Loading...
Logo TinLit
Read Story - Main Character
MENU
About Us  

Andrea yang duduk di samping Leo walau tak ikut menoleh, namun lelaki itu menunggu kalimat yang keluar dari mulut Willy. Begitu pun dengan Audry yang duduk di sebelah Willy melewati satu kursi yang mendengar ucapan Willy, menunggunya berbicara. Terus menatap Willy dengan rasa penasaran.

"Ketua osis kita!"

"Gue kira apa," ucap Leo dengan reaksi wajah seperti tidak peduli. Kembali menatap lurus ke depan, menunggu Pak Guru selesai menulis.

"Dia di hukum di tengah lapangan! Entah apa kesalahannya," lanjut Willy.

Leo yang mendengar itu pun ekspresi wajahnya langsung berubah. Tertarik bukan? Tiba-tiba Leo berdiri, mengatakan bahwa ia izin ke Toilet. Andrea dan Willy tidak merasa ada yang aneh kecuali Audry. Wajah Audry mengisyaratkan "apa Leo akan menemui ketua osis itu? Ada hubungan apa? Segitu khawatirnya?"

Melihat keberadaan Mireya yang masih hormat pada bendera, ternyata Willy tidak mengada-ngada. Alih-alih menghampiri, Leo memilih memperhatikan dari jauh. Di mana Mireya tidak menyadari keberadaan Leo yang berada di lantai tiga. Leo pun bertanya-tanya alasan Mireya bisa dihukum.
.
.

Bel istirahat berbunyi mengisi satu Sekolah. Mireya yang mendengar itu bernafas lega. Tubuhnya sudah lemas, pusing, sedikit mual, bahkan wajahnya terlihat pucat tidak seperti pagi tadi. Kinanti dengan sebotol air mineral di tangannya, menghampiri Mireya yang baru beberapa langkah dari depan tiang bendera.

Kinanti memberikan botol air itu pada Mireya yang menghentikan langkah kakinya. "Ada apa, Mi? Sampai kamu telat gitu," tanya Kinanti dengan wajah khawatir. Terlebih semakin khawatir saat melihat wajah pucat Mireya.

"Aku—" belum sempat berucap, botol yang ia pegang jatuh ke lantai setelahnya Mireya pingsan dengan Kinanti yang berhasil menangkapnya.

"Mireya!" Kinanti panik. Sedikit mengguncang badan Mireya yang berada dalam pelukannya itu yang sudah duduk di aspal. Namun, Mireya tidak juga bangun sampai beberapa murid menghampiri.

Datang Leo dengan langkah pasti diikuti Willy, Andrea, Audry, menghampiri Mireya yang masih belum sadarkan diri. Tanpa bertanya apa yang terjadi dengan Mireya, Leo angkat tubuh yang terasa ringan itu. Kinanti yang wajah cemasnya sudah tak tertolong, mengikuti bersama Willy, Andrea, dan Audry.

Sampainya di Ruang UKS di mana ada Dokter perempuan yang bertugas, diletakkannya Mireya dengan perlahan di brankar. Memperhatikan Dokter yang mulai memeriksa. Wajah dingin Leo seketika hilang digantikan khawatir.

"Gimana, Bu?" tanya Leo.

Dokter itu mengambil minyak kayu putih, didekati ke depan hidung Mireya. "Cuma kelelahan, dehidrasi dan sepertinya belum ada makanan yang masuk ke dalam perut," jelas Dokter berambut hitam panjang yang saat itu diikat satu.

Datang Kinanti, Willy, Andrea dan Audry yang memenuhi UKS. "Kenapa Mireya belum sadar juga, Bu?" tanya Kinanti sembari memainkan jari-jari tangan karena cemas.

"Kalian tenang saja, nanti juga bangun." Sesaat setelah Dokter itu mengatakan hal tersebut dengan minyak kayu putih yang masih berada di depan hidung, perlahan kedua mata Mireya terbuka.

Melihat hal itu Leo melangkah pergi dari sana secepat angin dan hal itu tak luput dari perhatian Audry. "Ini pasti gara-gara berdiri kelamaan di bawah terik matahari," ucap Willy sembari menatap Mireya.

Audry yang merasa tak ada kepentingan di sana melangkah pergi dengan Andrea yang mengikuti. "Apa kamu merasa mual?" tanya Dokter.

"Sedikit, Bu. Masih pusing juga."

"Biar Ibu ambilkan obat dulu."

"Kamu tahu, Mi? Aku cemas banget pas lihat kamu pingsan. Karena itu kali pertama aku lihat kamu pingsan, bahkan aku gak pernah lihat kamu sepucat itu," kata Kinanti yang sisa-sisa kecemasan masih nampak di dirinya.

