itu, tanpa kata melangkah pergi. "Padahal aku gak masalah loh, Kin."

"Iya, kamu gak masalah. Aku yang masalah! Gimana kalau kamu pingsan lagi? Gimana kalau kali ini lebih dari pingsan?" ujar Kinanti dengan wajah sekhawatir itu.

"Apa yang dikatakan teman kamu benar," kata Leo yang baru saja tiba.

"Kalau bukan kamu sendiri yang mengasihani diri kamu sendiri, siapa lagi?!" Kinanti semakin frustasi dengan Mireya.

"Terkadang mengatakan 'nggak' itu bentuk kalau kamu mencintai diri kamu," ujar Leo dengan nada suara yang lembut. Bahwa Leo mulai seperhatian itu pada Mireya yang selalu mengorbankan dirinya sendiri demi orang lain.

Mireya yang mendengar itu memasang wajah sedih. Bahwa apa yang ia lakukan selama ini salah di mata sahabatnya dan seorang lelaki yang mulai mengusik dunianya.

Datang kepala sekolah yang memiliki nama Surya ke tengah-tengah Leo, Mireya dan Kinanti. "Bagaimana, Mireya? Gak ada kendala apa-apa?"

"Sejauh ini aman terkendali, Pak."

"Bagus kalau gitu."

Tiba-tiba Mireya merasakan nyeri pada perutnya. Apa karena hanya makan roti? Atau membawa barang berat?

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Is it Your Diary?
229      183     0     
Romance
Kehidupan terus berjalan meski perpisahan datang yang entah untuk saling menemukan atau justru saling menghilang. Selalu ada alasan mengapa dua insan dipertemukan. Begitulah Khandra pikir, ia selalu jalan ke depan tanpa melihat betapa luas masa lalu nya yang belum selesai. Sampai akhirnya, Khandra balik ke sekolah lamanya sebagai mahasiswa PPL. Seketika ingatan lama itu mampir di kepala. Tanpa s...
Let me be cruel
7015      3268     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
Solita Residen
2482      1082     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
Lovebolisme
219      185     2     
Romance
Ketika cinta terdegradasi, kemudian disintesis, lalu bertransformasi. Seperti proses metabolik kompleks yang lahir dari luka, penyembuhan, dan perubahan. Alanin Juwita, salah seorang yang merasakan proses degradasi cintanya menjadi luka dan trauma. Persepsinya mengenai cinta berubah. Layaknya reaksi eksoterm yang bernilai negatif, membuang energi. Namun ketika ia bertemu dengan Argon, membuat Al...
God, why me?
240      190     5     
True Story
Andine seorang gadis polos yang selalu hidup dalam kerajaan kasih sayang yang berlimpah ruah. Sosoknya yang selalu penuh tawa ceria akan kebahagiaan adalah idaman banyak anak. Dimana semua andai akan mereka sematkan untuk diri mereka. Kebahagiaan yang tak bias semua anak miliki ada di andine. Sosoknya yang tak pernah kenal kesulitan dan penderitaan terlambat untuk menyadari badai itu datang. And...
Taruhan
79      76     0     
Humor
Sasha tahu dia malas. Tapi siapa sangka, sebuah taruhan konyol membuatnya ingin menembus PTN impian—sesuatu yang bahkan tak pernah masuk daftar mimpinya. Riko terbiasa hidup dalam kekacauan. Label “bad boy madesu” melekat padanya. Tapi saat cewek malas penuh tekad itu menantangnya, Riko justru tergoda untuk berubah—bukan demi siapa-siapa, tapi demi membuktikan bahwa hidupnya belum tama...
The First 6, 810 Day
999      657     2     
Fantasy
Sejak kecelakaan tragis yang merenggut pendengarannya, dunia Tiara seakan runtuh dalam sekejap. Musik—yang dulu menjadi napas hidupnya—tiba-tiba menjelma menjadi kenangan yang menyakitkan. Mimpi besarnya untuk menjadi seorang pianis hancur, menyisakan kehampaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Dalam upaya untuk menyembuhkan luka yang belum sempat pulih, Tiara justru harus menghadapi ke...
Help Me Help You
2561      1348     56     
Inspirational
Dua rival akademik di sebuah sekolah menengah atas bergengsi, Aditya dan Vania, berebut beasiswa kampus ternama yang sama. Pasalnya, sekolah hanya dapat memberikan surat rekomendasi kepada satu siswa unggul saja. Kepala Sekolah pun memberikan proyek mustahil bagi Aditya dan Vania: barangsiapa dapat memastikan Bari lulus ujian nasional, dialah yang akan direkomendasikan. Siapa sangka proyek mus...
FAYENA (Menentukan Takdir)
688      430     2     
Inspirational
Hidupnya tak lagi berharga setelah kepergian orang tua angkatnya. Fayena yang merupakan anak angkat dari Pak Lusman dan Bu Iriyani itu harus mengecap pahitnya takdir dianggap sebagai pembawa sial keluarga. Semenjak Fayena diangkat menjadi anak oleh Pak Lusman lima belas tahun yang lalu, ada saja kejadian sial yang menimpa keluarga itu. Hingga di akhir hidupnya, Pak Lusman meninggal karena menyela...
My Reason
725      478     0     
Romance
pertemuan singkat, tapi memiliki efek yang panjang. Hanya secuil moment yang nggak akan pernah bisa dilupakan oleh sesosok pria tampan bernama Zean Nugraha atau kerap disapa eyan. "Maaf kak ara kira ini sepatu rega abisnya mirip."