Teruntuk masalaluku enam tahun putus nyambung
Aku tahu pada saat itu keputusanku pasti sangat melukai hatimu, keluarga, orang - orang terdekatmu, bahkan tetangga - tetangga.
Enam tahun putus nyambung bukanlah waktu yang singkat, banyak hal yang sudah kita lalui, kenangan dari yang indah sampai yang pahit, menyedihkan, bahkan paling menyakitkan. Dari kamu belum punya rumah sampai jadi rumah dan siap di tempati. Orang lain diluaran tidak ada yang pernah tahu sebenar - benarnya apa saja yang sudah kita lalui, yang sudah kita perjuangkan banyak hal yang tidak bisa kita ceritakan ke orang lain. Yang menjadikan semua hanya menyalahkan aku pada saat itu. Aku yang selingkuhlah, aku yang jahatlah. Tetapi aku juga tidak perlu menjelaskan kepada mereka tentang kita. Sampai saat ini pun orang - orang masih berpihak dan membelamu dan mungkin selamanya akan seperti itu.
"Tidak semua hal dalam hidup ini perlu di klarifikasi, tidak semua tuduhan harus dibantah, tidak semua prasangka perlu di jelaskan. Sesekali biarkan mereka berfikir sesukanya, biarkan mereka menilai dengan pemahaman yang terbatas. Karena hidup ini terlalu berharga untuk dihabiskan demi menjelaskan sesuatu kepada mereka yang sudah memutuskan untuk salah paham, tidak butuh pembenaran melaunkan hanya butuh perdamaian. Dan terkadang diam jauh lebih kuat dari seribu kata.
Hubungan kita bisa dikatakan hubungan yang tidak sehat, kamu yang overprotektif, kamu yang egois yang selalu pasti aku yang harus ngertiin. Untuk pergi bersama saja kita harus ketemu diluar. Dan aku yang dari awal sudah sadar diri keluargamu kurang welcome ke aku. Salahku memang yang terlalu lama berhubungan denganmu padahal sudah jelas banyak dampak negatif yang ku terima. Depresi pernah kurasakan.
"Tidak ada kebersamaan yang jalannya mulus - mulus saja, tidak ada hubungan yang lancar dan mudah terus. Kita diberi cobaan untuk mengetahui seberapa sungguh - sungguh dan seberapa sabarnya kita. Jodoh di tangan kita, tetapi takdir Allah. Hubungan bukan perihal soal lama dan barunya. Kita sudah melalui banyak hal dan kebanyakan aku yang lebih berjuang untukmu. Aku memilih mundur juga karena kamu paham betul kondisi kita yang memang tidak bisa dipaksakan untuk bersatu.
Aku tahu pasti masih ada rasa dendammu terhadapku, tetapi ya tidak apa - apa memang konsekuensiku terhadap keputusanku meninggalkanmu. Yang pasti saat ini aku menganggapmu teman.
Aku lebih senang sebenarnya kalau kita sebagai teman saja bukan mantan.
Tetapi saat ini aku senang aku tahu kamu kembali lagi dengan mantan kamu semasa SMP, aku sudah bilang daridulu feelingku bahwa memang kamu berjodoh dengan mantanmu itu. Kebetulan eh sama - sama kamu ditinggal nikah, mantan kamu juga ditinggal nikah. Memang harusnya dari dulu kalian awet - awetin hubungan kalian.hehehe
Mungkin sepertiku nanti jodoh itu unik, mungkin untukmu ya ternyata jika memang kamu bejodoh dengannya. Mungkin jalanmu harus muter dulu walau ketemunya dijalan yang sama alias jodoh kamu teman smp cinta pertamamu dulu.
Aku tahu perlakuan kamu kedia tentu berbeda saat dengan ku. Kamu lebih bisa ngertiin dia.
Doa baik untuk kalian ya.
"Pada akhirnya yang pernah mencintai tanpa tapi, pernah bertahan tanpa paksaan, dan pernah sabar menanti akan melepaskan tanpa pesan"
"Kata Ali Bin Abi Thalib : Cinta itu tidak dapat dinanti, ambil dia dengan penuh keberanian, atau lepaskan dia dengan penuh keridhaan bahkan laki - laki yang belum siap pun akan bergegas jika kamu yang dia inginkan.