Hari - hariku setelah memutuskan pertemanan dengan Mas Sofyan terasa kosong, jenuh, hampa. Seperti tidak ada semangat lagi. Pacarku pun belum ada kejelasan lagi kapan lamaran yang resmi semua keluarga, membuatku semakin bimbang dan ragu setiap harinya. Aku memutuskan untuk sholat istikharah ingin memantapkan hati apakah keputusan yang aku ambil saat ini adalah benar atau tidak. Apakah memang justru sebenarnya Mas Sofyan bukan ujian godaanku karena aku mau menikah. Jangan - jangan justru dia jawaban dari doaku yang menginginkan suami yang sholeh, tidak merokok, sabar dan tentunya lebih ngemong aku. Hanya saja waktunya mungkin bagiku tidak pas muncul ketika keluarga pacar sudah nembung kekeluargaku. Tapi mungkin ini memang petunjuk Allah semua di waktu yang tepat.
Masih di bulan Maret pertengahan aku beranikan diri chat Mas Sofyan aku curhat bahwa aku merasa galau. Aku jujur terus terang kali ini padanya.
"Mas aku itu sebenarnya dalam hati ingin mundur dari pacarku, tapi aku takut ketika aku mundur dan aku memilih Mas. Sedangkan Mas aku tidak tahu gimana perasaan Mas padaku.
Dan saat itu usiaku 27tahun dimana lagi galau - galaunya karena belum menikah. Jadi yang aku takutkan saat itu aku mundur dari pacarku tetapi aku tidak langsung dapat penggantinya, aku takut tidak ada orang yang tulus menerimaku apaadanya.
"Mas Sofyan membalas chatku, Gini Yu kalau soal itu, aku tidak bisa memberikan janji apapun padamu. Aku ikuti Alur Allah, aku tidak ingin memberikan harapan manis padamu pun tidak ingin membuatmu kecewa. Pesanku libatkan Allah dalam setiap langkahmu yu, sholat istikharah dan temukan jawaban dalam hatimu. Aku ikut mendoakan yang terbaik untukmu yu. Kamu pasti bisa melewati semua ini, kamu sudah dewasa kamu hebat dalam hidupmu, aku yakin kali ini pun kamu bisa melewatinya dengan baik.
Isi chatnya membuatku semakin yakin atas pilihanku, atas jawaban sholat istikharahku selama 3 kali. Aku memilih kembali, aku harus membuat keputusan kembali. Kembali berteman dengan Mas Sofyan. Hatiku berkata demikian.
Sesudah chat Mas Sofyan aku bikin story whatsapp galau - galau dan pacarku langsung datang kerumah dia tahu kemarin - kemarin aku memilihnya bukan karena dia, tetapi karena faktor keluarga. Tanpa ku sadari dia kerumahku saat itu dia mencari nomor Mas Sofyan dan ternyata dia chat Mas Sofyan panjang sekali. Mas Sofyan lapor ke aku. Intinya Pacarku tahu bahwa aku sebenarnya memilih Mas Sofyan. Dia crita panjang perjalanan aku sama dia yang tidak sebentar yang pacaran enam tahun lebih putus nyambung dan tidak terima ketika sudah mau serius menikah tiba - tiba ada pengganggu muncul. Dan ada kata - kata terakhir intinya pacarku menitipkan aku pada Mas Sofyan jika akhirnya aku membuat keputusan memilih Mas Sofyan. Mas Sofyanpun kaget dichat puanjang banget sama pacarku saat itu. Katanya terlihat sekali pacarku marah besar, tidak terima dan akan ada dendam di kemudian hari jika benar aku memutuskan hubunganku dengan pacarku.Tapi Mas Sofyan tidak menanggapi chat pacarku tersebut. Kata dia.
"Pacarmu tidak dewasa yu pantas kamu depresi.
"Memang kataku.
Berakhir sudah aku dan pacarku. Aku memilih sudah. Aku menceritakan perasaanku sebenarnya padanya aku capek dengan dia, aku capek dia kekang, aku capek dibatasi punya teman, aku capek yang apa - apa harus lapor, aku capek yang hampir 24 jam harus telefonan, video call, harus sharelock dan benar - benar aku dipantau segitunya, aku kehilangan jati diriku, aku kehilangan kebebasanku akan banyak hal, aku capek aku terus yang harus selalu ngertiin. Aku capek dengan semuanya. Aku depresi. Cukup sampai disini kataku. Dia minta maaf dan menangis, dia sempat merayuku.
"Rumahku sudah mau jadiloh, aku buat rumah itu buat kamu. Kita sudah berjuang dari nol, dari rumah itu belum apa - apa sampai sekarang jadi walau belum sepenuhnya tapi sudah bisa ditempati dan dihuni. Itu buat kamu, katanya dengan nada merayuku agar aku berubah pikiran untuk tetap memilihnya.
"Cukup...cukup sudah dan maaf aku tetap memilih dia ( Mas Sofyan) aku katakan itu padanya.