Dokter memberikan dua buah obat pada beda kemasan pada Mireya. "Yang ini kamu minum sebelum makan dan untuk satunya setelah makan." Sembari menunjuk ke masing-masing obat.

"Ibu, Bu. Terima kasih," ujar Mireya.

"Kalau gitu, Ibu tinggal dulu yaa." Dokter itu berlalu.

"Mau makan apa? Biar aku belikan," kata Kinanti.

"Karena sudah gak ada urusan di sini, aku permisi," ucap Willy yang masih bertahan di sana hingga detik itu, sembari mengangkat bahu ringan.

Sebelum mengatakan apa yang ingin dimakannya, datang Leo dengan sebuah kantong plastik putih pada salah satu tangan. Berdiri di samping Kinanti. "Aku sudah belikan kamu makanan, ada baiknya segera dimakan."

Mireya menatap sedikit tak percaya Leo yang seperhatian itu. Leo bergerak tanpa ada yang minta. Begitu pula dengan Kinanti yang dibuat bertanya-tanya, ada apa dengan lelaki itu?!

"Iya, Kak. Terima kasih."

Leo letakkan kantong kresek di atas brankar dekat Mireya. "Jangan sampai gak dimakan!"

"Iya."

Tanpa berkata lagi Leo melangkah pergi dari sana.

"Itu bukannya si Leo ya? Ketua tim basket yang terkenal itu," ujar Kinanti.

"Iya."

"Gimana bisa kalian saling kenal? Maksud aku sejak kapan kalian berbicara satu sama lain?" tanya Kinanti yang mulai penasaran.

"Kamu ingat siswa yang menggantikan Rifki? Itu Leo."

"Hah?! Apa dia gak sibuk? 1 bulan lagi kan ada pertandingan basket. Dan yang buat aku gak percaya, cowok bakset sedingin itu mau ikutan memainkan pertunjukkan drama!"

Alih-alih menjawab pertanyaan itu, Mireya hanya tersenyum tipis. Setelahnya, Mireya meminum obat yang disarankan diminum sebelum makan.

Leo telah sampai di Kantin, menghampiri meja yang sudah ditempati Willy, Andrea dan Audry yang tengah makan dengan menu beda-beda. Menggeser kursi, Leo mendudukkan diri. "Gue kira lo gak akan ke sini," kata Andrea.

"Gue juga butuh makan," ucap Leo yang mengangkat salah satu tangan sembari menatap ke salah satu stan makanan.

"Kayak biasa, Pak!" kata Leo sedikit berteriak.

"Siap, Mas," ucap pria paruh baya yang berada di stan nasi goreng seafood.

"Jadi kenapa ketua osis kita sampai dihukum?" tanya Willy lalu memasukkan sesendok mie ayam ke dalam mulut.

"Lo kan tinggal lebih lama di sana, memangnya gak nanya?" tanya Audry dengan wajah entah kenapa terlihat sedikit kesal.

"Lupa."

"Gue juga gak tahu," ucap Leo dengan wajah datar.

"Gue kira lo sempat bertanya," kata Willy.
.
.

Alih-alih istirahat setelah selesai Sekolah Mireya tetap menjalankan tugas sebagai ketua osis yaitu mengawasi anak-anak osis lainnya di mana pekerjaan tinggal sedikit. "Kenapa kamu di sini?" tanya Leo yang baru tiba. Berdiri di samping Mireya yang berdiri di dekat panggung, memperhatikan anak-anak drama latihan.

"Kebetulan Kak Leo sudah di sini, sebaiknya langsung latihan sama mereka. Ayo, ikuti aku!"

Leo berjalan di belakang Mireya yang naik ke atas pangggung. Memperkenalkan Leo pada anak drama. "Aku harap latihannya berjalan lancar," kata Mireya yang sudah terlihat tidak lemas tapi wajahnya masih pucat.

"Aku rasa sebaiknya kamu pulang, istirahat," ujar Leo dengan wajah datar, namun bukankah kalimatnya mengisyaratkan kekhawatiran?

