Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Call(er)
MENU
About Us  

Waktu bukan lagi garis lurus. Di tangan Freya, ia berputar, membelah, dan menyatu. Namun, dari segala kemungkinan takdir, satu pertanyaan tetap menghantuinya: jika kau menyelamatkan semua orang tapi mereka melupakanmu, apakah itu tetap berarti kau ada?

Langit di atas mereka retak seperti cermin yang dilemparkan ke lantai. Cahaya membanjiri setiap retakan, menyibak keheningan dengan gemuruh waktu yang meluncur keluar dari celah-celah dunia. Freya berdiri di tengah pusaran itu. Rambutnya berkibar oleh angin yang tak berasal dari dunia ini. Ia tidak lagi sekadar Freya dari satu dunia. Kini, ia adalah gabungan dari semua versi dirinya. Versi yang ceria, yang takut, yang patah, yang pernah memilih mundur, dan yang bertahan hingga akhir.

Ia menatap telapak tangannya, berdenyut lembut, seakan seluruh semesta hidup di sana. Di sekelilingnya, sosok-sosok samar berdiri. Freya kecil yang dulu takut ditinggal, Freya remaja yang memendam rasa pada Raka, Freya pemberani yang melawan Callindra, serta Freya murung yang sempat terbersit ingin menyerah. Mereka semua bersatu dalam dirinya kini.

Namun keajaiban itu membawa sebuah imbalan yang melegakan. Dunia mulai stabil. Namun, kestabilan itu datang dengan sebuah syarat. Keseimbangan harus dikembalikan. Dan sebagai pusat baru dari waktu dan realitas, Freya diberi satu pilihan oleh entitas Penjaga Jalur, yaitu menyelamatkan dunia dari kehancuran. Namun sebagai gantinya, semua orang akan melupakan keberadaannya. Freya akan menjadi angin, ada tapi tak terlihat, terasa tapi tak pernah diingat.

Suara sang penjaga terdengar menggema di antara dua dimensi.

"Dengan satu kata darimu, segalanya akan kembali. Tapi mereka tidak akan tahu siapa yang menyelamatkan mereka. Bahkan Raka pun tak akan mengingatnya."

Freya memejamkan mata. Jantungnya berdetak cepat, seperti menahan gelombang emosi yang tak bisa lagi ditampung oleh hatinya. Ia menoleh, dan dari kejauhan, Freya menyaksikan sosok Raka yang berlari melawan arus waktu untuk mencapai tempatnya berdiri. Napas lelaki itu tersengal, tubuhnya penuh dengan luka-luka. Namun, tatapan Raka tampak jelas, menyiratkan sebuah kalimat nyata. Cowok itu tahu apa yang akan terjadi.

“Freya!” Raka menghampirinya, lalu meraih jemari gadis itu. “Kau tidak harus melakukannya sendiri!”

Freya tersenyum lirih. “Kalau bukan aku, siapa lagi?”

“Bersama-sama kita bisa cari jalan lain.”

“Tidak ada jalan lain,” ucap Freya dengan lembut. Suaranya seperti bisikan hujan yang turun di malam sunyi. “Aku sudah mencoba semua versi kemungkinan. Setiap kali mencoba, dunia tetap hancur. Kecuali yang satu ini.”

Raka menggertakkan gigi. “Kalau begitu, aku yang akan melakukannya. Biar aku yang jadi menggantikan posisimu, meskipun nantinya semua tak mengingat keberadaanku.”

Freya menatapnya dalam-dalam. “Tidak bisa. Hanya aku yang mampu dan memenuhi syarat untuk melakukannya. Aku yang menyatu. Akulah pusatnya.”

Namun kemudian, sesuatu berubah dalam tatapan Raka. Ia menarik napas panjang, dan dari balik jaketnya, ia mengeluarkan kristal biru tua, yang memancarkan cahaya familiar. “Kau lupa sesuatu, Freya. Aku juga telah menyerap serpihan waktu. Aku tahu caranya menggantikanmu… tanpa membuatmu tahu sebelumnya.”

“Raka ..., jangan!”

Tiba-tiba saja, cahaya mengelilingi tubuh Raka. Dunia pun turut berguncang. Penjaga Jalur berteriak marah.

"Tidak boleh! Ia tidak terpilih! Dia tak bisa mengendalikan semua kenangan!"

Namun Raka tak menggubris. Ia tetap berjalan dengan langkah pasti. Untuk terakhir kalinya, Raka kembali menatap Freya dengan senyum tenang namun getir. “Kau tahu kenapa aku memilih ini, kan? Karena aku sudah memilihmu berkali-kali. Dan jika kali ini caraku memilihmu adalah dengan membuatmu lupa padaku… itu tetap pilihan yang kupilih dengan kesadaran penuh.”

Tangisan Freya pecah. “Jangan lakukan ini, kumohon ....” Freya menarik lengan raka, berusaha mencegah dengan sekuat tenaga

Namun, Raka tak gentar. Ia menutup matanya seraya berbisik lirih, “untukmu, agar kau bisa hidup. Dan untuk semua dunia yang pernah menyimpan harapan. Aku mencintaimu, sungguh-sungguh mencitaimu, Freya ....”

Cahaya meledak seperti matahari yang terlahir kembali. Suara, warna, dan waktu meluncur ke segala arah, menghapus, menata ulang, dan menyusun kembali dunia dari awal.