Pernah Nemuin Quote bunyinya seperti ini :
"Kamu perempuan, posisikan dirimu dengan baik, kodratmu dikejar, bukan mengejar, kamu di bimbing, bukan membimbing.
"Kamu dinafkahi, bukan membiayai, kamu dihormati, dilindungi,dihargai, bukan dibuat mati.
Toxic Relationship adalah hubungan yang tidak sehat dan aku mengalami dan merasakannya sendiri membuat depresi. Jadi jika ada yang sedang dalam suatu hubungan seperti ini lebih baik go, run, run. Ada kok ternyata diluar sana cowok yang memang menerima kita, memahami, perduli dan meratukan kita, jangan buang - buang waktu hanya untuk orang yang membuatmu pelan - pelan mati.
Terakhir dia mengecup keningku sebagai tanda perpisahan dan dia pulang pastinya pulang dengan rasa marah dan kecewa luar biasa.
Aku pergi menenangkan diri kekantor Mas Sofyan. Hatiku berkata Mas Sofyan masuk pagi kebetulan itu hari minggu, dan benar dia shift pagi. Sesampainya disana aku nangis aku cerita aku sudahi perjalananku dengan pacarku Mas. Dia syok dia tau kondisi ku yang tiba - tiba datang kekantornya, dia tahu saat itu aku tidak stabil, aku tidak baik - baik saja. Dia pelan - pelan mencoba menghiburku, menenangkanku. Membuatku tidak tegang dengan bercerita hal lain. Dan benar dia berhasil membuatku tenang dengan sikapnya yang begitu lembut dan santun.
Selesai dengan pacarku. Aku kembali chat lagi dengan Mas Sofyan. Kali ini lebih serius. Aku tantang dia sebenarnya mengganggapku apa. Soalnya aku tidak mau buang - buang waktu, aku tidak mau pacaran diusiaku yang menuju kepala tiga ini. Aku mau kalau serius ya tunjukkan keseriusan.
"Dia membalas aku takut jika buru - buru, aku takut dikira merusak hubungan orang lain tapi aku lebih takut jika kedekatan kita justru menimbulkan kemaksiatan nantinya.
Kalau memang kamu sudah kelar urusan dengan masalalu kamu besok hari Sabtu kamu pulang jam tiga kan? tanya Mas Sofyan lewat chat. Aku masuk malam aku akan berangkat lebih awal kita ketemu di tempat pertama kali aku kenalan sama kamu, depan tugu adipura.
"Aku bertanya, mau ngapain Mas?
"Ya, tunggu saja hari Sabtu balasnya.
Bikin aku penasaran dan tidak sabar segera hari Sabtu.
Sabtu, 9 Maret 2019
Tibalah hari Sabtu yang aku tunggu - tunggu. Sebelumnya sudah saling chat dan memastikan kalau hari Sabtu jadi ketemuan di depan Tugu Adipura. Sampailah kita yang hampir bareng ditempat tersebut.
"Dia bertanya padaku ada rekomendasi tempat yang enak buat ngobrol nggak?
"Hemm aku sedikit berfikir dan muncul satu tempat "OISHIPAN" Cafe yang dulu pernah aku datangin sama teman - temanku tidak jauh, tempatnya sebelum alun - alun. Kesana aja mau? Ajakku.
"Diapun langsung iyain. Kita menuju ke Cafe motoran sendiri - sendiri tentunya.
Sampai di cafe lihat menu pesan makanan, roti, minuman. Kali ini aku yang kekeh bayarin karena waktu makan di Balkondes Kenalan dia yang bayarin.Itung - itung gantian traktirlah.
Duduk di tempat yang dulu buat aku nongkrong wifian download drakor sama teman - temanku (Dua sahabatku sejak SMP, Dyah dan Sofi). Tidak menunggu begitu lama makanan pun datang, jadi kita fokus makan terlebih dahulu. Setelahnya dia mulai obrolan serius. Disitu jujur aku sudah negative thinking.
"Apakah dia mau sudahi dekat dengan aku atau hal lainnya.
Jujur saat itu pikiranku bener -bener negthink.
Sampai akhirnya dia mengeluarkan sebuah amplop cokelat besar sudah kayak mau ngelamar kerjaan deh, kata batinku. Hehe, disertai satu tangkai bunga mawar merah. Syok, kaget aku.
"Apa maksudnya nih tanyaku?
Kali ini dia serius, kali ini obrolan dia tak disertai candaan seperti biasanya. Aku yang semakin penasaran dan mulai menebak - nebak dalam pikiranku amplop apa itu, berisi apa?
Amplop cokelat ini berisi satu lembar kertas yang tadi aku cetak sebelum kesini. Satu lembar kertas yang isinya data kamu, data kendaraan motor kamu yang waktu itu aku minta cek ketemenku yang polisi yang pernah aku kirimkan lewat whatsapp waktu itu, katanya menjelaskan.
Aku tertegun tidak percaya. Wow sekali, lagi - lagi speechless dong.
