Loading...
Logo TinLit
Read Story - YANG PERNAH HILANG
MENU
About Us  

24 JAM kemudian…

            Perfect Gank terlihat sedang sibuk menyiapkan barang-barang yang mereka letakan di tengah ruangan Rumah Singgah. Sementara Pak Kobe sibuk mempersiapkan mobil di halaman. Ibu Eri masih sibuk di dapur. Sedangkan Eri masih berdiri di balkon mengusap bulu kucing putih di tangannya. Memandang jauh melewati pohon tatebuya yang kini mulai berguguran daunnya.

Setelah perdebatan panjang kemarin, Ibu Eri memutuskan untuk ikut bersama dengannya ke Jepang. Bagaimanapun juga Eri sudah menganggapnya sebagai Ibu kandung yang telah merawatnya selama belasan tahun. Dia tidak bisa membiarkannya hidup seorang diri.

Dia tidak tahu bagaimana respon Ayah kandungnya jika mengetahui keputusan sepihaknya itu. Tapi yang jelas, Ayahnya bisa menerimanya, tidak sebagai Ibu atau pasangan, melainkan seseorang yang telah merawatnya sejak belasan tahun. Walaupun rahasia yang Ibunya sembunyikan selama ini tidak bisa dia lupakan. Bagaimanapun caranya semuanya sudah menjadi takdir. Benang merah yang hilang kini menyatu kembali.

Disisi lain keadaan genting yang tidak bisa ditunda membuat Naru dan dua ajudannya pergi terlebih dulu ke Jepang. Suasana markas utama Yakuza Naga dan kondisi Ayahnya masih belum sadarkan diri membuatnya harus menunda keberangkatannya. Selain situasi belum kondusif, keberadaan Naru yang sudah direncanakan Kimrawa untuk menjadi penerus Yakuza Naga membuat posisinya sangat di butuhkan dalam situasi saat ini.

Sehingga sampai ada kabar terbaru dari Naru, Eri dan Perfect Gank masih belum diijinkan kesana. Hal itu membuat perasaan Eri campur aduk. Pikirannya tidak tenang. Dia baru saja bertemu dengan Naru. Kini harus menunggu lagi. Dia pernah kehilangan Naru dalam kondisi tidak baik. Dia berharap kini Naru tetap dalam kondisi baik-baik saja.

Perfect Gank melakukan tugas yang diberikan Naru. Salah satunya adalah memberikan kabar kepada orang tua Naru tentang keberadaannya. Mereka awalnya terkejut. Namun setelahnya menerima dengan lapang dada. Bagaimanapun juga perbuatan mereka sebagai orang tua juga tidak bisa dibenarkan. Orang tua Naru ikhlas menerima keputusan Naru. Hingga suasana sudah membaik dia berjanji akan menemui mereka.

Perfect Gank juga menyelesaikan masalah sekolah Naru yang sempat terhenti. Bagaimanapun juga saat Naru menghilang, dia masih bertatus siswa SMA. Sedangkan, geng jalanan yang menjadi salah satu sahabat dekat Perfect Gank juga, kini juga sudah tahu keberadaan Naru, walaupun tidak selengkap ceritanya. Itu permintaan Naru agar tidak menimbulkan masalah.

Sedangkan permintaan Naru yang terakhir, sebagai rasa terima kasihnya. Dia mengajak Perfect Gank untuk ke Jepang, berharap bisa membayar balas budi mereka yang selama setahun ini sudah berjuang mencarinya, bahkan melindungi Eri dan Ibunya di Rumah Singgah. Naru juga ingin memperkenalkannya pada Kimrawa, betapa selama ini putrinya telah dijaga oleh teman-temannya.

Semua permintaan Naru sudah Perfect Gank penuhi. Namun, yang belum adalah permintaannya pada Eri yang belum juga dipenuhi.

Satu jam sebelum Naru kembali ke Jepang…

“Hei, Eri kau di dalam kan?” tanya Naru mengetuk pintu kamar yang disinyalir itu adalah ruangan Eri tinggal di Rumah Singgah ini. Eri mendengarnya. Hanya saja dia masih bergeming.

“Aku minta maaf jika tadi ucapanku membuatmu kesal. Aku tidak bermaksud mempermainkanmu maupun membuatmu terluka. Hanya perlu kau ingat, aku benar-benar serius mengatakannya. Walaupun ingatan dan ilmuku mungkin belum memenuhi standarmu, aku bersungguh-sungguh mengatakannya.” Naru berhenti sejenak.

“Aku akan kembali ke Jepang sekarang. Sayu membutuhkan bantuanku. Markas juga sedang diserang. Sementara Ayah masih belum siuman. Kondisi disana saat ini sepertinya belum bisa kami perlihatkan padamu. Kami ingin memperlihatkannya ketika semuanya sudah membaik.