Freya terbangun di taman sekolah. Langit tampak biru, burung-burung pun kembali bernyanyi, dan semua terlihat berjalan normal kembali. Namun, timbul kekosongan aneh di dada Freya. Ia berjalan di lorong sekolah, menyapa teman-temannya. Mereka tersenyum. Guru-guru menyapanya. Hidup kembali berjalan seperti biasa, tetapi, ada satu bangku kosong di pojok kelas yang tak pernah Freya pahami, mengapa bangku itu tak ada yang menempati.

Dan setiap malam, ia bermimpi tentang seseorang yang memanggil namanya dalam bisikan yang tak pernah bisa ia jawab.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • baskarasoebrata

    Menarik sekali

    Comment on chapter World Building dan Penokohan
  • warna senja

    Sepertinya Freya sedang mengalami quarter life crisise

    Comment on chapter Prolog
  • azrilgg

    Wah, seru, nih

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Kelana
747      542     0     
Romance
Hidup adalah perjalanan tanpa peta yang pasti, di mana setiap langkah membawa kita menuju tujuan yang tak terduga. Novel ini tidak hanya menjadi cerita tentang perjalanan, tetapi juga pengingat bahwa terbang menuju sesuatu yang kita yakini membutuhkan keberanian dengan meninggalkan zona nyaman, menerima ketidaksempurnaan, dan merangkul kebebasan untuk menjadi diri sendiri. Selam...
Glitch Mind
47      44     0     
Inspirational
Apa reaksi kamu ketika tahu bahwa orang-orang disekitar mu memiliki penyakit mental? Memakinya? Mengatakan bahwa dia gila? Atau berempati kepadanya? Itulah yang dialami oleh Askala Chandhi, seorang chef muda pemilik restoran rumahan Aroma Chandhi yang menderita Anxiety Disorder......
Stuck in the Labyrinth
5923      1598     4     
Fantasy
“Jay, Aku kesal! mengapa ayah tak pernah bilang padaku tentang hal itu? Setidaknya sebelum dia menghilang, dia memberi tahu ibu kemana dia akan pergi. Setahun lamanya aku menunggu kedatangannya, dan aku malah menemuinya di tempat yang sangat asing ini bagiku, aku tidak habis pikir Jay...” suara tangisnya memecah suasana pada malam hari itu. Langit menjadi saksi bisu pada malam itu. Jay menger...
Hello, Me (30)
20181      1094     6     
Inspirational
Di usia tiga puluh tahun, Nara berhenti sejenak. Bukan karena lelah berjalan, tapi karena tak lagi tahu ke mana arah pulang. Mimpinya pernah besar, tapi dunia memeluknya dengan sunyi: gagal ini, tertunda itu, diam-diam lupa bagaimana rasanya menjadi diri sendiri, dan kehilangan arah di jalan yang katanya "dewasa". Hingga sebuah jurnal lama membuka kembali pintu kecil dalam dirinya yang pern...
Chapter Dua – Puluh
3779      1531     3     
Romance
Ini bukan aku! Seorang "aku" tidak pernah tunduk pada emosi. Lagipula, apa - apaan sensasi berdebar dan perut bergejolak ini. Semuanya sangat mengganggu dan sangat tidak masuk akal. Sungguh, semua ini hanya karena mata yang selalu bertemu? Lagipula, ada apa dengan otakku? Hei, aku! Tidak ada satupun kata terlontar. Hanya saling bertukar tatap dan bagaimana bisa kalian berdua mengerti harus ap...
Langit-Langit Patah
28      24     1     
Romance
Linka tidak pernah bisa melupakan hujan yang mengguyur dirinya lima tahun lalu. Hujan itu merenggut Ren, laki-laki ramah yang rupanya memendam depresinya seorang diri. "Kalau saja dunia ini kiamat, lalu semua orang mati, dan hanya kamu yang tersisa, apa yang akan kamu lakukan?" "Bunuh diri!" Ren tersenyum ketika gerimis menebar aroma patrikor sore. Laki-laki itu mengacak rambut Linka, ...
Let Me be a Star for You During the Day
1077      583     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Nadine
5840      1567     4     
Romance
Saat suara tak mampu lagi didengar. Saat kata yang terucap tak lagi bermakna. Dan saat semuanya sudah tak lagi sama. Akankah kisah kita tetap berjalan seperti yang selalu diharapkan? Tentang Fauzan yang pernah kehilangan. Tentang Nadin yang pernah terluka. Tentang Abi yang berusaha menggapai. dan Tentang Kara yang berada di antara mereka. Masih adakah namaku di dalam hatimu? atau Mas...
Matahari untuk Kita
1071      548     9     
Inspirational
Sebagai seorang anak pertama di keluarga sederhana, hidup dalam lingkungan masyarakat dengan standar kuno, bagi Hadi Ardian bekerja lebih utama daripada sekolah. Selama 17 tahun dia hidup, mimpinya hanya untuk orangtua dan adik-adiknya. Hadi selalu menjalani hidupnya yang keras itu tanpa keluhan, memendamnya seorang diri. Kisah ini juga menceritakan tentang sahabatnya yang bernama Jelita. Gadis c...
Campus Love Story
8705      1970     1     
Romance
Dua anak remaja, yang tiap hari bertengkar tanpa alasan hingga dipanggil sebagai pasangan drama. Awal sebab Henan yang mempermasalahkan cara Gina makan bubur ayam, beranjak menjadi lebih sering bertemu karena boneka koleksi kesukaannya yang hilang ada pada gadis itu. Berangkat ke kampus bersama sebagai bentuk terima kasih, malah merambat menjadi ingin menjalin kasih. Lantas, semulus apa perjal...