"Amplop beserta isinya ditambah setangkai bunga mawar Merah ini aku berikan kepadamu ucapnya. Kalau kamu menerima keduanya berarti kamu memilihku, mau menerimaku yang apaadanya ini yu. Kalau tidak menerimanya ya tidak apa - apa aku siap apapun keputusan yang kamu ambil. Aku beranikan diri ini yu, kata dia.
Amplop besar bukan untuk melamar kerja, melainkan untuk melamar menjadi calon istri.eaaaa...hehehe
Aku yang masih kaget dan tidak menyangka akan hal ini. Sesuatu yang menurutku romantis, semacam dilamar secara tidak resmi tapi penuh makna. Aku terdiam, kaget, senang, terharu jadi satu sampai - sampai ngebleng. Padahal dia nunggu jawaban dariku. Tidak langsung ku terima begitu saja.
"Aku bilang bahwa intinya aku tidak ingin membuang - buang waktu jika pacaran tidak jelas. Usiaku bukan untuk main - main. Kalau serius langsung datang kerumahku kataku.
"Dia pun bilang InsyaAllah niatku sama kamu baik, niatnya ibadah yu. Aku tidak ada maksud untuk main - main karena aku juga sama denganmu nyari yang serius.
Saat itu usia kita memang sudah cukup matang menurut kita ya, dia Dua Puluh Delapan Tahun dan aku Dua Puluh Tujuh Tahun.
Bismillahirrahmanirrahim Mas aku terima amplop cokelat ini beserta bunganya ya. Diapun tersenyum dan mulai becanda yuk dihabisin makanannya. Aku sempat mengabadikan moment manis ini, aku foto bunga mawar merahnya dengan latar belakang dia. Bahkan aku cetak dan masih ada bukti foto yang tercetak ku simpan rapi beserta foto lainnya, termasuk foto yang aku abadikan saat kita main Ke Balkondes Kenalan. Aku diam - diam memotretnya. Tidak nampak wajahnya tapi fotonya terlihat ganteng dari belakang. Hehe...
"Aku siap main kerumah kamu bertemu ibu kamu. Senang sekali aku membaca chatnya. Aku balas, Mbakku yang luar kota sama suami nya mau mudik minggu depan.
"Kerumah pas ada mereka gimana Mas?
"Dia balas ya tidak apa-apa.
Dalam hatiku wah berani sekali dia mau bertemu keluargaku seperti tidak ada keraguan dalam balasan chatnya. Terlihat laki-laki penuh tanggung jawab. Calon Imam idaman memang. Hehehe
Hari itu pun tiba, hari minggu di saat aku libur kerja dan kebetulan dia juga libur kerja. Kita janjian bertemu disuatu tempat dan dia mengikuti berkendaraku menuju rumahku. Saat itu hujan, lagi - lagi kita sering bertemu diwaktu hujan. Sampai dirumahku duduk lah Ibu, mbakku, Mas iparku. Semacam ruang sidang. Hehe. Dan disitu Mas Sofyan mengatakan keseriusan denganku. Wajahnya yang seperti orang Arab, teduh, menyejukkan, ganteng, dengan keberaniannya dihadapan keluargaku dia seorang diri bilang untuk serius denganku. Speechless. Ini dia laki - laki yang aku cari kataku dalam hati. Hehe. Sekitar dua jam dia dirumahku ngobrol sama orang rumah dia pun pamit pulang karena waktu juga mendekati jam sore, ku suruh sholat ashar dulu tapi dia tidak mau, mau sholat ashar dirumah saja katanya.
Alhamdulillah setelah prahara kegalauanku dengan masalah - masalah yang lalu. Akhirnya resmi aku memilih Mas Sofyan. Januari akhir kita kenal maret dia datang kerumah dan membicarakan keseriusan.
Dan bahasa kita chat dan panggilan berubah menjadi yank.. Hehe lucu rasanya ketika secara langsung dia memanggilku yank. Panggilan yank pertama kali secara langsung waktu dia ngapelin aku kekantor jam makan siang. Dia mengajakku makan siang di Kupat Tahu Pojok, kupat tahu legend yang terkenal di Kota Magelang yang lokasinya dekat dengan alun - alun dan tidak begitu jauh dari tempat kerjaku. Singkat cerita selesai makan siang balik kekantor, dia pun bilang mau sholat dzuhur. Dia sholat dzuhur diruangan kantorku, sempat aku abadikan foto dia waktu sholat. Dan ada fotonya yang sudah aku cetak. Saat itu dia memakai kaos hitam bertuliskan "Holiday is Calling" Hehe.
"Selesai sholat aku bertanya Mas tahu tempat untuk refreshing tidak? aku butuh refresh nih setelah melalui permasalahan pelik kemarin - kemarin itu.
"Ada jawabnya, tapi lumayan jauh yank di Kulonprogo Waduk Sermo kamu tahu kan?
"Oh iya aku tahu. Tapi belum pernah kesana.
"Yaudah besok minggu kita agendakan gimana? ajaknya.
"Wah boleh tuh mau, mau kataku. Motoran sendiri - sendiri ya, kita belum muhrim boncengan katanya.
"Siap Mas kataku.