Jadi, selama itu. Tunggulah sebentar lagi, Eri. Tunggu dulu. Oke?” Setelah itu Naru benar-benar pergi meninggalkan Rumah Singgah. Eri hanya bisa memandang kepergiannya dari atas balkon kamarnya. Entah kenapa air matanya keluar.

25 jam kemudian…

Didalam pesawat jet pribadi milik Yakuza Naga.

“Apakah Ibu baik-baik saja?” tanya Eri khawatir, disebelahnya Ibunya berusaha tenang. Bagaimanapun juga dia baru pertama kali naik pesawat. Sementara Perfect Gank masih heboh seperti biasanya. Menikmati perjalanan.

“Jangan khawatirkan Ibu, Nak. Justru khawatirkan dirimu sendiri. Kenapa sampai sekarang kau masih bermuka masam seperti itu?” Eri mengeryit. Dia juga tidak tahu pasti apa alasannya. Padahal sebentar lagi dia kan bertemu dengan Ayah kandungnya. Bukankah dia harus bahagia?

“Apa kau khawatir ketika melihat kondisi Naru yang terluka saat menghubungi kita tadi?” tanya Johni menimpali. Sepertinya dia ikut menguping pembicaraan Eri dan Ibunya.

“Menurutmu dia sungguh baik-baik saja?” tanya Eri akhirnya, tidak bisa berbohong. Johni berusaha tersenyum menanggapi. Walaupun entah kenapa perasaannya terasa ngilu.

“Ya. Tentu saja. Dia adalah ketua Perfect Gank sekaligus calon penerus Yakuza Naga. Apa yang perlu kita khawatirkan? Dia pasti baik-baik saja. Luka itu, hanya tergores saja baginya.” Jawab Joni menyakinkan.

“Hei, sepertinya kita harus latihan bicara pakai bahasa Jepang mulai sekarang.” Celoteh Dion mendekat. Membuat pembicaraan mereka terhenti sesaat.

“Wah, aku belum siap jadi orang Jepang.” Seru Tara memainkan peran bersama Leon.

“Memang kalian akan diterima jadi orang Jepang? Percaya diri sekali kalian.” Jawab Johni sengaja memanasi.

“Eri, bukankah kau keturunan Jepang? Katanya saat umur lima tahun kau sudah lancar bicara bahasa Jepang?” tanya Dion mencoba merubah suasana.

“Ya. Sebaiknya bersiaplah kalian. Karena sebentar lagi kita akan belajar mengenai Bahasa Jepang yang terkenal sulit nomor tiga di dunia.” Jawab Eri membuat Perfect Gank mendadak berkeringat dingin.

Tidak membutuhkan waktu lama, hanya sekitar tujuh jam perjalanan. Jet pribadi Yakuza Naga tiba di Bandara Haneda, Tokyo Jepang. Disana mereka sudah disambut dengan mobil mewah yang sudah menunggu mereka.

“Youkoso, Ojousama.” [19] salam seorang berpakaian supir menyapa kedatangan mereka, khususnya Eri yang tak nyaman di panggil seperti itu.

Di sepanjang jalan, musim gugur dengan daun berwarna warni menemani perjalanan mereka. Seolah menyapa kedatangan mereka yang sudah di persiapkan. Bahkan Perfect Gank pun terlihat antusias dengan pemandangan yang hangat itu. Eri dan Ibunya pun tak jauh berbeda. Senyum terus terkembang di wajah mereka.

Satu jam kemudian mereka sudah sampai di markas utama Yakuza Naga. Raut wajah mereka berubah seketika. Karena dipikiran mereka saat ini, pemandangan penuh darah akan terliaht di depan mata. Orang-orang yang sedang berkelahi. Atau yang lebih parah lagi…

“Hentikan pikiran jelek kalian itu. Aku bisa membacanya dari raut wajah kalian.” Seru sang supir yang bernama Kuma-san kini membuat suasana hening di mobil kini riuh kembali. Supir itu hampir mirip dengan Pak Kobe, sayangnya dia tidak ikut dan memutuskan merawat aset Kimrawa dan juga Rumah Singgah. Aken Jepangnya masih terdengar walaupun dia sudah mahir menggunakan Bahasa Indonesia.

“Sungguh? Aku jadi semakin tidak sabar melihat bagaimana rumah pemilik pemimpin Yakuza di Jepang.” Seru Dion bersemangat.

“Abunai! [20]” pekik sang supir tiba-tiba. Suara decit mobil memekakan telinga terdengar setelahnya. Asap mengepul dari depan mobil. Suasana riuh penuh bahagia siang itu berubah menjadi penuh ketegangan.