"Aku sudah gakpapa, Kak." Lalu, tersenyum. Mencoba memperlihatkan bahwa ia sudah baik-baik saja.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
HABLUR
1035      482     6     
Romance
Keinginan Ruby sederhana. Sesederhana bisa belajar dengan tenang tanpa pikiran yang mendadak berbisik atau sekitar yang berisik agar tidak ada pelajaran yang remedial. Papanya tidak pernah menuntut itu, tetapi Ruby ingin menunjukkan kalau dirinya bisa fokus belajar walaupun masih bersedih karena kehilangan mama. Namun, di tengah usaha itu, Ruby malah harus berurusan dengan Rimba dan menjadi bu...
FaraDigma
1364      681     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
GEANDRA
444      357     1     
Romance
Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Cinta sang papa yang hilang karena hadirnya wanita ketiga dalam keluarganya. Cinta seorang anak Kiayi tempatnya mencari jati diri. Dan cinta Ilahi yang selama ini dia cari. Dalam masa perjuangan itu, ia harus mendapat beragam tekanan dan gangguan dari orang-orang yang membencinya. Apakah Gean berhasil mencapai tuj...
Di Bawah Langit Bumi
2692      1085     87     
Romance
Awal 2000-an. Era pre-medsos. Nama buruk menyebar bukan lewat unggahan tapi lewat mulut ke mulut, dan Bumi tahu betul rasanya jadi legenda yang tak diinginkan. Saat masuk SMA, ia hanya punya satu misi: jangan bikin masalah. Satu janji pada ibunya dan satu-satunya cara agar ia tak dipindahkan lagi, seperti saat SMP dulu, ketika sebuah insiden membuatnya dicap berbahaya. Tapi sekolah barunya...
SABTU
2918      1189     10     
True Story
Anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa ayah dan telah melalui perjalanan hidup penuh lika - liku, depresi , putus asa. Tercatat sebagai ahli waris cucu orang kaya tetapi tidak merasakan kekayaan tersebut. Harus kerja keras sendiri untuk mewujudkan apa yang di inginkan. Menemukan jodohnya dengan cara yang bisa dibilang unik yang menjadikan dia semangat dan optimis untuk terus melanjutkan hidupn...
DocDetec
449      283     1     
Mystery
Bagi Arin Tarim, hidup hanya memiliki satu tujuan: menjadi seorang dokter. Identitas dirinya sepenuhnya terpaku pada mimpi itu. Namun, sebuah tragedi menghancurkan harapannya, membuatnya harus menerima kenyataan pahit bahwa cita-citanya tak lagi mungkin terwujud. Dunia Arin terasa runtuh, dan sebagai akibatnya, ia mengundurkan diri dari klub biologi dua minggu sebelum pameran penting penelitian y...
Pacarku Pergi ke Surga, Tapi Dia Lupa Membawa Buku Catatan Biru Tua Itu
1118      398     7     
Fantasy
Lily adalah siswa kelas 12 yang ambisius, seluruh hidupnya berputar pada orbit Adit, kekasih sekaligus bintang pemandunya. Bersama Adit, yang sudah diterima di Harvard, Lily merajut setiap kata dalam personal statement-nya, sebuah janji masa depan yang terukir di atas kertas. Namun, di penghujung Juli, takdir berkhianat. Sebuah kecelakaan tragis merenggut Adit, meninggalkan Lily dalam kehampaan y...
Ikhlas Berbuah Cinta
1231      831     0     
Inspirational
Nadhira As-Syifah, dengan segala kekurangan membuatnya diberlakukan berbeda di keluarganya sendiri, ayah dan ibunya yang tidak pernah ada di pihaknya, sering 'dipaksa' mengalah demi adiknya Mawar Rainy dalam hal apa saja, hal itu membuat Mawar seolah punya jalan pintas untuk merebut semuanya dari Nadhira. Nadhira sudah senantiasa bersabar, positif thinking dan selalu yakin akan ada hikmah dibal...
Ada Apa Esok Hari
222      172     0     
Romance
Tarissa tak pernah benar-benar tahu ke mana hidup akan membawanya. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali tak ramah, ia hanya punya satu pegangan: harapan yang tak pernah ia lepaskan, meski pelan-pelan mulai retak. Di balik wajah yang tampak kuat, bersembunyi luka yang belum sembuh, rindu yang tak sempat disampaikan, dan cinta yang tumbuh diam-diamtenang, tapi menggema dalam diam. Ada Apa E...
Perjalanan Tanpa Peta
58      53     1     
Inspirational
Abayomi, aktif di sosial media dengan kata-kata mutiaranya dan memiliki cukup banyak penggemar. Setelah lulus sekolah, Abayomi tak mampu menentukan pilihan hidupnya, dia kehilangan arah. Hingga sebuah event menggiurkan, berlalu lalang di sosial medianya. Abayomi tertarik dan pergi ke luar kota untuk mengikutinya. Akan tetapi, ekspektasinya tak mampu menampung realita. Ada berbagai macam k...