“Apa kalian baik-baik saja?” tanyanya dengan raut penuh khawatir. Padahal dahinya terlihat darah mengalir. Perfect Gank dan Eri mengangguk pertanda semuanya baik-baik saja. Tidak lama setelah itu terdengar ketukan dari kaca pintu mobil.

“Kita diserang! Lindungi Nona dan tamunya. Silahkan kalian semua tunggu di dalam mobil dan jangan ada yang keluar sampai ada perintah. Kita akan berusaha melindungi sampai bantuan datang.” Seseorang memberitahu dengan nada cepat. Suaranya yang terdengar berat dan tampilannya yang seram walaupun memakai jas. Namun, senjata laras panjang serta katana di balik tubuhnya membuatnya terlihat menakutkan bagi mata awam seperi Perfect Gank dan Eri, tentu saja juga Ibunya yang berusaha tidak jantungan.

Kuma-san mencoba tenang. Walaupun disuruh untuk tetap diam di dalam mobil dia tetap berusaha siaga. Terlihat beberapa pistol dia keluarkan dari balik badannya. Ada juga di dalam dashboard.

“Ada yang mau?” tanyanya tanpa ragu. Kami semua menelan ludah dan cepat menggelengkan kepala. Ibu Eri sudah pingsan beberapa detik kemudian ketika percikan darah terlihat di kaca mobil. Dari dalam mereka bisa melihat pemandangan langka yang bahkan mereka sendiri tidak sempat merekamnya.

Ada kurang lebih 10 orang berjas hitam dengan lambing naga emas yang lihai bertarung dengan orang-orang berpenutup hitam dengan pita merah di lengan mereka. Masyarakat sekitar pun seperti sudah tahu sehingga langsung menjauh meninggalkan lokasi yang kini menjadi tempat menegangkan.

Detik berganti menit. Suasana mulai kondusif. Musuh terlihat tumbang semua. Beberapa ada yang tidak sadarkan diri. Tapi darah merah yang menghiasi mobil mewah itu membuat Perfect Gank dan Eri diam membeku. Ibu Eri malah sudah pingsan beberapa detik yang lalu.

“Maafkan kami Ojousama. Padahal kami sudah mengawal diam-diam tanpa musuh ketahui. Tapi ternyata dugaan kami salah. Setelah ini kami pastikan tidak ada lagi yang akan menggangu perjalanan Ojousama dan teman Tuan Naru karena kami.” Jawab Kuma-san lagi-lagi dengan nada santai.

Tidak lama setelah itu terdengar suara gaduh dari luar. Suaranya terdengar seperti helikopter yang sedang mendekat. Perfect Gank dan Eri yang penasaran ingin melihat keadaan di luar. Namun, darah membuat pandangan mereka terhalang. Sementara deguban jantung mereka tidak juga berhenti karena suara helikopter yang semakin keras terdengar. Kuma-san yang sangat mereka harapkan dapat menjelaskan situasi justru terlihat membuka pintu mobil dan keluar meninggalkan mereka begitu saja.

Suara helikopter perlahan memelan. Suasana di luar tidak seramai tadi. Detik berikutnya suara pintu mobil terbuka. Seperti sebuah adegan film, angin berhembus masuk kedalam. Memaksa mereka menutup mata untuk sejenak.

“Syukurlah kalian baik-baik saja.” Suara itu, suara yang sangat mereka kenal.

“Selamat datang Perfect Gank. Selamat datang, Eri.” Naru dengan senyuman khasnya menyapa mereka semua. Perlahan semua orang pun keluar dari mobil. Kecuali Ibu Eri yang pingsan. Tanpa di komando, beberapa orang seperti perawat datang menghampiri dan memeriksa keadaan mereka semua. Aman. Termasuk Ibu Eri.

“Maaf membuat perjalanan kalian terhenti. Sekarang semuanya baik-baik saja.”

“Kali ini kau berhutang penjelasan banyak pada kami Naru.” Jawab Johni. Tara, Dion dan Leon mengangguk pasti. 

“Baiklah. Tapi sebelum itu, ada seseorang yang sangat penting tidak sabar ingin bertemu dengan Eri. Bahkan dia rela memakai helikopter karena begitu khawatir mendengar perjalanan kalian terganggu.

Ajaibnya, mendengar kedatanganmu kesini orang itu langsung bangun dari komanya.” Terang Naru membalikkan badan. Disana sudah ada seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk di kursi roda. Walaupun hanya bisa duduk di kursi roda. Sosoknya terlihat lemah dan kuat sekaligus dengan jas hitam kebanggan Yakuza Naga.

Perlahan Kimrawa mendekat dengan didorong oleh ajudan di belakangnya, Sayu tangan kanan kepercayaannya. Tidak bisa menahan lebih lama lagi, air mata yang tidak pernah keluar dari pemimpin yakuza terkenal di Jepang itu akhirnya keluar.

“Okaeri, ore no musume, Eri-chan…” [21]

“Tadaima, otusan.” [22]  

Eri langsung memeluk tubuh Kimrawa erat penuh kasih. Kali ini dia tidak akan menghilang lagi. Tidak akan pernah hilang lagi.

 

Footnote:

[19] Youkoso, Ojousama! (selamat dating tuan putri)

[20] Abunai! (awas/bahaya)

[21] Okaeri, ore no musume. Eri-chan. (selamat datang, anakku tersayang, Eri)

[22] Tadaima, otousan. (aku kembali, ayah.)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 1
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
May I be Happy?
474      310     0     
Inspirational
Mencari arti kebahagian dalam kehidupan yang serba tidak pasti, itulah kehidupan yang dijalani oleh Maya. Maya merupakan seseorang yang pemalu, selalu berada didalam zona nyamannya, takut untuk mengambil keputusan, karena dia merasa keluarganya sendiri tidak menaruh kepercayaan kepada dirinya sejak kecil. Hal itu membuat Maya tumbuh menjadi seperti itu, dia tersiksa memiliki sifat itu sedangka...
Matahari untuk Kita
696      404     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
Konfigurasi Hati
461      327     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
No Longer the Same
353      261     1     
True Story
Sejak ibunya pergi, dunia Hafa terasa runtuh pelan-pelan. Rumah yang dulu hangat dan penuh tawa kini hanya menyisakan gema langkah yang dingin. Ayah tirinya membawa perempuan lain ke dalam rumah, seolah menghapus jejak kenangan yang pernah hidup bersama ibunya yang wafat karena kanker. Kakak dan abang yang dulu ia andalkan kini sibuk dengan urusan mereka sendiri, dan ayah kandungnya terlalu jauh ...
Tic Tac Toe
386      312     2     
Mystery
"Wo do you want to die today?" Kikan hanya seorang gadis biasa yang tidak punya selera humor, tetapi bagi teman-temannya, dia menyenangkan. Menyenangkan untuk dimainkan. Berulang kali Kikan mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan perundungannya. Akan tetapi, pikirannya berubah ketika menemukan sebuah aplikasi game Tic Tac Toe (SOS) di smartphone-nya. Tak disangka, ternyata aplikasi itu b...
Dalam Waktu Yang Lebih Panjang
351      262     22     
True Story
Bagi Maya hidup sebagai wanita normal sudah bukan lagi bagian dari dirinya Didiagnosa PostTraumatic Stress Disorder akibat pelecehan seksual yang ia alami membuatnya kehilangan jati diri sebagai wanita pada umumnya Namun pertemuannya dengan pasangan suami istri pemilik majalah kesenian membuatnya ingin kembali beraktivitas seperti sedia kala Kehidupannya sebagai penulis pun menjadi taruhan hidupn...
Lovebolisme
148      130     2     
Romance
Ketika cinta terdegradasi, kemudian disintesis, lalu bertransformasi. Seperti proses metabolik kompleks yang lahir dari luka, penyembuhan, dan perubahan. Alanin Juwita, salah seorang yang merasakan proses degradasi cintanya menjadi luka dan trauma. Persepsinya mengenai cinta berubah. Layaknya reaksi eksoterm yang bernilai negatif, membuang energi. Namun ketika ia bertemu dengan Argon, membuat Al...
Bunga Hortensia
1612      70     0     
Mystery
Nathaniel adalah laki-laki penyendiri. Ia lebih suka aroma buku di perpustakaan ketimbang teman perempuan di sekolahnya. Tapi suatu waktu, ada gadis aneh masuk ke dalam lingkarannya yang tenang itu. Gadis yang sulit dikendalikan, memaksanya ini dan itu, maniak misteri dan teka-teki, yang menurut Nate itu tidak penting. Namun kemudian, ketika mereka sudah bisa menerima satu sama lain dan mulai m...
Finding My Way
658      429     2     
Inspirational
Medina benci Mama! Padahal Mama tunawicara, tapi sikapnya yang otoriter seolah mampu menghancurkan dunia. Mama juga membuat Papa pergi, menjadikan rumah tidak lagi pantas disebut tempat berpulang melainkan neraka. Belum lagi aturan-aturan konyol yang Mama terapkan, entah apa ada yang lebih buruk darinya. Benarkah demikian?
Penerang Dalam Duka
607      401     2     
Mystery
[Cerita ini mengisahkan seorang gadis bernama Mina yang berusaha untuk tetap berbuat baik meskipun dunia bersikap kejam padanya.] Semenjak kehilangan keluarganya karena sebuah insiden yang disamarkan sebagai kecelakaan, sifat Mina berubah menjadi lebih tak berperasaan dan juga pendiam. Karena tidak bisa merelakan, Mina bertekad tuk membalaskan dendam bagaimana pun caranya. Namun di kala ...